GHOST V
Main cast : Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support cast : Kim Himchan (BAP)
Jung Daehyun (BAP)
Genre : Horror, romance, sad
Duration : Chaptered
**
Aku mencintaimu, itulah yang kurasakan saat dirimu kini menghilang dari hadapanku. Penyesalan yang ku alami kini semakin menggilaimu. Inilah takdir, aku tak mungkin mengubah takdir kita. Percayalah, bahwa aku tak pernah mengingkari janjiku untuk selalu menjagamu.
**
Flashback.
"Apa kau menyukai ku?" Seorang pria kecil dengan wajahnya yang lugu bertanya kepada seorang gadis kecil dengan rambut coklatnya yang diikat.
"Mwo?" Gadis kecil itu terlihat terkejut.
"Ne, apa kau menyukaiku?"
Gadis itu menutup wajahnya yang kini memerah, dia berlari meninggalkan pria itu.
"Hey, mengapa kau meninggalkanku."
Flashback end.
Yoo Youngjae menatap cermin kamarnya, dengan piyama birunya dan rambutnya yang sedikit berantakan.
'Siapa Hanlim? Siapa gadis kecil yang selalu muncul dalam pikiranku? Siapa mereka berdua? Mengapa aku begitu merasa sangat dekat dengan Hanlim?' Itulah yang selalu muncul dalam benak Youngjae.
"Hey!" Hanlim tiba-tiba muncul dibelakang Youngjae.
"Neo! Bisakah kau datang dengan menyapaku terlebih dahulu? Jangan selalu mengejutkanku." Youngjae terkejut namun pandangannya masih kedalam cermin dihadapannya, dia hanya melihat dirinya yang berdiri, namun Hanlim jelas tidak terlihat dicermin karena memang dia adalah makhluk astral. Youngjae menunjukkan perasaan sedihnya dicermin itu saat melihat Hanlim yang tidak nampak dicermin.
'Aku merasa kasihan terhadapnya, makhluk astral yang tersesat.' Benak Youngjae.
"Apa yang kau fikirkan?" Hanlim membuat Youngjae tersadar dari lamunannya.
"Mwo? Ah aniya, Sebaiknya kau pergi. Aku lelah dan aku ingin tidur. Besok pagi datanglah aku akan tunjukkan sesuatu padamu," ucap Youngjae.
"Kau mengusirku? Kini kau melakukannya lagi?" tanya Hanlim.
"Aniya, ayolah Hanlim aku sungguh sangat lelah."
"Baiklah." Dalam sekejap Hanlim menghilang.
Youngjae menghela nafasnya, dadanya begitu sesak. Youngjae merebahkan tubuhnya diranjang lembut miliknya.
"Hanlim, aku tahu kau selalu bersamaku, meski kau tidak menampakkan tubuh mu namun aku tidak akan semudah itu dibohongi," ucap Youngjae sebelum dia terlelap dalam tidurnya.
Hanlim POV
Dia benar, pria yang kini berada dihadapanku dengan piyama birunya sedang terlelap diranjangnya. Aku memang selalu bersamanya, selalu melihatnya. Dia benar-benar sudah mengerti arti kehadiranku selama ini. Aku selalu melihatnya saat dia tidur, saat sekolah, saat bermain bersama temannya. Yaa aku selalu berada disisinya.
Tubuhku semakin lemah, aku begitu tak berdaya. Aku merasa begitu dekat dengan Youngjae, aku begitu merasakan perasaan yang aneh saat bersamanya, aku tahu jelas ini perasaan apa, aku mulai jatuh cinta kepada pria bernama Yoo Youngjae.
**
Author POV
"Youngjae, bangunlah." Youngjae tahu jelas suara itu, suara yang begitu manis dan merdu meski terkadang bisa berubah menyeramkan, Hanlim membangunkan Youngjae yang masih terlelap.
"Waeyo?" ucap Youngjae yang masih setengah sadar dan mencoba bangkit dari tidurnya.
"Bukankah kau bilang mau menunjukkan sesuatu? Ayolah Youngjae aku sudah tidak sabar, tunjukkan padaku," ucap Hanlim dengan merengek seperti anak kecil.
"Aiishh, baiklah. Aku akan mengajakmu ke pantai hari ini, akan ku tunjukkan disana oke?" Youngjae mulai membuka kancing piyamanya satu persatu. Dengan cepat Hanlim menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Waeyo?" Tanya Youngjae dengan sedikit aneh melihat tingkah Hanlim.
"Itu, apa kau mau aku melihatnya?" ucap Hanlim sambil menunjuk ke tubuh Youngjae yang sudah terlihat sedikit.
"Mwo? Aiish. Pergilah! Kembali saat aku sudah selesai." Youngjae bertingkah tidak karuan akibat malu. Dengan cepat Hanlim menghilang dari kamar Youngjae.
Youngjae sudah rapih dengan topi hitamnya, juga sweater birunya, dengan celana hitamnya, dan dengan kacamata hitamnya, tidak lupa pula dengan kalung yang ditemukannya didepan rumah Hanlim. Youngjae menuruni tangga rumahnya dan mencium pipi eomma nya segera pamit dan keluar membawa lamborghininya.
Hanlim kini terlihat lebih cantik, tidak lagi memakai seragam Hanlim. Dia memakai sebuah gaun putih dengan corak bunga di bagian bawah gaunnya, memakai sepatu cantik berwarna putih, rambutnya tertata rapih dengan sebuah pita hitam dirambutnya. Hanlim berdiri didepan mobil Youngjae sebelum Youngjae tiba digarasinya.
'Dia,, kini dia terlihat cantik,' benak Youngjae saat melihat Hanlim berdiri dihadapannya.
Mata Youngjae tidak berkedip sedikitpun saat melihatnya.
"Kajja!" Ucap Hanlim dengan ceria.
Youngjae melajukan mobilnya dengan santai,
"Darimana kau dapat semua itu?" Tanya Youngjae.
"Mwo? Baju ini?" tanya Hanlim.
"Ne, darimana?" tanya Youngjae.
"Kulihat dikamar itu banyak baju bagus, kuambil salah satunya dari lemari itu. Kurasa tidak ada salahnya kupakai hanya untuk sehari," ucap Hanlim.
Youngjae hanya mengangguk.
"Apa ada yang salah?" Hanlim terlihat begitu mengkhawatirkan Youngjae.
Flashback
"Neo, jaga ini baik-baik. Aku... aku tak sanggup lagi. Kau harus menjaganya, maaf aku mengingkari janjiku untuk selalu menjagamu, Hyo.." Dengan kepala yang berlumuran darah, serta tangan gadis yang menopang tubuhnya, Youngjae merasakan sakit yang teramat dalam saat melihat gadis dihadapannya menangis, sebelum Youngjae tidak sadarkan diri, Youngjae melihat gadis itu menangis dengan teramat sakit. Dengan gaun putihnya dengan corak bunga dibawahnya, gadis itu menopang tubuh Youngjae dengan darah yang menempel digaunnya.
"Youngjae, bangunlah!"
Flashback end.
Youngjae menghentikan mobilnya dengan mendadak hingga Hanlim terkejut,
"Hey ada apa? Apa kau mau aku mati dua kali?" Hanlim berteriak sangat keras.
Youngjae memegang kepalanya, dia merasakan sakit dikepalanya. Nafasnya terengah-engah setelah melihat bayangan itu, bayangan dirinya berlumuran darah.
"Youngjae, ada apa?" Suara Hanlim kini terdengar lebih lembut saat melihat keadaan Youngjae. Hanlim terlihat sangat mengkhawatirkan Youngjae.
"Aniya, kepalaku begitu sakit," ucap Youngjae lirih.
"Bagaimana jika kau makan terlebih dulu, ayo cari kedai makan," ajak Hanlim.
Youngjae mulai mengendarai mobilnya kembali, dengan menahan sakitnya Youngjae berusaha melajukan mobilnya dengan tenang.
**
Hanlim POV
Aku tahu kau kesakitan, aku tidak tahu apa yang tiba-tiba membuatmu kesakitan namun saat kau merasakan itu, aku begitu kesakitan. Youngjae, bertahanlah.
Apa karena aku dia merasa kesakitan? Apa aku harus pergi darinya?
Tidak bisa, aku belum tahu siapa diriku. Aku hanya ingin tahu siapa aku, siapa Youngjae, mengapa aku merasakan kekuatan hebat saat berada disisinya. Aku terus melihat Youngjae yang sedang berusaha keras melajukan mobil ini.
Author POV.
Di kedai.
"Apa kau juga mau makan?" tanya Youngjae.
"Aniya, aku makhluk astral. Kau tahu aku tidak butuh makan." Hanlim tersenyum.
Senyum Hanlim tiba-tiba membuat Youngjae berhenti bernafas,
'Apa ini? Mengapa dia tersenyum seperti itu?' benak Youngjae.
"Himchan Hyung!" Teriak Youngjae.
Seketika pria yang dipanggil Youngjae menoleh ke arah suara itu.
"Yo...Youngjae." Himchan sedang duduk bersama seorang wanita dihadapannya. Saat Youngjae menghampiri Himchan, wanita itu segera bangkit dan pergi dari kursi itu.
"Bersama siapa kau Hyung?" tanya Youngjae yang kini sudah berdiri dihadapan Himchan.
"Aa..Itu.. dia adalah temanku. Kebetulan bertemu disini, sedang apa kau disini?" tanya Himchan dengan gugup.
"Benarkah hanya teman?" tanya Youngjae dengan penuh kecurigaan.
"Ne Youngjae, kau sedang apa disini?" tanya Himchan.
"Ahh.. aku hanya sedang refreshing Hyung, sepertinya perasaanku begitu ingin kepantai ini bersama... ah aniya,aniya. Aku hanya ingin meluruskan fikiranku." jawab Youngjae yang menutupi keberadaan Hanlim disisinya.
"Duduklah, kau ingin makan apa?" tanya Himchan.
Flashback.
Himchan POV
"Yo..Youngjae." Jantungku seakan berhenti berdetak saat seorang pria memanggil namaku. Itu Youngjae, aku begitu panik saat Youngjae datang dan menghampiriku.
"Apa? Youngjae disini?" Wanita cantik yang kini duduk dihadapanku terlihat begitu panik.
"Ya itu Youngjae, sebaiknya kau pergi sekarang. Pergi yang jauh, kemanapun dan jangan sampai Youngjae melihatmu, setelah aku selesai aku akan menelponmu dan menjemputmu." Youngjae menghampiriku perlahan.
"Ah baiklah."
"Jaga dirimu baik-baik." Sebelum Youngjae menghampiriku wanita itu sudah pergi meninggalkanku. Yaa, Youngjae tidak boleh bertemu dirinya saat ini.
Flashback end.
**
Author POV
Hanlim menatap Youngjae dan Himchan yang sedang mengobrol. Tentu saja Himchan tidak dapat melihat Hanlim karena dia tidak menampakkannya dihadapan Himchan. Selesai makan, Himchan pergi lebih dulu dengan alasan dia harus mengunjungi temannya dan Youngjae hanya mengiyakan perkataan Himchan.
"Apa kau sudah lebih baik?" Tanya Hanlim.
"Ne, ayo pergi akan ku tunjukkan sesuatu."
Youngjae POV
Kini aku berjalan bersama Hanlim, hari ini aku tidak menganggapnya sebagai makhluk astral yang tersesat karena hari ini dia terlihat begitu menawan dengan gaun putih itu. Cincin dengan nama indah didalamnya pun masih terpasang dijemarinya, namun wajahnya yang pucat tetap terlihat sekalipun dia tersenyum manis. Udara pantai yang sejuk pada sore hari, angin yang berhembus begitu lembut, aku berjalan berpegang tangan dengan Hanlim, perasaan ini begitu berbeda. Hanlim yang semula menakutkan kini selalu tersenyum dihadapanku.
"Hanlim duduklah." Aku menyuruhnya duduk disebelahku, dia menuruti permintaanku.
"Apa yang akan kau tunjukkan? Cepatlah, lama sekali." Rengekannya yang begitu lucu seperti anak kecil yang meminta permen.
"Tutup matamu dan jangan mengintip. Saat ku bilang buka matamu maka bukalah." Dia menuruti perkataanku. Matanya tertutup sangat tenang.
5 menit kemudian.
"Bukalah!" Dengan perlahan Hanlim membuka matanya. Wajah Hanlim terlihat begitu berseri sekarang, senyum simpulnya terbentuk disudut bibirnya.
"Indah bukan?" Aku masih terus menatap wajahnya yang terus tersenyum.
Hanlim terpana dengan apa yang ku tunjukkan, dia hanya terdiam. Tiba-tiba kepala ku sakit, rasa sakit yang selalu menggangguku saat sesuatu muncul dipikiranku.
"Youngjae, ini sangat indah." Ucap seorang gadis yang wajahnya tidak terlihat jelas dipikiranku.
"Ya sangat indah, sunset yang sangat berbeda bukan? Itu mengapa aku mengajakmu ketempat ini."
Bayangan itu terlintas dipikiranku. Siapa gadis itu? Gadis yang sama dengan gadis yang menangis saat aku berlumuran darah. Gadis itu, apa dia Hanlim? Gaun yang dipakai Hanlim saat ini sama persis dengan gaun gadis itu, namun wajah gadis dalam pikiranku tidak terlihat jelas. Apa gadis itu adalah teman kecilku? Anak dari ahjumma didepan rumahku? Aku begitu frustasi.
Author POV
'Ada apa ini? Mengapa Youngjae tidak dapat melihatku? Mengapa Youngjae menganggapku menghilang? Aku begitu frustasi. Youngjae aku disini, aku mulai tidak bisa mengendalikan tubuhku.' Hanlim begitu frustasi saat Youngjae tidak dapat melihatnya.
"Hey Hanlim mengapa kau menghilang? Hanlim muncullah." Youngjae begitu histeris saat Hanlim menghilang tiba-tiba. Berkali-kali Youngjae memanggil Hanlim, pandangannya meluas keseleluruh pantai namun Hanlim tidak juga muncul.
"Aish, akan ku buat kau mati dua kali." Youngjae sangat kesal. Dia meninggalkan pantai dan menuju ke penginapan didekat pantai.
Dipenginapan,
Youngjae merebahkan tubuhnya diranjang kamar itu, sampai saat ini Hanlim tidak juga muncul. Semakin malam Youngjae semakin terlelap dan mulai tertidur.
**
Youngjae terbangun saat mendapat mimpi buruk, 03:00 Youngjae melihat jam biru ditangannya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, badannya bergidik dan gemetar.
'Siapa gadis itu? Mengapa kini aku melihatnya seperti Hanlim? Ahh, dimana Hanlim?' benak Youngjae. Youngjae menenangkan dirinya sendiri dan memejamkan matanya, mencoba memanggil Hanlim dengan perasaannya.
"Youngjae, apa kau melihatku?" Suara Hanlim yang selalu dikenali Youngjae kini mulai terdengar. Dengan cepat Youngjae membuka matanya dan melihat Hanlim berdiri dihadapannya dengan wajahnya yang terlihat panik.
"Ya neo! Mengapa kau menghilang begitu saja." Teriakan Youngjae membuat Hanlim terkejut hingga dia mundur beberapa langkah.
"Semalaman aku disini, hanya saja tubuhku tidak bisa kukendalikan dengan baik. Jangan khawatir, kau tahu hantu kan? Terkadang menghilang, terkadang muncul bahkan terkadang tubuhku transparan hingga tidak bisa menyentuh apapun," ucap Hanlim.
"Ah baiklah." Youngjae sedikit melihatkan kekhawatirannya.
"Mengapa kau terbangun?" Hanlim kebingungan.
"Ah, hampir lupa. Kajja! Kita harus pergi ke suatu tempat," ucap Youngjae sambil menarik lengan Hanlim.
Youngjae mengendarai lamborghini nya dengan hati-hati.
"Mau kemana kau pagi-pagi buta seperti ini?" tanya Hanlim.
"Aku harus menemui Himchan Hyung," ucap Youngjae.
Flashback.
Youngjae terbangun akibat mimpinya, mimpi yang begitu membuatnya kebingungan.
"Kajja, yang lebih dulu sampai dia pemenangnya," ucap Youngjae didalam mimpinya.
"Kajja, yang menang mendapatkan gadis itu." Ucap Himchan.
"Aku yang menentukan siapa pemenangnya." Ucap Daehyun dengan semangat.
Mereka berlari sekuat tenaga, untuk mendapatkan seorang gadis cantik dihadapannya. Gadis itu tidak sendiri, ya gadis itu bersama gadis lainnya.
"Yeeee aku menang." Youngjae memenangkan permainan itu. Youngjae berlari menghampiri kedua gadis itu.
"Jadi kau sekarang milikku." Gadis itu hanya tersenyum melihat tingkah Youngjae. Seorang gadis dengan kalung berliontin cincin yang tergantung dilehernya menunjukkan senyum simpulnya.
Flashback end.
"Apa kau tahu dimana Himchan Hyung?" tanya Hanlim.
"Ya, aku tahu jika dia ke sini pasti dia menginap dihotel itu," ucap Youngjae.
"Apa kita tidak menganggunya jika datang jam segini?" tanya Hanlim.
"Kurasa tidak, aku benar-benar ingin tahu yang sebenarnya," ucap Youngjae.
"Apa menurutmu ini ada hubungannya denganku?"
"Mungkin, aku tidak yakin."
Dihotel tempat himchan menginap.
"Yeoboseyo." Terdengar suara Himchan ditelepon genggamnya.
"Hyung, aku dibawah. Cepat turun."
"Mwo? Aish kau ini." Himchan segera turun ke lobi hotel, dia melihat Youngjae yang bergidik kedinginan.
"Waeyo?" tanya Himchan.
"Ada yang ingin ku tanyakan," jawab Youngjae
"Ayo ke kamarku."
Dikamar Himchan.
"Hyung, apa kau kenal siapa teman kecilku?" Tanpa ragu Youngjae bertanya kepada Himchan.
"Mwo? Teman kecil mu, hanya aku dan Jung Daehyun. Waeyo?" Himchan bertanya balik kepada Youngjae.
"Aku.. gadis kecil itu—" Perlahan Youngjae menceritakan apa yang dialaminya. Bayangan gadis itu, mimpi-mimpinya, tentang kalung yang ditemukannya. Tentang ahjumma itu, semua diceritakan oleh Youngjae.
Hanlim yang berdiri disamping Youngjae sama sekali tidak terlihat oleh Himchan.
Himchan hanya diam mendengar penjelasan Youngjae, sesekali wajah Himchan menunjukkan keterkejutannya.
"Lupakanlah Youngjae, mungkin itu hanya halusinasimu," ucap Himchan.
"Tapi Hyung, semua itu terlihat nyata oleh ku, bayangan itu terlihat begitu jelas. Kejadian yang dialamiku dimimpiku begitu terasa ditubuhku. Hyung katakanlah, ada apa denganku? Siapa gadis itu?" Dengan cepat Youngjae sudah memegang kerah baju Himchan dengan kesal.
"Youngjae, apa yang kau lakukan?" Hanlim berteriak saat Youngjae beraksi mengejutkan.
"Youngjae hentikan," ucap Himchan dengan tenang.
Youngjae menurunkan kerah baju Himchan, Hanlim yang masih tidak terlihat oleh Himchan begitu lega saat Youngjae menghentikan amarahnya.
"Tidurlah disini, ku yakin kau butuh istirahat." Youngjae yang mulai merasa lelah kini mulai membaringkan tubuhnya dikasur Himchan.
Himchan POV
Youngjae, dia harus kembali ke seoul. Aku tidak ingin dia kembali mengulang masa lalunya yang menyedihkan. Kini dia mulai terlelap dihadapanku, aku akan menelpon Daehyun.
"Yeoboseyo, Jung Daehyun."
"Nde, wae?" Suara Daehyun terdengar begitu serak.
"Youngjae, kini dia disini. Apa yang harus kita lakukan?"
"Mwo? Youngjae disana? Bagaimana bisa? Besok pagi aku akan menyusulmu kesana Hyung. Tunggu aku," ucap Daehyun.
"Ne, aku takut terjadi sesuatu dengan Youngjae. Cepatlah datang Daehyun sebelum semuanya terlihat." Aku segera menutup telponku dengan cepat takut Youngjae masih mendengar pembicaraanku.
Author POV
Hanlim yang masih berada dikamar Himchan terlihat bingung saat Himchan bicara dengan Daehyun ditelpin.
"Apa yang mereka sembunyikan?" Hanlim teus menatap Himchan.
Hanlim masih terjaga sementara Himchan dan Youngjae sudah tertidur pulas.
Keesokan paginya
Hanlim menatap wajah Youngjae yang masih tertidur dengan tenang.
"Youngjae, bangunlah Youngjae~" Hanlim berusaha menakuti Youngjae.
"Aish kau, aku benar-benar mengantuk jangan menggangguku." Youngjae mendesah kesal.
"Bangunlah dan lihat disebelah mu, Himchan menghilang dan pergi."
"Mwo?" Youngjae terkejut saat tahu Himchan sudah tidak lagi dikamar itu.
"Kemana Hyung?" Youngjae melanjutkan pertanyaannya.
"Kulihat pagi-pagi sekali dia sudah meninggalkan kamar ini, aku tidak mengikutinya. Namun yang ku tahu dia bertemu Daehyun di lobi."
"Apa? Daehyun? Bagaimana bisa?" Youngjae benar-benar terkejut.
"Ne, semalam kudengar Himchan menghubungi Daehyun."
"Kajja!" Youngjae segera memakai sweaternya dan langsung keluar dari hotel.
Flashback.
"Hyung, bagaimana ini? Haruskah Youngjae tahu semuanya?" Daehyun yang kini berada dihotel tempat Himchan menginap dengan wajahnya yang begitu panik.
"Aku tidak tahu, sebaiknya kita pergi sekarang," ucap Himchan.
"Tapi bagaimana dengan dia? Apa Youngjae sudah melihatnya?"
"Belum, hampir melihatnya tapi tidak sempat melihat wajahnya. Ayo pergi sebelum Youngjae bangun."
Hanlim yang sejak tadi melihat percakapan mereka terlihat sangat kebingungan.
'Aku harus membangunkan Youngjae, aku tidak bisa mengikuti mereka, aku tidak mungkin meninggalkan Youngjae sendirian. Tapi perasaanku begitu kuat dengan mereka. Kecurigaanku semakin menjadi saat mereka seperti ini,' benak Hanlim.
Himchan dan Daehyun pun meninggalkan Youngjae dengan wajah yang panik."
Flashback end.
**
'Dimana mereka, shit!' Youngjae begitu frustasi mencari keberadaan mereka.
'Mengapa mereka seolah menghindariku? Apa yang terjadi? Apa yang mereka sembunyikan.' Youngjae terus bertanya-tanya didalam dirinya.
"Youngjae, bisakah kau bersikap tenang. Coba fikirkan tempat yang paling sering kalian kunjungi saat kesini," ucap Hanlim.
"Apa kita kepantai saja?" Youngjae bertanya kepada Hanlim.
"Cobalah, mungkin mereka disana."
Youngjae mengendarai Lamborghininya menuju pantai.
Dipantai
"Youngjae, itu Himchan Hyung." Hanlim berteriak saat melihat Himchan dan Daehyun duduk disebuah kursi. Hanlim dan Youngjae segera berlari berpegang tangan menuju Himchan dan Daehyun.
"Ya kalian!" Teriak Youngjae, dalam sekejap Hanlim menghilang.
"Wooah, Yo..Youngjae." Himchan terkejut dan langsung bangun dari kursinya.
Daehyun yang juga terkejut saat melihat sosok Youngjae yang kini berada dibelakangnya.
"Apa yang kalian tutupi dari ku?" Tidak sabar Youngjae langsung bertanya.
"Duduklah, akan ku ceritakan," ucap Himchan.
Himchan POV
Mungkin inilah saatnya aku menceritakan semuanya.
"Youngjae, kau harus tahu semuanya." Aku melihat Youngjae yang sedang memperhatikan dengan serius segala ucapanku.
"Ceritakan." Sepertinya Youngjae sedikit kesal. Daehyun yang hanya diam terus menunggu apa yang akan ku ceritakan.
"Youngjae, mianhae. Aku tidak tahu akan memulainya darimana. Kalung itu, kalung yang kutemukan dirumah sakit saat kau koma, kurasa itu milik teman kecilmu."
"Teman kecilku? Nugu?"
"Kau mengalami kecelakaan 4 bulan yang lalu, disini ya tepat didaerah ini, kau memiliki teman kecil, gadis yang selalu muncul dipikiranmu kurasa itu adalah dia. Ingatanmu mulai kembali Youngjae."
"Ingatan? Jadi aku amnesia? Gadis kecil itu, siapa namanya?"
"Kurasa kalung itu milik Jeon Hyosung, teman kecilmu."
Author POV
Himchan berusaha keras mengumpulkan tenaganya untuk memberitahu yang sebenarnya kepada Youngjae. Saat Youngjae fokus dengan cerita Himchan, seorang gadis muncul dari balik pintu itu, gadis berambut panjang memakai gaun coklat dan sepatu putih nya ingin menghampiri Himchan dan juga Youngjae yang sedang duduk, tapi dia mengurungkan niatnya saat Himchan melihat gadis itu dan memberi kode agar cepat pergi dari tempat ini. Gadis itu pun menuruti kemauan Himchan, namun Hanlim yang melihat gadis itu begitu penasaran dengannya, Hanlim pergi dan meninggalkan mereka yang sedang bercerita, saat Himchan menyebutkan siapa nama teman kecilnya Hanlim langsung pergi menyusul gadis itu. Gadis itu berjalan dengan cepat kearah pantai, Hanlim mengikuti gadis itu dibelakangnya. Gadis itu tidak bisa melihat kehadiran Hanlim, dia berhenti dan langsung terduduk lemas, Hanlim kaget karena gadis itu tiba-tiba melemah. Hanlim menengok wajahnya yang tertutup poni itu, gadis itu menangis. Tiba-tiba hati Hanlim terasa perih, jantungnya bagai tertusuk benda tajam saat melihat gadis itu menangis.
'Mengapa dia menangis? Mengapa hatiku begitu sakit saat melihatnya menangis? Siapa gadis ini.' Hanlim mencoba menghapus air mata gadis itu. Yaa, Hanlim berhasil menghapus air mata gadis itu. Dengan cepat gadis itu mengangkat wajahnya yang semula menunduk karena merasakan sebuah sentuhan dingin dipipinya.
'Wajahnya cantik, aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana ya?' Hanlim berusaha mengingat wajah cantik gadis itu. Hanlim terus memandangi wajahnya namun gadis itu hanya kebingungan karena merasakan ada sesuatu yang menyentuhnya. Tanpa sadar kini Hanlim memegang tangan gadis itu dan matanya mulai berkaca-kaca.
Hanlim POV
Aku tak mengenal siapa gadis yang kini sedang menangis dihadapanku, entah mengapa tangan ini membawaku untuk menyentuh tangannya. Dadaku mulai terasa sesak, aku tak sanggup menahan air mataku untuk terjatuh. Kusentuh tangannya perlahan, berhasil aku bisa memegangnya. Sepertinya dia bisa merasakan kehadiranku. Yaa, kini dia melihatku.
Bukankah aku ini, mengapa dia bisa melihatku, mengapa aku bisa menyentuhnya. Tatapan matanya begitu sedih saat melihatku, dia menangis semakin tersedu-sedu. Apa yang dia lakukan? Dia mencoba menyentuh kepalaku, aku tidak bisa menghindarinya. Mata kami saling terpandang saat ini dan bayangan itu kembali muncul dipikiranku.
Sekali lagi aku melihat 5 orang anak yang sedang bermain di sebuah taman. Wajah mereka selalu tak terlihat jelas olehku, aku melihat mereka dari kejauhan. Kulihat Youngjae kecil sedang bermain dengan seorang gadis kecil, wajah Youngjae terlihat jelas namun wajah gadis itu tidak terlihat jelas. Namun ada seorang gadis kecil lain yang melihat mereka berdua dengan tatapan sedih. Tunggu, aku tau siapa itu. Yaa, wajahnya sama seperti wajah anak ahjumma itu, ahjumma yang memiliki rumah itu.
Gadis itu benar nyatanya bahwa dia adalah teman kecil Youngjae, sudah kuduga. Namun, apa hubungannya dengan diriku? Mengapa mereka selalu muncul dalam pikiranku. Bahkan bayangan Youngjae kecil selalu hadir.
Bayanganku berganti lagi, aku melihat Youngjae kecil memberikan sebuah kalung, aku mengenali dengan jelas kalung itu. Kalung yang ditemukan Youngjae sebelumnya, Youngjae memberikan kalung itu kepada seorang gadis kecil yang sebelumnya muncul dibayanganku, tapi dilain sisi aku melihat seorang gadis kecil memandang mereka dari kejauhan, gadis yang selalu memperhatikan mereka, wajahnya mulai terlihat dipikiranku, namun wajahnya begitu sedih.
Lagi-lagi bayangan ku berganti, kini aku melihat Youngjae kecil sedang bermain-main dengan seorang gadis kecil, ya seperti biasa selalu ada gadis kecil lain yang melihat mereka dari kejauhan. Namun kali ini gadis itu terlihat begitu bahagia, berbeda dari bayanganku sebelumnya. Aku sungguh frustasi.
Bayanganku selanjutnya, aku melihat seorang gadis dengan rambut sebahu yang memakai gaun yang sama persis dengan gaun yang kugunakan. Kusimpulkan dia adalah teman masa kecil Youngjae yang sudah dewasa. Kulihat Youngjae datang menghampirinya dan tersenyum dengan gembira. Aku kebingungan dengan semua bayangan yang terlintas saat aku mulai memegang tangan gadis ini.
Author Pov
Gadis itu melihat Hanlim yang kini meneteskan air mata.
"Eonni~" Gadis itu bicara saat melihat Hanlim menangis.
Hanlim terkejut dan melepaskan genggamannya, dia mundur satu langkah. Gadis itu berdiri dan masih menatap Hanlim.
Dilain tempat Himchan dan Daehyun mencoba menceritakan apa yang terjadi.
"Jeon.. Jeon Hyosung?" Youngjae mencoba mengingat nama itu.
"Lalu Hyung apa hubunganku dengannya?" lanjut Youngjae.
"Yang ku tahu kau selalu bersamanya, bahkan kau sering mengacuhkan kami saat kau bersamanya." ucap Himchan.
"Sedekat itukah Hyung? Lalu bagaimana dengan kalung itu?"
"Kalung yang dia taruh dikasur rumah sakit itu milikmu, apa kau belum ingat semua? Kau lupa bahwa kau yang memberikan kalung itu."
"Kalung itu aku yang berikan? Jika dia adalah Hyosung tapi mengapa nama dicincin itu.... Tunggu dimana Hanlim?" Youngjae meluaskan pandangannya, dia tidak menemukan sosok Hanlim dimanapun.
"Hanlim? Apa dia disini?" Himchan tidak menyadari kehadiran Hanlim namun dia memang sudah tidak disana sejak tadi.
"Hyung, ayo cari dia," ucap Daehyun
"Ahh hampir saja lupa, ayo Youngjae akan kutunjukkan seseorang yang mungkin membuat mu kembali mengingat semuanya." Himchan, Daehyun dan Youngjae kini meninggalkan tempat itu.
**
"Jeo..Jeon Hyosung." Seketika Youngjae meneriakkan nama itu saat melihat Hanlim sedang bertatapan dengan seorang gadis. Seketika gadis itu dan Hanlim menoleh secara bersamaan.
"Jeon Hyosung." Youngjae menyebut nama itu sekali lagi dengan kebingungan.
Gadis itu berlari saat melihat kedatangan Youngjae, mereka semua terkejut saat melihat gadis itu berlari.
Himchan dan Daehyun begitu terkejut melihat sosok Hanlim, mereka mengejar gadis itu.
"Tunggu." Himchan berlari sambil berteriak.
Gadis itu berhenti tepat dipinggir tebing pantai, tebing yang cukup tinggi. Gadis itu menunduk dan menangis. Hanlim yang masih disana terus kebingungan.
Hanlim berdiri dihadapan gadis itu lagi, gadis itu mengangkat wajahnya menatap Hanlim.
"Eonni, mianhae."
"Eonni? Siapa kau?" ucap Hanlim.
Youngjae, Himchan dan juga Daehyun hanya menatap kedua gadis itu saling pandang.
Perlahan gadis itu menceritakan apa yang terjadi.
Flashback
"Eonni, pakailah ini dan temui dia." Seorang gadis berusia sekitar 17 tahun menghampiri kakaknya.
"Untuk apa? Sudahlah, aku tidak akan melakukannya lagi. Sampai kapanpun pria itu tidak akan menganggapku ada." Gadis itu adalah Hanlim.
"Aku sudah tau yang sebenarnya, akan kuceritakan nanti. Pergilah, temui dia dan bergayalah seperti diriku." Gadis itu adalah gadis yang kini dihadapan Hanlim.
"Tapi Hyojung, aku.."
"Ayolah~" Sebuah kalung dilingkarkan gadis itu keleher Hanlim. Yaa, gadis itu bernama Hyojung.
"Hyojung-ssi apa kau sudah siap?" Youngjae dengan wajahnya yang tampan ditambah senyumannya yang menawan menyambut kehadiran gadis yang keluar dari rumah yang berada didepan rumahnya. Mereka pergi bersenang-senang. Youngjae membawa sosok Hanlim yang dianggapnya adalah Hyojung keatap sekolahnya, yaa atap sekolah Hanlim High School.
"Hyojung, tempat ini nyaman bukan?" ucap Youngjae.
"Nde, disini sepi dan begitu tenang."
"Kita jadikan tempat ini sebagai tempat berduaan untuk kita ya?" Youngjae tersenyum.
Beberapa hari, beberapa bulan, beberapa tahun. Hanlim selalu bertingkah sebagai Hyojung. Sampai suatu ketika,
"Jeon Hyojung, cepatlah hari mulai siang." Youngjae meneriaki Hyojung dari depan rumahnya.
"Hyojung, bagaimana penampilanku?" Hanlim memakai gaun berwarna putih dengan corak bunga dibawahnya.
"Perfect." Hyojung tersenyum saat melihat kakak kembarnya bergembira.
"Aku begitu gugup, bagaimana jika dia tahu aku ini siapa. Ahh, dia akan membawaku pergi untuk beberapa hari. Aku sangat takut."
"Aku akan menyusulmu bersama Himchan oppa dan Daehyun, kau tidak usah takut. Pergilah."
Hanlim keluar dari rumahnya, datang tersenyum dan menghampiri Youngjae yang sudah menunggu sambil bersender didepan mobilnya.
"Jeon Hyojung, kau cantik sekali." Youngjae tersenyum.
"Terimakasih," ucap Hanlim.
Mereka pergi kepantai, bersenang-senang bersama.
"Jeon Hyojung, aku harus mengatakan ini, saranghaeyo." Youngjae menatap kedalam mata Hanlim yang dianggap Hyojung olehnya. Hanlim menunduk malu dan tersenyum. Terlihat pipinya sekarang berubah menjadi merah merona.
'Nado saranghae Youngjae, tapi aku bukanlah Hyojung, aku tahu kau mencintai Hyojung bukan aku.' benak Hanlim.
"Hyojung, aku tahu bahwa.."
"Ayoo kesana, sepertinya tempat itu bagus. Yang lebih dulu sampai dialah pemenangnya" Potong Hanlim.
Hanlim berlari menyebrangi jalan menuju tebing pantai yang dilihatnya begitu indah.
"Ah tunggu.... Hyojung awas!" Youngjae berteriak saat sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah Hanlim yang menyebrang.
Youngjae berlari dan mendorong Hanlim hingga kepinggir jalan. Hanlim terkejut dan terjatuh.
"YOUNGJAE....!"
Flashback end. ..
To be continue..
Hallo chingudeul, kami potong pasrt V menjadi dua bagian karena ada keterpanjangan pikiran antara kami .. tunggu part lanjutannya :D
@jumpinghimes
@youzza_nisarr
wew bagus banget ceritanya.. gua makin suka sama jalan cerita ini.. dilanjut ya.. kalo bisa dijadiin novel aja :) ntar gua beli
BalasHapushohohohoho
next ya :)
Okeee .. seandainya bisa gue bikin novel tan pasti udah gue bikin .. :'(
Hapus