GHOST IV
Main cast : Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support cast : Kim Himchan (BAP)
Jung Daehyun (BAP)
Genre : Horor, romance, sad
Author : @Youzza_nisarr
@Jumpinghimes
Duration : Chaptered
Chapter IV
**
Hanya kau yang bisa membantuku, apapun kulakukan agar kau membantuku.
Perasaan ku selalu tertuju padamu, hati ini, jiwa ini akan selalu bersamamu.
**
"Apa kau merindukan ku?" Begitulah kalimat yang dilontarkan oleh makhluk itu.
"A..ani, tidak seperti itu." Ucapan yang keluar dari mulut Youngjae kini mulai terbata-bata.
Hanlim hanya melihatnya dengan muka yang polos.
"Yoo Youngjae." Hanlim melangkah perlahan menuju Youngjae.
"Apakah kau tau siapa aku?" Dengan waktu yang singkat kini wajah Hanlim sudah berada tepat di depan muka Youngjae, dengan menampakkan wajahnya yang menyeramkan, matanya yang merah juga bibirnya yang pucat, dengan taring yang tiba-tiba muncul, dan tangannya yang berlumuran darah.
"Aarghhhh jinjja! nan mollaseo!" Teriak Youngjae sambil memalingkan wajahnya dari wajah Hanlim yang menyeramkan.
"Hmmmm.. kalau begitu apakah kau mau membantuku?"
"Sudah kubilang aku tidak akan membantu mu!" Bentak Youngjae.
Wajah Hanlim mulai terlihat marah, lampu kamar Youngjae berkedip dengan cepat, detak jantung Youngjae pun berdetak tak menentu, Hanlim menatap Youngjae dengan tatapannya yang tajam, Hanlim ingin sekali menghancurkan benda yang yang berada didalam kamar Youngjae, angin mulai bertiup kencang didalam kamar Youngjae hingga menggetarkan seluruh barang yang ada dikamar Youngjae.
"Kalau caramu seperti ini aku tidak mau. Hajima!" Lanjut Youngjae dengan berteriak karena begitu frustasi. Youngjae tidak penakut semenjak lulus dari sekolah menengah, namun kali ini semenjak kemunculan Hanlim, Youngjae menjadi penakut lagi. Seketika angin yang bertiup kencang pun kembali normal dan Hanlim mulai meneteskan air matanya, dia menangis sambil merunduk.
"Aku sudah tau trikmu itu. Sebaiknya hentikan sekarang!". Youngjae masih memalingkan wajahnya.
"Aku benar-benar tidak tahu siapa aku. Kenapa aku selalu datang dalam hidupmu. hal itu pun aku tidak tahu. Bahkan namaku saja aku tidak tahu. Tolong bantu aku, aku janji aku tidak akan mengganggumu lagi." Hanlim tetap merunduk dan menangis seperti orang yang kehilangan arah, kini taring nya menghilang dan darah yang semula berlumuran ditangannya pun telah menghilang.
"Tapi mengapa harus aku?" Youngjae mulai melihat hanlim yang sekarang sudah terlihat tak berdaya. Rasa sesak pun tiba-tiba menyerangnya lagi.
"Kau... rasanya aku begitu dekat denganmu." Ucap Hanlim lemah.
"Apakah karena kalung ini?" Dengan cepat Youngjae menunjukan kalungnya, seketika Hanlim merasa kesakitan. Sakit yang sama dengan apa yang dirasakan youngjae saat ini.
"Tolong bantu aku." Hanlim terjatuh dan dia tidak sadarkan diri.
**
Youngjae POV
Sekarang ini dia sedang tertidur dipangkuanku. Bukan tidur, lebih tepatnya dia tidak sadarkan diri. Ini memang lucu, akupun tidak habis fikir, seorang hanlim, ahhh tidak... makhluk seperti dia bisa tertidur di pangkuanku. Awalnya aku ingin memindahkannya ke kasurku, namun tubuhnya begitu berat, aku sampai tidak sanggup untuk mengangkatnya. Ku fikir bukan karena tubuhnya yang berat, mungkin saja karena dia adalah seorang 'penggaggu' ahhh aku tidak tahu.
Dia terlelap sangat pulas, mungkin karena kejadian tadi. Aku yakin dia mengalami hal yang sama denganku. Hmmm, Dia lumayan juga, aku mulai memperhatikan wajahnya yang pucat dengan matanya yang terpejam, andai saja dia muncul dengan keadaan seperti ini, mungkin aku akan membantunya dengan senang hati tanpa harus ada kejadian seperti sebelumnya.
"Ahhh Yoo Youngjae. Apa yang kau fikirkan?! Apa kau sudah gila. Dia hanyalah makhluk...." Aku menyalahkan pemikiranku sendiri. Matanya yang terpejam kini meneteskan air mata, entah apa yang dia rasakan saat ini namun sesak didadaku begitu terasa saat aku melihat air matanya, kuhapus air mata itu dengan perlahan.
"Aaaaaarrghhhhhh." Wajah yang ingin kuhapus air matanya tiba tiba terbangun. Mata yang semula tertutup dengan tenang kini terbuka dan berwarna hitam pekat. Wajahnya yang semula terlihat begitu tenang kini berubah begitu menyeramkan, tatapan matanya yang tajam menatap ku begitu dalam, jantungku seakan berhenti berdetak akibat melihat tatapannya. Kini makhluk itu duduk dihadapan ku, dan wajahnya tepat berada didepan wajahku, dan yang ku lakukan hanyalah menghindari tatapannya yang begitu mengerikan.
"Hajima! Aish jebal!" Sudah hampir beberapa menit aku menutup mataku untuk menghindari tatapannya, aku berusaha membuka mataku dengan perlahan, aku terkejut saat makhluk itu kini tidak ada dihadapanku. Dan yang ku lihat hanyalah pria dengan celana jeans coklat juga baju birunya berdiri dihadapan ku dengan wajah yang kebingungan, Jung Daehyun kini berada dikamarku.
"Yoo Youngjae, waeyo?" Tanya Daehyun dengan menatapku heran.
"Aa.. aniya, untuk apa kau kesini?"
"Aku akan menginap disini." Dia memang selalu seperti itu, datang tiba-tiba dan langsung tidur ke kasurku tanpa permisi.
'Hanlim, kemana dia?' Itulah yang berada dipikaran ku saat ini. Mungkin aku akan coba membantunya, kuharap dengan aku membantunya, dia tidak akan melakukan hal itu lagi. Aku sangat frustasi.
Sepanjang malam yang ku fikirkan hanyalah, bagaimana caranya agar makhluk tak berwujud itu menghilang dari hidupku?.
**
Author POV
Mentari pagi memasuki kamar Youngjae, hari ini adalah hari libur. Youngjae terbangun dan langsung menghampiri eommanya dan menghiraukan Daehyun yang masih terlelap dikasurnya. Youngjae berlari dari kamarnya menghampiri eomma yang kini berada didapur sedang membuat sarapan.
"Eomma.. aku ingin bicara sesuatu." Ucap Youngjae dengan cepat.
"Wae nae adeul?" Jawab eomma.
"Siswi yang tinggal di depan rumah kita. Siapa dia?" Youngjae begitu penasaran.
"Siswi? Eomma tidak tahu. Wae?" Ucap eomma dengan tenang.
"Apakah dia sudah tinggal lama disana?"
"Kenapa kau ini Yoo Youngjae?!!" Tiba-tiba saja eomma berteriak dan membuat Youngjae sangat terkejut.
"Eomma wae?" Tanya Youngjae dengan mukanya yang begitu takut.
Eomma langsung membuka sarung tangannya dan melempar nya, eomma berjalan meninggalkan Youngjae didapur tanpa berkata apapun.
"Ada apa dengan eomma?" Youngjae hanya bisa terdiam dan kebingungan.
Keesokan harinya.
Youngjae duduk di sofa hitam yang berada di kamarnya sambil memikirkan siapa itu Hanlim. Tiba-tiba dia teringat dengan kotak putih yang terjatuh saat Hanlim mengamuk. Youngjae berusaha mencarinya dan akhirnya menemukan kotak itu. Youngjae membuka kotak itu perlahan, dan isinya hanyalah sebuah kalung tanpa liontin dan sebuah mainan anak kecil, Youngjae berpikir keras milik siapa barang-barang ini. Youngjae membereskan dirinya dan bersiap berangkat ke sekolah. Youngjae membawa kotak itu kesekolah.
Jam istirahat, Youngjae berjalan ke atap sekolahnya. Tempat itu membuatnya nyaman akhir-akhir ini, tempat yang begitu sepi dan juga tenang. Youngjae mengingat waktu pertama kali dirinya keatap sekolah dan membawa kotak yang berisi kalung berliontin cincin, dan hari ini dia kembali keatap sekolah dan membawa kotak yang berisi sebuah kalung juga. Youngjae duduk disebuah bangunan kecil, trus memandangi kotak putih yang dibawanya. 'Kotak ini apa sama dengan kotak yang kemarin ku temukan didepan rumah itu?' Pikir Youngjae.
"Aigo! Bisakah kau datang tanpa harus mengejutkanku! Untung saja wajahmu tidak menyeramkan seperti biasanya kau menampakkannya dihadapanku." Teriak Youngjae.
