GHOST III
Main Cast : Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support Cast : Kim Himchan (BAP)
Jung Daehyun (BAP)
Genre : Horor, Romance, Sad
Author : @youzza_nisarr
@Jumpinghimes
Duration : Chaptered
Chapter III
**
"Perasaan ini terus menghantui ku, mengapa hanya dirimu yang mampu membantuku, mengapa perasaan ku begitu kuat padamu? Manusia seperti mu, manusia angkuh dan sombong, apa benar kau bisa membantu ku? Jika kau tak membantu ku, akan ku hancurkan hidup mu"
**
Flashback,
Hanlim berusaha sekuat tenaga untuk menampakkan diri dihadapan Youngjae, bukan untuk menakuti tapi untuk meminta bantuan dari Youngjae, beribu pertanyaan muncul dibenak Hanlim 'Apa benar dia bisa membantu ku? Mengapa aku begitu ingin dia membantu ku?' Benak nya. Malam ini Hanlim akan menunjukkan wajah asli nya kepada Youngjae, Hanlim berusaha semampu mungkin agar muncul dihadapan Youngjae.
Flashback end.
"Tolong.. bantu aku" Ucap Hanlim dihadapan Youngjae dengan menunjukkan wajah nya yang sedih.
Youngjae POV
"Tolong? Apa kau sudah gila?" Dia memang benar-benar gila. Untuk apa dia meminta bantuanku. Hantu seperti dia memohon kepadaku, ini hal yang sangat konyol.
"Yoo Youngjae, jebal." Hanlim, wajahnya yang begitu pucat kini berdiri dihadapan ku memohon kepada ku.
"Setelah kau mengganggu hidupku, sekarang kau memohon kepadaku? Pergilah! Aku tidak akan membantumu." Aku menolak permintaannya dengan cepat. Ya inilah kesempatan ku untuk membuat nya pergi dan tidak lagi menganggu ku, inilah satu-satu nya cara agar dia hilang dari hadapan ku selamanya.
"Benarkah kau tidak akan menolongku?" Pertama kalinya Hanlim menunjukkan wajahnya yang begitu sedih, setetes air mata jatuh dari matanya mengalir di pipi pucatnya, namun perasaan apa ini? Mengapa hati ku begitu sesak saat dia meneteskan air matanya, apa dia menyiksaku lagi dengan cara seperti ini. Hanlim melangkahkan kakinya menuju tubuh ku, rasa sesak ini begitu menyakitkan semakin sakit saat dia berdiri dihadapan ku hanya beberapa centi.
"Kk..kkau! Aa..apa yang kau lakukan?" Tanya ku sambil menahan rasa sesak ini. Wajahnya semakin dekat dengan wajahku, aku menatapnya dengan menahan rasa sakit ini. Dia mulai membisikan sesuatu ke telinga ku.
"Apakah itu sakit? aku tanya sekali lagi kepadamu. Benar kau tidak akan membantuku?" Hanlim membisikannya dengan halus dan membuatku geli mendengarnya.
"Tidak! Aku sudah muak denganmu!" Aku membentaknya dan terus menahan rasa sakit yang mampu membuatku meneteskan air mata. Aku benar-benar sudah muak dengan perlakuannya yang selalu mengganggu hidupku.
Tiba-tiba dia membalikan posisinya dengan cepat dan sekarang dia berada di depanku beberapa langkah.
"Arghhhhhhhhh."
Tiba tiba wajahnya berubah, sangat mengerikan. Wajah yang semula pucat dan mengeluarkan air mata seperti benar-benar ingin meminta pertolonganku kini berubah 180°. Wajahnya benar benar pucat ditambah bercak darah yg tiba-tiba keluar dari kulit wajahnya, matanya merah seperti api dan menatapku dengan penuh kebencian. Giginya berubah menjadi bertaring seperti ingin memakanku. Seketika lemari di kamarku bergetar tak menentu. Bukan lemari saja, bahkan semua benda tiba-tiba bergetar tak menentu. Dan sebuah kotak putih pun terjatuh dari atas lemariku. Rasa sesak di dada ini semakin ku rasakan.
**
Cahaya pagi yang begitu terang masuk kedalam kamarku melalui pintu kamar ku yang berkaca setelah ada seseorang yang membuka tirai itu. Aku membuka mataku perlahan sambil menahan rasa sakit di kepala. Pusing, sangat pusing, itulah yang kurasakan sekarang. Aku berusaha bangun dari tidurku dan berusaha melihat seseorang yang ada di depan pintu itu. Mataku begitu buram sehingga aku tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang ada di kamarku ini.
"Youngjae-ssi. Apa kau sudah bangun?! Ahhh... akhirnya kau bangun juga. Aku khawatir dengan keadaanmu. Aku takut kau tertidur selama sebulan lebih seperti dulu! Omo.." Suara itu, Jung Daehyun. Aku mengenali suaranya dengan jelas ditambah aksen busan yang sangat kental. Tapi, apa maksudnya dengan 'tertidur selama sebulan lebih?'
"Apa maksudmu?" Tanyaku singkat. Tapi aku benar-benar ingin tau.
"Aniya~ aku hanya basa basi. Aku akan panggil eomma dulu. Kau tetaplah di kasurmu dan istirahatlah." Dia memang memanggil ibuku dengan sebutan eomma. Dia sudah dianggap Sebagai anaknya oleh ibuku, tapi ekspresinya seperti menyembunyikan sesuatu. Aku mencoba untuk tidak mempedulikannya karna sakit di kepala yang menggangguku ditambah rasa sesak ini. Setiap merasakan sesak ini, aku selalu teringat kejadian itu. Tiba-tiba aku teringat dengan kalung itu. 'Sebaiknya aku buang saja kalung pembawa sial ini'. Aku membawa kalung itu ke kamar mandi, dan membuangnya ke dalam lubang wastafel "annyeong.." aku melambaikan tangan ku ke lubang wastafel seperti mengucapkan 'selamat tinggal' untuk kalung itu. Aku memang seperti orang gila karna kejadian itu yang sudah membuatku seperti ini. Rasanya sangat lega, tetapi kenapa rasa sesak ini belum hilang juga. Apakah ini kutukan dari hanlim?
Sepertinya aku harus segera keluar dan kembali ke kasurku, atau aku akan mendengar omongan Daehyun yang cerewetnya melebihi ibuku. Dan benar saja,
"Aigo~ Yoo Youngjae! Sudah ku bilang, kau harus tetap di kasurmu dan istirahat. Kenapa kau ... aishhh!" Belum sampai ke kasur Daehyun dan eomma sudah sampai di kamarku lebih dulu dan aku pun mendengar celotehannya yang sangat mengganguku, tapi itulah yang kusuka dari temanku yang satu ini. Dia membantu untuk kembali ke kasurku layaknya seperti wanita tua yang ingin menyebrang,
"Dae, aku bisa berjalan sendiri."
"Paboya! kau itu sedang sakit. Kau tau?! Kau tertidur selama 3 hari. Aku khawatir bodoh!" Daehyun memarahiku dan memukul kepalaku yg sedang sakit ini.
"Aww! Aishhh.. baiklah baiklah. Bawa aku ke kasurku yang empuk itu sobat."
Author POV
Eomma hanya bisa tersenyum dan tertawa sesekali melihat kelakuan anaknya dan anak lelaki yang sudah ia anggap sebagai anaknya itu.
"Youngjae.. hati-hati. Jangan sampai kau membuat kepalamu terbentur." Daehyun membantu Youngjae untuk berbaring di kasurnya yang empuk itu,
"Hey sobat, kau memperlakukanku seperti yeoja chingu mu saja. Kalau aku wanita, mungkin aku sudah mendorongmu karena aku tidak mau di sentuh oleh namja playboy sepertimu." Ucap Youngjae sambil menunjukkan wajahnya yang sedang meledek Daehyun.
"Ya! Neo.." Teriak Daehyun sambil membanting tubuh Youngjae.
"Aishhhhh.." Youngjae kesakitan sambil memegang kepalanya.
"Geumanhae~ kalian ini masih saja seperti dulu." Tiba-tiba eomma berbicara dan mereka pun diam seketika.
"Nae adeul~ kenapa kau bisa pingsan?" Tanya eomma dengan wajah yang sedikit khawatir.
"Nn..Ne eomma aa..aniya .. Bukan apa apa. Aku hanya terpeleset." Jawab Youngjae dengan gugup.
"Terpeleset? Apakah kau wanita? Terpeleset pun kau pingsan." Celetuk Daehyun yang masih marah karna perlakuan Youngjae yang memanggilnya playboy. Mendengar celetukan Daehyun, Youngjae hanya bisa memasang wajah kesal seperti ingin memukul wajahnya dengan sangat keras. Sekali lagi eomma hanya bisa tertawa melihat mereka "Yasudah eomma akan kebawah mengambil makanan untuk kalian. Oh ya, dimana Himchan?" Tanya eomma sebelum dia turun.
"Himchan hyung? Dia akan kesini sebentar lagi." Jawab Daehyun dengan sopan. Berbeda sekali ketika dia berbicara dengan Youngjae.
**
"Annyeonghaseyo ahjumma." Himchan membuka pintu rumah Youngjae sambil memanggil eomma Youngjae.
"Ohhh Himchan-ssi masuklah." Eomma menyambutnya dengan hangat.
"Ne, ahjumma, Youngjae—"
"Ahjumma? panggil aku eomma, aku tidak suka dipanggil ahjumma, arraseo? Cepat kekamar, dia disana bersama Daehyun"
"Ne eomma." Himchan membungkukan badannya dan pergi ke kamar Youngjae.
"Annyeong~" Himchan membuka pintu dengan nada sedikit di permainkan.
"Oh.. hyung! Masuklah. Youngjae sedang beristirahat." Daehyun mempersilahkan hyung nya itu masuk sambil memainkan handphonenya.
"Youngjae-ssi. Wanitaku yang malang. Mengapa kau bisa terpeleset dan pingsan? Bicaralah pada oppa, hmm" Himchan meledek Youngjae sambil tertawa. Daehyun hanya pura-pura memainkan handphone nya.
"Jung Daehyun!" Youngjae berteriak karena tau itu adalah ulah dari Daehyun, Daehyun hanya tertawa bersama Himchan dan mulai meledek Youngjae hingga Youngjae marah. Mereka tertawa bersama di kamar Youngjae, membicarakan apapun yang tidak penting, membuat Youngjae melupakan kesakitan yang dirasakan nya.
**
Youngjae POV
Daehyun dan Himchan hyung pamit untuk pulang. Eomma menyuruh mereka untuk menginap disini, tapi aku suruh mereka untuk pulang saja karena jika mereka disini aku tidak bisa beristirahat karena yang mereka lakukan hanyalah tertawa dan meledek ku, memang mereka membantu ku melupakan rasa sakit ku, namun perasaan ku sedang tidak baik hari ini jadi ku suruh mereka pulang. Jam sudah menunjukan pukul 20.00, tiba-tiba saja aku ingin melihat keluar kamarku mencari sosok hantu yang selalu menggangguku setiap malam, tetapi sepertinya malam ini dia tidak akan muncul dan menggagguku lagi, karena kalung itu sudah kubuang. Akhinya aku terbebas dari semua kutukannya.
Keesokan harinya,
Pagi ini menjadi pagi yang sangat indah bagiku, semalam aku tidur dengan nyaman. Tidak terjaga saat tengah malan, tidak ada yang menggangguku lagi. Aku berangkat kesekolah menggunakan sepedaku, aku ingin menggunakan kesempatanku ini untuk bersantai menikmati jalanan menuju sekolah, awalnya eomma tidak mengizinkanku memakai sepeda karena khawatir aku akan kelelahan memakai sepeda tapi aku tetap memaksa dan ingin menggunakan sepedaku. Angin berhembus begitu sejuk, daun pepohonan bergerak sangat indah, kicauan burung mengiringi langkahku menuju sekolah, aku menghirup udara yang begitu sejuk melalui hidung ku dan masuk ke dalam paru-paru ku itu membuat dada ku tidak merasakan sesak lagi.
Di sekolah,
Aku berjalan dari parkiran khusus sepeda, entah mengapa banyak sekali orang yang melihatku. Apakah karena aku sekarang menggunakan sepedaku, atau karena mereka sudah lama tidak melihatku di sekolah,
'Ada apa dengan mereka, sepertinya aku harus bertemu Daehyun dan Himchan hyung.'
Aku menghampiri Daehyun dan Himchan hyung yang sedang duduk di taman sekolah,
"Daehyun, Himchan hyung!"
"Yy.. Youngjae-ssi" Himchan hyung membalikkan badan nya dan memanggilku dengan gugup seperti itu dan Daehyun hanya melihatku dengan menunjukkan wajahnya yang heran.
"Waeyo? Ayo kita kekantin bersama. Ada yang aku ingin bicarakan." Aku mengajak mereka kekantin tapi entah apa yang terjadi pada mereka,
"Youngjae-ssi, kudengar ada buku baru di perpustakaan sebaiknya kau kesana, banyak orang yang mengincarnya, ayolah atau kau akan kehabisan buku itu." Begitulah ucapan Daehyun saat membujukku untuk pergi ke perpustakaan, tapi tidak bersama mereka, aku disuruh ke sana sendirian.
"Baiklah, aku akan kesana sekarang, pulang sekolah temui aku di parkiran sepeda oke?" Daehyun dan Himchan hyung langsung berbalik tanpa pamit kepadaku.
'Ada apa dengan mereka?' Aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi.
Author POV
"Bagaimana ini hyung?" Daehyun berbisik dengan Himchan seperti menyembunyikan sesuatu.
Di perpustakaan,
'Ada apa dengan semua orang? Ada apa dengan Daehyun dan Himchan hyung? Mereka semua seperti menyembunyikan sesuatu, dan menghindari ku' benak Youngjae sambil mencari buku yang disarankan Daehyun. Setelah beberapa lama mencari Youngjae benar benar tidak menemukannya.
"Apakah Daehyun membohongiku? Jung Daehyun awas kau!" Ucap Youngjae dengan nada yang begitu kesal.
Youngjae kembali ke kelasnya dengan amarah yang begitu memuncak, dia memasuki kelasnya yang sudah ramai dengan para siswa, semua menatap nya dengan tatapan aneh, Youngjae menghiraukan semua pandangan itu. Saat guru datang,
"Yo..Youngjae." Ucap sang guru.
"Ne." Youngjae berdiri karena dipanggil sang guru.
"Apa kau baik-baik saja?" Ucap sang guru. Kini semua murid menatap Youngjae dengan tatapan aneh.
"Gwaenchana, waeyo?" Ucap Youngjae dengan kebingungan yang sangat hebat.
"Aahh tidak, duduklah." Sang guru mulai memberikan pelajaran, namun sesekali melirik Youngjae dan terus menghiraukan Youngjae.
Youngjae terus memikirkan apa yang terjadi pada nya, semua orang yang melihatnya kini menghindari nya, tidak hanya teman-teman nya, kini Daehyun dan Himchan juga menghindari nya. Youngjae pulang dan bertemu Himchan dan Daehyun di parkiran sepeda.
"Hyung, mengapa semua orang menghindariku?" Tanya Youngjae yang sudah sedikit frustasi.
"Aa..aapa? Menghindari mu? Mungkin hanya perasaan mu Youngjae." Ucap Himchan.
"Aahh hyung, bukan kah kau sudah berjanji akan menemani ku pergi ke tempat paman ku." Ucap Daehyun.
"Aah kau benar, Youngjae sebaik nya kau kembali kerumah dan beristirahatlah, dan jangan lupa untuk selalu berdoa dalam setiap langkahmu, oke?" Himchan berlalu meninggalkan Youngjae yang masih berdiri dengan sepeda nya itu. Youngjae menghela nafas dan kembali kerumah nya.
Youngjae POV
Entahlah mengapa mereka menghindari ku, akan ku lihat sampai kapan mereka menghindari ku, aku takkan bicara pada mereka, aku mengendarai sepedaku menuju rumah ku, saat di rumah aku menatap rumah didepan rumahku, rumah Hanlim. Rumah itu benar-benar tidak berpenghuni? Apa yang diinginkan Hanlim? Mengapa dia meminta bantuan ku? Mengapa harus aku? Mengapa tidak orang lain? Lamunanku terhenti saat seekor kucing melewati ku dan memasuki rumah Hanlim. 'Mengapa kucing itu kesana?' Aku berusaha menghiraukan segala pertanyaan yang muncul dalam benakku.
Author POV
Youngjae masuk kedalam rumah nya dan mencium pipi ibunya, namun ibunya menunjukkan wajah yang begitu aneh,
"Youngjae, kau baik-baik saja?" Tanya eomma.
"Aku baik-baik saja, mengapa hari ini semua orang menatapku seperti itu, dan selalu menanyakan 'apa kau baik-baik saja Youngjae'. Mengapa semua orang menghindari ku." Ucap Youngjae.
"Beristirahatlah, kau harus segera sembuh Youngjae." Ucap eomma.
Youngjae memasuki kamar nya dan merebahkan tubuh nya yang begitu lelah. Tiga hari tidak sadarkan diri dan saat sudah sadar kini orang-orang menjauhi nya. Youngjae sedikit frustasi dengan semua ini.
**
Hari terus berlalu, Himchan dan Daehyun benar-benar menghindari Youngjae, bahkan saat bertemu Youngjae di koridor sekolah, mereka berpura-pura tidak melihat Youngjae. Saat Himchan dan Daehyun sedang makan bersama, Youngjae datang dan mereka langsung pergi, di kelas pun tempat duduk Youngjae sekarang di sudut kelas, dengan alasan teman-teman nya ingin agar Youngjae melihat pelajaran dengan jelas.
Youngjae frustasi dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Youngjae merasa kesepian sekarang, bahkan setiap kali ia pulang kerumah pun, eomma selalu menyuruh Youngjae beristirahat tanpa berbasa basi dulu.
Youngjae berdiri di depan pintu berkaca di kamarnya, menatap keluar dan menghadap kamar Hanlim.
'Mengapa aku sekarang merasa ada yang hilang?' Benak Youngjae.
Youngjae menatap kamar itu penuh dengan kesedihan, Youngjae merasa kehilangan dan kesepian.
'Apa aku harus melakukan nya lagi? Hanlim pergi temanku juga pergi, Hanlim selalu menggangguku namun jika dia menghilang disaat teman-temanku pergi itu lebih menyiksa diriku' Youngjae terus memikirkan Hanlim. Youngjae menguatkan hatinya, dan bergegas menuju kamar mandinya. Dia menghela nafasnya dan mulai melakukan hal konyol, Youngjae membongkar wastafel nya, tempat dia membuang kalung itu. Youngjae berharap bahwa kalung itu masih disana, Youngjae berusaha terus sekuat tenaga untuk membongkar wastafel kamar mandi nya, dia berhasil dan kalung itu memang masih disana tersangkut di sela-sela wastafel. Youngjae memegang kalung itu tepat didadanya, dan terduduk dikamar mandinya, senyum simpulnya terbentuk dibibir mungilnya.
Youngjae POV
Aku berhasil menemukan kalung itu, aku tau aku sudah gila. Ya sejak kehadiran Hanlim kini aku benar-benar merasakan hidupku berubah. Aku akan mencoba memanggil Hanlim lagi, seperti malam itu saat aku terjatuh tidak sadarkan diri akibat kesakitan yang dia buat.
Malam hari,
Aku melakukan hal yang pernah ku lakukan, duduk berhadapan ke arah kamar itu, dengan pintu berkaca yang tirainya terbuka, aku menatap dalam-dalam kedalam kamar itu, jantungku mulai berdetak tak menentu, dengan kekuatan yang penuh aku memakai kalung itu, kalung yang ku percaya dapat menghubungkanku dengan makhluk itu.
Angin mulai berhembus ditelinga ku, tirai kamar ku mulai bergerak tak menentu, ruangan kamarku mulai gelap seperti tak ada cahaya yang menerangi, aku berusaha untuk kuat menghadapi Hanlim. Aku berpegang erat pada ranjang ku, dan saat Hanlim muncul aku akan siap.
Suasana kamarku mulai mencekam, sunyi dan sepi namun angin yang berhembus begitu terasa di tubuhku. Beberapa jam kemudian, tengah malam pun tiba. 'Ku harap dia menampakkan wajah aslinya dihadapan ku kali ini.' Itulah harapan ku. Sudah lewat tengah malam namun Hanlim tidak muncul juga, namun suasana kamarku yang mencekam tidak berhenti. Aku tetap menunggu Hanlim tiba, beberapa detik ku lalui, beberapa jam ku lewati namun Hanlim tidak juga muncul, aku begitu lelah menunggunya, mataku tidak mampu lagi untuk terjaga dan aku mulai terlelap.
Author POV
Hanlim muncul saat Youngjae sudah terlelap di ranjangnya sambil memegang kalung berliontin cincin itu. Hanlim menatap Youngjae, melihat wajah imutnya yang sedang terlelap,
"Kini kau mencariku hah? Kemarin aku di usir olehmu, dan sekarang aku membuat mu merindukan ku, kau ini manusia yang tidak punya hati." Ucap Hanlim dengan suaranya yang begitu lembut hingga Youngjae tidak dapat mendengarnya.
Hanlim masih menatap Youngjae, duduk di lantai di sisi ranjang Youngjae dengan menopang dagunya melihat Youngjae yang tertidur, senyum simpul kini terpancar dari bibir Hanlim dengan wajah pucatnya.
Keesokan paginya,
Youngjae terbangun saat alarm dikamar nya berbunyi begitu kencang, Youngjae melihat keseluruh sudut kamarnya, apa yang dicarinya? Yaa, apalagi kalau bukan sosok Hanlim. Youngjae masih penasaran akan kehadiran sosok Hanlim di hadapan nya,
'Mengapa dia tidak muncul, ini menyebalkan.' Pikir Youngjae. Dia bergegas menuju ruang makan untuk sarapan, hari ini eomma menunjukkan wajahnya yang sedikit lega melihat keadaan Youngjae yang sudah membaik.
Youngjae pergi ke sekolah masih menggunakan sepedanya, memakai tas birunya, juga topinya yang berwarna abu-abu, memakai seragam Hanlim High School, dan tidak ketinggalan dengan kalung berliontin cincin yang tergantung di lehernya.
**
"A..apa maksud mu?" Youngjae terkejut saat mendengar penjelasan teman-teman nya di kelas.
Youngjae tidak percaya dengan ucapan mereka, Youngjae mencari Himchan dikelasnya, dan ternyata Himchan berada di ruang latihan music bersama Daehyun.
"Hyung..!" Teriak Youngjae saat memasuki ruangan itu.
"Youngjae..!" Ucap Himchan yang terkejut melihat Youngjae tiba dengan terburu-buru.
"Apa yang terjadi? Apa aku benar terlihat aneh beberapa waktu lalu?" Tanya Youngjae membuat Daehyun dan Himchan kebingungan.
"Hyung, sebaiknya kita bicarakan sekarang." Ucap Daehyun sambil berbisik kepada Himchan.
"Hey ada apa? Apa yang kalian sembunyikan dariku?" Youngjae semakin bingung dengan apa yang terjadi.
"Youngjae ayo kita bicara di atap sekolah." Ajak Himchan.
Mereka pergi ke atap sekolah, menurut Himchan disitulah tempat yang paling nyaman untuk berbicara karena jarang sekali ada orang yang datang ke tempat itu.
"Begini, ah aku bingung harus mulai darimana." Ucap Himchan gugup.
"Ayo bicaralah." Desak Youngjae.
"Hhmm..Youngjae apa kau tidak merasakan apapun beberapa hari ini?" Tanya Daehyun.
"Aku merasakan sesuatu yang aneh pada kalian, mengapa kalian menghindari ku?"
"Bukan pada kami Youngjae, apa yang kau rasakan pada tubuh mu atau dirimu beberapa hari ini?" Tanya Himchan.
Youngjae terdiam dan berfikir, Daehyun dan Himchan menunggu jawaban Youngjae dengan serius.
"Tidak." Singkat Youngjae. Himchan dan Daehyun menunjukkan wajah penuh rasa kesal karena jawaban singkat yang Youngjae berikan.
"Aaah.. Youngjae. Kau tau tidak selama ini.. mm .." Himchan menghentikan bicara nya karena begitu gugup.
"Ayoo beritahu aku hyung."
"Selama ini Hanlim selalu berada dibelakang mu, berjalan di belakang mu." Ucap Himchan dengan sedikit tekanan di nada bicara nya.
"Aapaaaaa?" Seketika Youngjae berteriak karena begitu terkejut mendengar penjelasan Himchan.
"Yaa, mengapa kami menjauhi mu karena Hanlim menunjukkan wajahnya yang begitu menyeramkan, matanya yang merah juga alis nya yang terangkat seakan dia menyuruh kami menjauhi mu." Ucap Himchan.
"Jj..jadi selama ini Hanlim berada di belakangku?" Himchan dan Daehyun menganggukan kepalanya. Himchan bergetar saat menjelaskan itu kepada Youngjae.
"Lalu, apa sekarang dia di sini? Mengapa aku tak merasakan apapun?" Lanjut Youngjae.
"Tidak, dia tidak di belakang mu saat ini, itu mengapa kami berani untuk bicara ini pada mu." Ucap Daehyun.
"Tapi semalam aku memakai kalung ini lagi dan aku tidak menemukan sosok Hanlim, mengapa seperti ini? Aku tidak mengerti dengan keadaan ini." Ucap Youngjae sambil menunjukkan kalung yang dipakainya, dia mulai frustasi.
"Jadi selama ini kau tidak memakai nya? Dan semalam kau baru memakai nya?" Tanya Himchan heran.
Youngjae menceritakan kejadian saat dia tidak sadarkan diri beberapa waktu lalu, penyebab nya adalah dia menantang Hanlim untuk keluar, Youngjae fikir dengan menantang Hanlim, menyuruh Hanlim pergi dari hidup nya itu akan berhasil, namun dia salah. Dan kali ini semua terjadi kebalikan nya, saat Youngjae melepaskan kalung itu Hanlim muncul dihadapan semua orang tapi tidak dihadapan Youngjae, dan saat Youngjae memakai kalung itu Hanlim tidak muncul dihadapan semua orang namun Hanlim masih juga tidak muncul dihadapan Youngjae.
"Jadi kau tidak sadarkan diri karena menolak permintaan Hanlim?" Tanya Daehyun yang sangat terkejut.
Youngjae hanya menganggukan kepalanya. Himchan juga sangat terkejut dengan pernyataan yang Youngjae ceritakan. Kini Hanlim membuat mereka bertiga kebingungan, kini bukan hanya Youngjae namun Himchan dan Daehyun juga dibuat pusing oleh Hanlim.
Sesosok bayangan melayang di dekat mereka, melihat pembicaraan mereka, dia adalah Hanlim. Hanlim menatap mereka yang sedang kebingungan.
'Kalian benar-benar konyol.'
**
Kalung itu, masih menggantung di leher Youngjae, bahkan Youngjae pun sudah merasa nyaman memakai kalung itu. Tapi entah apa yang terjadi, beberapa hari ini Hanlim tidak pernah sekali pun menampakkan dirinya dihadapan Youngjae.
"Selama ini kah dia menghilang?" Itulah yang selalu dipikirkan Youngjae setiap malam menjelang tidurnya.
"Yoo youngjae! kenapa kau ini? Biarkan saja dia menghilang dari hidupmu. Bukankah ini yg kau mau?!" Youngjae seperti orang gila yang sedang bicara dengan bayangannya di dalam cermin kamarnya, Youngjae merasa ada yang hilang dari hidupnya. Youngjae membereskan sebagian kamarnya yang berantakan. Dia membereskan sebagian barang yang berantakan di sela-sela lemarinya. Ada banyak barang disana.
"Barang siapa ini? Barangku tidak sebanyak ini. Apakah milik Daehyun? Atau Himchan hyung?" Youngjae menampakkan wajahnya yang kebingungan, saat Youngjae membereskan barang-barang dikamarnya dia menemukan sebuah kotak putih yang waktu itu jatoh dari atas lemari ketika Hanlim mengamuk. Dengan perlahan Youngjae membuka kotak tersebut, namun tiba-tiba "woaahhhh~" Youngjae mengarahkan wajahnya ke sumber suara.
"Arghhhhh! Ya! Kenapa kau selalu muncul dengan cara seperti ini?!" Youngjae berdiri dan menjauhkan tubuhnya saat dia melihat sosok Hanlim muncul di sampingnya dengan mukanya yang pucat.
"Apa kau merindukan ku?" Hanlim tersenyum sambil mendekat ke tubuh youngjae dengan wajahnya yang manis.
To be continue ~
Thanks for reading, mian untuk typo yang bertebaran. Tinggalkan jejak chingudeul~
Gamshahamnida /bungkuk/
@jumpinghimes
@youzza_nisarr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar