Special Day
Cast : All Member BAP
Genre : Horor, Sad, Friendship, psycho
Lenght : Mini Series
Rating : G & T
Author : NS. Youzza (Youzza_nisarr)
Disclaimer : Cast sepenuhnya milik dirinya, Tuhan dan agensi. Jika ada kesamaan tokoh dan cerita itu hanyalah kebetulan karena cerita ini murni dari ide author sendiri. Author sepenuhnya hanya meminjam nama dan latar demi mendukung FF ini. Warning typo dan EYD yang buruk.
Summary
"Balas dendam tak pernah menyelesaikan semua masalah, hanya memenuhi kepuasan semata."
**
Tubuhku terus bergetar saat mendengar suara yang tiba-tiba muncul di belakangku.
"Bagaimana perasaanmu?" Bang Yongguk, ya dia menyentuh bahuku dan kini berdiri di sisiku.
"Hyung, hentikan! Apa yang kau lakukan?" Aku terus menangis dan memohon kepadanya.
"Bagaimana rasanya saat kehilangan orang yang sangat berharga untukmu tewas di depan matamu?"
"Ku mohon Hyung! Hentikan!"
Author POV
Yongguk mendekati Daehyun yang sudah hampir sekarat karena darah yang keluar dari mulutnya cukup banyak.
"HYUNG! JANGAN SENTUH DIA!" Jongup berteriak histeris saat Yongguk menarik rambut Daehyun dan melihatkan wajah Daehyun yang sudah tak berdaya.
"Apa kau senang bermain denganku Daehyun?" Yongguk menatap Daehyun dengan tajam.
"HENTIKAN! Hyung bisakah kita bicara! Jangan seperti ini." Yongguk menatap Jongup yang menangis histeris.
"Bicara? Apa kau ingin aku ceritakan mengapa aku bisa seperti ini?"
"Ku mohon Hyung, ceritakan mengapa kau menjadi seperti ini?"
Yongguk perlahan menghampiri Jongup, dan duduk dihadapannya.
Yongguk POV
Betapa puasnya hatiku saat melakukan semua ini, ya dia Moon Jongup. Aku berhasil menghancurkan hidupnya.
"Ini semua karena ulahmu, kau membunuh Himchan Hyung tepat di depan mataku."
"Bukan aku yang melakukannya, bukan aku yang menembaknya Hyung. Percayalah!"
"Ya, aku tahu bukan kau yang menembaknya, aku sudah mengetahui semuanya."
"Aa.. apa maksudmu? Jika kau tahu bukan aku yang membunuhnya lalu mengapa kau melakukan semua ini."
"Karena Himchan tewas demi melindungimu."
Flashback
Betapa terkejutnya aku saat melihat Himchan yang ku anggap sebagai saudara kandung tewas di depan mataku. Aku berlari menuju tubuhnya yang kini tergeletak di lantai dengan dadanya yang berlumuran darah.
"Himchan, bertahanlah." Aku membawa Himchan menuju rumah sakit, tak peduli dengan Jongup, aku tetap menyalahkannya. Bisa saja aku membunuh Jongup dalam sekejap malam itu jika aku tidak memikirkan keadaan Himchan.
"Kumohon bertahanlah." Aku terus merangkul Himchan mencoba untuk menguatkannya.
"Yongguk, kumohon. Jangan salahkan Jongup atas kejadian ini. Lindungi dia, ada orang yang mencoba membunuhnya. Kumohon." Himchan berkata dengan terbata-bata.
"Mengapa kau seperti ini Himchan? Mengapa kau terus membela anak itu?"
"Dia.. dia tidak bersalah Yongguk. Aku yakin ini ada kesalah pahaman. Lindungi dia." Nafas Himchan berhenti dalam dekapanku.
"Himchan!" Aku menangis saat mengetahui Himchan sudah tewas. Sudah terlambat untuk dibawa kerumah sakit.
Setelah pemakaman Himchan dilaksanakan, tak sekalipun aku menegur Jongup. Amarahku selalu memuncak setiap kali melihatnya, sampai akhirnya aku ditemukan oleh keluarga asliku, jika saja Himchan masih hidup aku pasti akan mengajaknya bersamaku dan keluarga baruku.