"Apa seperti ini?" Hanlim merubah wajahnya yang menyeramkan dihadapan Youngjae, dengan matanya yang merah menyala dan taringnya yang kini ditampakkan membuat Youngjae berteriak dan melemparkan kotak yang digenggamnya kearah Hanlim. Sebuah kertas terlempar dari dalam kotak putih itu, kertas yang sudah kusam.
"Hajima! jebal!" Youngjae menutup matanya.
"Eoh, apa itu." Hanlim berteriak seperti anak kecil saat melihat kertas itu berceceran dilantai. Dengan cepat Youngjae membuka matanya.
Ada beberapa lembar kertas yang diclip menjadi satu. Youngjae mengambil kertas-kertas tersebut dan mulai membacanya.
Lembar pertama.
"Yoo Youngjae, akankah kau pergi? Tetaplah bersamaku, ayolah atau aku akan membunuhmu!"
Lembar kedua.
"Kau akan membunuhku? Berapa umurmu itu eoh? Aku akan tetap pergi kalau seperti ini."
Lembar ketiga.
"Jeongmal? Apakah kau tega meninggalkan ku sendirian? Saat disekolah dasar bukankah kau berjanji padaku bahwa kau tidak akan meninggalkanku dan selalu menjagaku, apa semua itu hanya tipuan?"
Lembar keempat.
"Kekeke~ apa kau mempercayai omonganku yang tadi? Aku tidak akan pergi, aku akan selalu menjagamu pabo-ya!"
Lembar kelima.
"Ya! Pabo namja! Apakah kau sedang menipuku lagi? Lalu setelah lulus kau akan bersekolah dimana?"
Lembar keenam.
"Apakah aku sedang terlihat membohongimu? Aku akan selalu mengikutimu, aku akan selalu menepati janjiku, aku akan selalu menjaga gadis cantik ini chingu-ya."
Lembar terakhir.
"Apakah kau sedang merayuku? Baiklah aku akan menjadi bayanganmu, jadi walaupun kau mengingkari janjimu, aku akan selalu mengikuti mu. Aku berjanji!"
Dalam sekejap Youngjae merasakan sakit yang teramat sakit dikepalanya, pandangannya mulai kabur.
"Waeyo? Yoo Youngjae-ssi!" Hanlim terlihat begitu panik saat melihat Youngjae kesakitan.
**
Hanlim POV
Apa yang terjadi? Mengapa dia kesakitan seperti itu. Mengapa jantungku seakan berhenti berdetak saat melihatnya kesakitan. Pria dihadapanku semakin meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya, aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantunya. Dada ku terasa begitu sesak saat melihat pria ini meringis, aku terus mencoba menenangkannya. Beberapa menit kemudian, kini tubuhnya mulai lemah tak berdaya. Dia terlelap dipangkuanku, ini cukup aneh bukan? Aku tahu aku ini apa, semua benda yang kucoba sentuh tidak bisa kusentuh. Tapi pria ini, pria bernama Yoo Youngjae, hanya dia satu-satunya makhluk yang bisa kusentuh, hanya dia yang bisa merasakan keberadaanku. Mungkin inilah salah satu alasanku mengapa aku memilih Youngjae untuk membantuku. Aku begitu frustasi, aku begitu penasaran siapakah aku ini.
Flashback.
Aku melihat seorang siswa berseragam Hanlim sedang duduk dilantai sambil membaca buku dengan sangat tenang. Aku memang sering melihatnya ditempat ini, aku penasaran dengan namanya, ku lihat name tag nya "Yoo Youngjae" nama yang bagus. Tanpa dia sadar aku duduk disebelahnya, jantungku selalu sesak saat dia berada dihadapanku. Begitu sesak saat dia mengeluarkan sebuah kalung berliontin cincin, apa ini? Perasaanku mengapa seperti ini? Apakah dia mengangguku? Tidak, aku harus mengganggunya agar aku tahu apa yang terjadi padaku. Sepertinya dia sudah mulai merasakan kehadiranku, benarkah hanya dia yang merasakannya? Aku merasakan diriku hidup kembali. Sebuah bayangan terlintas dalam benakku, sebuah kertas kecil bertuliskan "Baiklah, yaksok." Tulisan sederhana itu membuatku sakit kepala. Rasa sesak yang ku rasakan begitu mencekam, aku melihat diriku sendiri didalam bayanganku sedang meringis tak berdaya, saat banyak orang yang panik dan berusaha menyelamatkanku, dan bayanganku hanya berteriak memanggil sebuah nama.
Flashback end
Dia belum terbangun dari tidurnya, aku menumpu kepalanya di bahuku. Sepertinya dia benar-benar kesakitan, hanya ini yang dapat kulakukan untuknya.
Author POV
Hanlim menumpu kepala Youngjae yang sedang terlelap di bahunya, dia hanya terdiam dan sesekali melihat keadaan Youngjae. Hari sudah sore Youngjae mulai tersadar. Sepertinya banyak murid yang mencari keberadaan Youngjae yang tiba-tiba menghilang, mungkin Himchan dan Daehyun pun mencari Youngjae. Tapi tak ada satupun yang tahu bahwa Youngjae berada diatap sekolah.
"Eodiyo?" Youngjae terbangun sambil memenggang kepalanya.
"Kau sudah bangun? Gwaenchanayo? Sebaiknya kau cepat pulang." Jawab Hanlim seperti tidak bersemangat.
"Tunggu dulu. Apakah kau mengenalku?" Tanya Youngjae dengan wajahnya yang kebingungan.
"Aku? Mollaseo.. aku meminta bantuanmu karena aku tidak tahu aku ini siapa? kenapa aku bisa seperti ini?" Jawab Hanlim lemah.
"Ahh... Jinjja?"
Flashback
"Youngjae-ssi. Jangan tinggalkan aku!"
"Kau diam saja. Aku akan memberi kejutan untukmu."
Youngjae kecil mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
"Sekarang buka matamu."
Seorang gadis kecil membuka matanya dan dia terlihat sangat senang.
"Oppa apa itu? Yeppeuda~"
"Oppa? Sebaiknya mulai hari ini kau panggil aku oppa. Ahh ini, jaga baik baik. Anggap saja ini oppa mu. Bukankah kau berjanji akan selalu bersamaku?"
"Bukankah aku lebih tua 2hari darimu. Kau seperti oppa ku, aku menyukaimu. Aku akan menjaganya untukmu. "
"Yaksok?" Youngjae kecil menjulurkan kelingking kecilnya ke arah gadis kecil itu.
"Yaksok!" Gadis kecil itupun menjulurkan kelingking kecilnya, dan kelingking mereka melingkar dalam waktu yang singkat, senyum simpul yang terbentuk diantara kedua anak kecil itu terlihat begitu manis.
Flashback end
"Kajja! Ini sudah hampir malam, dan sudah tidak ada siswa disekolah ini, sebaiknya kita pulang. Dan kau! Jangan dekat-dekat dengan aku!" Teriak Youngjae.
"Waeyo? Aku tidak akan menakutimu lagi, bukankah kau akan membantuku." Hanlim mengikuti Youngjae dengan sedikit berlari karena tidak mau tertinggal oleh Youngjae.
'Aku bisa gila jika terus seperti ini.' Benak Youngjae.
"Aisshh!! Gerbangnya terkunci. Apa tidak ada ekskul hari ini, aarghh ini semua karenamu, mengapa kau berjalan lambat sekali eoh." Youngjae kesal.
"Lalu bagaimana kita pulang?" Tanya Hanlim dengan wajahnya yang seperti anak kecil.
'Lihat dia, mengapa dia seperti ini. Wajahnya yang seperti anak kecil itu begitu menggangguku.' Benak Youngjae.
Mereka terdiam sejenak.
"Hmm baiklah kalau begitu aku pergi lebih dulu. Jaga dirimu baik-baik Youngjae, annyeong." Ucap Hanlim yang tiba-tiba sudah berada diluar gerbang.
"Yaa neo! Kenapa kau bisa berada disana, hey cepat bantu aku keluar." Youngjae begitu terkejut.
"Apakah kau lupa aku ini siapa? Panjat saja pagar itu. Selamat tinggal." Ucap Hanlim dengan senyumannya yang menyebalkan dan dia menghilang.
"Yaa! Ahhh eottoke."
**
Youngjae POV
Bunyi alarm ku berdering begitu keras pagi ini, rasanya kepalaku masih sangat berat untuk terbangun. Aku menguatkan tubuhku untuk bangkit, hari ini aku harus pergi kerumah itu, rumah megah yang berada tepat didepan rumahku. Aku harus membantu Hanlim mencari jati dirinya. Aku sudah siap untuk keluar rumah dengan kaos hitamku juga celana pendekku yang berwarna putih. Aku memandang sejenak kamar yang ada dihadapanku, beribu pertanyaan muncul dibenakku.
'Apakah dia terbunuh dirumah itu? Apakah itu tempat tinggalnya selama ini? Mengapa aku sama sekali tak tahu bahwa aku punya tetangga yang satu sekolah denganku. Eomma pun tak pernah sekalipun menceritakan soal tetanggaku itu.'
Kepala ku begitu sakit saat berusaha mengingat masa laluku. Aku bahkan tak bisa mengingat apapun, "aaaa!!" Kepala ku begitu sakit. Terlintas bayangan dikepalaku muncul.
Bayangan Youngjae.
"Yoo Youngjae, lihatlah ini. Kalung ini sangat ajaib." Suara gadis kecil itu terdengar dipikiranku, siapa dia?
"Eoh, apakah kau baru tahu? Kalung ini sudah kau pakai selama 1tahun bukan? Mengapa kau baru menyadarinya."
"Kekeke~ mianhae. Hey apa ini inisial namamu dan—"
"Ne, ini adalah namaku Yoo Youngjae dan—"
Bayangan itu menghilang saat eomna membuka pintu dengan cepat dan masuk kekamarku dengan wajah yang panik.
"Youngjae, gwaenchanayo?" Tanya eomma.
"Gwaenchana eomma, aku harus pergi." Aku berusaha bangkit dari kesakitanku.
"Kau butuh istirahat Youngjae, eomma khawatir dengan keadaanmu."
"Eomma! Jawab aku dengan jujur. Siapa gadis kecil yang selalu bermain denganku saat aku kecil?" Aku bertanya kepada eo..a dengan nada yang sedikit membentak.
"Tidak ada gadis kecil, kau hanya bermain bersama Himchan dan juga Daehyun." Ucap eomma dengan wajah yang sedikit panik.
"Eomma, aku tahu kau sedang membohongiku, jika eomma tidak mau memberitahuku, aku akan mencarinya sendiri, maafkan aku eomma. Inilah yang terbaik, aku harus mengetahui siapa gadis kecil itu, gadis yang selalu muncul dipikiranku." Aku bangkit dan meninggalkan eomma yang masih terdiam dikamarku.
Gadis itu apa ada hubungannya dengan Hanlim? Gadis itu selalu muncul saat aku memikirkan Hanlim.
Hanlim pov
Ku lihat dia sedang berbicara dengan eommanya, aku melihatnya dikamar ini. Kamar tempat aku tinggal. Kamar yang terletak dihadapan kamar Youngjae, aku melihatnya dengan jelas, dia kesakitan. Sepertinya sakit dikepalanya itu selalu mengganggunya, dan aku pun selalu merasa kesakitan saat dia kesakitan. Dia bangkit dan pergi meninggalkan eomma nya, kulihat eomma nya tiba-tiba menangis setelah berbicara dengan Youngjae. Apa mereka bertengkar? Aku melihatnya keluar rumahnya, aniya dia masuk kerumahku, lebih tepatnya rumah yang kutinggali saat ini, rumah ini memang tidak berpenghuni, maka dari itu aku sudah menganggap tempat ini sebagai tempat tinggalku.
Flashback
Aku terbangun dari tidurku, sinar matahari yang menyengat membuatku terbangun dengan cepat.
"Tempat apa ini? Ini seperti—" Aku melihat seorang siswa berseragam Hanlim dihadapanku sedang duduk dan membaca buku.
"Hey, tempat apa ini?" Aku bertanya kepada siswa itu. Namun siswa itu seperti tidak menyadari keberadaanku. Ada apa ini? Mengapa dia tidak menyadari keberadaanku? Kini dia melihatku, ah tidak lebih tepatnya dia melihat kearahku, dan dia berlalu meninggalkanku. Dia memasuki kelasnya yang begitu berisik, aku mengikutinya tetapi dia tidak menyadari keberadaanku bahkan orang lain pun tidak menyadari kehadiranku, aku mengikutinya sampai pulang sekolah, aku terus mengikuti langkahnya berjalan menuju rumahnya. Aku berjalan dibelakangnya, dan dia berhenti disebuah rumah besar dengan interior yang indah, dia membuka gerbang rumahnya, aku mengikutinya dan masuk mengikutinya.
"Aarghh, waeyo?" Tubuhku terhempas saat mencoba memasuki rumah itu.
Aku terus mencoba melewati gerbang itu namun usahaku sia-sia. Aku berdiri didepan rumah itu sejenak, kulihat ada sebuah rumah yang besar tepat berada didepan rumah pria itu. Namun sepertinya rumah itu kosong dan tak berpenghuni, akhirnya ku putuskan untuk memasuki rumah itu. Aku melihat sekeliling dalam rumah itu, rumah yang besar dan indah. Barang-barangnya masih tertata rapih namun tertutup dengan kain-kain putih yang besar. Rumah ini nyaman, kuputuskan untuk tinggal dirumah ini.
Flashback end.
Aku ingat saat pertama aku bertemu Youngjae, ya saat itu aku baru tersadar bahwa aku adalah makhluk astral. Itu mengapa Youngjae tidak mengetahui keberadaan ku sebelumnya. Hanya itu yang ku ingat, aku tidak tahu siapa aku.
"Andwee, Youngjae datang." Aku terkejut saat pria tampan itu memasuki kediamanku.
Tok..tok..tok.
"Annyeonghaseyo, apakah ada orang didalam?"
Aku melihatnya dari atas kamarku, hauskah aku membuka pintu rumah ini agar dia bisa masuk. Ah tidak, aku tidak berhak membuka pintu rumah ini. Youngjae terus mengetuk pintu utama rumah ini, aku tidak bisa melakukan apapun. Hari ini aku benar-benar tidak ingin menampakkan diriku dihadapannya.
Author POV
Youngjae terus mengetuk pintu rumah itu, namun dia tidak menemukan apapun. Youngjae pasrah dan dia kembali kerumahnya.
'Mungkin benar ucapan eomma, tidak ada gadis dirumah ini, ini hanya rumah yang tidak berpenghuni' Pikir Youngjae.
**
Sudah beberapa hari Youngjae terus berusaha mencari tahu siapa itu Hanlim dan mengapa gadis kecil itu selalu datang dipikiran Youngjae setiap kali dia mengingat suatu hal. Youngjae duduk di sofa hitam didalam kamarnya, Hanlim terduduk di ranjang milik Youngjae.
"Apa kau menyerah?" Tanya Hanlim.
"Mianhae Hanlim, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, sepertinya cukup sampai disini aku membantumu, dan jangan—"
"Yoo Youngjae lihat itu." Sebelum Youngjae menyelesaikan ucapannya, Hanlim berteriak dan menunjuk kearah rumah dihadapan rumah Youngjae. Dengan cepat Youngjae menoleh kearah yang ditunjuk oleh Hanlim.
"Wanita itu masuk kerumah itu, Youngjae apa kau kenal wanita itu?" Tanya Hanlim dengan nadanya yang begitu panik.
"Mollaseo, ayo kita kesana." Youngjae menarik lengan Hanlim namun dengan cepat Hanlim tiba-tiba menghilang. Youngjae hanya tersenyum melihat tingkah Hanlim, kini Youngjae berada digerbang rumahnya melihat wanita itu sedang menurunkan barang-barangnya dari taxi.
"Annyeonghaseyo ahjumma." Youngjae menyapa wanita itu tanpa ragu.
"Eoh, annyeong. Yoo Youngjae, apa kabar?" Wanita itu menyapa balik Youngjae.
"Ne? Mengapa ahjumma bisa—"
"Ahh aniya, ayo masuk. Kita bicara didalam." Wanita itu mengajak Youngjae masuk kedalam rumah itu. Youngjae masih kebingungan dengan wanita itu, mengapa dia bisa tahu nama Youngjae.
Youngjae POV
Aku melangkah melewati pintu utama rumah itu, suasananya begitu menegangkan dengan lampunya yang tidak memyala, serta banyak debu dimana-mana. Wanita itu menyalakan lampunya, dan membuka selembar kain besar yang menutupi sebuah sofa putih, dia mulai membersihkan sofa itu. Pandanganku menyebar keseluruh ruangan ini, ruang utama didalam rumah ini. Sepertinya wanita ini berusia sama dengan eomma ku, wanita cantik dengan rambutnya yang terurai panjang. Aku duduk berhadapan dengan wanita ini, kami berbincang sebentar sebagai basa-basi karena ini adalah pertemuan pertama kami. Namun aku sama sekali tidak mengingat apapun tentang masa laluku.
Dan Hanlim duduk disamping ku, sesekali aku memandangnya. Namun Hanlim terus memandang wajah wanita itu tanpa berkedip.
"Jeosonghaseyo ahjumma, apakah kau sudah tinggal lama disini?" Tanya ku kepada wanita itu.
"Aku sudah lama disini namun aku meninggalkan rumah ini setelah bercerai dari suamiku dan setelah anakku menghilang." Wanita itu terlihat sedikit marah.
"Anakmu? Apa dia seorang wanita? Apa dia seusia denganku? Dan apa kau mengenalku dengan baik?"
"Untuk apa kau tanyakan hal itu? Apakah kau sudah selesai bertamu dirumahku? Jika sudah sebaiknya kau pulang karena aku ingin membereskan rumah ini."
Aku berdiri dengan cepat setelah wanita itu berkata seperti itu. Hanlim terlihat kesakitan saat ini, aku ingin membantunya namun aku takut wanita ini curiga dengan keberadaan Hanlim. Ku putuskan untuk meminta maaf dan langsung pergi dari rumah itu.
"Maaf Hanlim, aku pergi. Aku harap kau baik-baik saja." Aku pergi meninggalkan Hanlim yang masih kesakitan ditempat itu.
Hanlim POV
Siapa wanita ini? Dan siapa gadis kecil itu?
Flashback.
"Aku sudah lama disini namun aku meninggalkan rumah ini setelah bercerai dari suamiku dan setelah anakku menghilang." Tiba-tiba sakit dikepalaku muncul lagi, rasa sesak yang kurasakan setelah wanita itu berbicara seperti itu. Aku seperti melihat kejadian di masa lalu, kulihat seorang gadis kecil yang berusia sekitar 10tahun sedang menangis dibawah meja dan menutup telinganya.
"Kau ini wanita tidak tahu diri! Kau mengacuhkan anakmu sendiri dan meminum alkohol setiap hari. Apakah kau sudah gila!" Seorang lelaki dewasa usia nya sekitar 38 tahun sedang bertengkar dengan seorang wanita cantik.
"Mwo? Aku seperti ini karena dirimu! Siapa wanita itu? Siapa wanita yang bersamamu diklub malam itu? Michigeseo." Wanita itu mulai menangis tak berdaya.
"Aku sudah tahu yang sebenarnya. Aku tahu anak itu bukanlah anakku. Aku akan pergi, sebaiknya kita berakhir sampai disini."
Gadis kecil itu terus menangis sambil memegangi sebuah kalung yang tergantung dileher mungilnya, kesakitan yang dirasakan gadis itu terlihat dengan jelas, dan kini aku juga merasakan kesakitan itu.
Flashback end.
Aku tersadar setelah Youngjae membisikkan ku bahwa dia akan pergi lebih dulu. Siapa gadis kecil itu? Beribu pertanyaan muncul dalam benakku. Wanita yang kini duduk dihadapanku menunduk dengan kesehidannya, wanita ini seperti wanita yang muncul dalam pikiranku beberapa menit lalu. Gadis kecil itu, aku seperti pernah mengenalnya.
Aku merebahkan tubuhku diatas ranjang kasur kamar ini, kamar yang selalu aku tempati. Semenjak wanita itu datang, kamar ini selalu terlihat rapih dan bersih. Sesekali aku melihatnya menangis, sepertinya wanita ini tidak menyadari kehadiranku. Wanita itu datang menghampiriku, bukan lebih tepatnya wanita itu memasuki kamar itu. Dia memasang sebuah foto gadis kecil berambut coklat dengan gaun berwarna pink yang indah, gadis kecil ini sama dengan gadis kecil yang selalu hadir dalam pikiranku, gadis itu menggunakan kalung yang sama seperti yang dipakai Youngjae saat ini. Namun foto itu seperti foto yang dipotong dengan sengaja, terlihat jelas bahwa gadis itu sedang memegang tangan mungil disebelahnya. Ku fikir gadis ini adalah teman kecil Youngjae, jika yang disebelahnya ada Youngjae, mengapa foto ini dirobek? Siapa yang melakukannya? aku berusaha mengambil foto berbingkai itu namun aku tak bisa menyentuh benda itu. Aku berniat memberitahu Youngjae soal foto ini. Namun tubuhku semakin lama semakin tidak berdaya. Terkadang diwaktu tertentu aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sendiri, tubuhku seperti hologram dan ini sangat menyedihkan. Tapi aku tidak akan menunjukkan kesedihanku dihadapan Youngjae, aku takut kehilangan dirinya, semakin aku jauh dari dirinya, tubuhku semakin lemah tak berdaya, bahkan bergerak pun aku tak mampu.
Author POV
Hari terus berganti, wanita itu kini sering datang mengunjungi rumah itu. Youngjae terus memperhatikan rumah itu, dia masih penasaran dengan wanita itu.
'Apa Hanlim baik-baik saja? Sudah beberapa hari ini dia tidak menampakkan dirinya dihadapanku. Tidak mungkin aku menemuinya, keberadaannya pun aku tak tahu, tapi aku mengkhawatirkan dirinya, apakah aku harus melakukan hal konyol lagi agar dia datang? Oke akan kucoba."
Youngjae berdiri di sofanya dan mulai melakukan tindakan konyol, Youngjae melirik jam dinding yang tergantung di dinding kamarnya, 23:59.
"Oke ini waktunya." Youngjae berdiri dengan mengangkat kaki kirinya dan mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan "Hanlim .. Hanlim datanglah ~" Dia mengucapkan kalimat itu sebanyak tiga kali.
"Aiiish ini tidak berhasil." Youngjae masih berfikir bagaimana caranya memanggil makhluk astral itu. Kini Youngjae berlutut dilantai kamarnya, tangan kanannya menggenggam kalung yang dipakainya, lalu dia menunuduk dan memejamkan matanya.
"Hanlim .. Hanlim kumohon datanglah, ada yang ingin ku bicarakan denganmu." Ucap Youngjae dengan nada yang menggelikan.
"Hey apa kau fikir aku ini roh nenek moyang? Mengapa kau memanggilku dengan cara seperti ini." Hanlim kini berdiri dihadapan Youngjae yang masih berlutut.
"Wooah kau datang." Youngjae dengan cepat berdiri.
"Kau ini, konyol sekali. Tapi ini cocok untukmu, ddaebak." Ucap Hanlim sambil mengacungkan jempolnya.
"Aaiishh, apakah kau mempermainkanku? Kau menyuruhku untuk mencari tahu tentang dirimu tapi kau tiba-tiba menghilang." Youngjae sedikit membentak Hanlim.
"Jangan marah, aku menghilang karena ada sesuatu hal yang ingin ku selidiki. Aku ingin memberitahumu suatu hal." Ucap Hanlim.
Youngjae terdiam tidak mengerti apa yang diucapkan Hanlim.
"Coba lihat kalungmu, dimana kau menemukannya?" Lanjut Hanlim.
"Ini? Aku menemukannya didepan rumah itu." Jawab Youngjae sambil melepaskan kalungnya.
"Aku melihat sebuah foto dikamar itu, seorang gadis kecil yang juga memakai kalung yang sama dengan kalung ini." Ucap Hanlim sambil menunjuk kearah kamar yang berada didepan kamar Youngjae.
"Jeongmal?" Youngjae terkejut.
Tiba-tiba saja Hanlim terdiam, dia mengingat sesuatu. Setetes air mata jatuh dari matanya dan mengalir dipipi pucatnya.
Hanlim POV
Beberapa hari lalu aku melihat seorang wanita berjalan dengan langkahnya yang tak menentu, rambutnya yang berantakan memutupi wajahnya, aku tidak bisa melihat wanita itu dengan jelas, dia berjalan dengan sebuah kotak putih yang digenggamnya ditangan kanannya. Wanita itu berseragam sekolah Hanlim, aku terus mengikutinya sampai suatu tempat dia berhenti berjalan. Atap Hanlim High School, kini aku dan wanita itu berdiri ditempat itu. Dia berhenti tepat disisi pinggir tempat itu, dia membalikkan tubuhnya dan kini dia menghadap kearah ku, dia memandang kotak itu sejenak. Aku terus mencoba untuk melihat wajahnya, seketika dia memukul-mukul dadanya dengan tangan kirinya, sepertinya dia merasakab sesak. Aku berusaha untuk menghampirinya, namun setiap kali aku melangkah dia pun semakin berjalan mundur. Aku ingin menghentikannya, jika dia mundur satu langkah lagi maka ia akan terjatuh dari sini.
Baru saja aku ingin menegurnya namun dia melangkah mundur dan terjatuh. Jantungku berhenti berdetak, rasa sesak yang ku rasakan saat melihatnya terjatuh begitu hebat. Aku terdiam dan menangis.
Youngjae POV
"Hey Hanlim, gwaenchana?" Ku lihat air mata menetes dari matanya. Aku mulai khawatir dengannya. Aku mencoba menghapus air matanya dengan perlahan dan membuatnya tersadar dari lamunanya.
"Yaa! Apa yang kau lakukan?" Makhluk itu menepis tanganku dengan kasar.
Aiish aku hampir marah menghadapinya, kulihat jemarinya memakai cincin. Itu cincin yang serupa dengan cincin liontin kalung yang kutemukan.
"Jamkkanman, ini seperti liontin kalung yang kupakai, darimana kau mendapatkan ini?" Aku menarik tangannya dan mencocokkan cincin itu dengan cincin yang ku miliki.
"Aku melihat bibi dirumah itu meletakkan cincin ini didekat foto gadis kecil itu, dan kau tahu? Foto itu seperti sengaja dipotong oleh seseorang. Foto gadis kecil yang memakai kalung yang sama dengan kalung yang kau temukan." Jelas Hanlim. Aku begitu penasaran dengan semua ini. Aku terus memperhatikan cincin itu, memang benar cincin yang sama.
"Tunggu apa ini?" Aku melihat bagian dalam cincin yang semula dipegang oleh Hanlim. Sebuah nama terukir didalam cincin itu. Nama yang tidak asing untukku. Dengan cepat Hanlim merebut cincin yang ku pegang, aku benci dengan orang-orang yang merebut sesuatu yang sedang ku pegang. Seketika sebuah bayangan muncul dalam pikiranku.
Author POV
"Sekarang giliranku, kau kan anak lelaki seharusnya kau mengalah padaku." Seorang gadis kecil berteriak dan menangis.
"Tapi kau sudah main game ini lebih dari 30menit. Bukankah seharusnya ini giliranku." Youngjae kecil terus bermain game itu dengan serius.
"Tidak bisa! Sekarang giliranku." Gadis itu merebut game yang sedang dimainkan Younjae kecil dan berlari meninggalkannya.
"Hey kau !! Jeon Hyosung-ssi !"
To be continue ..
Tunggu cerita selanjutnya .. mian untuk typo yang bertebaran.
Tinggalkan jejak chingudeul~
Gomawo :)
@jumpinghimes
@Youzza_nisarr
lanjutin lagi :D
BalasHapus