Jumat, 02 Mei 2014

GHOST II


GHOST II



Main Cast  : Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support Cast  : Kim Himchan (BAP)
Jung Daehyun (BAP)
Genre  : Horror, romance, sad
Author  :  @youzza_nisarr
Story by  :  @jumpinghimes
Duration  : Chaptered

Chapter 2




** Hyosung POV
"Siapa kau dan siapa aku? Bahkan aku tidak tahu siapa kau, tapi mengapa perasaan ku selalu ingin bersama mu, jika dengan aku menghancurkan jantungmu kita bisa bersama, akan ku lakukan."


**
Liburan tiba, Yoo Youngjae bangkit dari tempat tidurnya, mentari pagi memasuki ruangan itu melalu pintu kaca kamarnya membuat tubuhnya begitu hangat.
"Morning sunday, morning Seoul." Youngjae selalu bahagia saat liburan. Youngjae bergegas membereskan dirinya, memakai kaos hitam juga celana pendek putih, dengan kalung berliontin cincin yang sampai saat ini masih sering dipakainya. Youngjae menuruni tangga rumahnya menuju ruang makan untuk sarapan bersama eomma dan appa.
"Mau kemana kau liburan kali ini nak?" Tanya sang ayah yang sedang melahap roti buatan istrinya itu.
"Tidak pa, aku tidak ingin pergi kemana pun." Ucap Youngjae yang sedang meminum susu buatan eomma nya.
"Waeyo? Bukankah setiap kali liburan kau selalu ingin pergi?"
"Aniya aniya, aku hanya ingin dirumah."
"Apa tidak ingin ke Paris? Atau Jepang? Atau London?"
"Tidak appa, tempat yang paling ingin ku datangi hanyalah Indonesia, namun tidak sekarang. Aku harus banyak mempelajari bahasanya."
Yoo Youngjae memang selalu pergi berlibur ke tempat yang dia suka, namun entah ada apa dengan perasaan nya kali ini, Youngjae hanya ingin berdiam diri dirumah.

Selesai sarapan Youngjae bersiap mengajak Anjing kesayangannya berjalan-jalan. Anjing kesayangan Youngjae sangat pintar dan penurut, Anjing itu dinamakan Jjeon, entah apa artinya namun Youngjae begitu menyayangi anjing itu. Sebelum Youngjae menghampiri Jjeon, anjing itu sudah menghampiri Youngjae lebih dulu. Youngjae memeluk dan mengelus bulu putih Jjeon yang lebat dan lembut.
"Anjing pintar, kau benar-benar kesayangan ku Jjeon." Youngjae masih memanjakan anjing kesayangannya itu.

Youngjae berjalan bersama Jjeon ke sebuah taman, Youngjae berjalan begitu tampan dengan kaos hitam ketat juga celana pendek putih dan sepatu putihnya, tidak lupa dengan kalung berliontin cincin yang ditemukannya tempo hari didepan rumahnya. Youngjae tidak pernah melepas kalung itu, semua mata tertuju pada Youngjae. Yoo Youngjae namja yang selalu dibilang cuek dan angkuh pada dasarnya dia adalah namja yang manis dan baik, hanya saja dia tidak pandai bicara dan bergaul, itulah mengapa dia selalu dibilang sombong. Lamborgini miliknya adalah pemberian dari orang tua nya, Youngjae tidak pernah menginginkan Lamborgini itu, namun karena Youngjae adalah anak tunggal jadi apapun selalu diberikan kepada Youngjae, tidak mungkin Youngjae menolak pemberian orang tua nya, namun karena semua barang mewah yang dipakai Youngjae membuat dia terlihat pamer. Inilah sifat Youngjae yang tidak bisa ditebak oleh siapapun, dia cuek namun masih punya perasaan terhadap orang yang sudah baik kepada dirinya. Semua yeoja yang di tolaknya selalu bilang bahwa Youngjae jahat, namun Youngjae tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya yang selalu melihat Youngjae angkuh, sombong atau apalah itu, Youngjae menjalani hidupnya dengan santai, sebab itulah hanya Kim Himchan dan Jung Daehyun yang dapat memahami sifat nya yang misterius.

Youngjae POV
"Aku bukanlah orang yang sombong, tapi orang-orang disekitar ku selalu menganggap diriku angkuh dan jahat. Aku hanya tak pandai berbicara ataupun bergaul dengan orang-orang disekitar ku yang tidak bisa memahami sifat ku, lalu mengapa aku tidak berubah? Karena inilah aku, aku tidak pernah ambil pusing perkataan mereka, aku hanya ingin menjalani hidup ku dengan biasa saja. Aku bukan orang yang mudah berubah. Soal mengapa aku menolak yeoja dengan sopan namun menyakitkan, karena inilah aku. Aku tak bisa menolak mereka dengan begitu kejam, aku berterima kasih atas pernyataan mereka namun aku buat mereka agar tidak mendekati ku lagi dengan cara bicara kejam terhadap mereka, tidak peduli dengan perkataan mereka yang tidak menyukai ku, this is me, this is my self."

Author POV
Di taman, Youngjae bermain bersama Jjeon, menghirup udara yang sejuk, Youngjae senang sekali saat bermain lempar bola bersama Jjeon, Youngjae melempar nya berkali-kali dan Jjeon selalu mengambilnya dengan cepat, namun di lemparan berikutnya,
"Aarrghh, terlalu jauh." Youngjae melempar bola itu terlalu jauh. Jjeon tetap mengejar bola itu, dan Youngjae pun mengejar Jjeon yang mengejar bola itu, namun dia berhenti saat Jjeon mengambil bola itu tepat dibelakang seorang yeoja berseragam Hanlim dengan rambut pirang sebahu.
'Yeoja itu lagi.' Youngjae melihat yeoja itu lagi.
Youngjae masih menatap yeoja itu, dia menyebut nya Hanlim, karena si yeoja misterius itu memakai seragam Hanlim. Youngjae terkejut saat Jjeon kini sudah ada dikaki Youngjae sedang mengelus-elus kaki Youngjae, Youngjae mengalihkan pandangan nya dari si Hanlim
"Anjing pintar." Ucap Youngjae sambil mengelus-elus Jjeon. Namun saat dia melihat ke tempat dimana Hanlim duduk, kini Hanlim sudah menghilang. Youngjae langsung merentangkan pandangan nya keseluruh taman, namun dia tidak menemukan Hanlim.
'Siapa gadis itu? Mengapa dia selalu muncul dan hilang secara tiba-tiba dari hadapan ku? Membuat jantung ku berdetak sangat cepat.' Youngjae masih bingung mencari Hanlim yang misterius itu.

Yeoja berseragam Hanlim kini berada dibelakang Youngjae, hanya berjarak beberapa centi, Hanlim tertawa puas seperti sedang mengerjai anak kecil yang begitu polos. Hanlim tertawa namun Youngjae tidak bisa melihat kehadiran Hanlim dibelakang tubuhnya. Namun Jjeon sang anjing pintar, bisa melihat keberadaan Hanlim. Jjeon menggonggong kearah Hanlim, Hanlim tersenyum menanggapi gonggongan Jjeon. Youngjae masih kebingungan.

**
Malam hari, seperti biasa Youngjae selalu terbangun pada pukul 00:13. Youngjae duduk disisi ranjangnya, menghadap kearah kamar yang masih membuatnya penasaran, tirai pintu berkaca kamar Youngjae terbuka, jadi Youngjae bisa melihat kamar itu dari dalam kamarnya.
'Apa kali ini dia keluar?' Batin Youngjae.
Dugaan nya benar, seorang yeoja berseragam Hanlim keluar dari kamar itu. Youngjae benar-benar terkejut saat melihat Hanlim adalah tetangga nya. Yeoja yang selalu muncul dan hilang begitu saja kini ada dihadapan nya. Hanlim berdiri menghadap Youngjae, poni nya yang menutupi wajahnya membuat Youngjae begitu penasaran apa Hanlim melihatnya.
Kini Youngjae mulai berjalan menuju pintu kamarnya, menggenggam tirai pintu kamarnya, baru saja Youngjae ingin keluar,
'Aaa, apa dia gila? Apa yang dilakukannya?' Youngjae terkejut saat Hanlim mengeluarkan sebuah pisau penuh darah dari tangan kanan nya, lebih mengejutkan saat Hanlim mulai menatap Youngjae. Dengan cepat Youngjae menutup tirainya, melompat ke ranjangnya, dan menutup dirinya dengan selimut kesayangan nya. Kini jantungnya benar-benar berdetak cepat.
'Apa-apa an yeoja itu, apa yang dia lakukan? aku tak bisa melihat wajahnya yang tertutup poni itu, namun saat dia menatap ku matanya memancarkan sinar yang mencekam, hanya matanya yang bisa ku lihat, mata merah itu membuat jantungku berhenti berdetak.' Youngjae terus membayangkan bagaimana mata merah Hanlim menatap Youngjae dengan sebuah pisau berlumuran darah ditangan nya.

Hanlim tertawa puas melihat Youngjae ketakutan setengah mati,
"Kau, kau akan ketakutan setengah mati. Kekeke." Hanlim itu selalu tertawa melihat Youngjae ketakutan.

**
"Eomma, apa kau tau siapa pemilik rumah didepan rumah kita itu?" Tanya Youngjae saat sedang menonton tv bersama.
"Tidak, ada apa?" Singkat eomma.
"Jeongmal? Semalam aku— "
"Youngjae, apa kau mau dibuatkan susu?" Sebelum Youngjae melanjutkan kalimatnya eomma memotong nya.
"Ne." Jawab Youngjae.
Beribu pertanyaan ingin ia sampaikan kepada eomma namun eomma sepertinya tidak ingin membicarakan ini.
'Apa aku bicara saja pada Hyung?' Batin Youngjae.

Kini Youngjae berdiam diri dikamarnya, memainkan gadget nya dan mendengar lagu melalui dvd playernya, saat Youngjae asik mendengarkan lagu tiba-tiba saja sebuah suara muncul dari kamar mandinya, seperti suara air yang mengalir. Segera Youngjae bangkit dan menuju kamar mandinya.
'Mengapa bisa menyala sendiri?' Batin Youngjae.
Youngjae mematikan nya.
"Kekekekeke." Suara tertawa seorang yeoja muncul dari dvd playernya. Youngjae langsung kembali ke ranjangnya, berusaha mengabaikan suara itu. Suara lain muncul dari dvd playernya, suara seperti "krriiikkkk~sreeekkk." Kurang lebih seperti itu suara yang keluar dari dvd playernya. Perasaan nya mulai aneh, kini suara yang keluar dari dvd playernya "hhhaaaaaa" suara seperti mendesah membuat Youngjae mematikan dvd playernya.
'Sepertinya dvd ku rusak' Ucap youngjae berusaha untuk mengabaikan suara-suara itu.

Youngjae menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya, dia begitu tenang berendam didalam air hangat.
"Aargghh" Youngjae berteriak saat ada sesuatu menyentuh bahu nya, namun tidak ada siapapun dan apapun yang menyentuh bahunya.
Youngjae mulai merinding lagi, dengan cepat Youngjae menyelesaikan tugas nya untuk membersihkan tubuhnya.
Youngjae mengambil sebuah baju didalam lemarinya, namun lemari nya bergetar tak menentu seperti digoyangkan oleh sesuatu.
'Aaaa, mengapa begini?' Youngjae terus menatap lemarinya yang bergetar, ingin sekali Youngjae memegang lemarinya itu, namun lemari nya bergetar semakin kencang. Youngjae mundur beberapa langkah, "aaaarghh" Youngjae berteriak saat dia menabrak seseorang dibelakangnya dan menoleh siapa yang ditabraknya. Teriakan singkat nya Youngjae membuat eomma datang menghampiri kamar Youngjae.
"Youngjae, waeyo? Gwaenchana?" Tanya Eomma.
"Eoh? Gwaenchana eomma." Ucap Youngjae dengan suara yang bergetar.
"Jeongmal? ahh.. Pali.. makanan sudah siap. Pakai bajumu, dan langsung ke ruang makan."
"Arraseo." Setelah ibunya pergi Youngjae melihat kesetiap sudut kamarnya, dia mulai ketakutan, Youngjae bergegas merapihkan dirinya dan turun ke ruang makan.


Di ruang makan,
"Youngjae, ku lihat kau selalu memakai kalung itu,  darimana kau dapatkan kalung itu?" Tanya eomma di sela-sela saat mereka makan.
"Mwo? Ah ini pemberian dari Himchan ma. Waeyo?" Tanya Youngjae.
"Ah tidak. Itu kalung yang indah." Ucap eomma.
Wajah wanita berumur itu menunjukkan sikap yang berbeda.
"Ah aku sudah berjanji akan menemui Himchan, aku pergi dulu ne." Ucap Youngjae sambil mencium pipi kanan ibunya sebelum beranjak keluar rumahnya.


**
"Hyung, dimana kau?" Tanya Youngjae saat menelpon Himchan.
"Aku di cafe. Ada apa?" Tanya Himchan.
"Cafe mana hyung?"
"Kau ini, dimana lagi jika bukan di Hongdae."
"Oh ne."
Youngjae mengendarai Lamborgini nya menuju Hongdae. Perasaan nya mulai aneh lagi, dia melihat ke arah spion untuk melihat ada apa didalam mobilnya, perlahan dia melihat spion nya.
"Haah" Youngjae terkejut saat melihat Hanlim di mobilnya. Youngjae menepikan mobilnya agar melihat Hanlim dengan jelas, Youngjae menoleh ke arah belakang. Tidak ada apapun di mobilnya, Hanlim pun tidak ada di mobilnya.
'Ahh aku benar-benar bingung.' Benak Youngjae.
Youngjae melanjutkan perjalanan nya menuju cafe Hongdae untuk menemui Himchan.

Di cafe,
"Hyung, ada yang ingin ku katakan padamu" Ucap Youngjae dengan ragu.
"Ada apa? Terjadi sesuatu kah?" Tanya Himchan dengan wajah yang sedikit khawatir.
Youngjae mulai tak tahan dengan hidupnya yang kini selalu diganggu Hanlim, dengan perlahan Youngjae menceritakan semua yang terjadi padanya,
"Jeongmal?" Terlihat bahwa Himchan menahan tawanya.
"Waeyo? Apa aku terlihat konyol sekarang?" Ucap Youngjae kesal.
Tawa Himchan kini sudah tak tertahankan lagi.
"Youngjae, Youngjae. Kau pernah bilang padaku bahwa kau tak takut hantu dan tidak percaya hantu, kau makhluk paling pemberani bukan?" Himchan masih tertawa.
"Hyung, aku tak bilang bahwa dia adalah hantu. Hanlim selalu muncul dan datang secara tiba-tiba." Youngjae mulai kesal dan malu.
"Jika dia bukan hantu lalu apa? Tidak mungkin dia mempunyai pintu doraemon yang selalu bisa datang kapan saja dan kemana saja bukan?" Tawa Himchan semakin geli.
"Hyuunggg .. ayolah bantu aku. Oke jika memang dia hantu lalu aku harus apa?" Youngjae mulai frustasi.
"Ayo kita kerumah Daehyun, dia pasti tahu apa yang harus dilakukan."
Youngjae mengikuti saran Himchan. Mereka pergi kerumah Daehyun dengan Lamborgini milik Youngjae.

Dirumah Daehyun,
"Mwo? Jeongmal? Are u oke?" Daehyun tertawa saat mendengar penjelasan Youngjae, seketika Daehyun memegang dahi Youngjae memeriksa nya seolah dia sedang sakit.
"Hentikan, aku baik-baik saja. Ayolah kalian harus membantu ku." Rengekan Youngjae semakin membuat Himchan dan Daehyun tertawa.
"Daehyun, bantu Youngjae." Ucap Himchan yang berusaha berhenti menertawai Youngjae.
"Baiklah, begini yaa Youngjae. Kau harus tau ini sedikit konyol dan gila, tapi jika kau benar-benar ingin hantu itu pergi, kau harus mengikuti perkataan ku, eotteoke?" Ucap Daehyun yang menatap Youngjae dengan serius.

Sepulang dari rumah Daehyun,
Youngjae kembali memikirkan apa yang di ucapkan Daehyun tadi siang. Kini Youngjae merebahkan tubuh nya di ranjang untuk berfikir lebih dalam,
'Apa aku harus melakukannya? Daehyun benar-benar sudah gila namun jika itu bisa membuat Hanlim menjauhi ku, akan ku lakukan' Youngjae berusaha melelapkan matanya untuk segera tidur. Hanlim bingung dengan sikap Youngjae,
'Apa yang akan dilakukannya? Apa dia sudah gila?' Batin Hanlim yang sedang melihat Youngjae yang sedang tertidur.

Keesokan paginya,
"Mau kemana kau Youngjae?" Tanya eomma.
"Emmm.. aku ingin pergi ke.. ah ke toko buku ma. Mungkin agak malam aku pulang, aku akan mengunjungi Daehyun, dan aku tidak membawa mobil ku karena aku akan dijemput Himchan, bye eomma." Ucap Youngjae sambil mencium kening ibunya.
Wanita itu masih kebingungan dengan tingkah Youngjae yang begitu aneh pagi ini.

Daehyun POV
Flashback.
"Kau harus menemui seorang cenayang, yaa seorang paranormal yang bisa membantumu menjauhi Hantu yang kau sebut Hanlim itu, teman ku dulu pernah datang ke cenayang ini aku tak tahu betul tempatnya namun aku tahu alamatnya. Sebaiknya besok kau datang kesana dan ada beberapa hal yang harus kau bawa." Ucap Daehyun.
"Apa itu?"
"Teman ku bilang, kau harus membawa beberapa buah-buah an seperti jeruk, apel, dan semangka—"
"Semangka? Itu buah yang cukup besar Daehyun apa kau gila?" Potong Youngjae sebelum dia melanjutkan ceritanya.
"Dengarkan aku terlebih dahulu Youngjae."
"Aah baiklah."
"Lalu kau harus membawa beberapa peralatan seperti gunting kuku, pisau dapur, dan apaa lagi aku lupa sebentar." Daehyun berfikir sejenak.
"Hyung, apa ini akan berhasil?" Tanya Youngjae kepada Himchan.
"Aahh aku ingat, dan kau harus membawa kertas kuning bertuliskan mantera, kau tau kan kertas kuning yang ku maksud?" Tanya Daehyun.
"Kertas yang dalam mitos China itu? Kertas untuk menaklukan vampire China?" Tanya Youngjae yang merasa Daehyun semakin gila.
"Benar sekali." Ucap Daehyun sambil menjentikkan jarinya.
"Kau gila Daehyun." Ucap Youngjae.
"Aku mendapatkan informasi itu dari temanku Youngjae, jadi jangan tuduh aku orang gila." Ucap Daehyun.
"Kau ingin bebas bukan?" Tanya Himchan kepada Youngjae.
"Ne." Ucap Youngjae dengan lesu.
"Jadi, lakukanlah Youngjae. Kami akan membantumu." Ucap Daehyun.
"Jinjja?" Ucap Youngjae yang begitu bahagia.
"Ne, akan ku bantu mendoakan mu." Ucap Himchan sambil tertawa.
"Aah kalian ini." Youngjae terlihat seperti orang konyol. Daehyun dan Himchan tertawa puas melihat Youngjae yang setengah frustasi itu.
Di sudut ruangan itu, terlihat Hanlim yang juga tertawa melihat Youngjae yang bertingkah konyol.

Author Pov
Dan hari ini Youngjae pergi kerumah cenayang itu. Youngjae merasa bersalah karena membohongi ibunya, tapi ini demi kebaikan nya.
Youngjae membawa beberapa buah-buah an yang dianjurkan Daehyun, membawa peralatan dan tidak lupa membawa kertas penangkal Vampire itu. Youngjae tidak membawa lamborgini nya karena rumah cenayang itu begitu jauh dari kota seoul dan rumah itu terletak di daerah pedesaan dan tempat yang terpencil yang tidak memungkinkan lamborgini nya masuk ke dalam desa itu.
'Kini aku benar-benar dibuat gila oleh makhluk itu' Pikir Youngjae yang sedang berada didalam bus menuju desa itu.

Sesampainya di desa yang dituju, Youngjae harus berjalan memasuki sebuah perkampungan di desa itu, sekitar 10km dari jalan raya. Rumah tua yang terlihat dihadapan nya kini membuat tubuhnya bergetar karena suasana nya yang mencekam.
'Ya benar ini rumahnya.' Batin Youngjae saat mencocokan alamat yang diberikan Daehyun dengan tulisan di rumah itu.

"Anyeonghaseyo, apakah ada orang di dalam? Anyeonghaseyo" Berkali-kali Youngjae mengetuk pintu rumah tua itu. Beberapa menit kemudian seorang pria berumur sekitar 50 tahun membuka pintu tersebut.
"Ne, anyeonghaseyo. Ada perlu apa anak muda?" Tanya sang pria tua itu.
"Ahh, Jeosonghabnida ahjussi, apakah benar ini rumah seorang cenayang?" Tanya Youngjae dengan nada bicaranya yang sopan.
"Cenayang? Ahh benar istri ku seorang cenayang, masuklah nak." Ucap si pria itu mempersilahkan Youngjae masuk. Di dalam rumah itu banyak sekali lukisan kaligrafi tempo dulu tergantung di setiap dinding koridor rumah tua itu. Suasana yang gelap dengan lilin yang menerangi rumah itu membuat jantung Youngjae berdetak begitu keras. Seorang wanita tua sudah menunggu Youngjae di sebuah ruangan, wanita itu memakai hanbok dengan tata rambut seperti ratu pada jaman dinasti. Wanita itu duduk di sebuah tempat yang memang sudah di persiapkan sebelumnya. "Kau, duduk di depanku!" Wanita itu menyuruh Youngjae untuk duduk di depannya dengan suara yg datar.
"Kau. Apakah kau terganggu oleh makhluk halus?" Tanya wanita tua itu tanpa menanyakan alasan Youngjae terlebih dahulu.
"Ah ne, kenapa kau bisa— ."
"Makhluk itu.. dia pembawa petaka! Dia akan membuat dirimu hancur! Bahkan keluargamu." Wanita itu memotong ucapan youngjae.
"Benarkah? Lalu apa yang— ."
"Semasa hidupmu, kau selalu menyakiti para wanita bukan?" Lagi-lagi wanita itu memotong pembicaraan Youngjae.
"Makhluk itu akan terus mengganggu mu Youngjae, kau harus mengikuti perintah ku jika ingin hantu itu pergi dari dirimu." Ucap sang wanita tua.
'Darimana dia tau namaku' Batin Youngjae. Kini Youngjae semakin yakin bahwa cenayang itu bisa membantunya mengusir Hanlim dari kehidupannya.
"Apa yang harus ku lakukan?" Tanya Youngjae yang sangat gugup.
"Tunjukkan telapak tangan mu" Youngjae menuruti perintah sang cenayang.
"Wwoooaahh, makhluk ini benar-benar jahat. Kau harus hati-hati." Youngjae bergerak mundur saat wanita tua itu berteriak dan mengejutkan nya.
"Kau yakin ingin melakukannya sekarang nak?" Youngjae hanya menganggukan kepalanya seolah dia menyetujui nya.
"Baiklah, begini kau harus melalui ritual ini dengan serius, eotteoke?"
"Ne." Singkat Youngjae.
"Kau membawa apapun yang harus dibawa bukan?" Tanya sang cenayang.
"Ne." Youngjae mengeluarkan alat-alat yang dibawa oleh nya.
"Kau harus mengupas semangka dan apel itu lebih dulu, dan kulit jeruk itu harus kau tempelkan ke seluruh badanmu." Perintah sang cenayang.
'Ah aku benar-benar gila' batin Youngjae.
Youngjae tetap melakukan semua yang diperintah oleh si wanita itu. Saat tugas pertama diselesaikan kini dia harus memasukan koin kedalam sebuah kotak tua.
"Kau harus memasukkan setiap koin yang kau miliki kedalam kotak ini" Ucap sang cenayang.
"Koin? Aku tidak punya koin? Bagaimana jika 500 ribu Won ku masukkan ke dalam kotak ini?" Tanya Youngjae.
"Oh baiklah silahkan masukkan."
"Tapi untuk apa uang itu?" Tanya Youngjae penasaran.
"Aahh untuk mengusir roh-roh jahat yang mengikutimu."
'Apa hubungannya roh dengan uang' Benak Youngjae.
"Sekarang tempelkan kertas kuning ini di dahi mu dan ikuti apa yang ku ucapkan" Sang cenayang mengucapkan beberapa kalimat sepertinya itu mantera kuno, dan Youngjae mengikuti sang cenayang dengan kalimat yang berantakan. Seperti anak kecil yang sedang belajar membaca, Youngjae begitu konyol. Youngjae terkejut saat wanita tua itu seperti orang kerasukan, dadanya seperti sesak, matanya berubah menyeramkan, dan tubuhnya bergetar, Youngjae berdiri dari tempat duduknya karena begitu takut. Sang cenayang seperti berbicara dengan makhluk halus itu, Youngjae mulai takut dan panik. Beberapa menit kemudian, sang cenayang kembali normal.
"Duduklah nak, makhluk halus itu mengamuk saat kau membaca mantera itu." Ucap sang cenayang.
"Benarkah?" Tanya Youngjae dengan wajah yang begitu terkejut.
"Makhluk itu begitu kejam dan jahat, kau harus berhati-hati." Tanpa sadar Youngjae dengan asik nya melahap jeruk dihadapannya.
"Dan kau harus selalu membawa kertas kuning ini" Youngjae menganggukan kepalanya dan melahap jeruk itu lagi.
"Kau juga harus menghapalkan mantera yang kau baca tadi." Youngjae masih terus melahap jeruk itu.
"Kau, pulanglah dan berhati-hati lah."
'Ah sudah selesai. Aku belum menghabiskan jeruk itu.' Benak Youngjae. Kekeke~
"Gamshahamnida ne." Ucap Youngjae.

Cenayang POV
"Kau berhasil yeobo?" Tanya sang pria tua saat Youngjae sudah pergi.
"Tentu aku berhasil, kita mendapat 500 ribu Won dan anak muda itu akan bertindak konyol mulai hari ini." Tawa kedua orang tua itu semakin menjadi.
Yaa, cenayang itu adalah penipu. Mereka sudah banyak menipu pasien yang datang kepadanya, namun tak ada satupun yang datang kembali menemui sang cenayang, semua yang diucapkan sang cenayang hanyalah kebetulan belaka. Kekekeke~

Author POV
Hari pun semakin malam dan semakin gelap. Youngjae menyusuri jalan setapak itu, suasana semakin dingin dan mencekam.
'Kertas ini? Apa benar ada guna nya? Mantera? Aku harus menghapal mantera? Ini gila. Daehyun kau akan kubunuh jika ini tidak berhasil.' Benak Youngjae sambil memegang kertas kuning itu.
Hanlim berjalan dibelakang Youngjae, mengikuti Youngjae sejak tadi. Hanlim tersenyum sinis melihat Youngjae dan tingkah konyolnya.
"Semua itu tidak ada gunanya." Ucap Hanlim.
Seketika Youngjae menoleh ke belakang karena mendengar suara itu, tidak ada siapapun. Kini Youngjae mulai berlari kecil menuju jalan raya.
"Untuk apa berlari jika aku selalu berada disampingmu?" Hanlim terus menakuti Youngjae.
Youngjae berusaha mengabaikan suara-suara itu.
"Yooo.. Yoooungjae~." Suara itu semakin menghantui Youngjae.
"Aaarghhh, hentikan jangan ganggu aku." Brukk, Youngjae terjatuh menabrak sesuatu akibat berlari dengan menutup mata. Saat Youngjae membuka matanya, tidak ada apapun yang di tabrak olehnya. Kini nafas Youngjae mulai tidak beraturan, Youngjae menghela nafas nya yang sesak, dan dia sampai pada jalan raya. Youngjae menaiki sebuah bus, Youngjae masih tidak menyadari bahwa bus itu tidak ada penumpang nya sama sekali. Youngjae masih mengatur nafasnya yang terengah-engah. Saat ia menyadari suasana didalam bus.
'Mengapa sepi sekali? Bahkan ini belum sampai tengah malam' Perasaan Youngjae mulai kelabu. Youngjae masih menghiraukan suasana bus itu. Namun saat dia tersadar mengapa dia hanya melawati jalanan yang sama kini dia mulai menghampiri sang supir.
"Ehmm pa, apa bus ini menuju seoul?" Tanya Youngjae yang menghampiri supir bus itu.
Dan saat supir itu menoleh, "aaaargghhh." Jeritan Youngjae begitu kencang saat dia tahu bahwa supir bus itu adalah sosok Hanlim. Kini Hanlim menunjukkan wajahnya yang misterius, wajahnya yang penuh luka, goresan di pelipis matanya, darah yang mengalir dari mulut Hanlim membuat Youngjae berteriak ketakutan. Youngjae melompat dari bus yang berjalan pelan itu.
'Aaa,apa-apa an ini? Mengapa wajah nya seperti itu? Lebih baik wajahnya tertutup poni daripada seperti itu' Pikir Youngjae.
Sebuah mobil melaju di tempat Youngjae melompat, dengan cepat Youngjae berusaha menghentikan mobil itu, dan dia berhasil akhirnya mobil itu berhenti. Youngjae berhati-hati saat Youngje berusaha meminta bantuan, takut bahwa kejadian tadi akan terulang lagi.
"Anyeong, bisa bantu aku tuan?" Tanya Youngjae saat sang pemilik mobil membuka kaca mobilnya.
"Ne, waeyo?"
"Aku tersesat dan aku ingin ke Seoul, bisakah aku menumpang?" Tanya Youngjae dengan suara yang masih bergetar.
"Oh, baiklah. Silahkan naik." Ucap si pemilik mobil.
"Ah syukurlah, ahjussi gamshahamnida." Ucap Youngjae sambil menundukan badan nya dan sedikit lega dengan bantuan tuan ini.

Hanlim melihat Youngjae ketakutan setengah mati begitu bahagia dan senyum nya yang selalu dia lihatkan kini dia tunjukan lagi, tertawa disaat Youngjae ketakutan.

**
Di seoul, Youngjae turun disebuah stasiun kereta karena tuan pemilik mobil berbeda arah tujuan dengannya. Youngjae berterimakasih banyak kepada si pemilik mobil.
'Aah bagaimana sekarang, ah apa handphone ku sudah ada sinyal?' Batin Youngjae sambil melihat handphone nya.
'Aahh akhirnya, aku akan menelpon hyung saja. Mengapa di desa tadi sama sekali tidak ada jaringan, huh menyebalkan.' Youngjae mulai mengotak-atik handphone nya.
"Yeoboseo?" Ucap Himchan diseberang sana.
"Hyung! Bantu aku." Youngjae seketika panik.
"Youngjae, ada apa?" Tanya Himchan dengan nada kebingungan.
"Akan ku ceritakan nanti, ku mohon jemput aku hyung." Ucap Youngjae masih panik.
"Tak bisakah kau naik taxi atau bus? Aku sedang beristirahat." Ucap Himchan santai.
"Hyungggg!!! Aku diteror Hanlim, ayolah aku tak bisa naik bus." Youngjae berteriak.
"Apa? Bukankah kau habis dari rumah si cenayang itu? Mengapa masih bisa diteror?"
"Hyung cepatlah aku tak tahu harus bagaimana, aku distasiun kereta, cepat datang."
"Baiklah, tunggu disana jangan pergi dari sana oke?" Himchan langsung bangkit dari ranjangnya dan segera melaju dengan mobilnya.

Youngjae menunggu Himchan di dekat stasiun kereta, tiba-tiba saja ada seekor kucing hitam dengan mata yang bercahaya menghampiri Youngjae. Youngjae adalah pecinta binatang, dia sangat menyukai binatang apapun kecuali yang menjijikan, Youngjae mengelus kucing itu.
"Hey kucing, sedang apa malam-malam begini diluar? Sepertinya kau kucing rumahan, apa kau dibuang pemilik mu? Heyy... mau kemana?" Kucing itu lari seketika dari Youngjae, dia mengikuti kemana arah kucing itu pergi. Kucing itu masuk kedalam sebuah gedung tua yang sudah tak terpakai.
"Heyy kucing, dimana kau?" Ucap Youngjae dengan nada yang sangat imut.
Saat Youngjae berusaha mencari kucing itu didalam gedung, Youngjae memiringkan sedikit kepalanya agar bisa melihat kedalam namun "aaarggghhhhh" lagi-lagi Youngjae berteriak. Saat Youngjae memiringkan kepalanya, dihadapannya ada sebuah tubuh yang juga memiringkan kepalanya, menatap Youngjae dengan matanya yang merah, keluar darah dari setiap lubang diwajahnya, ya dia adalah Hanlim. Terlihat jelas bagaimana Hanlim memiringkan kepalanya, tersenyum miris menakutkan kepada Youngjae, luka yang tergores disetiap wajahnya begitu menyeramkan, Youngjae berlari menjauhi gedung itu, berlari menjauhi Hanlim. Larinya berhenti saat ponselnya berdering.
"Dimana kau?" Tanya Himchan saat menelpon Youngjae yang sekarang berada di stasiun tempat Youngjae tadi menunggu Himchan.
"Hyung.. aku, aku , pergilah ke arah selatan. Aku berlari saat Hanlim mencoba menggangguku lagi."
"Tunggu disana, aku akan segera datang."
Beberapa menit kemudian, saat Himchan datang dengan mobilnya, Youngjae langsung berlari masuk kedalam mobil Himchan.
"Hyunggg bagaimana ini?" Ucap Youngjae dengan tubuh nya yang bergetar ketakutan.
"Jangan panik, coba ceritakan padaku apa yang terjadi."
Perlahan Youngjae menceritakan apa yang dialaminya setelah pulang dari rumah si cenayang, terkadang Himchan tertawa saat Youngjae menceritakan ritual yang dialaminya, namun Himchan juga ketakutan saat Hanlim menampakan wajahnya yang hancur.
"Hyung aku harus bagaimana hyung, bagaimana?" Youngjae ketakutan setengah mati.
"Jangan panik, kita lakukan apa yang cenayang katakan oke?" Mereka berdiam beberapa menit dan tiba-tiba "kekekekeke~" suara tertawa muncul dari kursi penumpang bagian belakang mereka.
"Hyung kau mendengarnya?" Tanya Youngjae ragu.
"Ne, kau juga?" Tanya Himchan.
Youngjae menganggukan kepala nya.
"Kita lihat bersama-sama oke?" Ajak Himchan dengan ragu.
"Oke, satu, dua, tiga." Mereka menoleh kebelakang secara bersamaan, saat melihat sosok Hanlim dibelakang nya dengan wajah yang menyeramkan dan menakutkan, mereka berteriak bersamaan sambil menatap satu sama lain "aaaarghhhh"
Himchan langsung menepikan mobilnya, mereka keluar mobil Himchan secara bersamaan.
"Youngjae bagaimana ini? Mengapa dimobilku ada Hanlim, Hey Youngjae bagaimana?" Kini Himchan begitu panik saat benar-benar melihat sosok Hanlim.
"Hyung, aku juga tidak tahu harus berbuat apa. Ayo kita lihat apa dia masih didalam mobilmu." Perlahan mereka mengintip kedalam kaca mobil milik Himchan, "aaargghhh" mereka berteriak lagi saat tangan Hanlim menempel dikaca mobil Himchan dengan darah yang begitu pekat.
"Hyung hyung ucapkan mantera ini, itu yang disuruh sang cenayang." Ucap Youngjae sambil memberikan sebuah kertas kepada Himchan.
"Apa kau gila Youngjae?" Ucap Himchan yang tidak percaya dengan Youngjae.
"Hyung ayo kita baca bersama." Ucap Youngjae.
Dengan konyol mereka benar-benar membaca mantera itu, Himchan membaca dengan kaku, Hanlim tertawa puas melihat tingkah mereka.

**
Liburan telah selesai. Kini Youngjae mulai masuk sekolah, Youngjae bersiap diri untuk berangkat ke sekolah. Kali ini dia dijemput Himchan untuk pergi kesekolah, Himchan kini mulai ketakutan karena pernah melihat sosok Hanlim, dan Daehyun yang mendengar kisah mereka tidak percaya dengan apa yang mereka ucapkan.
"Hyung, apa kau masih diganggu Hanlim?" Tanya Youngjae saat diperjalanan menuju sekolahnya.
"Tidak, apa kau masih?" Tanya Himchan.
"Terkadang Hanlim mendatangiku dalam mimpi hyung." Ucap Youngjae.
"Kalian bicarakan Hanlim lagi?" Tanya Daehyun yang juga dijemput Himchan.
"Kau akan percaya setelah melihat kejadian yang Youngjae alami." Ucap Himchan.

Di sekolah, mereka masuk ke dalam kelas masing-masing. Kelas Youngjae begitu sepi hari ini, tidak ada siswa dikelasnya, 'apa ini terlalu pagi,  pergi kemana mereka semua.' Batin Youngjae.
Youngjae duduk di kursinya, mulai memainkan gadgetnya karena bosan. Saat Youngjae sedang fokus bermain game di gadget nya, Jung daehyun datang dan berteriak "aaarghhh" . Youngjae terkejut seketika.
"Kau .. mengapa membuat ku terkejut ha?" Ucap Youngjae.
"Yo..Youngjae kau tidak melihat ini?" Tanya Daehyun sambil mengarahkan pandangan nya ke papan tulis dikelas Youngjae, Youngjae mengalihkan pandangannya ke benda yang dimaksud Daehyun. Sebuah tulisan "YOUNGJAE, I WANT YOU." Youngjae berteriak saat melihat tulisan di papan tulisnya itu, tulisan yang ditulis dengan darah.
"Siapa yang menulis ini?" Tanya Daehyun.
"Aku tidak tahu, bahkan sejak masuk kelas aku sudah sendirian."
Kini papan tulis itu bergetar dengan sendirinya, semakin kencang dan membuat Youngjae dan Daehyun lari dari kelasnya. Hanlim tertawa saat mereka berlari bersamaan.

"Kau sudah lihat bukan bagaimana aku diteror si Hanlim itu?" Ucap Youngjae dengan nafas yang terengah-engah.
"Youngjae, sepertinya itu siswi Hanlim, kau harus mencari tahu siapa dia, mungkin arwahnya penasaran karena tidak tahu siapa dirinya." Ucap Daehyun.
"Bagaimana bisa dia tidak tahu siapa dirinya, kau ini." Ucap Youngjae sambil menjitak kepala Daehyun.
"Heyy, sakit. Kau tidak tahu? konon orang mati itu arwahnya gentayangan karena dia hilang ingatan, dan dia akan mencari tahu siapa dia sebenarnya." Ucap Daehyun.
"Jangan asal bicara Daehyun."
"Aku serius Youngjae, apalagi jika Hanlim mati karena kasus pembunuhan. Itu akan terus menghantui orang-orang yang terlibat." Ucap Daehyun.
"Tapi mengapa aku yang di teror Daehyun?" Tanya Youngjae.
"Biasanya arwah itu menghantui orang-orang yang terlibat akan kematian dia, apa kau pernah membunuh Youngjae?"
"Heeei, pertanyaan mu konyol sekali." Ucap Youngjae dengan menjitak kepala Daehyun lagi.
"Aww, sakit Youngjae."

Youngjae POV
"Aku tak pernah membunuh orang, aku pun tak pernah mempunyai teman perempuan di Hanlim. Mengapa dia selalu menghantui ku, aku sungguh tak tahan. Segalanya sudah ku lakukan, hal konyol yang ku lakukan tak membuat Hanlim itu pergi dari kehidupanku." Aku berjalan ke atas gedung sekolah ku, memikirkan bagaimana caranya agar aku tak lagi diganggu oleh Hanlim, apapun ku fikirkan bagaimana cara Hanlim lenyap dari hidupku.

Author POV
Youngjae mulai frustasi, cenayang itu tidak membantu apapun fikirnya. Dia membuang kertas kuning dan mantera yang selama ini selalu dibawanya ' Tidak berguna' Benak Youngjae saat membuang kertas itu. Bell berbunyi, kini Youngjae kembali kedalam kelasnya. Tulisan dipapan tulis yang di lihatnya kini sudah hilang.
Youngjae berusaha tenang didepan teman-teman nya. Mengikuti pelajaran seperti biasa, saat dia membuka bukunya, hampir dia berteriak tapi dia menahannya. Melihat bukunya yang kini di coret-coret oleh Hanlim dengan bertuliskan "I Will Kill You Youngjae." Youngjae menutup bukunya dengan cepat, dan saat dia membuka lagi bukunya kini tulisan itu sudah menghilang.




**
Youngjae berlari menghampiri Himchan dikelasnya. Menceritakan apa yang di alaminya saat di kelasnya. Himchan begitu terkejut, sekarang Himchan pun dibuat bingung oleh Youngjae. Daehyun yang juga dipanggil Himchan kini sudah berada dikelas Himchan. Mereka mulai berdiskusi untuk menolong Youngjae.
"Pertama kita harus cari tahu mengapa Hanlim memburu mu Youngjae." Ucap Himchan.
"Aku seperti burung yang sedang diburu hyung." Ucap Youngjae.
"Sudah ku bilang kau pasti ada hubungannya dengan kematian Hanlim." Ucap Daehyun yang sudah mulai frustasi.
"Tapi aku tidak membunuh Dae." Ucap Youngjae.
"Apa kau juga melihat Hanlim didepan rumah mu itu Youngjae?" Tanya Himchan.
"Ne, hanya satu kali aku melihatnya dikamar itu Hyung." Ucap Youngjae.
Himchan mulai berfikir, Daehyun juga dan Youngjae pun terdiam.
"Kalung itu." Tunjuk Daehyun.
"Ada apa dengan kalung ini?" Tanya Youngjae yang dengan cepat memegang kalung nya.
"Kalung itu kau temukan didepan rumahmu kan? Hanlim muncul di kamar itu kan? Itu milik Hanlim." Ucap Daehyun.
Himchan dan Youngjae benar-benar terkejut dengan pernyataaan yang dibuat Daehyun.
"Tidak mungkin, bagaimana kau bisa yakin?" Tanya Youngjae.
"Aku sudah pernah memperingatkan mu agar membuang kalung itu bukan? Dan kau semakin di teror olehnya saat kalung itu bersama mu kan?" Tanya Daehyun.
"Ne, kau memang benar Daehyun." Ucap Youngjae sambil berfikir.
"Coba saja kau lepas kalung itu mulai sekarang." Ucap Himchan. Youngjae ragu dengan pernyataan temannya itu namun dia mencoba nya, dilepaskan kalung berliontin cincin itu dan dimasukkan nya kedalam sakunya.

Beberapa hari kemudian, benar saja Youngjae tidak mengalami hal buruk atau mimpi buruk lagi. Kalung itu disimpan di kamarnya didalam laci nya, Hanlim tidak lagi menampakkan diri dihadapan nya, Youngjae menceritakan hal ini kepada Himchan juga Daehyun. Mereka sedikit lega karena Youngjae tidak lagi di ganggu oleh Hanlim. Namun perasaan Youngjae berbeda, perasaan nya kini seperti ada yang hilang dari dirinya. 
Youngjae berjalan menuju rumahnya setelah pergi dari supermarket, Youngjae berhenti didepan gerbang di rumah besar didepan rumahnya. Kini Youngjae memang tidak lagi melihat sosok Hanlim yang selalu mengejutkan nya, perasaan nya lega namun sedih. Dia tidak tau perasaan apa yang ia rasakan kini. Youngjae memasuki kamarnya, meminum susu yang telah dibuat kan ibunya, dia duduk dibalkon kamarnya, menatap kamar dihadapannya. Youngjae mengingat yang dikatakan Daehyun tentang arwah yang bergentayangan. Youngjae bangkit dari tempat duduknya, mengambil sesuatu didalam lacinya, Ya, itu kalung yang menyebabkan kemunculan Hanlim. Kini Youngjae meyakinkan dirinya untuk memakai kalung itu, entah apa yang akan diperbuat Youngjae dengan memakai kalung itu lagi.

**
Malam hari, Youngjae terbangun dari tidurnya. Tidak, bukan terbangun, tapi dia memang sengaja membangunkan dirinya dari tidurnya, Youngjae bangkit dari ranjangnya, dengan piyama biru yang digunakan nya dia membuka tirai pintu berkaca dikamarnya, Youngjae duduk didalam kamarnya menghadap ke arah kamar di seberang kamarnya. Youngjae menyelimuti dirinya dengan selimut tebal berbulu berwarna putih kesayangan nya, hawa di kamar Youngjae kini mulai dingin. Suasana nya mulai mencekam, kesunyian yang dirasakan Youngjae membuat badannya bergetar. Kekekeke~ suara Hanlim kini mulai terdengar di sudut kamar Youngjae. Kini Youngjae mulai bergetar dan menguatkan dirinya. Ya, Youngjae sedang menantang Hanlim untuk muncul dihadapan nya. Tiba-tiba saja Hanlim muncul secara mengejutkan, "aaarggh" Youngjae berteriak saat Hanlim memasuki kamarnya menembus pintu berkaca dihadapannya. Kini Hanlim berdiri di hadapan Youngjae dengan poni nya yang menutupi wajah nya, berdiri menunduk dihadapan Youngjae. Youngjae menguatkan dirinya untuk tidak takut akan kehadiran Hanlim, Youngjae berdiri dihadapan Hanlim, kini Youngjae tahu bahwa Hanlim lebih pendek dari dirinya. Kekeke~ suara Hanlim terdengar lagi kini semakin mencekam.
"Siapa kau? Mengapa kau selalu menganggu ku? Bahkan aku saja tidak tahu siapa namamu Hanlim." 
"Hanlim? Nama yang bagus." Kini Hanlim membuka mulutnya untuk berbicara dan tidak menakuti Youngjae. Kini Youngjae mundur beberapa langkah dati Hanlim,  wajah Hanlim kini terlihat jelas, tidak menyeramkan seperti sebelum nya yang ditampakkan. Wajah Hanlim yang begitu pucat dengan lingkaran hitam dibawah matanya terlihat begitu jelas.
"Kk.kkau? Siapa kau sebenarnya?" Youngjae masih ketakutan melihat sosok Hanlim.
".." Hanlim terdiam dan terus menatap Youngjae.
"Jawab aku! Siapa kau? Mengapa kau selalu menganggu ku? Apa kesalahan ku? Apa kau ingin membunuh ku? Siapa kau? Hey jawab aku!" Suara Youngjae kini terdengar seperti orang yang sedang marah dan tidak lagi ketakutan.
Youngjae kebingungan saat hantu di hadapannya kini menunjukkan wajah yang sendu dan sedih.
'Apa akusperti ibu tiri yang memarahi anaknya sehingga dia menjadi sedih dan takut' Pikir Youngjae.
"Aku—" 
Youngjae masih menunggu jawaban Hanlim dengan serius dan tetap dengan wajah yang marah.
"Tolong.. Bantu aku" 


To be continue..

Apa yang akan dilakukan Hanlim kali ini? Tunggu part selanjutnya ne .. :)
Thanks for reading, mian untuk typo yang bertebaran, dan mian untuk EYD yang masih berantakan. Tinggalkan jejak ya  :) Gamshahamnida ...
@Youzza_nisarr .. @Jumpinghimes ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar