Selasa, 07 Oktober 2014

HURT I




HURT
Kim Yoo Jung || Yoo Youngjae (BAP)
Mini Series || Sad, Romance, Hurt
NS. Youzza || Jumpinghimes
G&T
Part 1



**
Kalian tahu bagaimana rasanya mencintai tanpa dicintai? Itu memang menyakitkan.
Bagaimana dengan mencintai diam-diam? Ya itu juga menyakitkan. Lalu bagaimana jika kalian mencintai pria yang mencintai mu setulus hati namun dia memiliki kekasih? Itu lebih menyakitkan dari yang kalian bayangkan. Itulah yang sedang kurasakan kali ini, aku tak mampu memilikinya namun aku mampu membuatnya mencintaiku sepenuh hatinya.

Jumat, 26 September 2014

I remember


I Remember
Bang Yongguk (BAP) || Song Jieun (Secret)
Kim Himchan (BAP)
Songfic || Sad, Romance, Hurt
NS. Youzza (youzza_nisarr)

**FF ini terinspirasi dari lagu I Remember by Bang Yongguk (BAP)**

..
..

Aku begitu frustasi saat bayangan wajah itu kembali terlintas di fikiranku, wajah cantik dengan mata yang indah itu membuatku hampir gila. Setiap kali kakiku melangkah bayangnya selalu hadir, andai aku bisa pergi ke planet lain agar bisa melupakannya, akan ku lakukan. Langit dimalam Seoul begitu indah, kulihat ribuan bintang bercahaya menyinari kota ini. Aku berjalan tak menentu, kakiku lemas dan langkahku mulai terhuyung-huyung, ini semua akibat minuman yang baru saja kuminum di kedai kecil itu. Kepalaku begitu sakit namun aku tetap mencoba berjalan, pandanganku mulai buram. Ku niatkan untuk duduk sebentar di pinggir jalan ini karena aku mulai kehilangan penglihatanku. Ku pejamkan mataku agar pandanganku kembali.

"Bang Yongguk, apa yang kau lakukan disini? Kau mabuk lagi?" Suara yang terdengar samar itu membuatku mencoba mengerjapkan mataku agar dapat melihat sosok di hadapanku tetapi yang kulihat tetap tidak jelas,

"Song Jieun."

Senin, 22 September 2014

Love


Love
Choi Junhong (BAP) || Kim Nahyun (Traine TS)
Kim Himchan (BAP) || Jeon Hyosung (Secret)
G&L || OneShot || Sad, Romance
Present by Youzza_nisarr
Cover by Jumpinghimes
..
..
Sumarry

..

"Tak peduli bagaimanapun dirimu, aku disini akan selalu menantimu."
..
..


Sabtu, 13 September 2014

DREAMS II



Title : Dreams
Cast : Jung Daehyun (Bap)
Moon Jongup (BAP)
Genre : Life, Drama, Comedi, Sad, Friendship
Author :NS. Youzza
Jumpinghimes
Rating : G &T
Lenght : Two shoot

Sabtu, 09 Agustus 2014

DREAMS I



Title : Dreams
Cast : Jung Daehyun (Bap)
Moon Jongup (BAP)
Genre : Life, Drama, Comedi, Sad, Friendship
Author :NS. Youzza
Jumpinghimes
Rating : G &T
Lenght : Two shoot

°°
Summarry

Aku terdiam menatap kebahagiaan 'pria itu' saat mengejar mimpinya, dan kini mimpiku terhenti seketika saat 'pria itu' melangkah meraih impiannya. My dreams is My future.

Selasa, 24 Juni 2014

RAIN II

RAIN II


Title : Rain
Cast : Kim Himchan (BAP)
Han Sunhwa (Secret)
Genre : Sad, Romance, Drama, Hurt
Cover by : Jumpinghimes
Author : NS. Youzza
Lenght : Mini Series


°°Summarry°°
"Aku akan mencoba selalu bersinar seperti pelangi yang kau harapkan, meski itu dari jauh aku akan tetap berusaha."

Rain

RAIN




Title : Rain
Cast : Kim Himchan (BAP)
Han Sunhwa (Secret)
Genre : Sad, Romance, Drama, Hurt
Cover by : Jumpinghimes
Author :NS. Youzza
Lenght : Mini Series


°°Summarry°°
"Cinta adalah keabadian, kenangan adalah hal terindah yang pernah dimiliki. Seperti cintaku padamu yang akan kuingat selamanya bersama dengan segala yang kumiliki."

Kamis, 12 Juni 2014

Hope


HOPE


Cast : Lee Chaerin (2NE1)
Taeyang (Bigbang)
Genre : Sad, Romance
Cover by : Jumpinghimes
Author  NS. Youzza
Lenght : One shoot



**Summarry**

"Bisakah aku? mampukah aku ? sanggupkah aku ? akan kujalani semampu mungkin demi dirinya karena langit Seoul mampu indah hanya karena ada dirinya dihidupku."

Minggu, 01 Juni 2014

GHOST V-II


GHOST V-II


Main cast : Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support cast : Kim Himchan
Jung Daehyun
Genre : Horor, Romance, sad
Author : @Youzza_nisarr
@Jumpinghimes
Duration : Chaptered

Ending..!!

**
Mianhae Saranghae..!


Hanlim Pov
Kini aku terduduk dengan lututku karena begitu lemas akibat mendengar segala penjelasan gadis ini. Gadis bernama Jeon Hyojung, gadis yang namanya terukir didalam cincin yang dijadikan liontin kalung itu, kalung yang ditemukan Youngjae didepan rumahnya, cincin yang dipercaya dapat mendekatkanku dengan dirinya. Aku begitu sakit mengetahui kenyataan bahwa aku adalah orang yang begitu menyedihkan, tidak dianggap oleh pria yang sejujurnya kucintai, Yoo Youngjae. Apa aku begitu menyedihkan? Aku melihat Youngjae yang kini dengan seksama mendengar penjelasan Hyojung tentang siapa aku, yaa aku adalah Jeon Hyosung. Kaka kembar dari Jeon Hyojung, anak yang tak pernah teranggap. Kini perasaanku begitu kacau, aku sedih tapi aku juga marah. Aku marah kepada pria itu, dia yang tidak pernah menganggapku ada. Dia yang selalu tahu bahwa aku adalah Hyojung. Aku menatapnya dengan kesal, rasanya ingin ku hancurkan dia saat ini juga.


Youngjae Pov
Ingin rasanya aku berlari dan memeluk Hanlim, tidak namanya bukan Hanlim, ya dia Jeon Hyosung, gadis yang selalu muncul dalam pikiranku. Gadis yang selalu bersamaku saat kecil walau ku tahu bahwa dia menyamar menjadi Hyojung agar bisa bersamaku. Aku menatap kedua gadis dihadapanku saling bertukar pandang, aku ingin menutup mata dan telinga Hyosung agar dia tidak mendengar kenyataannya yang pahit. Air mata Hyosung tidak bisa terbendung, terlihat dari matanya yang kini memerah dan berair, tapi aku tahu bagaimana perasaannya. Dia menatapku, tatapan sedihnya terpancar dari mata indahnya, namun tatapan kesal itu, tatapan kejam yang dia tunjukkan membuatku begitu ketakutan, Hyosung mianhae.


Hyojung Pov
Aku berusaha sekuat tenaga agar bisa menceritakan segalanya kepada saudara kembarku, Jeon Hyosung. Aku terlalu banyak menangis seakan air mataku kini mulai kering, aku begitu sakit. Dadaku terasa sesak, ribuan jarum menusuk jantungku saat melihat Hyosung muncul kembali dihadapanku setelah sekian lama menghilang. Aku terkejut saat melihat wajahnya yang begitu pucat juga sentuhan tangannya yang dingin. Aku senang bisa melihatnya kembali namun tangan ini mencoba membelai rambutnya, aku sadar bahwa dia bukanlah manusia lagi. Aku tidak kuat lagi melihat hal seperti ini. Aku menyesal, eonni mianhae, andai aku saja yang pergi bukan kau.


Author pov
Kim Himchan dan Jung daehyun merasakan perasaan yang sama, ribuan jarum tertancap dijantung mereka saat melihat kenyataan ini. Melihat ketiga sahabatnya terlibat dalam kasus seperti ini. Daehyun yang begitu dekat dengan Youngjae merasakan getaran tubuh Youngjae yang melemah, Himchan yang begitu dekat dengan kedua saudara kembar itu begitu merasakan kesedihan yang mereka alami saat ini.

"Hyosung." Youngjae mulai melangkahkan kakinya menuju mereka. Hyosung yang masih menatap Youngjae dengan tatapan yang marah melangkah mundur saat Youngjae melangkah.
"Hentikan! Jangan melangkah lagi." Air mata Hyosung tidak bisa tertahankan lagi.
"Eonni, jeongmal mianhae." Hyojung yang terus menangis berusaha menenangkan kakaknya itu.
Dalam sekejap Hyosung menghilang.


Youngjae merasakan sakit dikepalanya dan terjatuh tidak sadarkan diri.


**

Flashback
Youngjae yang kepalanya berlumuran darah kini berada dipangkuan gadis yang dianggapnya adalah Hyojung. Hyosung terus menangis saat melihat Youngjae kesakitan,
"Jaga ini baik-baik, mianhae Hyojung." Youngjae berusaha keras untuk membuka kalung yang dipakainya sejak kecil. Kalung berwarna emas dengan cincin yang dijadikan liontin itu diberikan kepada Hyosung sebelum Youngjae benar-benar tidak sadarkan diri.
"Youngjae, bangunlah kumohon jangan tinggalkan aku. Yooungjaaeeeeee!" Tangisan Hyosung semakin deras saat Youngjae terlelap dan tidak membuka matanya.
Kini Youngjae terbaring ditempat tidur dikamar yang serba putih itu, beberapa selang menempel ditubuhnya yang lemah, nafasnya pun dibantu oleh alat oksigen. Youngjae dengan matanya yang terpejam dan perban yang melingkar dikepalanya. Himchan dan Daehyun menatap Youngjae dengan perasaan menyesal. Eomma Youngjae terus menangisi anaknya yang tampan tidak kunjung sadar.
Flashback end.


Himchan dan Daehyun membawa Youngjae kembali kerumahnya. Eomma terkejut saat melihat Youngjae tidak sadarkan diri, dan dia lebih terkejut saat melihat gadis yang dibawa Himchan, Jeon Hyojung.
"Apa yang terjadi?"  terkejut.
"Eomma, mianhar. Youngjae sudah tahu semuanya," ucap Himchan.
"Cepat bawa dia kekamar, eomma akan memanggil dokter." Himchan menuruti perkataan eomma Youngjae, Hyojung hanya menunduk dan menunjukkan wajahnya yang sedih.

Setelah dokter memeriksa keadaan Youngjae yang baik-baik saja, mereka sedikit lega. Dokter bilang dia hanya shock dengan ingatannya yang pahit kembali. Perlahan Himchan memberitahu apa yang terjadi, semuanya tentang ingatan Youngjae yang kembali, tentang hantu yang selama ini mengikutinya adalah Hyosung, tentang Hyojung yang kini berada dikamar Youngjae, semuanya.
"Aku sudah tahu ini akan terjadi, saat pertama kali aku melihat Hyosung terus berada dibelakang Youngjae. Ku fikir dia akan balas dendam kepadaku, atau kepada Youngjae. Tapi ku perhatikan dia datang bukan untuk balas dendam. Jadi ku biarkan Hyosung terus mengikutinya." eomma menceritakan apa yang ia tahu selama ini.

Eomma pov
"Youngjae ku lihat kau selalu memakai kalung itu, dapat darimana?" Saat pertama kali aku menyadari bahwa anakku memakai kalung yang aku tahu jelas itu kalung siapa, aku begitu terkejut. Youngjae belum mengingat semuanya, kuharap dia tidak mengingat kejadian beberapa bulan lalu. Setiap hari ku perhatikan kelakuan anakku itu, ada yang aneh pada dirinya, terkadang aku mendengar dia berbicara sendiri dikamar, aku tidak tahu apa yang dia lakukan. Sampai suatu hari Youngjae pingsan pada malam itu, kamarnya berantakan seperti terjadi gempa, Himchan dan Daehyun sudah tahu bahwa Hyosung kembali, dia kembali sebagai makhluk astral yang mengganggu anakku. Aku tidak percaya dengan ucapan kedua temannya saat mereka bilang mereka juga diganggu oleh Hyosung. Sampai suatu ketika Youngjae melepas kalung itu, dan aku begitu terkejut saat sosok hantu melayang dibelakang tubuh anakku dengan wajah pucatnya dan tatapan matanya yang tajam. Aku khawatir dia akan membalas dendamnya kepada kami, aku takut ingatan Younghae kembaki karena itu akan menyakitinya.


Author Pov
Mereka masih menunggu Youngjae yang tak kunjung sadar.
"Eomma, mianhae." Hyojung menangis dan berlutut dihadapan ibu Youngjae yang duduk disebelah ranjang.
"Pergilah! Aku tidak ingin kau disini," ucap eomma dingin.
"Eomma~" Hyojung menangis.
"Eomma, tidak bisakah Hyojung disini sampai Youngjae terbangun?" Himchan mencoba membujuk.
"Jika kalian ingin membelanya, pergilah!" Eomma semakin marah.
"Ayoo Hyojung sebaiknya kita biarkan eomma sendiri." Himchan memegang bahu Hyojung dan menguatkannya untuk bangun.
"Daehyun, tetaplah disini. Kabari aku jika ada kemajuan terhadap Youngjae," ucap Himchan sebelum keluar dari kamar Youngjae.
"Ne Hyung." Daehyun masih terdiam didalam kamar Youngjae dan mencoba menenangkan eomma.
"Eomma, jangan seperti ini. Kita harus berdoa untuk kesembuhan Youngjae."


**
Hyojung berusaha menguatkan dirinya untuk menekan bel rumah itu, rumah yang berada dihadapan rumah Youngjae.
"Ayolah Hyojung, cobalah. Aku akan pergi setelah kau masuk kedalam rumah."
Hyojung menekan bel rumah itu, tidak ada yang membuka pintu gerbang rumah itu. Ketiga kalinya Hyojung menekan bel itu seorang ahjumma membuka gerbang itu. Wajahnya terkejut dan air matanya kini menetes dari matanya,
"Eomma." Hyojung menangis dan memeluk ahjumma itu, ya dia adalah ibu Hyojung.
Himchan pergi meninggalkan rumah itu dan tersenyum saat Hyojung memasuki rumah itu.

"Hyojung, bagaimana bisa kau disini?" tanya eomma Hyojung.
"Aku .. eomma aku terlalu sakit menghadapi ini semua." Hyojung menangis lagi dipelukannya.
"Ceritakan nak apa yang terjadi." Perlahan Hyojung menceritakan semuanya, saat pertemuannya dengan kakak kembarnya, pertemuannya dengan Youngjae. Eomma Hyojung juga sama terkejutnya dengan eomma Youngjae.
"Jadi kakak mu muncul?" Eomma sangat terkejut.
"Ne eomma, selama ini dia mengikuti Youngjae. Apa dia akan balas dendam eomma? Tidak mungkin dia sejahat itu kan eomma."
"Sudah kuduga ada yang tidak beres saat Youngjae datang menghampiri ku beberapa waktu lalu."
"Mwo? Jadi eomma sudah bertemu Youngjae?"
"Ya, tapi sepertinya dia hilang ingatan. Jadi ku biarkan dia tidak tahu apa yang terjadi."
"Eomma, apa yang harus kita lakukan?"
"Biarkan, kita lihat apa yang akan dilakukan kakak mu kepada keluarga itu. Hyojung istirahatlah," ucap eomma sambil menghapus air mata Hyojung.

Hyojung melangkah kelantai dua, kamar yang sudah lama dia tinggalkan. Kamar yang menjadi kamarnya bersama kakak nya. Hyojung terlihat sedih saat melihat sebuah foto Hyosung yang tergantung dikamar itu, foto yang sengaja dipotong oleh ibunya waktu itu. Hyojung tahu jelas itu adalah foto Hyosung saat menyamar menjadi Hyojung, dan tangan mungil yang sedang digenggamnya adalah tangan Youngjae. Hyojung merebahkan tubuhnya karena begitu lelah akibat terlalu banyak menangis hari ini.
'Eonni, mianhae. Aku tahu ini kesalahanku. Kumohon jangan ganggu Youngjae. Aku tahu kau tidak sejahat itu eonni. Aku mohon biarlah kami tenang' benak Hyojung.


**
Beberapa hari kemudian,
Youngjae akhirnya tersadar, eomma yang begitu bahagia melihat anaknya membuka matanya langsung memeluk tubuh Youngjae yang masih terbaring.
"Eomma, ada apa?" ucap Youngjae yang masih dengan nada lemah.
"Istirahatlah yang cukup Youngjae, eomma akan ceritakan semuanya."
Daehyun yang setiap hari mengunjungi Youngjae pun kini begitu bahagia melihat kesadaran Youngjae, Daehyun segera menelpon Himchan.

"Hey kawan, bagaimana keadaanmu?" Himchan datang dan langsung menyapa Youngjae yang masih terbaring.
"Hyung, kepalaku sakit." rengek Youngjae
"Istirahatlah, kau pasti akan mengingat apa yang terjadi."
Youngjae terus merasakan hawa yang tidak biasa dikamarnya, tapi Youngjae berusaha mengabaikannya.

Eomma membawakan beberapa potong buah kekamar Youngjae.
"Youngjae gwaenchana?" Eomma sedikit lega saat melihat Youngjae kini sudah bisa tertawa lepas bersama teman-temannya.
"Gwaenchana eomma," ucap Youngjae
"Kau harus tahu semuanya." Eomma duduk disebelah Youngjae. Youngjae berusaha mendengarkan dengan serius.
Perlahan eomma mulai menceritakan masa lalu Youngjae yang pahit. Himchan dan Daehyun sedikit menambahkan cerita masa lalunya Youngjae.
"Eomma, jeongmal?" Youngjae sangat terkejut mendengar masa lalunya.
Eomma hanya mengangguk dan menangis.
"Mengapa eomma lakukan itu? Mengapa eomma begitu kejam." Youngjae mulai terlihat kesal.
"Mianhae Youngjae, aku lakukan ini untuk kebaikkan mu. Tapi aku menyesal, aku tidak tahu jika dia akan menjadi seperti ini." Eomma terus menangis.
"Youngjae, kau tidak boleh seperti ini. Sudahlah ini sudah terjadi." Himchan mencoba menenangkan Youngjae.
"Tapi Hyung ... eomma aku benar-benar tidak menyangka kau akan lakukan ini kepada Hyosung." Youngjae bangkit dari tempat tidurnya.
"Youngjae, mau kemana kau? Kau baru saja sembuh." Daehyun begitu khawatir akan keadaan temannya.
"Aku harus mencari Hyosung ataupun Hyojung." Youngjae pergi dan mengabaikan mereka semua. Himchan dan Daehyun mencoba menenangkan eomma dan berlari menyusul Youngjae.


Dengan cepat Youngjae mengendarai lamborghini nya untuk mencari keberadaan Hyosung ataupun Hyojung. Himchan dan Daehyun pun dengan cepat mengejar Youngjae dengan mobil Himchan. Sementara eomma masih menangis dikamar Youngjae.


Flashback
"Pergilah! Jangan kau dekati anakku lagi." Eomma memarahi seorang gadis dengan gaun yang berlumuran darah sambil menangis berlutut dihadapan eomma Youngjae.
"Eomma, ku mohon izinkan aku disini bersama Youngjae. Aku ingin tahu keadaannya eomma, jeball." Gadis itu, Jeon Hyosung menangis hingga nafasnya sesak.
"Bangunlah nak. Ayo kita pulang." Eomma Hyosung mencoba menenangkan anaknya.
"Pergilah dari sini. Jangan dekati keluarga kami lagi. Kau yang membuat anakku kecelakaan." Eomma terus memarahi Hyosung yang menangis.
"Hey kau, jangan asal bicara. Anakku bukan penyebab anakmu kecelakaan, aku juga tidak akan membiarkan Hyosung dan Hyojung dekat-dekat dengan Youngjae. Kau urus saja sendiri anakmu." Eomma Hyosung mulai geram saat anaknya terus saja disalahkan.
"Cepat pergi! Kalian pembawa sial bagi Youngjae."
Himchan dan Daehyun hanya bisa melihat keadaan ini dengan pasrah. Hyosung diseret paksa oleh eomma nya untuk pergi dari rumah sakit itu. Hyosung terus memberontak sambil menangis. Hyojung yang juga membantu membawa Hyosung kini menangis juga.
"ANIYA EOMMA, aku masih ingin disini menunggu Youngjae. Hentikan eomma, hentikan Hyojung. Aku akan tetap disini, aku akan tetap menunggu Youngjae hingga terbangun. Eomma ku mohon izinkan aku disini. Himchan hyung tolong aku, Jeball." Hyosung terus menangis tidak berhenti. Himchan tidak bisa menentang pendirian eomma Youngjae.
"Hyosung mianhae." Himchan terlihat sedih saat melihat Hyosung dibawa paksa.
"Youngjaaaeeeee!" Hyosung berteriak sekuat tenaga, dia terlalu lemah akibat menangisi Youngjae sepanjang hari. Dan dia pun tidak bisa melawan ibunya dan adikknga.
Flashback end


Youngjae pov
Hyosung dimana kau? Aku terus mengendarai mobilku. Aku mencoba mencari sosok makhluk astral yang selama ini terus menggangguku. Aku terus memegang erat kalung yang melingkar dileherku. Kalung dengan liontin cincin yang pernah ku berikan kepada Hyojung. Aku benar-benar sakit mengetahui segalanya, aku menyakiti Hyosung selama ini. Aku tidak tahu bagaimana harus mencarinya, bagaimana caranya dia bisa muncul kembali dihidupku. Aku coba mencari sosok Hyojung, aku benar-benar ingin meminta maaf kepada Hyosung. Sampai aku berhenti disuatu tempat, aku melihat seorang gadis bersama seorang ahjumma. Aku tahu jelas itu siapa, itu Hyojung.

"Hyojung." Aku keluar dari mobilku dan menghampiri Hyojung.
Terlihat wajah Hyojung yang begitu terkejut melihat kehadiranku, begitu juga dengan ahjumma yang bersamanya, tunggu aku tahu siapa orang itu. Ahjumma yang tinggal didepan rumahku.
"Youngjae."
"Hyojung, aku.. mianhae."
"Pergilah!" Ahjumma itu membentakku dengan kejam.
"Tunggu, ku mohon aku harus tahu apa yang terjadi. Ingatanku belum kembali dengan sempurna, jeball."


Author pov
Himchan dan Daehyun berhasil mengejar Youngjae. Himchan dengan cepat turun dari mobilnya saat melihat Youngjae sedang berasama Hyojung dan eomma nya.
"Annyeong." Himchan mengucapkan salamnya kepada ibu Hyojung.
"Oh Himchan, annyeong." Ibu Hyojung membalas hangat ucapan Himchan.
"Hyung,, bantu aku." Youngjae merengek kepada Himchan.
"Eomma, biarkan kami bicara. Sebaiknya kita jangan bicara disini," ucap Himchan.
Ibu Hyojung selalu luluh dengan senyuman Himchan yang hangat, mereka pergi kesuatu tempat seperti sebuah cafe.

Dicafe,
"Youngjae, kumohon. Jangan lagi dekati anak-anakku." Ibu Hyojung kembali kesal dengan Youngjae.
"Ahjumma, aku minta maaf. Aku harus mencari sosok Hyosung. Apa eomma tahu mengapa Hyosung bisa meninggal?" Youngjae terus berusaha mencari tahu.
"Hentikan! Kau sudah membuat anakku meninggal. Apa kau lupa apa yang ibumu lakukan terhadap anakku?"
"Ku mohon ceritakan apa yang terjadi."
"Bukankah ibumu pasti sudah memberitahumu, aah,, dia pasti menyembunyikan kejahatannya darimu."
"Eomma hentikan! Sudah cukup, ceritakan saja apa yang terjadi kepada Youngjae." Hyojung mulai bicara.
Perlahan ibu Hyosung mengatakan apa yang terjadi pada Hyosung, mengapa dia bisa meninggal, dia mulai marah dan menangis.
Youngjae berlutut meminta maaf kepada ibu Hyosung.



**
Sudah hampir satu minggu Youngjae tidak melihat sosok Hyosung lagi.
'Apa dia sudah kembali kealam nya? Hyosung, ingatanku sudah kembali. Ternyata kita memang sahabat baik dari kecil. Kau harus tahu kenyataan ini Hyosung. Kumohon datanglah, aku ingin meminta maaf dan mengatakan semuanya. Jeon Hyosung aku tahu kau pasti datang.' Youngjae terbaring dikasurnya, menatap langit-langit kamarnya sambil terus memegang kalung yang masih tergantung dilehernya. Youngjae mengingat semuanya sekarang, ingatannya sudah pulih dengan sempurna. Youngjae ingat saat dia bermain bersama Hyojung yang ternyata dia adalah Hyosung, saat pergi kepantai, saat kecelakaan, dan saat sosok Hanlim yang datang meminta bantuannya. Youngjae tersenyum saat mengingat tingkah konyol yang ia lakukan agar Hanlim pergi.
'Pabboya! Aku sungguh sangat bodoh. Andai aku tidak hilang ingatan mungkin kini kau bersamaku Jeon Hyosung.'

Tiba-tiba pintu kaca dikamar Youngjae bergetar, tirainya bergoyang seperti tertiup angin yang sangat kencang. Youngjae terkejut dan langsung terduduk dikasurnya, hawa dikamar Youngjae kini terasa sangat mencekam.
"Hanlim, ah bukan, Hyosung .. apa kau datang? Apa kau disini?" Youngjae berusaha memanggil Hyosung. Kini lampu kamar Youngjae berkedip tak menentu, kamarnya seakan terkena gempa hebat. Detak jantung Youngjae berdetak begitu cepat.
"Hyosung hentikan kumohon." Hawa mencekam itu tidak berhenti malah semakin menjadi. Eomma yang mendengar Youngjae berteriak langsung datang menghampiri Youngjae dikamarnya. Dia melihat semua barang dikamar Youngjae bergetar
"Youngjae ada apa?" Eomma berlari kesisi Youngjae sambil memeluknya.
"Aku tidak tahu, ku fikir ini ulah Hyosung. Namun jika ini ulahnya aku yakin dia tidak akan menyakitiku." Youngjae bergidik ketakutan dipelukan ibunya.
"Hentikan! Siapa kau? Jangan ganggu anakku." Kini eomma mulai ketakutan.
Dalam beberapa menit getaran itu berhenti. Youngjae yang detak jantungnya masih berdetak tak menentu kini mulai berkeringat dingin dipelukan ibunya.
"Tidurlah sayang, ku harap makhluk itu tidak mengganggu mu lagi." Eomma masih ketakutan namun tidak ingin melihatkannya didepan Youngjae.
Eomma meninggalkan Youngjae dikamarnya
'Hyosung, mengapa kau lakukan ini? Tunjukkan jika ini bukan dirimu ku mohon.' benak Youngjae.


Keesokan harinya disekolah,
Youngjae berjalan begitu lemah hari ini, seperti orang yang tidak lagi mempunyai semangat hidup, setiap kali disapa oleh temannya pun dia hanya diam tak membalas.
Youngjae berjalan menuju atap sekolah, dia duduk disana sambil melamun dan berharap Hyosung muncul.
"Youngjae apa yang sedang kau lakukan disini?" Himchan datang dan mengejutkan Youngjae.
"Ah hyung.. aku hanya ingin mencari udara segar ditempat ini," ucap Youngjae
"Apa terjadi sesuatu?"
"Aniya hyung."
"Jeon Hyojung, dia mengalami sesuatu yang aneh tadi malam."
"Mwo? Apa yang terjadi padanya?"
"Tadi pagi dia menghubungiku, aku akan bertemu dia sepulang sekolah, sebaiknya kau ikut denganku."


**
Kim Himchan, Yoo Youngjae, Jung Daehyun dan Jeon Hyojung duduk disebuah cafe bersama.
"Ceritakan apa yang terjadi padamu semalam Hyojung," ucap Himchan.


Flashback

Hyojung Pov
Aku terbangun dari tidurku akibat suara berisik yang menggangguku, aku memperhatikan darimana asal suara itu.
"Eomma." Kupanggil  ibuku karena ku fikir mungkin saja dia sedang membereskan sesuatu digudang. Yaa, suara itu berasal dari gudang, letaknya memang berada disebelah kamarku.
"Eomma." Aku terus memastikan benarkah itu dia atau bukan.

Tidak ada jawaban apapun namun suara berisik itu kini terdengar seperti sedang menghancurkan barang-barang digudang. Aku mencoba bangkit dari kasurku, keluar dari kamarku. Lorong lantai dua begitu gelap, tiba-tiba angin berhembus ditelingaku, aku tidak tahu darimana angin itu berasal namun itu membuatku bergidik. Aku mengintip ruangan itu, dan membukanya perlahan. Aku memberanikan diri untuk masuk kedalam gudang yang gelap dan penuh debu itu.

Aku mencoba menyalakan lampunya, saat aku menoleh "aaaaaarggghhh..!" Sesosok bayangan muncul dihadapanku, wajahnya yang tidak terlihat akibat poninya yang terurai, matanya yang merah terlihat saat aku menatapnya.
Aku mundur beberapa langkah saat makhluk itu melangkah maju.

Aku terkejut saat dia mengeluarkan sebuah pisau berlumuran darah dari tangan kanannya.
"Aaaargghhh, tolong aku." Aku berusaha untuk teriak saat dia mengangkat pisaunya kearah ku. Aku terperangkap disudut ruangan ini, dia terus saja melangkah.

"Aniyaaaa...!"
Seketika ibuku datang dan mengejutkanku.
"Hyojung ada apa? Apa yang kau lakukan disini."
"Eomma, tadi disini ada.." Aku tidak sanggup mengatakan yang ku alami kepadanya karna saat ini makhluk itu sudah menghilang. Aku menangis dalam pelukan ibuku karena ketakutan.
"Sudahlah, ayo kembali kekamarmu dan istirahatlah."
Eomma membawa ku kekamar.

Aku mencoba menenangkan pikiranku meski bayangan itu selalu muncul, suasana kamarku kini berubah mengerikan, aku mencoba menutup mataku.
Flashback end


Author Pov
Youngjae terkejut saat mendengar cerita Hyojung yang sempat dihantui. Youngjae pun menceritakan apa yang dialaminya, dan mereka semua sama terkejutnya mendengar cerita Youngjae. Tapi Himchan dan Daehyun tidak mengalami hal yang serupa.
"Apa ini perbuatan Hyosung?" tanya Youngjae.
"Tidak mungkin, mengapa dia lakukan ini kepada kita? Atas dasar apa?" Hyojung tidak percaya bahwa ini perbuatan kakaknya.
"Aku juga tidak percaya ini ulah dia, tapi sudah beberapa hari dia tidak datang dalam hidupku."
Mereka terdiam dan berpikir, bagaimana caranya keluar dari masalah ini? Bagaimana caranya mereka bisa bertemu Hyosung dan memberitahu kenyataannya?


Malam hari,

Youngjae Pov
Malam ini aku terjaga ditengah malam, aku keluar menuju balkon kamarku. Aku duduk dan menghadap kekamar didepanku, kamar Hyojung dan Hyosung.
"Aku tidak jahat Hyosung, mengapa kau tidak datang dan mencariku." Aku termenung sedih. Hawa malam ini mulai mencekam, aku takut tapi aku sudah terbiasa dengan keadaan ini.
Udara dingin yang kini sudah menusuk tulangku, aku berharap Hyosung datang.

Tiba-tiba, lampu dikamar itu menyala, kulihat seorang gadis berdiri seperti menatap sesuatu, aku tahu dia adalah Hyojung, meski wajahnya tidak terlihat tapi aku fikir itu memang dia. Aku terus memperhatikan apa yang akan dilakukannya.

Tunggu, apa yang dilakukannya.

Sebuah pisau terlihat ditangannya, dia mengangkat pisau itu dengan cepat. Apa itu Hyojung?
Aku terus menunggu,
..
..
Kini ada seorang gadis yang berdiri tiba-tiba dihadapan gadis dengan pisau itu,

"Aaargghh!" Suara itu terdengar sangat jelas saat pisau itu melayang dengan cepat dari tangan gadis itu.
"HYOJUNG..!"


Author Pov
Youngjae dengan cepat mengambil sweater dan handphonenya, dia berlari keluar rumahnya. Dilihat lampu kamar itu masih menyala, Youngjae menekan bel rumah itu berkali-kali sambil mencoba menghubungi Hyojung.
"Angkatlah Hyojung." Youngjae terus menekan bel itu sambil menelpon Hyojung.
Akhirnya Youngjae mencoba menghubungi Himchan.
"Yeoboseyo."
"Hyung, cepat datang dan panggil Daehyun juga."
"Ada apa? Ini sudah larut malam Youngjae."
"Hyojung dalam bahaya." Dengan cepat Himchan menutup telponnya dan menghubungi Daehyun.
Setelah beberapa menit pintu gerbang itu terbuka.
"Youngjae, apa yang kau lakukan? Kau mengganggu tidurku." Eomma Hyojung membuka pintu gerbang itu dengan nada yang kesal.
"Ahjumma, mianhae." Dengan cepat Youngjae menundukkan badannya dan langsung berlari masuk kedalam rumah itu tanpa ragu. Dia berlari menaiki tangga untuk sampai kekamar Hyojung, dan Youngjae membuka pintu kamar Hyojung dengan kasar.

"Hyojung!"
Youngjae berteriak saat melihat Hyojung meringkuk ketakutan disudut kamarnya sambil menangis, dan terlihat sebuah pisau tertancap didinding kamar Hyojung dengan berlumuran darah.
"Hyojung gwaenchana? Apa yang terjadi? Tenanglah ini aku Youngjae." Youngjae melangkah dan memeluk tubuh Hyojung yang gemetar.
"Yoo..Youngjae." Hyojung langsung menangis dalam pelukan Youngjae.

Eomma Hyojung begitu terkejut saat melihat keadaan anaknya.
"Aa..apa yang terjadi?" ucap eomma.
Youngjae membantu Hyojung untuk bangkit dan duduk di ranjangnya.

Himchan dan Daehyun sampai didepan rumah Hyojung. Mereka sangat terkejut saat melihat sosok yang sedang berdiri dibalkon kamar Hyojung.
"Hyung, siapa itu? Apa itu Hyosung?" ucap Daehyun dengan cepat saat melihat itu, mereka berlari masuk kerumah Hyojung dan langsung menuju kamar Hyojung.

"Ada seseorang diluar!" ucap Himchan saat sampai dikamar Hyojung sambil menunjuk kearah balkon. Dengan sergap Youngjae berdiri dan membuka pintu menuju balkon. Sosok itu adalah Hyosung, yaa akhirnya Youngjae menemukan Hyosung namun dia tersenyum jahat saat melihat Youngjae.
"Hyosung kau.." Dalam sekejap Hyosung menghilang.


**
Hyojung sudah mulai tenang saat Himchan menenangkannya, perlahan Hyojung menceritakan apa yang terjadi.
"Dia, sosok itu aku tidak tahu siapa dia. Wajahnya yang selalu tertutup oleh poninya membuat aku tidak dapat melihatnya, namun aku bisa melihat tatapan matanya yang kejam saat menatapku. Sosok itu sama dengan makhluk yang kutemui kemarin malam, aku.. aku begitu takut saat dia melemparkan pisau itu," jelas Hyojung.
"Bagus saja tidak tepat mengenai kepalamu, ya meski luka ini yang kau dapat," ucap Himchan sambil mengobati goresan dipipi Hyojung akibat pisau itu. Youngjae masih memikirkan Hyosung, dia hanya terdiam saat melihat mereka.
'Apa ini benar-benar ulahmu Hyosung?' Sebuah bayangan terlintas dipikirannya.


Flashback
"Kau tahu, disinilah tempat favoritku. Dikala sedih ataupun senang aku selalu kesini," ucap seorang gadis yang memakai seragam Hanlim High School yang kini berada diatap sekolah.
"Mengapa begitu Hyojung?" ucap Youngjae
Ya, Youngjae tidak tahu bahwa dia adalah Hyosung yang menyamar sebagai Hyojung.
"Karena disini aku bisa meluapkan segalanya, saat aku senang tidak ada seorangpun yang melihatku saat aku loncat-loncat gembira, dan saat aku sedih tidak ada seorangpun yang tahu jika aku sedang menangis. Dan tempat ini memberiku banyak inspirasi, aku selalu dapat memecahkan setiap masalahku jika berfikir ditempat ini."
"Begitukah? Lalu apa lagi?" tanya Youngjae.
"Hmm, tempat ini begitu sunyi dan sepi Youngjae, udara disini begitu menenangkan jiwaku, pemandangan nya indah, aku dapat melihat siapapun dari sini."
"Jadi, jika aku tidak dapat menemukanmu, itu artinya kau disini?"
"Ya, cari aku diatap sekolah jika kau tidak dapat menemukanku." Hyosung tersenyum.
Flashback end.

"Hyung, aku ingat. Aku tahu dimana aku bisa menemukan Hyosung," ucap Youngjae.
"Mwo? Dimana?" tanya Hyojung.
"Atap Hanlim High School," ucap Youngjae dengan cepat.
"Apa kau gila? Ini tengah malam tidak ada siapapun disana Youngjae." Himchan tidak percaya dengan apa yang dipikirkan Youngjae.
"Ayolah, jika kalian tidak mau pergi biar aku sendiri yang kesana." Youngjae beranjak keluar dari kamar Hyojung.
"Aku ikut," ucap Hyojung.
"Hyojung kau tidak boleh pergi, kau disini saja dan beristirahatlah," ucap eomma.
"Tidak, aku baik-baik saja."
"Aku akan menjaga Hyojung." Himchan ikut melangkahkan kakinya keluar dari kamar Hyojung.
"Kajja!" Ucap Daehyun.

Mereka pergi ke Hanlim High school, gerbangnya yang besar dan tinggi tertutup rapat dalam kegelapan malam ini.
"Bagaimana kita bisa masuk kedalam Youngjae?" tanya Himchan.
"Aku sedang berusaha membuka gemboknya hyung," ucap Youngjae yang sedang berusaha mengotak atik gembok gerbang itu.
Keajaibanpun terjadi, gembok itu terbuka seketika. Youngjae berjalan cepat menaiki tangga sekolahnya. Suasananya semakin mencekam, Daehyun yang mengikuti Youngjae juga merasakannya. Himchan dan Hyojung yang tertinggal jauh pun merasakan hal yang sama, Hyojung masih sedikit lemah melangkahkan kakinya akibat kejadian yang dialaminya.

Di atap Hanlim High School,
Suasana sepi dan dingin yang tercipta begitu mengerikan. Youngjae memancarkan pandangannya keseluruh tempat itu.
"Apa ada Hyosung?" tanya Himchan yang baru sampai bersama Hyojung.
"Tidak ada," ucap Youngjae lemah.
"Sudah ku bilang kau gila Youngjae. Buang-buang waktu saja." Himchan terlihat kesal.
Kekecewaan muncul diwajah keempat remaja itu.

Beberapa jam berlalu.
"Sudahlah! Hyosung tidak akan datang," ucap Himchan.
"Tapi oppa.." Hyojung masih berharap Hyosung datang.
"Ayo Daehyun, kita pulang." Himchan menarik tangan Hyojung agar ikut bersamanya.
Daehyun mengikuti perintah Himchan begitu juga dengan Hyojung.
Hyojung berat melangkah meninggalkan Youngjae yang masih diatap. Youngjae masih terduduk sendirian meratapi kesedihannya.
"Hyosung datanglah, jeball."
..
..
..
"Apa yang kau lakukan?" Suara yang begitu dikenali Youngjae kini terdengar ditelinganya. Dengan cepat Youngjae membalikkan tubuhnya.
"Hyosung!"


Youngjae Pov
Aku begitu terkejut saat mendengar suara itu dibelakangku. Jeon Hyosung, kini dia berada dihadapanku dengan wajahnya yang pucat dan tanpa ekspresi. Tatapan matanya kosong, nada bicaranya pun begitu datar. Tanpa ragu aku memeluk makhluk astral itu, yaa aku berhasil memeluknya. Tubuhnya yang begitu dingin sangat terasa ditubuhku. Hyosung pun tidak bertindak apapun saat aku memeluknya.
"Hyosung, apa yang kau lakukan selama ini? Mengapa kau tidak datang menghampiriku? Pabbo." Aku sedikit memukul kepalanya.
"Aish kau! Aku hanya ingin menyendiri." Raut wajahnya kini terlihat sedih.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu padamu? Hyosung aku sudah tahu mengapa kau bisa.."
"Hentikan Youngjae! Tinggalkan aku, dan jangan mencariku lagi. Karena kitapun tidak akan berjumpa lagi." Kata-kata terakhirnya membuat aku tak bisa bernafas.
"Apa maksudmu? Kau harus tahu yang sebenarnya."
"Hentikan!" Seketika wajahnya berubah menyeramkan, matanya berubah berwarna merah menyala.


Author Pov
Youngjae terkejut saat wajah Hyosung berubah.
"Hyosung ada apa denganmu?" Youngjae mundur selangkah.
"Jangan beritahu aku apa yang terjadi karena aku sudah mengetahui semuanya."
"Benarkah kau sudah tahu? Lalu mengapa kau seperti ini?"
"Kau!! Aku akan membunuhmu karena membuatku seperti ini." Kini Hyosung berada dihadapan Youngjae beberapa centi, gerakannya secepat kilat.

Tangan Hyosung melingkar dileher Youngjae
dengan cepat.

"Aaaargghhh, Hyosung hentikan." Teriakan Youngjae terdengar oleh Himchan, Daehyun dan Hyojung yang belum melangkah jauh.
Mereka bertiga berlari kembali menuju atap.


"Eonni!!" Hyojung berteriak saat melihat Hyosung melingkarkan tangannya dileher pria tampan itu."


Hyosung Pov
Aku mengikuti mereka selama ini tanpa sepegetahuan mereka, aku mengetahui apa yang mereka katakan, ucapan eomma ku yang menyalahkan eomma Youngjae, ucapan eomma Youngjae yang selalu meminta maaf, ku simpulkan bahwa penyebab kematianku adalah mereka, Youngjae dan ibunya. Aku begitu marah saat mengetahui kenyataannya, aku begitu bodoh meminta bantuan orang yang sudah membunuhku. Aku marah saat mengetahui Hyojung ternyata anak kesayangan orang tuaku. Aku terlantar, orang tuaku tidak menganggapku, Youngjae pun tidak menganggapku sebagai Hyosung. Aku merenung selama ini, yaa kini aku hadir dan akan membalas perbuatan mereka. Aku akan membunuh mereka.


Author Pov
Hyosung menggenggam erat leher Youngjae dengan satu tangan. Diangkatnya dengan mudah tubuh Youngjae.
"Aku benci kau Youngjae! Sungguh aku membencimu."
"Hh..hee..hen..tikan." Nafas Youngjae mulai tersendak.
"Eonni! Kumohon hentikan." Hyojung menangis melihat perlakuan kakaknya.
"Hyosung!" Himchan berlari menuju Youngjae yang dijerat Hyosung. Dengan cepat tubuh Himchan terlempar karena kekuatan Hyosung.
"EONNI JEBALL!"

"Hy..hyos..ung."

Detak jantung Youngjae berhenti, Hyosung melepaskan jeratannya dan membiarkan tubuh Youngjae terjatuh.

"YOUNGJAE!" Hyojung berlari kearah tubuh Youngjae yang sudah terbaring lemah.

"Kini giliranmu." Kini Hyosung menjerat leher Hyojung.
"Hyojung !! Hyosung hentikan!" Himchan dan Daehyun terus berusaha melawan kekuatan Hyosung namun makhluk astral itu begitu kuat.

Jantung Hyojung kini berhenti berdetak. Hyosung tertawa bahagia saat Hyojung dan Youngjae terdampar dihadapannya.
"Rasakan!"
Himchan berlari kearah Hyojung dan Daehyun mencoba membangunkan Youngjae.
"Hyojung, bangunlah!" Himchan tidak dapat membendung lagi air matanya, dia menangis memeluk tubuh Hyojung yang sudah tidak bernyawa.
"Youngjae, bertahanlah." Daehyun pun bersedih melihat temannya tidak lagi bernyawa.
Hyosung yang masih melihat mereka menangis hanya tersenyum miris.

"Bodoh! Kau bodoh Hyosung." ucap Himchan kesal.
Hyosung hanya tersenyum menatap Himchan yang bercucuran air mata.
"Kau tahu? Youngjae mencintaimu sebagai Hyosung bukan sebagai Hyojung. Hyojung adikmu yang selalu mengorbankan apapun untuk kebahagianmu, kini kau membunuh kedua orang yang begitu menyayangimu, PABBO!"


Perlahan Himchan menceritakan apa yang terjadi.


Flashback.

Youngjae pov
Aku menatap kalung yang ku genggam saat ini, kalung dengan liontin cincin bertuliskan nama Jeon Hyojung. Kini aku sudah mengingat semuanya, semua tentang masa laluku yang pahit. Ingatan ku sudah kembali, namun Hyosung tidak datang sampai hari ini.
Aku bercerita kepada Himchan hyung tentang semua ini, jadi dialah yang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Aku mencintai Hyojung, sebab itu aku menunjukkan 2 kalung kepada Hyojung, satu kalung dengan liontin cincin bertuliskan nama HY yang dipegang olehku, dan satu lagi kalung dengan liontin cincin bertuliskan Jeon Hyojung. Himchan hyung yang kini berada dihadapanku terus memperhatikan apa yang kuceritakan. Bayangan yang selalu hadir dalam bayanganku, aku tahu itu adalah masa kecilku bersama kedua saudara kembar itu. Hyojung selalu bermain bersamaku, sedangkan hyosung sama sekali tidak ku anggap ada. Aku menyukai Hyojung sejak kecil, wajahnya yang manis dan sifatnya yang pendiam itu membuat aku jatuh cinta kepadanya. Jeon Hyojung yang selama ini ku kenal adalah sosok wanita yang manis, namun beberapa hari terkadang sifatnya berbeda, dan disinilah aku mulai mencurigainya.

Bertahun-tahun aku bersama gadis ini, saat umurku 15tahun aku sudah mulai terbiasa dengan sikapnya, wajahnya yang selalu ceria dan bersemangat, itulah yang kusuka darinya. Dan kini usiaku 17tahun, disinilah aku mengalami semuanya. Kehilangan ingatanku selama beberapa bulan dan kini aku sudah mengingat semuanya.
"Kau kecelakaan dan mengalami amnesia, itu sebabnya tidak ada yang tahu apa yang terjadi padamu, dan kami sepakat agar kamu tidak tahu soal masalalu mu." Begitulah ucapan himchan hyung saat dia mendengarkan segala ceritaku.
"Kini aku sudah mengingatnya, aku akan menceritakan semuanya hyung, jika sesuatu terjadi padaku kau harus memberitahu kebenarannya kepada Hyosung, karena akhir-akhir ini aku begitu takut akan hal yang akan terjadi padaku." Entah mengapa perasaanku begitu takut, maka dari itu aku akan menceritakannya kepada Himchan hyung.

Hari itu, hari dimana aku mengajak Hyojung ke pantai. Itu adalah hari setelah dia berulang tahun, aku berniat akan memberikan kejutan kepadanya. Gaun putih yang dipakainya membuat dirinya begitu cantik dengan wajahnya yang memancarkan keceriaan. Di mobil, aku sudah menyatakan perasaanku padanya namun belum selesai aku bicara dia sudah menarikku dan mengajakku ke tempat yang bagus
"Ayoo kesana, sepertinya tempat itu bagus, yang lebih dulu sampai dialah pemenangnya."
Aku mengikutinya berlari menuju tempat itu, namun sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi mengarah kepada Hyojung. Dengan cepat aku berlari dan mendorong tubuhnya hingga terjatuh ditepi jalan, bruuukkkkk!! Aku merasakan tubuhku terhantam keras oleh mobil itu. Kepalaku mengucurkan darah begitu banyak, pandanganku samar sekali waktu itu, namun aku masih bisa melihat Hyojung menangis melihat ku, aku tersenyum dan membuka kalung yang ku pakai, aku memang berniat memberikan kalung itu dan mengatakan semuanya. Dia pandai menyembunyikan sesuatu, aku tau itu. Dibalik keceriaannya dia selalu menyembunyikan kesedihan. Dan satu hal lagi yang ku tahu.
Dia adalah Jeon Hyosung.
Flashback end.


Author pov
Hyosung terduduk lemah tak berdaya saat mendengar penjelasan Himchan
"Kini kau menyesal hah? Youngjae tahu bahwa kau adalah Hyosung. Dia sudah tahu sebelum dia kecelakaan." Himchan membentak Hyosung.
Air mata kini mengalir dipipi Hyosung dengan deras.
"Tapi..dia.. ku fikir dia tidak menganggap ku ada oppa." Hyosung menangis menatap tubuh Youngjae yang sudah terbujur kaku.
"Dan Hyojung, apa masalahmu dengannya? Mengapa dia kau bunuh juga?" Daehyun yang masih menggenggam tubuh Youngjae ikut marah.
"Dia.. dia membuatku frustasi. Aku disuruh berbohong agar Youngjae benar-benar mmcintainya bukan?"
"Pabbo! Dia mencintaiku bukan mencintai Youngjae." Himchan mulai menceritakan lagi apa yang terjadi sebenarnya.


Flashback

Hyojung pov
Aku sangat menyayangi kakak kembarku, Jeon Hyosung. Apapun ku lakukan untuknya, segalanya, aku akan memberikan semua yang ku punya agar kami sama-sama merasakan kebahagiaan. Orang tua kami selalu bertengkar, ayahku seorang pengusaha sukses di seoul, ibuku seorang penyanyi cafe terkenal. Mereka bertengkar setiap kali pulang kerja. Aku dan Hyosung selalu menangis saat melihat mereka, kami terlalu dalam tersakiti oleh orang tua kami sendiri. Sampai akhirnya, kami mempunyai tiga sahabat, Yoo Youngjae, Kim Himchan dan Jung Daehyun.

Hari ini, aku menceritakan semuanya kepada Himchan Oppa. Hanya dia yang tahu tentang ini, saat umurku 15tahun, aku sudah memberitahu Himchan oppa bahwa aku dan Hyosung bertukar posisi. Aku merelakan Hyosung menjadi diriku agar dia bisa dekat dengan Youngjae. Yaa, aku tahu ini sangat konyol tapi aku merasakan kebahagiaan saat melihat Hyosung tersenyum, meski aku tahu dia juga menangis saat melihatku bercanda dengan Youngjae.
"Oppa, ku harap kau memberitahu ini kepada Hyosung jika terjadi sesuatu padaku, karena perasaan ku mulai takut."
Himchan oppa mendengarkan segala keluh kesahku selama ini. Hidup kami begitu pahit, namun aku berusaha agar terlihat tenang didepan semua orang. Kini kutahu bahwa Youngjae mencintaiku bukan Hyosung, namun aku mencintai Himchan oppa. Sampai diusia kami ke 17 tahun, 2hari setelah kami berulang tahun, Youngjae mengajakku pergi kepantai, tidak lebih tepatnya dia mengajak Hyosung yang menyamar menjadi diriku. Hyosung terlihat sangat gembira, kuputuskan untuk menyuruhnya pergi bersama Youngjae. Namun aku tidak memberitahu Hyosung bahwa sebenernya Youngjae sudah tahu tentang pertukaran kami, aku ingin memberinya kejutan, begitu juga dengan Youngjae. Namun takdir berkata lain, saat aku diperjalanan menyusul mereka, Hyosung menelpon dan menangis, aku segera memberitahu Himchan oppa dan saat kami sampai, aku melihat Hyosung menangis dengan darah yang berlumuran ditangan dan bajunya, dan tubuh Youngjae dipangkuannya. Kami membawa Youngjae ke rumah sakit, dan Youngjae koma. Aku begitu mencintai Hyosung, aku rela melakukan apapun untuk kebahagiaannya.
Flashback end


Author pov
Tangisan Hyosung semakin deras, penyesalan terdalamnya adalah membunuh kedua orang yang begitu mencintainya.
"Youngjae, Hyojung mianhae." Hyosung bangkit dari duduknya. Ingatannya pulih, Hyosung mengingat semua yang terjadi. Bagaimana dia meninggal, bagaimana kisah pahit dalam keluarganya, bagaimana perasaannya kepada Youngjae.
Himchan masih menangis menatap Hyosung.

Hyosung melangkah kepinggir atap.
"Oppa, Daehyun. Gamshahamnida. Maafkan aku untuk semua yang terjadi. Waktuku sudah habis, maaf atas kekhilafanku membunuh mereka. mianhae." Hyosung menjatuhkan tubuhnya kebawah dari atap tinggi itu, dia tersenyum dan menangis.
Himchan memejamkan matanya saat melihat Hyosung melakukan tindakan itu. Daehyun menggenggam erat tangan Youngjae yang sudah pucat dan dingin, tubuh Hyosung menghilang seperti abu yang tertiup angin.
..
..
..
Flashback

Hyosung pov
Usia ku sekitar 10 tahun, aku menangis dibawah meja saat orang tuaku bertengkar hebat.
"Sebaiknya kita bercerai saja." Appa ku membentak eomma.
"Baik, aku sudah muak dengan tingkah mu selama ini. Aku akan membawa kedua anakku."
"Tidak bisa, kau bawa saja Hyosung. Aku akan membawa Hyojung."
Aku terus menangis, berharap ada adikku disini.

Usiaku sudah 12tahun. Orang tua ku belum melakukan perceraian, aku dan adikku menjalani hari-hari dengan begitu menyedihkan, sampai aku bertemu dengan seorang pria tampan di depan rumahku. Aku baru tahu bahwa aku mempunyai tetangga yang begitu tampan. Hari-hari kami lewati bersama, Yoo Youngjae dan kedua temannya Kim Himchan dan Jung Daehyun. Aku tahu aku menyukai dia, Youngjae. Tapi setiap kali aku melihat Youngjae, dia selalu melihat Hyojung adikku. Aku dan Hyojung memang kembar identik namun sifat kami berbeda, adikku sangat pendiam sedangkan aku selalu ceria dan lincah. Aku melihat mereka selalu bermain bersama, aku sakit saat melihat mereka saling mengirimi surat satu sama lain, disitulah aku mulai mengakui perasaanku kepada Hyojung.

"Eonni jeongmal?" Hyojung terlihat terkejut saat mendengar penjelasanku
"Ne," aku tersipu malu.
"Pakailah ini, dan temui Youngjae." Adikku memakai kalung itu dileherku.
"Untuk apa? Ini milikkmu."
"Gwaenchana eonni, mungkin ini akan membuatmu bahagia jika menjadi diriku dihadapan Youngjae, aku akan bahagia jika kau bahagia."

Kuputuskan untuk mengikuti saran adikku. Tidak ada salahnya mencoba kan, setiap surat yang dikirimi Youngjae untuk adikku selalu ku balas. Youngjae tidak tahu bahwa aku yang membalasnya, setiap kali aku bermain bersama Youngjae sebagai Hyojung itu sungguh menyenangkan. Aku selalu memakai kalung yang diberikan Youngjae untuk adikku agar dia tidak curiga. Ku lalui hari-hari ku sebagai Hyojung, berbulan-bulan ku jalani, hingga usiaku kini 17 tahun.

Dihari ulang tahunku, orang tuaku bercerai. Ini sangat menyakitkan, aku dan Hyojung terus menangis dikamar bersama. Suatu saat nanti aku akan dipisahkan dengan kembaranku, dua hari kemudian Youngjae mengajakku ke pantai. Aku tahu dia mengajak Hyojung, tapi Hyojung terus menyuruhku untuk mengikuti sarannya. Aku bergaya seperti Hyojung didepan Youngjae. Aku melupakan semua rasa pahit yang kulalui, Youngjae tidak tahu keadaan keluarga kami. Aku terus mencoba ceria dihadapan Youngjae, aku tertawa bersama dipantai, berlari dengan gembira, sampai akhirnya aku mengalami kejadian itu. Aku melihat pria yang kucintai merelakan tubuhnya tubuhnya dan tertabrak dihadapanku, sangat jelas. Jantungku seakan ditikam pedang api, begitu sakit saat melihat Youngjae tergeletak dengan kepala yang penuh darah. Aku berlari dan memangkunya dipahaku, tanganku penuh dengan darahnya.
"Youngjae, bertahanlah. Ku mohon, aku akan menelpon Himchan oppa, jeball." Aku terus merintih tak berdaya melihat keadaannya. Dengan cepat aku menelpon Himchan oppa,
"Oppa,, oppa Youngjae... Youngjae kecelakaan. Cepatlah datang, jeball oppa." Aku menangis dengan deras didepan Youngjae.
"Jaga ini baik-baik, mianhae Hyojung." Youngjae berusaha keras untuk membuka kalung yang dipakainya sejak kecil. Kalung berwarna emas dengan cincin yang dijadikan liontin itu diberikan kepadaku sebelum Youngjae benar-benar tidak sadarkan diri.
"Youngjae, bangunlah kumohon jangan tinggalkan aku. Yooungjaaeeeeee!" Tangisanku semakin deras saat Youngjae terlelap dan tidak membuka matanya.

Aku meratapi kesedihanku, Youngjae koma dan tidak sadarkan diri. Appa ku membawa Jeon Hyojung pergi, adik kesayanganku, kembaranku, satu-satu nya yang kumiliki. Eomma ku terus mengurung diri dikamar setelah kepergian Hyojung, aku melangkah keluar dengan langkahku yang tertatih, aku pergi kerumah sakit tempat Youngjae dirawat. Kulihat tubuh itu terbaring lemah dengan beberapa selang yang menempel ditubuhnya. Aku menangis sepanjang hidupku, hidupku hancur tak tersisa.

Aku diusir dengan kejam oleh eomma Youngjae, aku menangis berlutut dan memohon dihadapannya agar tidak mengusirku. Ibuku bertengkar dengan ibu Youngjae, mereka saling menyalahkan keadaan ini.
'Akulah yang salah disini.' Air mataku tidak mau berhenti seakan tidak ada batasnya. Terus mengalir selama aku menjalani hidupku. Aku terus mengunjungi Youngjae meski sering kali ibu Youngjae mengusirku. Sampai akhirnya aku meminta bantuan Himchan oppa agar aku bisa mengunjungi Youngjae tanpa sepengetahuan mereka.
Oppa membantuku, setiap hari aku duduk dan menangis menggenggam tangan nya yang pucat.
"Youngjae bangunlah, bukankah kau sudah berjanji akan menjagaku. Youngjae kumohon, kembalilah. Bogoshipoyo."

Tiga bulan berlalu, aku tak sanggup lagi menahan kepahitan hidupku. Youngjae tak kunjung sadar, ibuku kini sering mabuk dan pulang malam, ibu Youngjae sudah tidak menerimaku lagi, aku tak memiliki siapapun. Jeon Hyojung adikku, kini dia diluar negri dibawa ayah ku, aku tak bisa menghubunginya lagi, tak ada lagi yang bisa mendengar cerita pahitku.

"Youngjae, mianhae. Aku mengingkari janjiku untuk selalu menemanimu. Youngjae, aku tak sanggup menjalani semua tanpamu. Mianhae." Aku menaruh kalung yang pernah diberikannya untukku sebelum dia koma itu didekat kasur tempat dia terbaring. Cincin bertuliskan nama Hyojung kini ku letakkan dijemariku.
Aku menuruni tangga rumahku, aku berjalan kekamar ibuku dengan perasaan sedih, aku melihatnya sedang tertidur pulas, sepertinya dia baru pulang kerja. Aku menghampirinya, bau alhokol yang menyengat terpancar dikamarnya.
"Eomma, mianhae.. Saranghaeyo" Aku mencium kening ibuku yang sedang tertidur.

Aku berjalan keluar rumah dengan kalung berinisial HY digenggamanku, dadaku begitu sesak, aku menangis tanpa henti. Langkahku tertatih lemah, jam ditanganku tepat menunjukkan pukul 23:59. Satu menit lagi tengah malam, aku berjalan menyusuri jalan yang gelap, satu-satunya tempat yang akan ku tuju adalah atap sekolahku, Hanlim High School. Disanalah tempat ku berbagi duka selama ini, aku sampai ditempat itu. Aku begitu lemah hingga aku terjatuh dan terduduk disana.
Perasaanku tercabik tanpa sisa, langit seoul terlihat kelam, dari atas sini aku bisa melihat semuanya, bahkan langit kelam itu terasa dekat.
"TUHAN MENGAPA INI TERJADI PADAKU?" Aku berteriak menyesali hidupku.
"Andai saja aku tidak menjadi Hyojung, andai saja aku yang tertabrak, andai saja orang tuaku tidak bercerai, ANDAI SAJA AKU TIDAK DILAHIRKAN!! Tuhan mengapa kau begitu kejam memperlakukanku seperti ini, Waeyo?" Nafasku tak beraturan, mataku mulai buram karena terus menangis, aku bangkit dan berjalan ke sisi atap itu. Aku menghela nafasku yang berat, aku menggenggam erat kalung yang kupegang, aku memejamkan mataku.

"Youngjae, saranghaeyo." Aku menghempaskan diriku kebawah hingga tubuhku terjatuh dan hancur.
Flashback end.


**
Author pov
Kim Himchan dan Jung Daehyun. Memakai baju serba putih dan membawa bucket bunga. Mereka berjalan dengan tatapan sedih, mereka berhenti di tiga tumpukan tanah.
Batu nisan yang bertuliskan Yoo Youngjae, Jeon Hyosung dan Jeon Hyojung.
Yaa, itu adalah makam mereka. Himchan menaruh bunganya dimakam Hyojung, Daehyun dimakam Youngjae, dan datanglah dua ahjumma menghampiri mereka. Ibu Youngjae dan ibu kedua gadis kembar Hyosung dan Hyojung, mereka menaruh bunga mereka di makam Jeon Hyosung.
Mereka menangis saat menaruh bunga-bunga itu, ibu Youngjae menangis tanpa henti, begitu pula ibu hyosung dan hyojung.


Flashback
Eomma Hyosung terkejut saat mendengar kabar bahwa anaknya ditemukan meninggal dengan tubuh yang hancur di sekolahnya sendiri. Dia langsung menelpon Hyojung dan menyuruhnya segera kembali ke seoul. Eomma histeris saat melihat tubuh anak kesayangannya hancur. Pihak sekolah menutupi kasus ini, karena ini adalah kasus bunuh diri bukan pembunuhan. Eomma pun tidak menginginkan kasus ini tersebar luas. Hyosung segera dimakamkan. Hari disaat Hyosung bunuh diri, saat itu pula Youngjae sadarkan diri. Ibu Youngjae tahu tentang berita kematian Hyosung yang begitu tragis, ibu Hyosung terus menyalahkan ibu Youngjae dan anaknya atas kematian Hyosung. Ibu Youngjae meminta maaf dan menyesal atas perlakuan kasarnya terhadap Hyosung saat itu, ibu Hyosung tetap tidak terima dan akhirnya dia pergi meninggalkan rumah itu, sebelumnya dia menemukan cincin yang dipakai Hyosung bertuliskan nama Hyojung lalu dia menyimpannya. Dan dia menemukan kalung dengan liontin cincin yang bertuliskan inisial HY dilokasi kejadian, dia menyimpannya disebuah kotak putih bersama dengan surat yang disusun rapih oleh Hyosung. Eomma begitu kesal saat melihat foto dikamar Hyosung, foto Hyosung bersama Youngjae saat kecil sedang berpegang tangan, akhirnya dipotonglah foto itu dengan kesal.
Ibu Youngjae bersama Himchan dan Daehyun sepakat agar Youngjae tidak boleh tahu tentang keadaan Hyosung. Saat Youngjae sadarpun, dia tidak ingat apapun, dan ternyata dia hilang ingatan, dokter bilang ini hanya sebagian ingatannya yang hilang. Ya, disitulah semua menutupi tentang kematian Hyosung.

Flashback end

Ibu Youngjae dan ibu Hyosung kini berdamai. Kedua ahjumma itu kehilangan anak mereka. Himchan dan Daehyun kehilangan sahabat mereka. Angin berhembus begitu dingin, ibu Youngjae terus menangisi kepergian anak semata wayangnya.
Ibu si gadis kembar itu terus menangisi kematian kedua anak kembarnya yang begitu tragis, atap Hanlim High School adalah tempat kematian mereka, perkara kejadian semua berasal dari sana.


Daehyun Pov
Aku tidak begitu tahu sebenarnya apa yang telah terjadi selama ini. Aku tahu mereka memiliki beberapa masalah. Apakah hanya aku disini yang tidak tahu dengan jelas? Tapi itu tidak masalah. Dan sekarang setelah semua ini terjadi aku hanya bisa berdiri disini dan menangisi kepergian ketiga sahabatku. Aku seperti pecundang, mianhae.

Himchan Pov
Aku berdiri disini, tempat yang tidak kuharapkan sama sekali. Sahabatku meninggalkanku lebih dulu. Ini hal yang konyol, aku hanya bisa menangisi kepergian mereka tanpa bisa berbuat apa-apa. Mianhae, tapi ini sudah terlambat.
"Yoo Youngjae, jaga kedua gadis ini disurga. Jeon Hyosung, aku tau ini sulit untukmu dan sejujurnya aku masih kesal denganmu tapi mungkin ini takdir. Dan Jeon.. Jeon Hyojung mianhae, saranghae." Sangat berat melepaskan sahabatku setelah kami sudah menghabiskan waktu bersama selama ini, Gamshahamnida.

Author Pov
Himchan dan Daehyun meninggalkan tempat pemakaman dengan langkah yang sangat berat, mereka hanya menunduk dan berjalan satu sama lain dan sesekali melihat kembali kemakam ketiga sabahatnya.

Sosok bayangan yang tak terlihat oleh Himchan dan Daehyun, kini berdiri disamping makam itu. Itu adalah bayangan Yoo Youngjae, dia menatap sahabatnya yang pergi. Youngjae tersenyum, "Mianhae hyung." Youngjae menghilang.

Kini..

Kim Himchan dan Jung Daehyun..

Dihantui..

Oleh sesosok pria tak dikenal..

Yang selalu datang..

Di mimpi mereka

"ARGHHHHHHHH!!!!"
"HYUNGG!!!!"



The end...



><Woooaahhh ddaebak akhirnya selesai juga ni ff pertama gue bareng dongsaeng kesayangan gue.. aarggh gomawo untuk yang udah setia nungguin ni ff, gomawo untuk yang udah baca ff gue .. gamshahamnida chingudeul~ /bungkuk/

Tunggu ff kita selanjutnya yaa .. :)
salam baby, uri babys ina yessir (˘-˘)ง

@jumpinghimes
@youzza_nisarr

Sabtu, 31 Mei 2014

GHOST V


GHOST V


Main cast  :  Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support cast  :  Kim Himchan (BAP)
Jung Daehyun (BAP)
Genre  :  Horror, romance, sad
Duration  :  Chaptered



**
Aku mencintaimu, itulah yang kurasakan saat dirimu kini menghilang dari hadapanku. Penyesalan yang ku alami kini semakin menggilaimu. Inilah takdir, aku tak mungkin mengubah takdir kita. Percayalah, bahwa aku tak pernah mengingkari janjiku untuk selalu menjagamu.

**
Flashback.
"Apa kau menyukai ku?" Seorang pria kecil dengan wajahnya yang lugu bertanya kepada seorang gadis kecil dengan rambut coklatnya yang diikat.
"Mwo?" Gadis kecil itu terlihat terkejut.
"Ne, apa kau menyukaiku?"
Gadis itu menutup wajahnya yang kini memerah, dia berlari meninggalkan pria itu.
"Hey, mengapa kau meninggalkanku."
Flashback end.

Yoo Youngjae menatap cermin kamarnya, dengan piyama birunya dan rambutnya yang sedikit berantakan.
'Siapa Hanlim? Siapa gadis kecil yang selalu muncul dalam pikiranku? Siapa mereka berdua? Mengapa aku begitu merasa sangat dekat dengan Hanlim?' Itulah yang selalu muncul dalam benak Youngjae.
"Hey!" Hanlim tiba-tiba muncul dibelakang Youngjae.
"Neo! Bisakah kau datang dengan menyapaku terlebih dahulu? Jangan selalu mengejutkanku." Youngjae terkejut namun pandangannya masih kedalam cermin dihadapannya, dia hanya melihat dirinya yang berdiri, namun Hanlim jelas tidak terlihat dicermin karena memang dia adalah makhluk astral. Youngjae menunjukkan perasaan sedihnya dicermin itu saat melihat Hanlim yang tidak nampak dicermin.
'Aku merasa kasihan terhadapnya, makhluk astral yang tersesat.' Benak Youngjae.
"Apa yang kau fikirkan?" Hanlim membuat Youngjae tersadar dari lamunannya.
"Mwo? Ah aniya, Sebaiknya kau pergi. Aku lelah dan aku ingin tidur. Besok pagi datanglah aku akan tunjukkan sesuatu padamu," ucap Youngjae.
"Kau mengusirku? Kini kau melakukannya lagi?" tanya Hanlim.
"Aniya, ayolah Hanlim aku sungguh sangat lelah."
"Baiklah." Dalam sekejap Hanlim menghilang.
Youngjae menghela nafasnya, dadanya begitu sesak. Youngjae merebahkan tubuhnya diranjang lembut miliknya.
"Hanlim, aku tahu kau selalu bersamaku, meski kau tidak menampakkan tubuh mu namun aku tidak akan semudah itu dibohongi," ucap Youngjae sebelum dia terlelap dalam tidurnya.

Hanlim POV
Dia benar, pria yang kini berada dihadapanku dengan piyama birunya sedang terlelap diranjangnya. Aku memang selalu bersamanya, selalu melihatnya. Dia benar-benar sudah mengerti arti kehadiranku selama ini. Aku selalu melihatnya saat dia tidur, saat sekolah, saat bermain bersama temannya. Yaa aku selalu berada disisinya.
Tubuhku semakin lemah, aku begitu tak berdaya. Aku merasa begitu dekat dengan Youngjae, aku begitu merasakan perasaan yang aneh saat bersamanya, aku tahu jelas ini perasaan apa, aku mulai jatuh cinta kepada pria bernama Yoo Youngjae.

**
Author POV
"Youngjae, bangunlah." Youngjae tahu jelas suara itu, suara yang begitu manis dan merdu meski terkadang bisa berubah menyeramkan, Hanlim membangunkan Youngjae yang masih terlelap.
"Waeyo?" ucap Youngjae yang masih setengah sadar dan mencoba bangkit dari tidurnya.
"Bukankah kau bilang mau menunjukkan sesuatu? Ayolah Youngjae aku sudah tidak sabar, tunjukkan padaku," ucap Hanlim dengan merengek seperti anak kecil.
"Aiishh, baiklah. Aku akan mengajakmu ke pantai hari ini, akan ku tunjukkan disana oke?" Youngjae mulai membuka kancing piyamanya satu persatu. Dengan cepat Hanlim menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Waeyo?" Tanya Youngjae dengan sedikit aneh melihat tingkah Hanlim.
"Itu, apa kau mau aku melihatnya?" ucap Hanlim sambil menunjuk ke tubuh Youngjae yang sudah terlihat sedikit.
"Mwo? Aiish. Pergilah! Kembali saat aku sudah selesai." Youngjae bertingkah tidak karuan akibat malu. Dengan cepat Hanlim menghilang dari kamar Youngjae.

Youngjae sudah rapih dengan topi hitamnya, juga sweater birunya, dengan celana hitamnya, dan dengan kacamata hitamnya, tidak lupa pula dengan kalung yang ditemukannya didepan rumah Hanlim. Youngjae menuruni tangga rumahnya dan mencium pipi eomma nya segera pamit dan keluar membawa lamborghininya.
Hanlim kini terlihat lebih cantik, tidak lagi memakai seragam Hanlim. Dia memakai sebuah gaun putih dengan corak bunga di bagian bawah gaunnya, memakai sepatu cantik berwarna putih, rambutnya tertata rapih dengan sebuah pita hitam dirambutnya. Hanlim berdiri didepan mobil Youngjae sebelum Youngjae tiba digarasinya.
'Dia,, kini dia terlihat cantik,' benak Youngjae saat melihat Hanlim berdiri dihadapannya.
Mata Youngjae tidak berkedip sedikitpun saat melihatnya.
"Kajja!" Ucap Hanlim dengan ceria.

Youngjae melajukan mobilnya dengan santai,
"Darimana kau dapat semua itu?" Tanya Youngjae.
"Mwo? Baju ini?" tanya Hanlim.
"Ne, darimana?" tanya Youngjae.
"Kulihat dikamar itu banyak baju bagus, kuambil salah satunya dari lemari itu. Kurasa tidak ada salahnya kupakai hanya untuk sehari," ucap Hanlim.
Youngjae hanya mengangguk.
"Apa ada yang salah?" Hanlim terlihat begitu mengkhawatirkan Youngjae.

Flashback
"Neo, jaga ini baik-baik. Aku... aku tak sanggup lagi. Kau harus menjaganya, maaf aku mengingkari janjiku untuk selalu menjagamu, Hyo.." Dengan kepala yang berlumuran darah, serta tangan gadis yang menopang tubuhnya, Youngjae merasakan sakit yang teramat dalam saat melihat gadis dihadapannya menangis, sebelum Youngjae tidak sadarkan diri, Youngjae melihat gadis itu menangis dengan teramat sakit. Dengan gaun putihnya dengan corak bunga dibawahnya, gadis itu menopang tubuh Youngjae dengan darah yang menempel digaunnya.
"Youngjae, bangunlah!"
Flashback end.

Youngjae menghentikan mobilnya dengan mendadak hingga Hanlim terkejut,
"Hey ada apa? Apa kau mau aku mati dua kali?" Hanlim berteriak sangat keras.
Youngjae memegang kepalanya, dia merasakan sakit dikepalanya. Nafasnya terengah-engah setelah melihat bayangan itu, bayangan dirinya berlumuran darah.
"Youngjae, ada apa?" Suara Hanlim kini terdengar lebih lembut saat melihat keadaan Youngjae. Hanlim terlihat sangat mengkhawatirkan Youngjae.
"Aniya, kepalaku begitu sakit," ucap Youngjae lirih.
"Bagaimana jika kau makan terlebih dulu, ayo cari kedai makan," ajak Hanlim.
Youngjae mulai mengendarai mobilnya kembali, dengan menahan sakitnya Youngjae berusaha melajukan mobilnya dengan tenang.


**
Hanlim POV
Aku tahu kau kesakitan, aku tidak tahu apa yang tiba-tiba membuatmu kesakitan namun saat kau merasakan itu, aku begitu kesakitan. Youngjae, bertahanlah.
Apa karena aku dia merasa kesakitan? Apa aku harus pergi darinya?
Tidak bisa, aku belum tahu siapa diriku. Aku hanya ingin tahu siapa aku, siapa Youngjae, mengapa aku merasakan kekuatan hebat saat berada disisinya. Aku terus melihat Youngjae yang sedang berusaha keras melajukan mobil ini.


Author POV.
Di kedai.
"Apa kau juga mau makan?" tanya Youngjae.
"Aniya, aku makhluk astral. Kau tahu aku tidak butuh makan." Hanlim tersenyum.
Senyum Hanlim tiba-tiba membuat Youngjae berhenti bernafas,
'Apa ini? Mengapa dia tersenyum seperti itu?' benak Youngjae.


"Himchan Hyung!" Teriak Youngjae.
Seketika pria yang dipanggil Youngjae menoleh ke arah suara itu.
"Yo...Youngjae." Himchan sedang duduk bersama seorang wanita dihadapannya. Saat Youngjae menghampiri Himchan, wanita itu segera bangkit dan pergi dari kursi itu.
"Bersama siapa kau Hyung?" tanya Youngjae yang kini sudah berdiri dihadapan Himchan.
"Aa..Itu.. dia adalah temanku. Kebetulan bertemu disini, sedang apa kau disini?" tanya Himchan dengan gugup.
"Benarkah hanya teman?" tanya Youngjae dengan penuh kecurigaan.
"Ne Youngjae, kau sedang apa disini?" tanya Himchan.
"Ahh.. aku hanya sedang refreshing Hyung, sepertinya perasaanku begitu ingin kepantai ini bersama... ah aniya,aniya. Aku hanya ingin meluruskan fikiranku." jawab Youngjae yang menutupi keberadaan Hanlim disisinya.
"Duduklah, kau ingin makan apa?" tanya Himchan.

Flashback.
Himchan POV
"Yo..Youngjae." Jantungku seakan berhenti berdetak saat seorang pria memanggil namaku. Itu Youngjae, aku begitu panik saat Youngjae datang dan menghampiriku.
"Apa? Youngjae disini?" Wanita cantik yang kini duduk dihadapanku terlihat begitu panik.
"Ya itu Youngjae, sebaiknya kau pergi sekarang. Pergi yang jauh, kemanapun dan jangan sampai Youngjae melihatmu, setelah aku selesai aku akan menelponmu dan menjemputmu." Youngjae menghampiriku perlahan.
"Ah baiklah."
"Jaga dirimu baik-baik." Sebelum Youngjae menghampiriku wanita itu sudah pergi meninggalkanku. Yaa, Youngjae tidak boleh bertemu dirinya saat ini.
Flashback end.


**
Author POV
Hanlim menatap Youngjae dan Himchan yang sedang mengobrol. Tentu saja Himchan tidak dapat melihat Hanlim karena dia tidak menampakkannya dihadapan Himchan. Selesai makan, Himchan pergi lebih dulu dengan alasan dia harus mengunjungi temannya dan Youngjae hanya mengiyakan perkataan Himchan.
"Apa kau sudah lebih baik?" Tanya Hanlim.
"Ne, ayo pergi akan ku tunjukkan sesuatu."


Youngjae POV
Kini aku berjalan bersama Hanlim, hari ini aku tidak menganggapnya sebagai makhluk astral yang tersesat karena hari ini dia terlihat begitu menawan dengan gaun putih itu. Cincin dengan nama indah didalamnya pun masih terpasang dijemarinya, namun wajahnya yang pucat tetap terlihat sekalipun dia tersenyum manis. Udara pantai yang sejuk pada sore hari, angin yang berhembus begitu lembut, aku berjalan berpegang tangan dengan Hanlim, perasaan ini begitu berbeda. Hanlim yang semula menakutkan kini selalu tersenyum dihadapanku.
"Hanlim duduklah." Aku menyuruhnya duduk disebelahku, dia menuruti permintaanku.
"Apa yang akan kau tunjukkan? Cepatlah, lama sekali." Rengekannya yang begitu lucu seperti anak kecil yang meminta permen.
"Tutup matamu dan jangan mengintip. Saat ku bilang buka matamu maka bukalah." Dia menuruti perkataanku. Matanya tertutup sangat tenang.

5 menit kemudian.
"Bukalah!" Dengan perlahan Hanlim membuka matanya. Wajah Hanlim terlihat begitu berseri sekarang, senyum simpulnya terbentuk disudut bibirnya.
"Indah bukan?" Aku masih terus menatap wajahnya yang terus tersenyum.
Hanlim terpana dengan apa yang ku tunjukkan, dia hanya terdiam. Tiba-tiba kepala ku sakit, rasa sakit yang selalu menggangguku saat sesuatu muncul dipikiranku.



"Youngjae, ini sangat indah." Ucap seorang gadis yang wajahnya tidak terlihat jelas dipikiranku.
"Ya sangat indah, sunset yang sangat berbeda bukan? Itu mengapa aku mengajakmu ketempat ini."


Bayangan itu terlintas dipikiranku. Siapa gadis itu? Gadis yang sama dengan gadis yang menangis saat aku berlumuran darah. Gadis itu, apa dia Hanlim? Gaun yang dipakai Hanlim saat ini sama persis dengan gaun gadis itu, namun wajah gadis dalam pikiranku tidak terlihat jelas. Apa gadis itu adalah teman kecilku? Anak dari ahjumma didepan rumahku? Aku begitu frustasi.


Author POV
'Ada apa ini? Mengapa Youngjae tidak dapat melihatku? Mengapa Youngjae menganggapku menghilang? Aku begitu frustasi. Youngjae aku disini, aku mulai tidak bisa mengendalikan tubuhku.' Hanlim begitu frustasi saat Youngjae tidak dapat melihatnya.
"Hey Hanlim mengapa kau menghilang? Hanlim muncullah." Youngjae begitu histeris saat Hanlim menghilang tiba-tiba. Berkali-kali Youngjae memanggil Hanlim, pandangannya meluas keseleluruh pantai namun Hanlim tidak juga muncul.
"Aish, akan ku buat kau mati dua kali." Youngjae sangat kesal. Dia meninggalkan pantai dan menuju ke penginapan didekat pantai.

Dipenginapan,
Youngjae merebahkan tubuhnya diranjang kamar itu, sampai saat ini Hanlim tidak juga muncul. Semakin malam Youngjae semakin terlelap dan mulai tertidur.


**
Youngjae terbangun saat mendapat mimpi buruk, 03:00 Youngjae melihat jam biru ditangannya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, badannya bergidik dan gemetar.
'Siapa gadis itu? Mengapa kini aku melihatnya seperti Hanlim? Ahh, dimana Hanlim?' benak Youngjae. Youngjae menenangkan dirinya sendiri dan memejamkan matanya, mencoba memanggil Hanlim dengan perasaannya.
"Youngjae, apa kau melihatku?" Suara Hanlim yang selalu dikenali Youngjae kini mulai terdengar. Dengan cepat Youngjae membuka matanya dan melihat Hanlim berdiri dihadapannya dengan wajahnya yang terlihat panik.
"Ya neo! Mengapa kau menghilang begitu saja." Teriakan Youngjae membuat Hanlim terkejut hingga dia mundur beberapa langkah.
"Semalaman aku disini, hanya saja tubuhku tidak bisa kukendalikan dengan baik. Jangan khawatir, kau tahu hantu kan? Terkadang menghilang, terkadang muncul bahkan terkadang tubuhku transparan hingga tidak bisa menyentuh apapun," ucap Hanlim.
"Ah baiklah." Youngjae sedikit melihatkan kekhawatirannya.
"Mengapa kau terbangun?" Hanlim kebingungan.
"Ah, hampir lupa. Kajja! Kita harus pergi ke suatu tempat," ucap Youngjae sambil menarik lengan Hanlim.

Youngjae mengendarai lamborghini nya dengan hati-hati.
"Mau kemana kau pagi-pagi buta seperti ini?" tanya Hanlim.
"Aku harus menemui Himchan Hyung," ucap Youngjae.


Flashback.
Youngjae terbangun akibat mimpinya, mimpi yang begitu membuatnya kebingungan.
"Kajja, yang lebih dulu sampai dia pemenangnya," ucap Youngjae didalam mimpinya.
"Kajja, yang menang mendapatkan gadis itu." Ucap Himchan.
"Aku yang menentukan siapa pemenangnya." Ucap Daehyun dengan semangat.
Mereka berlari sekuat tenaga, untuk mendapatkan seorang gadis cantik dihadapannya. Gadis itu tidak sendiri, ya gadis itu bersama gadis lainnya.
"Yeeee aku menang." Youngjae memenangkan permainan itu. Youngjae berlari menghampiri kedua gadis itu.
"Jadi kau sekarang milikku." Gadis itu hanya tersenyum melihat tingkah Youngjae. Seorang gadis dengan kalung berliontin cincin yang tergantung dilehernya menunjukkan senyum simpulnya.
Flashback end.

"Apa kau tahu dimana Himchan Hyung?" tanya Hanlim.
"Ya, aku tahu jika dia ke sini pasti dia menginap dihotel itu," ucap Youngjae.
"Apa kita tidak menganggunya jika datang jam segini?" tanya Hanlim.
"Kurasa tidak, aku benar-benar ingin tahu yang sebenarnya," ucap Youngjae.
"Apa menurutmu ini ada hubungannya denganku?"
"Mungkin, aku tidak yakin."


Dihotel tempat himchan menginap.
"Yeoboseyo." Terdengar suara Himchan ditelepon genggamnya.
"Hyung, aku dibawah. Cepat turun."
"Mwo? Aish kau ini." Himchan segera turun ke lobi hotel, dia melihat Youngjae yang bergidik kedinginan.
"Waeyo?" tanya Himchan.
"Ada yang ingin ku tanyakan," jawab Youngjae
"Ayo ke kamarku."


Dikamar Himchan.
"Hyung, apa kau kenal siapa teman kecilku?" Tanpa ragu Youngjae bertanya kepada Himchan.
"Mwo? Teman kecil mu, hanya aku dan Jung Daehyun. Waeyo?" Himchan bertanya balik kepada Youngjae.
"Aku.. gadis kecil itu—" Perlahan Youngjae menceritakan apa yang dialaminya. Bayangan gadis itu, mimpi-mimpinya, tentang kalung yang ditemukannya. Tentang ahjumma itu, semua diceritakan oleh Youngjae.
Hanlim yang berdiri disamping Youngjae sama sekali tidak terlihat oleh Himchan.
Himchan hanya diam mendengar penjelasan Youngjae, sesekali wajah Himchan menunjukkan keterkejutannya.
"Lupakanlah Youngjae, mungkin itu hanya halusinasimu," ucap Himchan.
"Tapi Hyung, semua itu terlihat nyata oleh ku, bayangan itu terlihat begitu jelas. Kejadian yang dialamiku dimimpiku begitu terasa ditubuhku. Hyung katakanlah, ada apa denganku? Siapa gadis itu?" Dengan cepat Youngjae sudah memegang kerah baju Himchan dengan kesal.
"Youngjae, apa yang kau lakukan?" Hanlim berteriak saat Youngjae beraksi mengejutkan.
"Youngjae hentikan," ucap Himchan dengan tenang.
Youngjae menurunkan kerah baju Himchan, Hanlim yang masih tidak terlihat oleh Himchan begitu lega saat Youngjae menghentikan amarahnya.
"Tidurlah disini, ku yakin kau butuh istirahat." Youngjae yang mulai merasa lelah kini mulai membaringkan tubuhnya dikasur Himchan.

Himchan POV
Youngjae, dia harus kembali ke seoul. Aku tidak ingin dia kembali mengulang masa lalunya yang menyedihkan. Kini dia mulai terlelap dihadapanku, aku akan menelpon Daehyun.
"Yeoboseyo, Jung Daehyun."
"Nde, wae?" Suara Daehyun terdengar begitu serak.
"Youngjae, kini dia disini. Apa yang harus kita lakukan?"
"Mwo? Youngjae disana? Bagaimana bisa? Besok pagi aku akan menyusulmu kesana Hyung. Tunggu aku," ucap Daehyun.
"Ne, aku takut terjadi sesuatu dengan Youngjae. Cepatlah datang Daehyun sebelum semuanya terlihat." Aku segera menutup telponku dengan cepat takut Youngjae masih mendengar pembicaraanku.


Author POV
Hanlim yang masih berada dikamar Himchan terlihat bingung saat Himchan bicara dengan Daehyun ditelpin.
"Apa yang mereka sembunyikan?" Hanlim teus menatap Himchan.
Hanlim masih terjaga sementara Himchan dan Youngjae sudah tertidur pulas.


Keesokan paginya
Hanlim menatap wajah Youngjae yang masih tertidur dengan tenang.
"Youngjae, bangunlah Youngjae~" Hanlim berusaha menakuti Youngjae.
"Aish kau, aku benar-benar mengantuk jangan menggangguku." Youngjae mendesah kesal.
"Bangunlah dan lihat disebelah mu, Himchan menghilang dan pergi."
"Mwo?" Youngjae terkejut saat tahu Himchan sudah tidak lagi dikamar itu.
"Kemana Hyung?" Youngjae melanjutkan pertanyaannya.
"Kulihat pagi-pagi sekali dia sudah meninggalkan kamar ini, aku tidak mengikutinya. Namun yang ku tahu dia bertemu Daehyun di lobi."
"Apa? Daehyun? Bagaimana bisa?" Youngjae benar-benar terkejut.
"Ne, semalam kudengar Himchan menghubungi Daehyun."
"Kajja!" Youngjae segera memakai sweaternya dan langsung keluar dari hotel.


Flashback.
"Hyung, bagaimana ini? Haruskah Youngjae tahu semuanya?" Daehyun yang kini berada dihotel tempat Himchan menginap dengan wajahnya yang begitu panik.
"Aku tidak tahu, sebaiknya kita pergi sekarang," ucap Himchan.
"Tapi bagaimana dengan dia? Apa Youngjae sudah melihatnya?"
"Belum, hampir melihatnya tapi tidak sempat melihat wajahnya. Ayo pergi sebelum Youngjae bangun."
Hanlim yang sejak tadi melihat percakapan mereka terlihat sangat kebingungan.
'Aku harus membangunkan Youngjae, aku tidak bisa mengikuti mereka, aku tidak mungkin meninggalkan Youngjae sendirian. Tapi perasaanku begitu kuat dengan mereka. Kecurigaanku semakin menjadi saat mereka seperti ini,' benak Hanlim.
Himchan dan Daehyun pun meninggalkan Youngjae dengan wajah yang panik."
Flashback end.


**
'Dimana mereka, shit!' Youngjae begitu frustasi mencari keberadaan mereka.
'Mengapa mereka seolah menghindariku? Apa yang terjadi? Apa yang mereka sembunyikan.' Youngjae terus bertanya-tanya didalam dirinya.
"Youngjae, bisakah kau bersikap tenang. Coba fikirkan tempat yang paling sering kalian kunjungi saat kesini," ucap Hanlim.
"Apa kita kepantai saja?" Youngjae bertanya kepada Hanlim.
"Cobalah, mungkin mereka disana."
Youngjae mengendarai Lamborghininya menuju pantai.


Dipantai

"Youngjae, itu Himchan Hyung." Hanlim berteriak saat melihat Himchan dan Daehyun duduk disebuah kursi. Hanlim dan Youngjae segera berlari berpegang tangan menuju Himchan dan Daehyun.
"Ya kalian!" Teriak Youngjae, dalam sekejap Hanlim menghilang.
"Wooah, Yo..Youngjae." Himchan terkejut dan langsung bangun dari kursinya.
Daehyun yang juga terkejut saat melihat sosok Youngjae yang kini berada dibelakangnya.
"Apa yang kalian tutupi dari ku?" Tidak sabar Youngjae langsung bertanya.
"Duduklah, akan ku ceritakan," ucap Himchan.


Himchan POV

Mungkin inilah saatnya aku menceritakan semuanya.

"Youngjae, kau harus tahu semuanya." Aku melihat Youngjae yang sedang memperhatikan dengan serius segala ucapanku.
"Ceritakan." Sepertinya Youngjae sedikit kesal. Daehyun yang hanya diam terus menunggu apa yang akan ku ceritakan.
"Youngjae, mianhae. Aku tidak tahu akan memulainya darimana. Kalung itu, kalung yang kutemukan dirumah sakit saat kau koma, kurasa itu milik teman kecilmu."
"Teman kecilku? Nugu?"
"Kau mengalami kecelakaan 4 bulan yang lalu, disini ya tepat didaerah ini, kau memiliki teman kecil, gadis yang selalu muncul dipikiranmu kurasa itu adalah dia. Ingatanmu mulai kembali Youngjae."
"Ingatan? Jadi aku amnesia? Gadis kecil itu, siapa namanya?"
"Kurasa kalung itu milik Jeon Hyosung, teman kecilmu."


Author POV
Himchan berusaha keras mengumpulkan tenaganya untuk memberitahu yang sebenarnya kepada Youngjae. Saat Youngjae fokus dengan cerita Himchan, seorang gadis muncul dari balik pintu itu, gadis berambut panjang memakai gaun coklat dan sepatu putih nya ingin menghampiri Himchan dan juga Youngjae yang sedang duduk, tapi dia mengurungkan niatnya saat Himchan melihat gadis itu dan memberi kode agar cepat pergi dari tempat ini. Gadis itu pun menuruti kemauan Himchan, namun Hanlim yang melihat gadis itu begitu penasaran dengannya, Hanlim pergi dan meninggalkan mereka yang sedang bercerita, saat Himchan menyebutkan siapa nama teman kecilnya Hanlim langsung pergi menyusul gadis itu. Gadis itu berjalan dengan cepat kearah pantai, Hanlim mengikuti gadis itu dibelakangnya. Gadis itu tidak bisa melihat kehadiran Hanlim, dia berhenti dan langsung terduduk lemas, Hanlim kaget karena gadis itu tiba-tiba melemah. Hanlim menengok wajahnya yang tertutup poni itu, gadis itu menangis. Tiba-tiba hati Hanlim terasa perih, jantungnya bagai tertusuk benda tajam saat melihat gadis itu menangis.
'Mengapa dia menangis? Mengapa hatiku begitu sakit saat melihatnya menangis? Siapa gadis ini.' Hanlim mencoba menghapus air mata gadis itu. Yaa, Hanlim berhasil menghapus air mata gadis itu. Dengan cepat gadis itu mengangkat wajahnya yang semula menunduk karena merasakan sebuah sentuhan dingin dipipinya.
'Wajahnya cantik, aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana ya?' Hanlim berusaha mengingat wajah cantik gadis itu. Hanlim terus memandangi wajahnya namun gadis itu hanya kebingungan karena merasakan ada sesuatu yang menyentuhnya. Tanpa sadar kini Hanlim memegang tangan gadis itu dan matanya mulai berkaca-kaca.


Hanlim POV

Aku tak mengenal siapa gadis yang kini sedang menangis dihadapanku, entah mengapa tangan ini membawaku untuk menyentuh tangannya. Dadaku mulai terasa sesak, aku tak sanggup menahan air mataku untuk terjatuh. Kusentuh tangannya perlahan, berhasil aku bisa memegangnya. Sepertinya dia bisa merasakan kehadiranku. Yaa, kini dia melihatku.
Bukankah aku ini, mengapa dia bisa melihatku, mengapa aku bisa menyentuhnya. Tatapan matanya begitu sedih saat melihatku, dia menangis semakin tersedu-sedu. Apa yang dia lakukan? Dia mencoba menyentuh kepalaku, aku tidak bisa menghindarinya. Mata kami saling terpandang saat ini dan bayangan itu kembali muncul dipikiranku.


Sekali lagi aku melihat 5 orang anak yang sedang bermain di sebuah taman. Wajah mereka selalu tak terlihat jelas olehku, aku melihat mereka dari kejauhan. Kulihat Youngjae kecil sedang bermain dengan seorang gadis kecil, wajah Youngjae terlihat jelas namun wajah gadis itu tidak terlihat jelas. Namun ada seorang gadis kecil lain yang melihat mereka berdua dengan tatapan sedih. Tunggu, aku tau siapa itu. Yaa, wajahnya sama seperti wajah anak ahjumma itu, ahjumma yang memiliki rumah itu.
Gadis itu benar nyatanya bahwa dia adalah teman kecil Youngjae, sudah kuduga. Namun, apa hubungannya dengan diriku? Mengapa mereka selalu muncul dalam pikiranku. Bahkan bayangan Youngjae kecil selalu hadir.

Bayanganku berganti lagi, aku melihat Youngjae kecil memberikan sebuah kalung, aku mengenali dengan jelas kalung itu. Kalung yang ditemukan Youngjae sebelumnya, Youngjae memberikan kalung itu kepada seorang gadis kecil yang sebelumnya muncul dibayanganku, tapi dilain sisi aku melihat seorang gadis kecil memandang mereka dari kejauhan, gadis yang selalu memperhatikan mereka, wajahnya mulai terlihat dipikiranku, namun wajahnya begitu sedih.


Lagi-lagi bayangan ku berganti, kini aku melihat Youngjae kecil sedang bermain-main dengan seorang gadis kecil, ya seperti biasa selalu ada gadis kecil lain yang melihat mereka dari kejauhan. Namun kali ini gadis itu terlihat begitu bahagia, berbeda dari bayanganku sebelumnya. Aku sungguh frustasi.

Bayanganku selanjutnya, aku melihat seorang gadis dengan rambut sebahu yang memakai gaun yang sama persis dengan gaun yang kugunakan. Kusimpulkan dia adalah teman masa kecil Youngjae yang sudah dewasa. Kulihat Youngjae datang menghampirinya dan tersenyum dengan gembira. Aku kebingungan dengan semua bayangan yang terlintas saat aku mulai memegang tangan gadis ini.

Author Pov
Gadis itu melihat Hanlim yang kini meneteskan air mata.
"Eonni~" Gadis itu bicara saat melihat Hanlim menangis.
Hanlim terkejut dan melepaskan genggamannya, dia mundur satu langkah. Gadis itu berdiri dan masih menatap Hanlim.

Dilain tempat Himchan dan Daehyun mencoba menceritakan apa yang terjadi.
"Jeon.. Jeon Hyosung?" Youngjae mencoba mengingat nama itu.
"Lalu Hyung apa hubunganku dengannya?" lanjut Youngjae.
"Yang ku tahu kau selalu bersamanya, bahkan kau sering mengacuhkan kami saat kau bersamanya." ucap Himchan.
"Sedekat itukah Hyung? Lalu bagaimana dengan kalung itu?"
"Kalung yang dia taruh dikasur rumah sakit itu milikmu, apa kau belum ingat semua? Kau lupa bahwa kau yang memberikan kalung itu."
"Kalung itu aku yang berikan? Jika dia adalah Hyosung tapi mengapa nama dicincin itu.... Tunggu dimana Hanlim?" Youngjae meluaskan pandangannya, dia tidak menemukan sosok Hanlim dimanapun.
"Hanlim? Apa dia disini?" Himchan tidak menyadari kehadiran Hanlim namun dia memang sudah tidak disana sejak tadi.
"Hyung, ayo cari dia," ucap Daehyun
"Ahh hampir saja lupa, ayo Youngjae akan kutunjukkan seseorang yang mungkin membuat mu kembali mengingat semuanya." Himchan, Daehyun dan Youngjae kini meninggalkan tempat itu.


**
"Jeo..Jeon Hyosung." Seketika Youngjae meneriakkan nama itu saat melihat Hanlim sedang bertatapan dengan seorang gadis. Seketika gadis itu dan Hanlim menoleh secara bersamaan.
"Jeon Hyosung." Youngjae menyebut nama itu sekali lagi dengan kebingungan.
Gadis itu berlari saat melihat kedatangan Youngjae, mereka semua terkejut saat melihat gadis itu berlari.
Himchan dan Daehyun begitu terkejut melihat sosok Hanlim, mereka mengejar gadis itu.
"Tunggu." Himchan berlari sambil berteriak.

Gadis itu berhenti tepat dipinggir tebing pantai, tebing yang cukup tinggi. Gadis itu menunduk dan menangis. Hanlim yang masih disana terus kebingungan.
Hanlim berdiri dihadapan gadis itu lagi, gadis itu mengangkat wajahnya menatap Hanlim.
"Eonni, mianhae."
"Eonni? Siapa kau?" ucap Hanlim.
Youngjae, Himchan dan juga Daehyun hanya menatap kedua gadis itu saling pandang.
Perlahan gadis itu menceritakan apa yang terjadi.


Flashback
"Eonni, pakailah ini dan temui dia." Seorang gadis berusia sekitar 17 tahun menghampiri kakaknya.
"Untuk apa? Sudahlah, aku tidak akan melakukannya lagi. Sampai kapanpun pria itu tidak akan menganggapku ada." Gadis itu adalah Hanlim.
"Aku sudah tau yang sebenarnya, akan kuceritakan nanti. Pergilah, temui dia dan bergayalah seperti diriku." Gadis itu adalah gadis yang kini dihadapan Hanlim.
"Tapi Hyojung, aku.."
"Ayolah~" Sebuah kalung dilingkarkan gadis itu keleher Hanlim. Yaa, gadis itu bernama Hyojung.
"Hyojung-ssi apa kau sudah siap?" Youngjae dengan wajahnya yang tampan ditambah senyumannya yang menawan menyambut kehadiran gadis yang keluar dari rumah yang berada didepan rumahnya. Mereka pergi bersenang-senang. Youngjae membawa sosok Hanlim yang dianggapnya adalah Hyojung keatap sekolahnya, yaa atap sekolah Hanlim High School.
"Hyojung, tempat ini nyaman bukan?" ucap Youngjae.
"Nde, disini sepi dan begitu tenang."
"Kita jadikan tempat ini sebagai tempat berduaan untuk kita ya?" Youngjae tersenyum.

Beberapa hari, beberapa bulan, beberapa tahun. Hanlim selalu bertingkah sebagai Hyojung. Sampai suatu ketika,
"Jeon Hyojung, cepatlah hari mulai siang." Youngjae meneriaki Hyojung dari depan rumahnya.
"Hyojung, bagaimana penampilanku?" Hanlim memakai gaun berwarna putih dengan corak bunga dibawahnya.
"Perfect." Hyojung tersenyum saat melihat kakak kembarnya bergembira.
"Aku begitu gugup, bagaimana jika dia tahu aku ini siapa. Ahh, dia akan membawaku pergi untuk beberapa hari. Aku sangat takut."
"Aku akan menyusulmu bersama Himchan oppa dan Daehyun, kau tidak usah takut. Pergilah."
Hanlim keluar dari rumahnya, datang tersenyum dan menghampiri Youngjae yang sudah menunggu sambil bersender didepan mobilnya.
"Jeon Hyojung, kau cantik sekali." Youngjae tersenyum.
"Terimakasih," ucap Hanlim.
Mereka pergi kepantai, bersenang-senang bersama.

"Jeon Hyojung, aku harus mengatakan ini, saranghaeyo." Youngjae menatap kedalam mata Hanlim yang dianggap Hyojung olehnya. Hanlim menunduk malu dan tersenyum. Terlihat pipinya sekarang berubah menjadi merah merona.
'Nado saranghae Youngjae, tapi aku bukanlah Hyojung, aku tahu kau mencintai Hyojung bukan aku.' benak Hanlim.
"Hyojung, aku tahu bahwa.."
"Ayoo kesana, sepertinya tempat itu bagus. Yang lebih dulu sampai dialah pemenangnya" Potong Hanlim.
Hanlim berlari menyebrangi jalan menuju tebing pantai yang dilihatnya begitu indah.
"Ah tunggu.... Hyojung awas!" Youngjae berteriak saat sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah Hanlim yang menyebrang.
Youngjae berlari dan mendorong Hanlim hingga kepinggir jalan. Hanlim terkejut dan terjatuh.

"YOUNGJAE....!"
Flashback end. ..


To be continue..

Hallo chingudeul, kami potong pasrt V menjadi dua bagian karena ada keterpanjangan pikiran antara kami .. tunggu part lanjutannya  :D

@jumpinghimes
@youzza_nisarr