Flashback end.
Author pov
Yongguk tertawa miris di hadapan Jongup yang masih menangis. Satu pukulan dia lemparkan tepat di wajah Jongup, darah segar mengalir di ujung bibir Jongup.
"Bagaimana rasanya? Sakit bukan?"
"Hyung, hentikan. Lepaskan Daehyun Hyung, jeball. Apa kau tahu siapa yang ingin membunuhku waktu itu?"
"Siapa? Ceritakan siapa yang membuat Kim Himchan tewas."
"Sebelum itu ku mohon lepaskan Daehyun Hyung."
Yongguk mendekati tubuh Daehyun yang meringis kesakitan. Yongguk menarik kembali rambut Daehyun hingga dia semakin meringis. Dalam satu gerakan, Yongguk memutar kepala Daehyun hingga patah, dan Daehyun tewas saat itu juga.
"DAEHYUN HYUNG!" Jongup semakin menangis tak berdaya saat melihat Daehyun tewas seketika. Yongguk melepaskan ikatan Daehyun hingga tubuhnya terjatuh kelantai.
"Ayah mu! Dia yang mencoba membunuhku waktu itu."
Flashback
"Dengar anak panti asuhan yang menyedihkan, kau adalah anak yang telah aku buang sejak kau lahir di muka bumi ini. Jika semua ketahuan maka semua harta yang susah payah aku peroleh akan jatuh ke dalam tanganmu. Jadi, kau harus tetap bersembunyi di alam lain karena dunia sebentar lagi akan menemukanmu. Sebelum mereka benar-benar menemukanmu, aku akan melenyapkan dirimu."
Jongup yang terkejut dengan pernyataan itu langsung kebingungan.
"Apa maksudmu?"
"Ayahku sedang mencari dirimu untuk dijadikan pewaris dari semua kekayaan yang dimilikinya. Sejak awal istriku melahirkan anak laki-laki itu sudah menjadi sebuah kesalahan besar. Itu sebabnya aku membuangmu ke panti asuhan itu. Dan ayahku berhasil menemukan data yang selama ini aku simpan dengan rapih, kau adalah cucu dari keluarga terkaya di Seoul."
"Apa? Aku.. aku sungguh tidak percaya."
"Cepat habisi dia." Dan saat itulah Himchan datang, orang itu sudah pergi meninggalkan Jongup.
Flashback end
"Hentikan!" Yongguk menutup telinganya dan meringkuk seperti orang ketakutan saat mendengar penjelasan Jongup. Jongup tak bisa menghentikan air matanya yang terus mengalir deras. Yongguk mulai bangkit dan berjalan lagi menuju Jongup dan duduk di hadapannya.
"Apa kau fikir aku tidak tahu soal semua itu?"
"Mwo? Jadi kau sudah tahu."
"Menurutmu, apa yang menyebabkanku menjadi seperti ini?" Jongup terdiam dan berfikir sejenak.
"Jangan-jangan, kematian ayah dan ibu mu-"
"Tepat sekali! Aku yang membunuh mereka dan membuat alibi seakan mereka kecelakaan dan bunuh diri."
Flashback
Yongguk bicara dengan kaki tangan kakeknya setelah beberapa bulan menjadi bagian dari keluarga itu. Kaki tangan kakeknya itu menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
"Waspada lah terhadap orang tuamu. Karena kelahiranmu tak pernah diinginkan oleh mereka."
"Apa maksudmu?"
"Kau dibuang dipanti asuhan itu sejak kecil, kami berhasil menemukanmu sebelum ayahmu menemukanmu. Kami tahu apa yang akan dilakukannya, itulah sebabnya aku membayar mahal pengurus panti itu agar datamu ditukar dengan orang lain. Moon Jongup, dia orang yang datanya ditukar oleh datamu. Dugaanku tepat sekali, mereka melakukan sesuatu terhadap anak itu yang dikiranya adalah dirimu. Setelah test DNA dilakukan, anak itu dinyatakan bukan dari keluarga Bang, lalu kami mengambil sample darahmu dan kau dinyatakan cucu dari tuan Bang."
"Ayahku, ibuku, tak menginginkan kelahiranku?" Yongguk mulai terlihat marah.
"Ne, kau harus waspada terhadap kedua orang itu. Karena sewaktu-waktu mereka bisa saja melenyapkanmu."
Yongguk marah setiap kali melihat kedua orang tuanya yang selalu bersikap manis terhadap dirinya. Sampai suatu hari Yongguk membunuh ayahnya sendiri saat ayahnya pulang dari kantor. Yongguk mengikutinya saat malam tiba, mencegat mobilnya dan saat itu dia tidak bersama orang-orang kepercayaannya.
"Siapa kau?" Ayah Yongguk bergetar saat ada seseorang memberhentikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi. Yongguk yang memakai pakaian serba hitam dan memakai masker yang menutupi wajahnya, mendekati pintu mobil dan menyuruh ayahnya keluar dari mobilnya sambil menodongkan sebuah pistol. Dengan ragu ayahnya keluar dari mobil dan langsung disergap oleh Yongguk.
"Hallo appa, aku menyayangimu." Yongguk membuka masker nya dan memperlihatkan wajahnya.
"Yongguk, apa yang kau lakukan anak tak tahu diri."
"Aku sudah mengetahui semua kejahatanmu appa. Aku tahu kau yang membunuh Kim Himchan. Apa kau ingat saat kau salah menculik orang waktu aku masih di panti asuhan? Ya dia adalah Moon Jongup, temanku. Tapi kau membuat Himchan terbunuh juga. Malam ini giliranmu." Tanpa ragu Yongguk menusuk perut ayahnya hingga berkali-kali. Darah segar keluar dari perutnya hingga menodai wajah Yongguk.
"Yoo..yongguk." Ayahnya tewas seketika. Tanpa mencabut pisau itu, Yongguk menempelkan tangan ayahnya kepisau tersebut. Agar hanya sidik jari ayahnya lah yang tertempel disana, dan itu adalah alibi bahwa ayahnya bunuh diri lalu menjatuhkan dirinya kejurang. Dan Yongguk memang melakukannya, dinyalakan mobil ayahnya lalu mobilnya jatuh ke jurang yang dalam. Berita langsung menyebar saat mayat ayahnya di temukan, kakek Yongguk mengetahui bahwa hal ini pasti perbuatan Yongguk. Lalu akhirnya kakeknya menyuruh orang kepercayaannya agar mayat anaknya tidak perlu diotopsi.
Beberapa bulan kemudian giliran ibunya, Yongguk mengikat tubuh ibunya di dalam kamarnya sendiri setelah dia berhasil membius ibunya. Masih dengan trik yang sama, Yongguk membuka maskernya sebelum membunuh.
"Hallo Eomma, mengapa kau melahirkanku jika tidak menginginkanku hah?"
"Yongguk, tidak seperti itu. Aku sungguh menyayangimu. Ayahmu lah yang menyuruhku untuk membuangmu nak. Ibu mohon hentikan." Tanpa ragu Yongguk menutup mulut ibunya lalu mengikatkan tali dilehernya, mata ibunya mulai membesar dan seperti ingin memberontak namun tak sanggup. Yongguk melakukannya sambil tertawa, dan dalam sekejap ibunya tewas dalam genggamannya. Dia melakukan alibi lagi, diikatkan tubuh ibunya di hutan dekat villanya, seolah-olah ibunya mati bunuh diri.
Lagi dan lagi, kakeknya tidak meminta mayat menantunya untuk diotopsi. Karena dia tahu ini juga pasti perbuatan Yongguk. Dan sejak itulah Yongguk menjadi seorang pembunuh, dan kakeknya tak mempedulikan kelakuan Yongguk, dia tetap melindungi cucunya.
Flashback end
Yongguk POV
"Sudah ku ceritakan bagaimana ayah dan ibuku mati mengenaskan."
"Hyung, mengapa kau menjadi seperti ini? Apa salahku?" Aku bangun dari kursiku dan menarik rambut anak itu hingga dia meringis kesakitan.
"Yaak! Karena sejak kehadiranmu di panti, waktu dan perhatian Himchan terhadapku menjadi terbagi olehmu. Dia, orang yang paling ku sayangi, orang yang paling mengerti diriku. Aku tak tahu apa yang membuatnya begitu membela anak seperti mu, bahkan saat dia tewas, dia masih melindungimu. Memang siapa dirimu hah?"
"Hyung.. hentikan." Anak itu menangis dan rasanya dia sudah hampir mati, tapi sebelum aku menghabisinya, dia harus bermain denganku. Aku melemparkan keras genggamanku dari kepalanya, dan meninggalkannya sendirian di ruangan itu.
Jongup POV
Apa yang akan dilakukannya lagi sekarang? Aku merasakan sakit di kepalaku semakin parah, darah yang mengalir dari kepala dan hidungku sepertinya terlalu banyak. Tubuhku mulai melemah, tapi aku tak boleh tewas sebelum aku tahu apa yang Yongguk Hyung lakukan terhadap ketiga temanku. Yongguk meninggalkanku sendirian bersama ketiga mayat temanku, aku masih menangis. Rasanya air mataku takkan habis sebelum aku tewas, aku tak mampu menahan tangisanku.
"Junhong, Youngjae Hyung, Daehyun Hyung, Mianhae. Jeongmal mianhe." Ingin rasanya aku memeluk mereka sebelum Yongguk membunuhku malam ini. Aku tak mampu melakukannya, karena tubuhku diikat.
"Mengapa kau melakukan ini Hyung." Tiba-tiba saja lampu di ruangan itu mati. Pandanganku gelap, namun ada sebuah video yang diputar oleh sebuah dekoder dengan kain putih besar di hadapanku. Aku tak tahu siapa yang melakukannya. Namun aku mulai fokus dengan apa yang diputar dekoder itu.
"Junhong!" Video yang melihatkan Junhong saat hari itu, hari dimana ini semua dimulai.
Terlihat Junhong dan Yongguk Hyung sedang berbincang di kolam renang, kemudian Junhong melompat ke dalam kolam dan berenang dengan santai. Kemudian Yongguk Hyung yang menatap Junhong dengan tatapan jahat lalu menatap ke arah kamera yang sedang merekam video itu. Lalu Yongguk Hyung memasang Headphone, beberapa menit kemudian tiba-tiba air di kolam renang perlahan mulai habis, aku tak tahu apa yang menyebabkan air di kolam itu perlahan habis, seperti tersedot sesuatu yang besar. Kemudian aku melihat Junhong yang juga perlahan tersedot sesuatu dari dalam kolam, Junhong berteriak minta tolong kepada Yongguk Hyung namun dia tak melakukan apapun. Aku mulai menangis lagi saat melihat Junhong yang berusaha keluar dari kolam, Yongguk Hyung bergerak dari tempat duduknya dan meninggalkan Junhong yang masih berada di kolam. Kemudian aku mulai panik, aku merasa seperti aku sedang berada di tempat kejadian. Junhong mulai tak terlihat, sepertinya dia tenggelam namun aku terkejut saat air kolam itu berwarna merah karena darah. Saat air itu habis, kamera perekam mendekatkan posisinya hingga melihatkan tubuh Junhong yang tak sadarkan diri dengan kaki kiri penuh darah yang tersangkut di sebuah lubang besar di dalam kolam.
"Junhong, mianhae. Aku sungguh tak menyadari mengapa ada lubang besar itu di dalam kolam." Aku mulai menangis lagi. Aku mulai berfikir, jika ada Yongguk di sana lalu siapa yang merekam semua kejadian itu.
"Itu artinya Yongguk Hyung tidak melakukannya sendirian." Tiba-tiba saja ada suara tepukan sepasang tangan yang menghampiriku.
"Anak pintar, kau benar sekali. Aku tidak melakukannya sendirian, aku melakukannya bersama orang kepercayaanku. Setiap kali aku membunuh, selalu ada dia yang merekam kejadiannya. Itu menjadi sebuah kenangan terakhir bagiku." Yongguk menghampiriku dari belakang.
"Tapi,, bagaimana kau-"
"Orang kepercayaanku yang mengangkat tubuh Junhong dan mengisi kembali air kolam hingga tak seorang pun mengetahui apa yang terjadi."
Yongguk POV
Aku akui, anak ini memang cukup pintar. Dia mengerti dan cepat tanggap dengan semua kejadian ini, namun sayang semuanya sudah terlambat.
"Sekarang nikmati video kematian ketiga temanmu." Aku duduk disebelah anak itu sambil ikut menonton diriku sendiri.
"Kini giliran temanmu yang berkaca mata itu, Yoo Youngjae "
Flashback
Kini giliran Youngjae yang menjadi targetku selanjutnya. Sebelum kami berangkat ke hutan untuk mencari Junhong yang ternyata sudah tewas di tanganku sebelumnya, aku sengaja menyembunyikan kacamata Youngjae, karena aku tahu Youngjae takkan bisa melihat dalam gelap tanpa kacamatanya itu.
"Tapi aku tak bisa melihat dalam gelap jika aku tidak memakai kacamataku. Apa kita tidak bisa mencarinya lebih dulu?" Youngjae yang merengek kepada Daehyun karena menyadari kacamatanya hilang.
"Aku yang akan menjagamu di dalam hutan. Jangan khawatir." Aku mulai membuat alibi agar dia percaya kepadaku. Di hutan, kami mulai berpisah. Aku berjalan di belakang Youngjae dan mulai menjauhinya agar dia masuk ke dalam perangkapku.
Kamera sudah siap saat Youngjae melihat ke arahku yang ada di hadapannya. Dia tidak menyadari jika itu adalah aku karena penglihatannya yang buruk, aku sudah menyiapkan perangkap untuknya, dan saat dia melangkah, binggo !! Dia terjerat dalam sebuah tali yang langsung menariknya.
Dengan perlahan aku mendekatinya, dan pemegang kamerapun mendekatkan posisinya mendekati wajah Youngjae yang ketakutan.
"Siapa kau?" Dengan satu tembakan aku berhasil melubangi kepalanya, dan darah mulai mengucur dari kepala Youngjae. Dan seperti biasa, aku membuka maskerku dan menatap tajam kearah kamera. Terakhir, tugas orang kepercayaanku untuk membersihkan jejak. Lalu aku berlari keluar hutan sebelum mereka keluar lebih dulu. Dengan tenang aku mengajak mereka kembali.
Saat Daehyun kembali ke kamarnya, aku melihat Jongup yang sedang di ruang makan. Tiba-tiba hantu Himchan muncul, aku terkejut karena kemunculannya. Aku mendengar apa yang mereka bicarakan, aku menatap tajam mereka.
"Bahkan saat kau sudah menjadi ruh, kau masih mencoba melindunginya?" Aku kembali ke kamarku karena amarahku mulai memuncak. Saat aku tahu bahwa Jongup sudah masuk ke dalam kamarnya, aku menyuruh orang kepercayaanku untuk membawa mayat Junhong dan meletakkannya di depan kamar Jongup.
Berhasil, semua rencanaku berhasil. Saat aku pura-pura terkejut melihat mayat Junhong, yang kufikirkan adalah target selanjutnya. Jung Daehyun, aku akan menghabisinya.
Flashback end
Anak itu menangis semakin keras karena melihat video kematian Youngjae.
"Uuh menyedihkan." Aku berpura-pura terharu melihat video itu. Jongup menoleh ke hadapanku dan menatapku dengan sinis.
"Neo! Mengapa kau lakukan itu hah? Mereka tidak bersalah! Mengapa kau melakukannya Bang Yongguk!" Dengan beraninya dia membentakku.
Aku memukul wajahnya dengan kekuatan penuh amarah. Hidungnya yang mancung itu mengeluarkan darah lagi, namun dia tetap menatapku dengan sinis.
"Jangan sekalipun menatapku seperti itu, perhatikan kembali ke layar bagaimana penderitaan Daehyun setelah ini." Anak itu mulai menatap kembali layar itu.
Flashback
Daehyun POV
Jongup meninggalkanku saat kami berpisah, entah ada perasaan aneh yang muncul di dalam benakku. Aku melangkah memasuki hutan perlahan, menggenggam alat penerangan yang kubawa, Yongguk Hyung berjalan di belakangku. Tiba-tiba detak jantungku berdetak tak menentu, dan dalam satu dekapan aku pingsan karena seseorang membiusku.
Saat aku mulai tersadar, aku berada di sebuah gudang. Dengan tubuhku yang berdiri terikat di sebuah papan. Betapa terkejutnya aku saat aku mengedarkan pandanganku dan mendapati mayat kedua temanku berada di sebelahku. Mayat Junhong di kiriku dan Youngjae di kananku. Sesekali aku mencoba memberontak namun tak dapat kulakukan. Kemudian aku melihat seseorang sedang menaruh kamera di hadapanku.
"Hey, siapapun kau! Kumohon tolong aku!" Aku berusaha meminta pertolongan kepada orang itu, dan saat kamera itu mulai merekam seseorang muncul dari belakangku.
"Hyung, ada apa ini? Apa yang terjadi? Cepat bantu aku melepaskan ini." Aku berharap bukanlah Yongguk Hyung pelakunya.
Bruukk !!
Pukulan Yongguk Hyung membuat hidungku mengeluarkan darah. Mataku mulai terbelalak.
"Apakah sakit? Apakah kau ingin bermain denganku?" Suaranya dan tatapannya berhasil membuat tubuhku bergetar ketakutan.
"Hyung, apa yang-" Sebuah pukulan melayang kembali di perutku sebelum aku menyelesaikan ucapanku. Pukulan yang sangat keras hingga aku mengeluarkan darah dari mulutku.
Tanpa berkata, puluhan pukulan di lemparkan untukku yang tak berdaya ini. Aku dapat merasakan wajahku yang kini sudah mulai lebam. Darah yang keluar membuat tubuhku lemas.
"Apa kau tahu apa yang terjadi kepada kedua temanmu ini?" Yongguk Hyung mulai bercerita apa yang dilakukannya terhadap teman-temanku, dan alasan mengapa dia melakukannya.
"Jeball, lepaskan aku." Sebuah pisau tertusuk di perutku. Yongguk Hyung tertawa puas saat darah mulai keluar dari perutku. Aku terus mencoba bertahan.
Pandanganku mulai tak jelas, beberapa menit kemudian seseorang membawa Jongup ke hadapanku. Di ikatkan tubuh Jongup yang tak sadarkan diri itu di sebuah kursi.
"Jongup! Sadarlah, cepat sadar!" Aku berteriak dengan kekuatanku yang mulai melemah. Aku terus mencoba membangunkannya, sementara Yongguk dan orang yang membawa Jongup sudah meninggalkan kami dengan membawa kamera perekam itu. Aku bersyukur saat Jongup mulai tersadar, namun aku sudah hampir mati dan tak mampu bertahan.
Flashback end.
Author POV
Jongup menatap kembali Yongguk yang bertepuk tangan karena video itu sudah berakhir.
"Film yang mengharukan bukan?" Yongguk seolah bersedih dengan video yang dia buat sendiri. Sementara Jongup masih menatapnya, lampu mulai dinyalakan dan Yongguk berdiri meninggalkan Jongup.
"Aku pasrah kali ini, aku tak mampu melakukan apapun lagi. Kawan, maafkan aku." Tiba-tiba saja angin berhembus di samping Jongup. Berdiri sesosok makhluk yang masih di kenal oleh Jongup, Kim Himchan.
"Bukankah sudah ku peringatkan untuk cepat pergi sebelum terlambat?" Himchan mulai berbicara di hadapan Jongup yang sedang menangis sambil menundukkan kepalanya.
"Ne Hyung, Mianhae."
"Aku tak mampu melindungimu lagi, Yongguk sudah berubah sejak kehidupannya menjadi sepahit itu. Maafkan aku Jongup."
"Ne, terima kasih Hyung." Jongup masih menunduk dan tak mampu menatap wajah Himchan.
"Moon Jongup, Saengil Chukhae Hamnida."
Wuusshh !!
Sosok Himchan menghilang dengan di iringi tangisan Jongup.
"Saengil chukhae hamnida, saengil chukhae hamnida, saengil vhukhae Moon Jongup, saengil chkuhae hamnida." Yongguk yang melangkah masuk lagi sambil bernyanyi, mendekati Jongup dengan membawa sebuah kue yang cantik dengan lilin huuf 22 yang menyala.
Jongup menatap tajam wajah Yongguk, sementara orang kepercayaannya mulai merekam momen penting ini.
"Make a wish."
"Aku berharap setelah ini kau akan masuk ke dalam neraka." Jongup menatap Yongguk sambil meniup lilin di hadapannya.
"Wooahhh, harapan yang sangat mengagumkan." Yongguk tertawa dan bertepuk tangan lagi. Yongguk berdiri dan memberikan kue itu kepada orang kepercayaannya itu, dan kini menggenggam sebuah pistol yang di arahkan kepada Jongup yang masih menatapnya tanpa takut.
"Apa yang ingin kau katakan di hari ulang tahunmu yang terakhir Moon?"
"Terima kasih karena kau telah membuat semuanya mengesankan, kau membuat hari specialku menjadi neraka dalam hidupku, terima kasih."
"Neo! Tenanglah bersama Himchan dan ketiga temanmu di alam lain. Aku menyayangimu, selamat ulang tahun yang terakhir Moon Jongup."
Duuaarr !!
Dalam sekejap nafas Jongup terhenti.
"Apa kau mendapatkan posisi yang bagus? Apa videonya bagus?"
"Tenang saja semuanya sangat sempurna."
"Sekarang tugasmu adalah membersihkan semua ini. Aku akan menelpon polisi setelah semuanya beres, aku akan membuat alibi lagi. Arraseo?" Orang kepercayaan Yongguk mulai membersihkan jejak dengan sangat sempurna, setelah beres dia pergi meninggalkan Yongguk yang masih di gudang itu. Seketika hantu Himchan muncul dan mendekati Yongguk.
"Apa kau sudah puas? Siapa lagi target selanjutnya yang akan kau bunuh Yongguk." Wajah Yongguk yang datar tanpa takut melihat kehadiran Himchan yang menatapnya dengan tatapan tajam.
Dduuarr !!
Yongguk menembak kakinya sendiri dan terjatuh di depan mayat Jongup. Tanpa meringis kesakitan dia mulai memencet ponselnya dan menghubungi polisi. Yongguk menggunakan alibinya, dia bilang ada pembunuhan di villa keluarganya. Keempat temannya di bunuh dan setelah ini pasti dia yang akan di bunuh, kemudian polisi itu percaya dan dengan cepat melesat menuju tempat kejadian.
"Target selanjutnya adalah...." Yongguk yang mulai menatap hantu Himchan sambil memegangi kakinya yang mulai mengeluarkan darah.
"Orang-orang kepercayaanku dan keluargaku. Agar aku bisa menguasai negara ini sendirian. Karena sudah tak ada lagi orang yang dapat kupercaya."
Himchan masih menatap Yongguk yang mulai lemah karena darah yang keluar dari kakinya cukup banyak. Polisi pun datang bersamaan orang-orang suruhan kakeknya dan ada orang kepercayaan Yongguk yang tersenyum karena semuanya berjalan sesuai rencana. Yongguk yang mulai hilang kesadaran kemudian di bawa segera ke rumah sakit. Sesekali Yongguk tersenyum puas di dalam ambulance.
"Tunggu saja, aku akan membunuh semua orang yang tidak penting dalam hidupku "
Yongguk tersenyum.
Jongup POV
Ulang tahun terakhir dalam hidupku sangat mengesankan, mengetahui kebenaran dan terlibat dalam kesalah pahaman.
"Terima kasih Hyung. Karena kau masih mengingat hari ulang tahunku."
-The End-
Maaf banget untuk keterlambatan dalam post FF ini, karena author seketika kehilangan inspirasi selama beberapa bulan .. D:
Gomawo gaess !! Tunggu karya selanjutnya yang belum di selesaikan ..
@youzza_nisarr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar