Rabu, 18 Februari 2015

Special Day II





Special Day
Cast : All Member BAP
Genre : Horor, Sad, Friendship, psycho
Lenght : Mini Series
Rating : G & T
Author : NS. Youzza (Youzza_nisarr)




Disclaimer : Cast sepenuhnya milik dirinya, Tuhan, dan agensi. Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf jika ada kesamaan cerita. Author sepenuhnya hanya meminjam nama dan diri cast nya. Warning dalam kesalahan pengetikan dan EYD yang buruk.




**
Hari pertama berlibur dimulai.

Aku mulai menutup mataku dan kemudian mulai terlelap. Aku tidur bersama Junhong, sementara Youngjae bersama Daehyun dan Yongguk tidur dikamar khususnya. Yongguk bilang tak boleh ada seorang pun yang bisa memasuki kamarnya itu, jadi kami mengikuti saja kemauannya. Tiba-tiba saja tirai di kamar ku berkibas seperti tertiup angin padahal jendelanya tertutup rapat. Aku bergidik seketika, mungkinkah Himchan Hyung kembali lagi? Dan dugaanku tepat sekali.

Dia melayang di dekat pintu kamar ku, ingin sekali aku membangunkan Junhong namun entah apa yang menahanku hingga aku tak mampu melakukannya. Dalam hitungan detik kini Himchan Hyung sudah berdiri dihadapan ku yang masih terpaku melihat tubuhnya melayang dengan wajahnya yang pucat dan bekas darah di kepalanya.

"Pergilah secepatnya!" Mataku terbelalak saat Himchan Hyung mengatakan satu kalimat yang berhasil membuatku merinding.

"Aa..apa maksudmu Hyung?" Aku berbicara dengan makhluk astral itu, sangat konyol fikirku. Tanpa berkata lagi Himchan Hyung menghilang. Aku mencoba mengatur nafasku kembali, jantungku melonjak-lonjak seakan ingin copot dari tempatnya. Aku menutup diriku dengan selimut karena begitu ketakutan, dan mencoba melelapkan mataku.

Author POV

Sudah hampir dua minggu berlalu mereka berada di villa itu, mereka tertawa bersama, bersantai di pinggir kolam renang yang tersedia di villa Yongguk dan tinggal dua hari lagi Jongup merayakan ulang tahunnya. Hari yang cerah untuk hari ini, Youngjae dan Daehyun sedang berenang di kolam itu, sementara Jongup dan Junhong bersantai dibawah teriknya matahari, Yongguk datang dengan membawa makanan untuk semuanya. Junhong yang dengan cepat melahap makanan yang baru sampai tak peduli dengan teman-temannya. Youngjae dan Daehyun mulai kelelahan karena berenang terlalu lama, alhasil mereka ke dalam villa terlebih dulu. Jongup yang sudah tak tahan dengan panasnya teriknya matahari siang itu pun segera masuk ke dalam villa. Sementara Junhong yang terlalu kenyang akibat makan terlalu banyak masih bersantai di samping kolam bersama Yongguk.

"Sepertinya panas ini mulai menyengat Hyung, apa kau tidak ingin berenang bersama ku?" Junhong yang mulai kepanasan ingin menyegarkan tubuhnya di kolam itu.

"Aniya, kau lebih dulu." Yongguk duduk dengan tenang di pinggir kolam.

Junhong dengan cepat menyelamkan dirinya dalam kolam itu. Beberapa menit kemudian, air di kolam itu tiba-tiba saja tersedot cepat oleh sebuah lingkaran besar yang berada di dalam kolam. Junhong yang berada di sana belum merasakannya, dan saat dia menyadarinya sedotan itu semakin kuat hingga Junhong tak mampu keluar dari kolam tersebut.

"Hyu.. Hyung tolong aku." Junhong yang meminta bantuan Yongguk sepertinya tak didengar oleh Yongguk karena kini Yongguk sedang mendengarkan lagu dari Headphone-nya. Yongguk berjalan meninggalkan Junhong yang masih berteriak didalam kolam sambil merasakan sesak di dadanya.

Junhong masih terus berusaha melawan arus di kolam itu, entah apa yang terjadi, Junhong juga tak tahu mengapa ada lingkaran besar di tengah kolam renang itu. Junhong mulai kehabisan nafasnya, karena kakinya tersangkut dilingkaran besar itu.

"Too... tolong." Junhong masih berusaha meminta bantuan, darah mulai keluar didalam kolam akibat kaki Junhong yang tersangkut. Darah itu semakin banyak seketika Junhong sudah tak bernafas lagi, matanya sudah terpejam dan kakinya masih tersangkut.


**

"Hey Hyung, apa kau melihat Junhong?" Jongup bertanya kepada Yongguk yang sedang membasuh rambutnya dengan handuk.

"Aniya, ada apa?" Dengan santai Yongguk menanggapi pertanyaan Jongup.

"Aku sudah mencarinya kemanapun, di kolam, di kamar, di taman, Junhong tak muncul dimana pun. Kemana dia pergi? Karena kau yang terakhir kali bersamanya."

"Jinjja? Aku tak melihatnya. Terakhir saat dia berenang, aku pamit masuk lebih dulu karena sudah terlalu lelah."

"Kita harus mencarinya sebelum malam tiba."

Youngjae dan Daehyun serta Jongup dan Yongguk pergi mencari Junhong. Villa itu memang terletak di dekat hutan, mereka berfikir bahwa Junhong mungkin saja pergi mencari udara segar di hutan.

Youngjae berpisah dengan Daehyun agar lebih mudah mencari Junhong begitu juga dengan Yongguk dan Jongup.

Hari mulai gelap, mereka sudah sedia alat penerangan ditangan mereka.

"Junhong, Junhong!" Youngjae masih terus memanggil Junhong. Mata Youngjae sedikit rabun jika tidak memakai kacamata, dan malam itu dia memang sedang tidak memakai kacamata. Youngjae terus berjalan dengan pelan, meski penglihatannya buruk dia tetap berusaha mencari teman kesayangannya itu.

Youngjae mengerjapkan matanya berulang kali saat melihat sesosok manusia yang berdiri di kejauhan di hadapannya. Penglihatannya sangat buruk hingga dia tidak tahu siapa orang itu.

"Junhong, apakah itu kau?" Youngjae masih mencoba melangkah mendekati orang itu yang masih berdiri tanpa bergerak.

"Aku tak dapat melihatmu Junhong, aku tak memakai kacamata ku. Katakan jika itu dirimu."

Srrrtttt !!

Saat Youngjae melangkah tiba-tiba saja ada sebuah tali menjebak kakinya hingga dia tertarik keatas, alat penerangan yang dibawanya terlepas seketika. Youngjae berteriak, orang itu melangkah mendekati Youngjae, dengan memakai baju serba hitam dia mengangkat sebuah pistol kearah Youngjae.

"Aaarghh! Siapa kau?" Penglihatan Youngjae masih belum jelas walau orang itu kini sudah berada di bawahnya. Youngjae tergantung dengan tubuh yang terbalik, detak jantungnya mulai tak menentu, kepalanya mulai pusing karena tubuhnya yang terbalik itu.

Duuuaaarr !!

Tanpa ragu orang itu menembakkan sebuah peluru ke kepala Youngjae. Mata Youngjae memerah dan terbuka. Darah mulai mengucur dari kepalanya, seketika dalam sekejap detak jantung Youngjae berhenti.

-Dilain tempat-
Jongup yang terkejut mendengar suara tembakan langsung berlari keluar dari hutan.

"Suara apa itu?" Jongup terus berlari mencoba keluar dari sana.

Sama hal nya dengan Daehyun yang berlari juga saat mendengar suara tembakan, sambil memanggil nama teman-temannya.

"Youngjae, Jongup, Yongguk Hyung. Dimana kalian?"

Jongup dan Daehyun keluar dari hutan secara bersamaan di tempat yang sama pula. Dan Yongguk yang sedang duduk sambil memegangi alat penerangannya langsung berdiri saat mereka datang.

"Apa yang terjadi?" Yongguk terlihat khawatir melihat kedua temannya datang dengan nafas yang terengah-engah.

"Tadi.. huh.. baru saja.. terdengar suara tembakan.. apa kau.. tidak mendengarnya?" Daehyun yang masih terbata-bata menjelaskan kepada Yongguk.

"Ya aku mendengarnya, itu sebabnya aku dengan cepat keluar dari sana dan menunggu kalian disini."

"Ada apa sebenarnya?" Jongup yang langsung duduk karena terlalu lemas akibat berlari.

"Tunggu, dimana Youngjae?" Daehyun mengedarkan pandangannya saat menyadari bahwa Youngjae tak bersama mereka.

"Siall, bagaimana ini? Kita belum menemukan Junhong lalu sekarang Youngjae pun ikut menghilang," ucap Jongup

"Tak mungkin kita memasuki hutan lagi karena sudah sangat gelap. Sebaiknya kita kembali dan mencarinya besok." Yongguk mengajak Daehyun dan Jongup kembali ke villa, mereka mengikuti saran Yongguk yang menurutnya benar.

-Di Villa-
Yongguk langsung menuju kamar tidurnya, Daehyun yang juga kembali kekamarnya sementara Jongup masih duduk di ruang makan sambil meminum air putih untuk menenangkan dirinya. Jongup terus berfikir apa yang terjadi sebenarnya, sambil terus berfikir tiba-tiba sosok Himchan datang lagi. Kini dia duduk didepan Jongup dan berhasil membuat Jongup terkejut dan melompat dari kursinya.

"Hyung!" Wajah pucat dengan darah di kepalanya itu masih menatap Jongup tanpa berkedip.

"Bukankah sudah ku peringatkan untuk segera pergi!"

"A.. apa maksudmu?"

"Pergilah sebelum terlambat."

Wuussshhhh !!

Angin berhembus membuat tubuh Jongup gemetar dan Himchan menghilang.
Jongup kembali ke kamarnya, memandang sisi di sebelahnya yang biasanya ada tubuh Junhong. Ucapan Himchan mulai terlintas difikirannya.

'Apa maksud Himchan Hyung? Apa yang sebelum terlambat.'

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di depan kamar Jongup, jantungnya berdetak tak menentu. Perlahan Jongup mendekati pintu kamarnya, mendekatkan telinganya di pintu itu berharap ada sesuatu yang didapat oleh telinganya.

Bruukkk !!

Jongup terkejut saat suara itu terdengar begitu keras. Sejenak Jongup ragu untuk membuka pintunya, namun perlahan dia menggengam knop pintu itu dan membukanya dengan pelan.

"Aaarrgghh!" Jongup berteriak begitu histeris saat mendapati suatu hal yang mengejutkan jantungnya didepan matanya.

"Juu..Junhong!" Jongup masih menatap tubuh Junhong yang tergeletak didepan kamarnya dengan luka yang cukup parah dikaki kirinya, dan dengan bekas darah yang sudah kering. Daehyun dan Yongguk yang mendengar teriakan langsung berlari kearah kamar Jongup.

"Ada apaa Jong-" Kata-kata Daehyun berhenti saat melihat tubuh Junhong yang tegeletak tak berdaya di hadapannya. Yongguk yang juga terlihat terkejut menutup mulutnya dengan tangannya karena tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.

Jongup terduduk lemas menatap mayat Junhong di hadapannya, kemudian menangis. Daehyun yang langsung merangkul Jongup pun ikut menangis karena melihat mayat Junhong di hadapannya. Yongguk masih berdiri dan menatap tak percaya.

"Apa yang terjadi pada Junhong." Jongup menangis tersedu-sedu setelah membersihkan tubuh Junhong dan menyelimutinya dengan selembar kain putih di kamarnya. Daehyun dan Yongguk yang sekarang berada di kamar Junhong pun masih menatap tubuh Junhong yang tertutup kain itu.

"Ada apa sebenarnya dengan villa ini Hyung?" Daehyun mulai penasaran dengan semua yang terjadi.

"Aku tidak tahu Daehyun. Sebelumnya aku selalu aman disini." Yongguk berbicara sambil terus menatap Junhong.

"Bagaimana dengan nasib Youngjae." Jongup teringat dengan Youngjae yang masih tidak diketahui keberadaannya.

"Yaa, bagaimana dengan Youngjae." Daehyun menangis saat mengingat hal yang sama.

"Kita harus secepatnya pergi dari sini." Jongup mulai terlihat ketakutan.

"Tidak bisa, kita tidak bisa meninggalkan Youngjae. Besok pagi kita harus mencarinya." Yongguk dengan cepat berkata seperti itu.

"Yongguk Hyung benar, sebaiknya kita tidur bersama malam ini. Besok pagi kita harus mencari Youngjae," ucap Daehyun.

Jongup, Daehyun dan Yongguk meninggalkan mayat Junhong di kamarnya dan pergi ke kamar Daehyun untuk melanjutkan tidur mereka.

Daehyun dan Yongguk mulai terlelap karena lelah sementara Jongup masih terjaga dan menatap keluar jendela yang tirainya belum tertutup sempurna.

"H-1 menuju hari ulang tahunku, tapi mengapa ini terjadi begitu cepat. Apa yang terjadi? Aku harus mencari tahu semua ini." Jongup mulai lelah dan menutup matanya hingga benar-benar terlelap.

**

Mentari pagi yang hangat menyambut ketiga remaja ini yang kini sedang berada ditengah hutan untuk mencari Youngjae.

"Aku akan pergi sendiri, kalian pergilah berdua." Yongguk ingin memisahkan diri dari Daehyun dan Jongup.

"Aniya Hyung, kau pergilah bersama Daehyun Hyung. Biar aku yang pergi sendiri." Jongup dengan cepat membantah keinginan Yongguk.

"Jinjja? Apa kau yakin bisa pergi sendirian?" Daehyun mulai mengkhawatirkan Jongup.

"Ne, besok adalah hari ulang tahunku. Dan jika terjadi sesuatu padaku, kalian harus baik-baik saja agar bisa merayakan ulang tahunku, Arraseo?"

"Jongup jangan berbicara seperti itu, kita akan baik-baik saja." Daehyun memeluk erat Jongup sebelum mereka benar-benar berpisah.

"Jaga dirimu baik-baik." Yongguk menepuk bahu Jongup untuk menguatkannya.

"Ne Hyung." Jongup langsung pergi tanpa berkata panjang.

Kini mereka sudah berpisah semakin jauh.

Jongup POV

"Maafkan aku Daehyun Hyung, mungkin kau akan menjadi korban selanjutnya. Namun aku harus mencari tahu tentang kebenaran dari semua ini." Aku melangkah menjauhi mereka sambil bersedih di dalam hati.

Aku tahu ada yang tidak beres sejak Yongguk Hyung kembali ke duniaku saat ini, aku pergi keluar dari hutan dan kembali ke villa. Aku sangat berharap bahwa dugaan ku tentang Yongguk Hyung salah besar. Perlahan aku mendekati pintu itu, ya pintu kamar rahasia Yongguk Hyung, memutar knop pintunya dan ternyata pintu itu tak pernah terkunci. Ruangan itu gelap karena lampunya tidak menyala, aku meraba dinding untuk mencari tombol lampu, saat aku menemukannya dan lampu menyala aku mengedarkan pandanganku. Banyak sesuatu tertempel di dinding kamar itu, cukup berantakan karena kulihat ada beberapa kain dengan noda darah berserakan di kamar itu.

Aku begitu terpaku saat mendekati foto-foto itu, tertempel sebuah foto ku bersama Yongguk Hyung dan Himchan Hyung saat masih di panti asuhan, kami tersenyum dan aku pun mulai menyugingkan senyumku saat mengenang masa indahku bersama mereka. Lalu ada sebuah potongan kertas memberitakan tentang kematian seorang pria yang kukenal, jelas dia adalah ayah dari Bang Yongguk, anak dari Presiden korea saat ini, kecelakaan yang menewaskan pria itu dalam sebuah jurang, sungguh aku tak tahu tentang berita kematian pria ini. Lalu ada sebuah potongan kertas lagi memberitakan tentang seorang wanita yang mati karena bunuh diri di sebuah hutan setelah kematian suaminya, ya dia adalah ibu dari Bang Yongguk, istri dari pria itu. Dan aku juga tidak tahu tentang berita ini.

Aku lebih terkejut saat melihat foto ku bersama ketiga temanku, Yoo Youngjae, Jung Daehyun, dan juga Choi Junhong. Satu persatu foto mereka ditandai oleh tinta berwarna merah, tubuhku mulai gemetar dan jantungku berdetak cepat saat akulah satu-satu nya yang belum ditandai dalam foto itu.

"Jadi benarkah semua ini perbuatan Yongguk Hyung? Mengapa dia melakukan hal ini? Apakah dendamnya masih belum dilupakan? Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang." Tubuhku lemas hingga aku jatuh terduduk menatap semua foto yang tertempel di dinding di hadapan ku.

"Daehyun Hyung, aku harus menyelamatkan meski sepertinya sudah terlambat." Aku berlari sekuat tenaga menuju hutan.

"DAEHYUN HYUNG!" Aku terus berteriak beberapa kali, berharap Daehyun Hyung mendengar dan baik-baik saja.

Bruukk !!

Tiba-tiba saja ada seseorang yang memukul kepalaku dari belakang, aku bisa merasakan darah yang keluar dari kepala ku. Belum sempat aku menoleh, pandanganku sudah tak terlihat jelas, dan aku tidak sadarkan diri.

**
Kepala ku begitu sakit saat aku mulai tersadar, perlahan aku membuka mataku. Dengan kaki dan tangan yang terikat di sebuah kursi, aku masih mencoba membuka mataku. Aku mengerjapkan beberapa kali mataku agar dapat melihat sekeliling dengan jelas, aku berada di sebuah ruangan seperti gudang, terlintas masa laluku kembali muncul saat Himchan Hyung tewas didepan mataku.

Mataku langsung membulat saat melihat apa yang ada di hadapanku, Mayat Junhong yang semula berada di kamarku kini terikat berdiri di sebuah papan di hadapanku, wajahnya yang pucat membuat tubuhku bergetar. Lalu ada tubuh Youngjae Hyung dengan mata tertutup, sepertinya dia pun sudah tewas. Dengan bekas darah di kepalanya yang belum dibersihkan, aku mulai menangis karena tak sanggup melihat mereka. Tangisanku semakin keras saat Daehyun Hyung terikat tepat di hadapanku dengan wajahnya yang berlumuran darah dan mulutnya yang mengeluarkan darah pula.

"Mm..Moon.. Joo.. Jongup.. To..Tolong.. Aa.. aku."

Aku mulai panik dan mencoba melepaskan diri dari kursi ini, aku terus bergerak mencoba mendekati Daehyun Hyung. Aku menangis dan panik.

"Hyung, bertahanlah ku mohon."

"Moon Jongup!" Seketika aku terdiam dan mencoba mencerna suara yang tiba-tiba muncul dari belakang ku.

-To Be Continue-

Awalnya mau bikin two shoot tapi ide ku lagi-lagi memanjang D:
Mianhae gaess,, tunggu episode selanjutnya ya .. gomawo..

@youzza_nisarr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar