Jumat, 21 Maret 2014

Yesterday Is History Tomorrow Is Mystery


Title  :  Yesterday is history Tomorrow is mystery
Cast  :  Bang Yongguk (BAP), Moon Jongup (BAP), Jung Hyun Joo (Ullzang)
Genre  :  Romance, Surealisme
Lenght : Mini Series
Rating : Teen
Author  :  Youzza (@youzza_nisarr)
Cover by Youzza
..
..
..



Summarry

Inilah takdir yang harus ku terima, suka atau tidak suka aku harus hadapi semuanya, ketika langit yang cerah tiba-tiba berubah menjadi kelam dalam seketika, aku akan terus berjalan hadapi semuanya because yesterday is history and tomorrow is mystery ... 


>>

Bang Yongguk melihat para siswa itu keluar dari bangunan megah berwarna putih dan hijau bertuliskan "Seoul Performing Art School", dia hanya tersenyum miris saat melihat mereka berburu untuk keluar sekolah. Yongguk yang memiliki perasaan iri dengan mereka yang bisa belajar di sekolah terpopuler itu. Bang Yongguk hanya tinggal bersama ibunya di sebuah rumah kecil di sudut kota Seoul, pria berparas tampan ini termasuk anak yang pintar di sekolahnya, saat dia lulus dari sekolahnya dia akan masuk ke sekolah itu, itulah impian nya. Dia berjalan menyusuri jalan setapak itu dengan ransel hijau dan sepatu yang sudah kusam tapi masih layak pakai, memakai seragam yang begitu lusuh dan kotor, langkahnya yang gontai dan lesu karena luka di lutut kirinya membuat jalannya pincang. Dia anak yang pintar namun dia juga bandit di sekolah. Otaknya pintar karena pemberian ayahnya yang seorang manager sebuah perusahaan, sebelum ayahnya meninggal Yongguk adalah anak baik namun karena satu dari lain hal yang membuatnya menjadi anak yang paling disegani banyak siswa. Sedangkan ibunya hanya bisa menerima keadaan keluarganya dengan lapang dada.

"Oppa!" Seorang gadis manis berlari saat melihat Yongguk.

"Ne."

"Apa yang terjadi dengan kaki mu? Apa kau berkelahi lagi? Dimana? Dengan siapa oppa?"

"Seperti biasa, dengan anak-anak sekolah sebelah. Mereka memukuli Youngjae, jadi aku membelanya."

Gadis itu melihat Yongguk dengan tatapan heran, dan mulai mengeluarkan beberapa alat p3k seperti obat merah dan plester.

"Duduklah, aku akan mengobati mu." Gadis itu menarik tangan Yongguk hingga terduduk di tanah itu. Yongguk hanya mengikuti perintah gadis itu, sesekali dia meringis kesakitan dan tersenyum saat melihat gadis itu begitu perhatian terhadapnya.

Jung Hyun Joo, gadis kecil yang selalu bersama Yongguk. Keterbatasan ekonomi membuat mereka semakin dekat, tempat tinggal mereka cukup dekat, mereka juga belajar di sekolah yang sama. Senyum Hyun Joo bagai air yang selalu memadamkan api, pria manapun pasti akan luluh saat melihat senyum Hyun Joo. Dia menganggap Yongguk seperti saudara kandunya, sejak kecil Yongguk selalu membantunya. Hyun Joo tinggal bersama ayahnya yang pemabuk, maka dari itu Yongguk selalu membantu Hyun Joo menghindari pukulan dari ayahnya.

"Sudahlah Hyun Joo, lukaku tak separah itu." Yongguk mencoba melepaskan tangan Hyun Joo dari lututnya.

"Tapi jika tidak langsung diobati luka ini pasti akan infeksi. Oppa ini terkena apa? Apa kau terjatuh saat dipukul? Atau terkena benda tajam? Bagaimana mereka melakukan nya? Sudah berapa banyak darah yang kau keluarkan?" Hyun Joo terdiam seketika saat Yongguk mulai menatapnya dengan tatapan yang aneh dan mulai tertawa.

"Yaakk! Mengapa kau tertawa dan menatap ku seperti itu?"

"Pria seperti apa yang ingin menjadi kekasih mu jika kamu terlalu cerewet seperti ini Hyun Joo." Yongguk tertawa dengan menunjukkan gigi putihnya.

"Aku akan buktikan pada mu bahwa akan ada pria yang akan mencintai ku dengan tulu.

"Baik, buktikan lah." Yongguk masih melanjutkan tawanya.

Mereka pulang kerumah masing-masing di perempat jalan, Hyun Joo melambaikan tangan mungilnya dengan jam berwarna biru yang melingkar dilengannya, dan tersenyum bagaikan malaikat. Yongguk juga melemparkan senyum tertampannya kepada Hyun Joo. Mereka selalu berpisah di perempat jalan itu.

Sesampainya dirumah, Yongguk pulang dan langsung merebahkan tubuhnya dilantai ruang utama rumahnya, ibunya tidak ada dirumah karena sedang berjualan dipasar. Yongguk melihat plester berwarna merah jambu dengan gambar bintang yang tertempel di lututnya.

"Gadis itu, apa yang dipikirkan nya saat memakai plester seperti ini di lutut seorang bandit? Apa yang mereka pikirkan jika melihat aku memakai plester seperti ini." Yongguk mulai tertawa

Yongguk lelah dengan perkelahian tadi, entah karena kakinya yang terluka atau karena dia yang sedang sakit. Kepalanya pusing dan semua badan nya seperti dipukul benda keras. Dia mulai memejamkan matanya dan tertidur.


>>
Yongguk adalah tipe pria yang perhatian terhadap anak-anak lemah seperti Hyun Joo ataupun Youngjae yang menurutnya butuh perlindungan lebih. Yongguk tidak berniat menjadi anak nakal, namun karena ia ingin melindungi Hyun Joo dan sahabatnya Youngjae maka dari itu dia harus menjadi manusia kuat dan mengalahkan mereka yang berniat jahat, karena hal itu sampai saat ini Yongguk terkenal di sekolah nya dengan julukan "Tiger". Konyol bagi Yongguk namun dengan julukan itu dia menjadi makhluk yang di segani oleh teman-teman nya yang suka membully. Jika ada pertarungan antar sekolah seperti tawuran Yongguk sebagai ketua yang memimpin.

Yo Youngjae adalah sahabat Yongguk, dia adalah orang yang terbilang paling sempurna dan berkecukupan di sekolahnya maka dia adalah anak yang paling sering dibully, Youngjae tidak suka sekolah di tempat yang anak-anak nya sederajat dengannya itu membosankan menurutnya. Youngjae sudah berjanji kepada Yongguk bahwa ia akan ikut Yongguk kemana pun dia berada termasuk sekolah juga bidang yang akan diambil nanti. Sedangkan orang tua Youngjae terlalu sibuk mengurusi bisnis nya maka Youngjae dibebaskan melakukan apapun dengan semua harta yang diberikan orang tua nya, Youngjae selalu kesepian sebelum ia bertemu Yongguk. Persahabatan mereka dimulai 2 tahun yang lalu di sebuah cafe terkenal, saat Youngjae duduk di cafe itu, dia melihat Yongguk yang dipukuli beberapa manusia berbadan besar. Youngjae tidak bisa membantu menghajar pria-pria itu namun saat mereka pergi dan Yongguk tergeletak di tanah, dia langsung memanggil ambulance dan membawanya ke rumah sakit, dan Youngjae sudah menganggap Yongguk sebagai kakak laki-laki nya.

>>
Yongguk membuka matanya perlahan dan mencoba menggerakan badan besar nya, namun saat terbangun kepala nya seperti berputar dan dia terjatuh di lantai. Ibunya panik saat melihat anak kesayangan nya tergeletak di lantai, yongguk berusaha bangun namun tetap terjatuh, eomma membantu membangunkan tubuh besarnya itu. Yongguk merebahkan badannya di kasur yang kecil itu, kepala nya begitu sakit seperti tertindih beban lebih dari 1 ton.
"Yongguk, ada apa? badan mu begitu lemas dan wajah mu pucat, sepertinya kau sakit" ucap eomma.
"Entahlah ma, badan ku begitu lemas tapi aku harus berangkat ke sekolah hari ini" ucap yongguk.
"Tidak usah, kau tidak perlu pergi ke sekolah hari ini aku akan menghubungi kepala sekolah mu, kau istirahatlah, eomma akan mengambilkan obat dan minum untuk mu" ucap eomma dan berlalu meninggalkan yongguk.
Yongguk begitu terharu melihat eomma yang di cintai nya selalu memberikan perhatian yang sangat cukup, meski ekonomi mereka keterbatasan namun yongguk tetap bersyukur mempunyai eomma yang begitu menyayanginya.
"Jika aku tidak sekolah, bagaimana dengan youngjae dan hyun joo" pikirnya cemas.
Yongguk menuruti ucapan eomma yang harus beristirahat hari ini. Membosankan tertidur di kamar sepanjang hari, benaknya.

>>
Hyun joo berjalan menggunakan seragam sekolahnya membawa ransel merah jambu nya dengan rambut yang terikat, sampai diperempat jalan dia berhenti, menunggu oppa yongguk, "Biasanya oppa tidak pernah telat, sudah 15 menit aku menunggu nya, ada apa dengan nya" benak hyun joo. Youngjae berhenti diperempatan itu dengan mobil hitam nya,
"Hyun joo, apa yang kau lakukan? apa menunggu hyung?" ucap youngjae didalam mobil nya.
"Ne jae, aku menunggu oppa, namun sudah 15 menit berlalu dia tidak muncul, apa dia tidak masuk hari ini" ucap hyun joo
"Entahlah, sepertinya begitu. Masuklah kau akan terlambat jika terus menunggu hyung" ucap youngjae dan membuka pintu mobilnya, hyun joo menuruti perkataan youngjae dan masuk ke dalam mobil youngjae, hyun joo cemas dengan yongguk yang tidak muncul hari ini.
Di sekolah, youngjae dan hyun joo satu kelas, mereka duduk bersamaan. Youngjae yang takut dibully hari ini selalu mendekati hyun joo yang pemberani karna yongguk tidak sekolah hari ini.
"Jae, bagaimana jika nanti sepulang sekolah kita kerumah oppa" ajak hyun joo.
"Baiklah" ucap youngjae.

Sepulang sekolah .. suatu keajaiban hari ini karena youngjae tidak di bully, youngjae dijemput supir nya seperti biasanya, dan hyun joo juga ikut youngjae. Mereka berhenti di gang sempit itu, jalan menuju rumah yongguk agak sempit dan mobilnya hanya diparkirkan di depan gang itu, youngjae dan hyun joo berjalan di jalan setapak yang kecil itu, sesampainya mereka didepan rumah yang kecil, hyun joo mengetuk pintu rumah itu dan tidak ada jawaban saat ia terus memanggil bang yongguk.
"Apa oppa tidak dirumah jae?" Tanya hyun joo
"Entahlah hyun, apa dia sedang pergi?" Tanya youngjae.
"Hmm, kita pulang saja mungkin oppa tidak dirumah" ucap hyun joo.
Mereka pasrah, akhirnya mereka pulang kerumah masing ².

>>
Bang yongguk mendengar suara hyun joo yang sedang mengetuk pintu rumahnya, namun ia berusaha untuk mengabaikan nya, karena dia tidak mau hyun joo tau bagaimana keadaan nya.
Bang yongguk merasa bersalah mengabaikan hyun joo, akhirnya ia berusaha tenggelam kedalam tidurnya lagi.

Sore hari .. Eomma pulang dan memberikan makanan untuk anak kesayangan nya, yongguk sungguh bahagia saat eomma begitu perhatian terhadap dirinya, yongguk begitu malu saat di suapi eomma nya.
"Makan lah, dan setelah ini kau minum obat dan beristirahat semoga besok kau bisa ke sekolah" ucap eomma
Yongguk hanya mengiyakan ucapan eomma dan menuruti segala ucapan eomma nya, yongguk mulai membayangkan bagaimana ia bertemu hyun joo, bertemu youngjae, dan mempunyai cita ² yang sama, harus bersama ² memasuki sekolah itu, sekolah terkenal di seoul itu. Yongguk tersenyum membayangi semua itu,
"Hyun joo, youngjae, kau segalanya bagiku" ucap yongguk sambil melihat selca mereka bertiga dengan seragam sekolah yang sama, hanya seragam youngjae yang begitu bersih dibanding seragam yongguk dan hyun joo.

Keesokan harinya .. badan yongguk mulai sehat dan bersiap berangkat ke sekolah, ya hari ini adalah hari ujian kelulusan, yongguk tidak mungkin melewati hari ini, demi masuk sekolah itu aku harus terus belajar, ucapnya.
Yongguk berjalan dan bertemu hyun joo di perempat jalan tempat biasa,
"Anyeong oppa, kemarin oppa tidak masuk sekolah ada apaa?" ucap gadis berambut hitam itu.
"Anyeong hyun joo, ah aku pergi mengantar eomma ku, maaf membuat mu menunggu." Ucap namja tampan itu.
"Ah begitu, yasudah." Ucap hyun joo
"Hyun joo, kau siap untuk pertempuran hari ini" ucap yongguk dengan senyum tampannya.
"Aku siap" balas hyun joo dengan senyuman angel nya.
"Nah itu youngjae" ucap yongguk.
Youngjae datang dengan mobil hitam nya dan berhenti didepan hyun joo dan yongguk.
"Hyung, kau baik ² saja, wajahmu terlihat pucat" ucap youngjae yang duduk di samping supirnya sambil melihat kekaca mobilnya.
"Ah aku baik ² saja jae" ucap yongguk
"Benarkah?" ucap youngjae.
"Ne jae, nah apa kau siap untuk pertempuran hari ini?" Tanya yongguk mengalihkan pembicaraan.
"Ne hyung, aku selalu siap untuk ujian" balas youngjae.

Sesampai nya disekolah .. Yongguk berjalan ke kelasnya, hyun joo dan youngjae pun berjalan menuju kelasnya. Ujian dimulai, seminggu ini ujian akan dilakukan sekolah itu, yongguk mengerjakan soal ² itu dengan mudah meski dalam keadaan tidak sepenuhnya sehat, youngjae juga termasuk anak yang pintar, dia juga dengan mudah mengerjakan soal ² itu dengan benar.
Selesai ujian hari ini, bang yongguk keluar kelasnya dan menunggu youngjae di kantin sekolah, hyun joo datang bersama youngjae. Mereka menghampiri yongguk yang duduk sambil meminum secangkir coffee panas.
"Bagaimana perasaan mu hari ini hyung?" Tanya youngjae yang masih merasa ada yang tidak beres dengan yongguk.
"Aku baik ² saja, soal ² ku kerjakan dengan mudah, bagaimana dengan mu jae?" ucap yongguk
"Tentu sangat mudah hyung, benarkan hyun joo?" Tanya youngjae sambil menatap hyun joo.
"Ahh tentu jae, aku mengerjakan nya begitu mudah" jawab hyun joo.
"Baguslah, satu minggu akan segera berakhir kalian harus belajar dengan sungguh ² agar kita bisa masuk sekolah itu" ucap yongguk
youngjae dan hyun joo mengiyakan perkataan yongguk.

>>
Yongguk tersenyum setiap kali melihat senyuman hyun joo yang begitu menghangatkan hatinya, mereka selalu belajar bersama menghadapi ujian, youngjae yang selalu memperhatikan sikap yongguk kepada hyun joo sadar bahwa pada hati yongguk muncul benih ² cinta terhadap hyun joo, youngjae baru sadar akan hal itu, dia hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua.
Satu minggu berlalu, ujian berakhir dan liburan di mulai, hyun joo dan yongguk diajak jalan ² bersama youngjae ke sebuah desa indah di sudut kota seoul. Bahagia nya yongguk dan hyun joo saat berlibur bersama youngjae , mereka diliburkan sambil menunggu hasil ujian.
"Hyung, bagaimana menurut mu?" Ucap youngjae tersenyum manis dihadapan yongguk.
"Bagaimana kau bisa menemukan tempat seperti ini jae" ucap yongguk dengan senyum tampan nya.
"Ahh ini adalah desa tempat tinggal paman ku hyung" ucap jae
"Kau tau jae? Kau memang hebat" ucap hyun joo sambil tersenyum.
Mereka tertawa bersama. Mereka sampai di sebuah villa milik ayah youngjae, villa yang indah dengan kolam renang dibelakang halaman nya, desa yang sejuk dan tenang, mereka berlibur selama satu minggu ditempat yang indah itu.
"Oppa, aku akan berkeliling sebentar ne" ucap hyun joo.
"Ne, jangan terlalu lama, hari mulai gelap aku akan susah mencari mu dimalam hari" ucap yongguk.
"Ne oppa" hyun joo berlalu meninggalkan yongguk dan youngjae.
Yongguk dan youngjae bersantai di balkon lantai dua villa itu, villa yang besar dan bersih. Udara yang sejuk membuat hati kedua namja itu begitu tenang, aroma coffee latte yang khas membuat suasana semakin indah, pemandangan hijau didepan mata selalu membuat hati manusia begitu tenang. Yongguk dan youngjae menikmati hari pertamanya di desa itu, tanpa sadar hari mulai gelap dan mereka tertidur di sofa.

Hyun joo tersesat di hutan, di antara pepohonan yang tinggi. Ia hanya berniat berjalan ² sebentar namun tak disangka bahwa ia berjalan ke dalam hutan, hari semakin gelap hyun joo begitu panik saat dia tidak bisa menemukan jalan keluar. Hyun joo terus berjalan dan terus mencari pertolongan, ia tersangkut ranting pohon, kaki nya terkilir dan jalannya mulai pincang. Begitu sakit dan takut, itulah yang ia rasakan, "oppa, youngjae, aku tersesat. Tolong aku" ucapnya didalam hati.
Dia melihat seseorang diujung jalan yang gelap itu, detak jantung nya semakin berdetak saat makhluk itu berjalan ke arah nya, hyun joo berjalan menjauhi makhluk itu, terus berjalan dan mulai berlari kecil, namun kakinya tak mampu menopang tubuh mungilnya lagi, ia terjatuh dan tak sanggup untuk berdiri lagi. Makhluk itu semakin dekat dan semakin dekat, membawa senter untuk menerangi jalannya, cahaya itu menyinari wajah hyun joo dan hyun joo menutup mata indah nya karena cahaya itu, semakin dekat makhluk itu dan detak jantung nya berdetak begitu cepat, dan makhluk itu tepat didepan hyun joo.

>>
"Aaaarrggh, oppa tolong aku" teriak yeoja manis itu.
"Tenanglah, aku bukan hantu" suara makhluk itu begitu halus dan lembut, suara namja yang tegas dan lembut. Hyun joo mulai membuka matanya saat namja itu berkata.
"Kau, siapa kau?" Tanya hyun joo gugup
"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau tersesat?" Ucap namja itu.
"Aah ne, aku tersesat" ucap hyun joo
"Kau dari mana? Kalau begitu ayo aku akan mengantar mu kerumah mu" ucap namja itu.
Pandangan hyun joo semakin jelas ke wajah namja itu, cahaya bulan dan bintang kini menyinari hutan itu, wajah itu begitu tampan, mata nya yang hampir tak terlihat, namja itu tersenyum dan mengulurkan tangan ke hyun joo, namja itu membawa senapan juga ransel di belakang punggung nya, hyun joo ragu untuk meraih tangan putih itu, namun tak ada pilihan akhirnya dia meraih tangan itu. Hyun joo berusaha berdiri namun kaki nya yang terkilir masih sangat sakit,
"Apa kaki mu terkilir?" Tanya namja itu
"Ne, sepertinya begitu" ucap hyun joo lemas. Hyun joo mulai tak berdaya dengan keadaan nya. Semoga namja ini benar ingin membantu ku, benaknya.
"Hmm.. kau tidak akan bisa berjalan dengan kaki seperti ini" ucap namja itu
Hyun joo hanya diam dan terus berdoa agar oppa segera menemukan nya.
"Naiklah, aku akan menggendongmu" ucap namja itu sambil melepas kan ransel dari punggung nya, dan merunduk di depan hyun joo.
"Aa.. apa?" Ucap hyun joo ragu
"Ada apa? Ayolah hari semakin malam, apa kau mau disini sampai hewan buas menelan tubuh mu dalam sekejap?" Ucap namja itu
"Hewan buas? Benarkah?" Ucap hyun joo
"Ne, cepatlah" ucap namja itu.
Hyun joo pasrah dan mengikuti perintah namja itu, hyun joo memeluk punggung namja itu dan namja itu mulai mengangkat badannya, ransel dan senapan yang dilingkarkan di lengan kirinya tidak menganggu langkah kaki namja itu membawa hyun joo. Hyun joo begitu gugup, aroma tubuh namja itu begitu hangat di hidung hyun joo,
"Hmm .. apa tidak apa jika seperti ini?" Ucap hyun joo memecahkan keheningan diantara mereka.
"Gwaenchana, tenanglah. Aku sudah biasa mengangkat beban berat, dan berat mu tidak seberat beban yang sering ku pikul" suara namja itu begitu indah di dengar hingga bisa membuat orang yang mendengarnya tersenyum.
"Mianhae, aku merepotkan mu" ucap hyun joo
"Ne, jika tidak ada aku bagaimana dengan mu" ucap namja itu.
Mereka keluar dari hutan dengan selamat, dan duduk di sebuah bangku di pinggir jalan.
"Dimana rumah mu?" tanya namja
"Aku tidak tahu, aku hanya berlibur disini bersama oppa ku, tapi didepan sana aku terakhir bertemu oppa" ucap hyun joo sambil menunjuk ke arah yang berlawanan dengan tatapan namja itu.
"Aah baiklah ayo kita kesana, mungkin dia sudah menunggu mu disana" ucap namja itu sambil merunduk lagi didepan hyun joo
"Apa yang kau lakukan, apa kau akan menggendong ku lagi? " tanya hyun joo
"Tentu, bagaimana kau bisa berjalan dengan kaki seperti itu" ucap nya
"Tidak, aku bisa berjalan sendiri. Itu dekat, aku pasti bisa" hyun joo mulai mencoba berjalan sendiri namun gagal, akhirnya namja itu menopang nya dan mulai berjalan tertatih ².
Sesampainya ditempat itu, hyun joo tidak menemukan oppa yongguk, hyun joo terduduk di pinggir jalan karena tidak ada bangku di situ, namja itu ikut terduduk di samping hyun joo,
"Jadi bagaimana? Apa kau mau kerumah ku dan menginap di rumah ku sampai besok?" Tanya namja itu.
"Aah tidak perlu, aku yakin oppa akan menjemput ku disini"
"Tunggu disini sebentar, aku akan mengambil mobilku" ucap namja itu dan berlalu meninggalkan hyun joo.
"Mobil? Dia itu siapa sebenernya? Tapi namja itu lumayan tampan" ucapnya sambil melihat punggung namja yang menolong nya barusan.
10 menit kemudian, namja itu datang dengan mobil merahnya, dan memarkirkan kendaraan mewah nya dekat hyun joo, dia turun dari mobil itu.
"Apa oppa mu belum datang?" Ucap namja itu.
Hyun joo hanya menggelengkan kepalanya.
"Apa kau lapar? " tanya namja.
Hyun joo menggelengkan kepalanya lagi.
Namja itu bangkit dari duduk nya dan mengambil sesuatu, beberapa makanan sudah ada di tangannya, juga sebotol air mineral.
"Makan lah, aku tau kau lapar" ucap namja itu sambil memberikan makanan itu.
"Tidak terimakasih" ucap hyun joo
"Makanlah, jika kau tidak mau menginap di rumahku setidaknya makan lah makanan pemberianku" ucap namja itu sambil tersenyum.
Hyun joo yang mendengar perkataan itu langsung terpana dengan ucapan namja itu, namja yang baru dikenalnya, jantung nya berdetak tak menentu dan wajahnya mulai terasa panas.
"Baiklah" ucap hyun joo sambil mengambil beberapa makanan yang diberikan namja itu.
"Jadi apa kau benar tidak ingin menginap dirumah ku saja?" Tanya namja itu.
Hyun joo hanya menggelengkan kepalanya,
"Aku tidak bisa menemani mu menunggu oppa mu, aku harus kembali kerumah, jika tidak aku akan dicari oleh pamanku, bagaimana?" Jelas namja itu.
"Gwaenchana, pulanglah. Aku akan menunggu oppa ku, aku yakin dia akan datang sebentar lagi, gamsha ne" ucap hyun joo sambil tersenyum.
"Benarkah? Hmmm.. baiklah. Apa oppa mu tidak punya no telpon? Biar ku telpon dia" ucap namja itu dan mengeluarkan handphone nya.
"Tidak, tapi teman ku punya, tapi aku tidak tau no nya, dan aku juga tidak pegang handphone" ucap hyun joo.
"Aarghh, lalu bagaimana?" Ucap namja itu, wajahnya mulai cemas.
"Begini saja, disana ada telepon umum, jika oppa mu tidak datang kau telepon aku ya" ucap namja itu sambil menulis no telp nya di kertas dan beberapa koin di berikan kepada hyun joo.
Hyun joo merasa bingung dengan sikap namja itu, mengapa dia begitu baik. Hyun joo menolak pemberian namja itu, namun namja itu memaksa hyun joo dan dia beranjak dari duduknya dan memasuki mobil merahnya,
"Ingat, telp aku jika oppa mu tidak datang" ucap namja itu dari dalam mobilnya
Hyun joo menatap no tlp itu dan berkata "ne, gamsha, ahh siapa namamu?" Ucap hyun joo
"Moon jongup" namja itu berlalu dengan mobilnya.

"Moon jongup, nama yang bagus" ucap hyun joo.
Tidak lama setelah jongup  pergi, yongguk dan youngjae datang dengan mobil youngjae dan menemukan hyun joo terduduk di pinggir jalan, yongguk terlihat panik melihat hyun joo, dia keluar dari mobil youngjae dan menghampiri hyun joo, hyun joo yang melihat oppa datang begitu lega dan senang, segera dimasukkan koin dan kertas yang diberikan namja tadi kedalam saku nya.
"Hyun joo apa yang terjadi?" Tanya yongguk cemas melihat kaki hyun joo yang bengkak.
"Oppa aku lelah, ayoo bawa aku kedalam mobil jae" ucap hyun joo dengan manja
Yongguk menggendong hyun joo memasuki nya kedalam mobil youngjae dan mulai kembali ke villa youngjae.
Hyun joo menceritakan apa yang terjadi kepadanya, yongguk memarahinya karena membuat youngguk begitu cemas, youngjae hanya memperhatikan mereka berdebat, hyun joo hanya menunduk merasa bersalah
"Sudahlah hyung, jangan marahi hyun joo" ucap youngjae.
"Tidurlah hyun joo, kaki mu akan segera sembuh" lanjut youngjae.
"Ne jae" Ucap hyun joo dan merebahkan badan mungilnya.
Youngjae keluar kamar hyun joo dan meninggalkan yongguk yang masih terlihat khawatir terhadap hyun joo.
"Tidurlah hyun joo, besok kita akan berjalan ² ne" ucap yongguk sambil melebarkan selimut ke tubuh hyun joo. Terlihat sekali bahwa yongguk benar ² mencintai hyun joo.
"Ne oppa, mianhe" ucap hyun joo.
Yongguk keluar kamar hyun joo, yongguk mulai lelah karena begitu panik mencari hyun joo, akhirnya dia tertidur di kamarnya bersama youngjae. Hyun joo yang masih terjaga memandang koin dan kertas pemberian namja tadi, namja yang bernama indah itu, moon jongup. Hyun joo memikirkan nya dan tersenyum.

>>
Moon jongup merebahkan badan sixpec nya ke ranjangnya, dia menunggu telpon dari yeoja yang di bantunya tadi
"Apa dia baik ² saja, dia tidak menelpon ku, sepertinya oppa nya datang, siapa namanya? Bodoh nya aku tidak menanyakan namanya, tapi yeoja itu begitu manis, senyumnya sangat indah" ucap jongup sambil memikirkan yeoja tadi,
"Apa aku bisa bertemu dia lagi? Sepertinya tidak, besok aku akan kembali ke kota, sudahlah lupakan" moon jongup mulai memejamkan matanya dan tertidur.

Suara bising membangunkannya, suara alarm nya begitu nyaring terdengar, 10:00 am jongup mulai membuka matanya, sinar matahari yang hangat masuk kedalam kamarnya, waktunya bangun dan bersiap kembali ke kota, jongup sedang di desa mengunjungi paman nya, dia sering mengunjungi paman nya karena dia suka memburu di hutan, jongup akan kembali ke kota hari ini, setelah 2 minggu di desa. Semua sudah siap, memakai celana pendek coklat juga kaos ketat berwarna putih dan jam coklat yang melingkar di tangan putihnya, jongup berjalan keluar menuju mobilnya, dia berpamitan kepada pamannya dan mulai meninggalkan rumah pamannya, mengendarai mobil merahnya, memakai kaca mata hitam dan membuka atas mobil nya, begitu tampan namja itu.
Dia mengendarai mobil dengan tenang dan santai, di iringi music, jongup melihat ² ke sekeliling jalanan yang ia lewati, sesekali menoleh, sesekali focus lagi.
Jongup kembali ke kota dengan selamat.

>>
Hyun joo melihat keluar jendela yang terbuka di dalam mobil youngjae, menghirup udara pagi yang sejuk dan damai, tiba ² mata hyun joo terpaku pada seorang namja bermobil merah memakai kaca mata hitam itu, berjalan berlawanan arah dengan hyun joo, namun hyun joo tau bahwa namja itu adalah moon jongup, namja yang menolong nya semalam, dalam seketika mobil itu sudah jauh melewatinya.
Hyun joo, yongguk dan youngjae pergi ke perkebunan teh milik paman youngjae, aroma teh yang khas dengan mudah masuk ke dalam tubuh mereka, begitu indah dan sejuk.
Hyun joo begitu bahagia pergi ke tempat itu, yongguk begitu bahagia melihat hyun joo tersenyum bahagia.
"Hyun joo aku berjanji akan selalu menjaga mu" benak yongguk.
Youngjae heran dengan sikap yongguk yang semakin hari semakin terlihat bahwa yongguk mencintai hyun joo,
"Aku tau kau menyukai nya hyung, tapi dia adalah sahabat mu, bisakah kau berhenti mencintai nya agar persahabatan kita tidak pecah" pikir youngjae sambil melihat mereka berdua tertawa bersama di tengah ² kebun itu.

Satu minggu berlalu, mereka segera kembali ke kota untuk bersiap masuk sekolah dan menerima hasil ujian
"Satu minggu yang menyenangkan bukan?" Tanya youngjae kepada kedua sahabatnya itu.
"Tentu, sangat menyenangkan" ucap hyun joo sambil memikirkan bagaimana ia bertemu jongup.
"Apa kau bahagia hyun joo?" Tanya yongguk
"Sangat oppa" ucap hyun joo. Namun dia sedih karena sepertinya dia tidak bisa bertemu namja itu lagi.
"Namja itu begitu baik, aku berharap bisa bertemu dia lagi di lain waktu, bahkan aku belum sempat mengucapkan salam perkenalan kepadanya, moon jongup sampai ketemu di lain waktu" ucap hyun joo dalam benaknya.
Semua kembali kerumahnya diantar oleh youngjae, dan youngjae pun berlalu meninggalkan mereka di perempat jalan.
Youngjae pulang kerumahnya, dilihat siapa yang duduk dihalaman depan rumahnya, seorang namja berkaca mata, memakai kaos hitam dan melingkarkan handset ditelinganya, duduk santai dengan secangkir coffee di hadapan nya, youngjae menghampirinya
"Hyung, kau sudah kembali" ucap namja itu sambil berdiri melepas handset nya.
"Sejak kapan kau datang? Bukan kah kau di USA?" Ucap youngjae
"Apa kau tidak merindukan ku?" Ucap namja itu.
"Tentu aku merindukan mu, moon jongup sepupu ku" dipeluk nya namja berbadan kecil itu.
"Ayo masuk, kita bicara didalam" ajak youngjae.
"Kapan kau kembali moon?" Tanya jae.
"Aku kembali dua minggu yang lalu namun aku kerumah paman, bagaimana kabarmu?" Ucap namja bermata kecil itu.
"Benarkah kau kerumah paman? Aku baru pulang dari sana namun paman tidak bicara akan kedatangan mu mengunjunginya" ucap jae.
"Aku yang menyuruh paman untuk tidak memberitahu mu" ucap jongup sambil tertawa.
"Kau ini, apa kau sudah dirumahku selama ini? " tanya youngjae.
"Ne, aku dirumahmu selama seminggu ini" ucap jongup.
"Dan orang tua ku juga tidak memberi tau kedatangan mu hah?" Ucap jae
moon jongup hanya tertawa melihat sepupunya merasa dibodohi.
Moon jongup adalah sepupu youngjae yang baru kembali dari usa, orang tuanya tinggal usa namun jongup lebih suka tinggal di seoul, dia sudah lulus sekolah di usa, dan sekarang dia ingin sekolah di seoul bersama youngjae, mereka sangat dekat sebelum jongup pindah 4th yang lalu, dan sekarang mereka saling merindukan.
"Jongup, jadi kau akan sekolah disini?" Tanya jae dengan semangatnya.
"Ne jae, aku akan sekolah disini bersama mu, dimana kau akan melanjutkan sekolah mu?" Tanya jongup
"Aku akan memberimu kejutan moon, dimana aku akan sekolah" ejek youngjae
"Aah baiklah" mereka tertawa bersama.

Hari kelulusan dimulai, youngjae berangkat ke sekolah nya bersama yongguk dan hyun joo. Youngjae lulus dengan nilai sempurna, dan yongguk juga lulus dengan nilai paling sempurna, hyun joo lulus dengan nilai yang standard. Namun yongguk dan hyun joo mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya ke sekolah impian mereka, meski youngjae tidak mendapat beasiswa dia tetap bisa melanjutkan sekolah ke sekolah impian mereka juga.
"Lihat inilah hasil dari kerja keras kita bersama" ucap youngjae kepada hyun joo dan yongguk.
"Ne jae, kita akan bersama melewati hari ² di sekolah baru kita" ucap yongguk
Mereka berbahagia bersama ..

>>
Yongguk memakai seragam sekolah barunya dengan rapih dan tampan, dia melihat ke cermin dan tersenyum "Bang yongguk, hari ini adalah hari pertama kau masuk sekolah impian mu, fighting" ucap nya kepada diri sendiri.
Eomma yang melihat anak semata wayangnya mendapat beasiswa dan sekolah di sekolah paling terpopuler di seoul begitu bahagia. Mengingat bagaimana dulu mereka keluarga yang sempurna, uang yang cukup, setelah appa yongguk meninggal semua berantakan, semua saham yang dimiliki appa nya direbut oleh sekretaris kepercayaan appa nya, sejak saat itu yongguk membenci orang itu, tangan kanan appa nya mengkhianati keluarga nya, yongguk akan terus berusaha mencari dimana orang itu bersembunyi sekarang. Dan selama itu pula yongguk akan berusaha membahagiakan eomma nya dengan cara apapun. Yongguk berjalan menggunakan seragam dan ransel birunya, meski dia bukan anak orang kaya namun dia tetap terlihat style, karna pada dasarnya dia memang tampan.
"Hyun joo, kau terlihat cantik dengan seragam itu" ucap yongguk sambil tersenyum.
"Kau juga terlihat tampan oppa" ucap hyun joo juga dengan senyumnya.
mereka ke sekolah naik bus sekolah, sekolah itu memang menyediakan bus sekolah untuk murid ² yang tidak mampu membawa mobil sendiri.
"Apa youngjae akan naik bus juga oppa?" Tanya hyun joo
"Sepertinya tidak, dia pasti akan naik mobilnya" Ucap yongguk

Sesampainya di sekolah, yongguk dan hyun joo melangkahkan kakinya menuju gerbang berwarna hijau itu, banyak murid yang berjalan menuju gerbang itu, mobil ² mereka yang begitu mewah, semua adalah murid menengah keatas, hanya beberapa murid yang mendapat beasiswa di sekolah itu. Yongguk begitu gugup namun tetap terlihat gagah berjalan disamping hyun joo yang berjalan begitu anggun.
Youngjae datang dengan mobil merahnya bersama moon jongup, moon jongup mengendarai mobilnya dengan kaca mata hitam nya juga topi putihnya. Youngjae berpenampilan seperti layaknya murid biasa namun berbeda dengan moon jongup yang terbiasa menggunakan pakaian mewah dan berkelas.
"Inikah sekolah nya?" ucap jongup
"Ne moon, ini sekolahnya, sekolah impian ku sekolah terpopuler di seoul" ucap jae dengan gembira.
"Cukup menarik, apa yang ada didalam nya ayo kita cari tau jae" ucap jongup.
Jongup yang memakai sepatu hitam nya menginjakkan kakinya ke jalanan sekolah baru nya itu, dibuka kacamata nya dan mengambil tas hitamnya dari mobilnya, mengalungkan handset kesayangan nya dileher mungil nya yang tergantung sebuah kalung, rambut pirang nya tertata dengan rapih, jam tangan yang terlihat sangat mahal menempel ditangan kirinya, jongup selalu menjaga style nya, dibanding youngjae yang berpakaian sederhana layaknya manusia menengah kebawah, namun tidak menghilangkan kemanisan dari wajah yo youngjae.
"Jongup, kau pergilah lebih dulu mencari kelasmu, aku akan mencari teman ku" ucap youngjae berlalu meninggalkan jongup.
Jongup berjalan di koridor sekolah itu, banyak murid baru yang sedang mencari kelasnya, jongup berjalan ke arah sebuah monitor yang berisikan informasi ² penting, monitor itu dirancang untuk menampilkan segala informasi penting dari sekolah, jongup mencari namanya, dan dia ditempatkan dikelas 1-3 di lantai 2. Dia berjalan ke arah tangga sekolahnya, dia menemukan kelasnya. Sudah ada banyak murid yang menempati kelas itu, saat jongup masuk semua mata tertuju pada kemewahan yang jongup tunjukan, mereka juga anak ² dari kalangan menengah keatas, namun style mereka tetap kalah dengan namja yang bersekolah di usa. Jongup mengambil bangku paling belakang, dan mulai mengenakan handsetnya dan memutar lagu yang berada di ipad ya, jongup termasuk anak yang cuek, dia tidak peduli dengan mereka yang sedang memperhatikan dirinya, jongup mulai memejamkan matanya dan dengan tenang mendengarkan lagu nya.

>>
"Youngjae!" Seru yongguk memanggil youngjae yang terlihat dihadapannya.
"Hyung!" Seru youngjae.
"Kapan kau datang?" tanya yongguk.
"Baru saja hyung, anyeong hyun joo" ucap youngjae
"Anyeong jae, ayo kita cari kelas kita masing ², semoga kita sekelas semua ne" ucap hyun joo.
Mereka bertiga berjalan ke arah monitor informasi, namun mereka di halang oleh beberapa murid senior, yongguk melihat mereka dengan tatapan marah,
"Hey ada apa?" Ucap youngjae kepada mereka
"Apa kau bang yongguk?" Tanya salah satu senior itu.
"Ne, ada apa?" Jawab yongguk.
"Apa kau tau siapa aku? Aku kakak dari choi junhong, anak yang kau hajar beberapa waktu lalu karena mengganggu teman wanita mu itu" ucap sang senior
Yongguk mengingat ² kejadian itu, hyun joo menunduk menghindari tatapan sang senior, youngjae yang berdiri disamping yongguk terlihat bingung.
"Adikku memang tidak sekolah disini, dan dia memberitahu ku soal apa yang terjadi padanya dan soal kedatangan mu di sekolah ini karena beasiswa " jelas sang senior. Yongguk masih terdiam dan berusaha mengingat siapa yg dimaksud karena sudah begitu banyak murid yang mendekati hyun joo dihajar oleh yongguk.
"Jadi kau adalah murid beasiswa? Apa kau miskin? Apa kau tinggal di tempat yang kumuh? Dan apa yeoja ini adalah kekasih mu? Dia cukup manis namun tak pantas bersama mu yang kumuh dan dekil" jelas sang senior.
"Buugg" belum selesai senior itu bicara yongguk melayangkan tinju nya ke wajah senior itu. Perkelahian pun dimulai, youngjae dan hyun joo tak tau harus berbuat apa, semua murid senior juga murid baru berkumpul melihat perkelahian yongguk, yongguk dengan mudah melumpuhkan senior itu, berkali ² meninju senior itu hingga mengeluarkan darah dari hidung dan bibirnya, akhirnya datang kepala sekolah mereka, kepala sekolah kim. Mereka dipisahkan oleh teriakan kepala sekolah, yongguk yang terlihat memar dikelopak matanya langsung berdiri dan menunduk menghadap kepala sekolah, senior itu yang sudah tak sanggup berdiri dibantu oleh beberapa temannya untuk berdiri.
"Apa ² an ini !" teriak kepala sekolah.
Yongguk masih terdiam menunduk, tatapan mata senior itu seakan ingin membunuh bang yongguk. "Kim himchan, dan kau murid baru, menghadap keruangan saya sekarang!" Ucap kepala sekolah sambil berlalu meninggalkan kerumunan itu, bang yongguk berjalan mengikuti kepala sekolah, begitu juga senior yang dihajar bang yongguk, Kim Himchan.

>>
Moon jongup melihat keributan yang terjadi dari tangga, dia hanya melihat perkelahian itu, tidak peduli dengan anak ² itu, jongup hanya berdiri memperhatikan yang terjadi dari mereka berkelahi hingga datang kepala sekolah, bell berbunyi dan jongup langsung berjalan kembali ke kelasnya, dia duduk dan mengalungkan handset di lehernya. Guru chan datang, semua terdiam dan memberi salam, namun jongup hanya duduk dan melihat mereka yang memberi salam kepada guru itu, seorang yeoja berlari masuk kedalam kelasnya, jongup tak henti menatap yeoja itu, dia memakai tas coklatnya dan memakai pita hitam di kepalanya, "yeoja itu" pikirnya.
"Mianhae aku terlambat karna aku bingung mencari kelasku pa, mianhae" ucap yeoja itu sambil menunduk beberapa kali ke hadapan guru chan.
"Tidak apa ² cepat cari tempat duduk mu" ucap guru chan
"Gomawo pa" ucap yeoja itu.
Yeoja itu duduk di deretan paling depan, sehingga jongup hanya melihat punggung yeoja itu.
"Selamat datang di sekolah ini, kalian adalah murid baru jadi sebaiknya bersikap lah dengan baik ne" ucap guru han.
Semua memperkenalkan diri satu persatu, saat yeoja itu memperkenalkan dirinya dia berdiri menghadap para murid "Anyeong, naneun Jung Hyun joo imnida" ucap yeoja itu.
"Jadi namanya hyun joo" benak jongup. Giliran jongup memperkenalkan dirinya, dia begitu enggan namun begitulah tradisi kelasnya, jongup berdiri dan menghadap kedepan, semua mata tertuju padanya namun tidak dengan hyun joo dia tetap menatap buku tulisnya, entah apa yang diperhatikannya namun jongup memperhatikan hyun joo.
"Anyeong, naneun Moon JongUp imnida gamsahamnida" Saat jongup menyebutkan namanya, hyun joo langsung membalikan kepalanya dan melihat ke arah namja berwajah tampan itu, mata hyun joo seakan tidak percaya bahwa dia bertemu jongup disini, dikelas barunya, Moon jongup melihat tingkah hyun joo yang seakan tidak percaya, lalu jongup melemparkan senyumnya kepada hyun joo dan hyun joo tersentak akibat senyuman itu.
Guru chan adalah wali kelas 1-3, sepanjang pelajaran hyun joo terus memikirkan bagaimana ini bisa terjadi. Dan jongup pun terus memperhatikan hyun joo dari belakang dan tersenyum. "Inilah takdir" benak jongup.

>>
Bang yongguk dan kim himchan dimarahi kepala sekolah kim, mereka saling menyalahkan namun kepala sekolah tidak peduli siapa dulu yang mulai, karena bang yongguk murid baru dia di izinkan kembali ke kelasnya, dan kim himchan karena dia senior yang terkenal paling sering membully, dia di hukum untuk berlari 10 putaran di lapangan sekolahnya. Baru kali ini dia dihukum karena biasanya kepala sekolah tak pernah menghukumnya, kim himchan mulai murka melihat bang yongguk yang tersenyum atas kemenangannya "Bang yongguk, tunggu pembalasanku" ucap himchan.
"Himchan hentikan lah kenakalan mu, kau bukanlah anak kecil lagi, bisakah kau bertindak layaknya sebagai anak pemegang saham terbesar di seoul" ucap kepala sekolah. Himchan hanya menunduk dan mengikuti perkataan kepala sekolah yang berperan sebagai ayah nya. Kepala sekolah kim adalah pemegang saham terbesar di seoul dan dia adalah appa dari kim himchan yang terkenal sebagai anak paling disegani.
"Tapi appa senang karena sekarang ada bang yongguk yang bisa melawan mu karena selama ini kau selalu menang dalam perkelahian" lanjut appa kim.
kim himchan semakin murka saat mendengar perkataan appa nya, dia langsung pergi dari ruangan appa nya dan berjalan ke kelasnya.
Bang yongguk mencari kelasnya, dia ditempatkan di kelas 1-2 dilantai 2, dia satu kelas dengan youngjae namun tidak dengan hyun joo. Sesampainya dikelas wali kelasnya tengah mengajar dan dia masuk dengan sopan dan muka yang penuh dengan memar,
"Anyeong, mianhae aku terlambat" ucap yongguk
"Tidak apa ², perkenalkan dulu dirimu lalu duduk di sana" ucap wali kelasnya sambil menunjuk ke kursi disebelah yo youngjae. "Ne, naneun bang yongguk imnida, bangapta ne" ucap yongguk sambil menunduk, dia berjalan menuju kursinya
"Hyung apa kau baik ² saja?" ucap youngjae yang terlihat begitu khawatir.
"Ne, gwaenchana jae, apa hyun joo baik ² saja?" Tanya yongguk
"Ne hyung, dia hanya sedikit shock melihat kau mengamuk"
Yongguk dan youngjae memulai pelajaran dengan serius.

Jam istirahat pun tiba, yongguk keluar kelasnya menuju ruang uks karena dia butuh beberapa obat untuk menghilangkan rasa pusingnya akibat benturan yang dibuat kim himchan tadi, youngjae yang sedang menelpon sepupunya menyuruh nya ke kantin dan akan memperkenalkan beberapa sahabatnya, jongup berjalan keluar kelasnya melewati hyun joo yang terus menatapnya, dia memakai handset yang selalu dikalungkan di lehernya itu, menuju kantin dan dia di halang oleh beberapa murid sepertinya itu murid baru di kelas sebelah
"Hey kau, anak dari mana dirimu?" tanya salah satu murid itu
Jongup hanya diam dan berusaha menghindari mereka, namun dia dihadang lagi.
"Apa kau tuli?" ucap si murid itu.
"Ini sekolah penuh dengan bandit" ucap jongup sambil membalikkan tubuhnya menghindari mereka.
Jung daehyun, murid baru yang merasa dia paling populer di sekolah itu menghajar kaki jongup yang mungil hingga ia terjatuh. Moon jongup bangkit dan melepas kan handset ditelinga nya "apa yang kau inginkan?" Tanya jongup dengan tatapan dinginnya.
"Hentikan menjadi murid paling populer di sekolah ini, karena hanya aku yang boleh menjadi populer" ucap daehyun dengan sombongnya.
"Cuuih" jongup meludahi sepatu mahal milik daehyun itu, dia membalikan tubuhnya lagi, daehyun mulai murka dan mulai memukuli wajah putih jongup, bibir jongup berdarah dengan sekali tinju yang diberikan daehyun, jongup terjatuh dan melihat daehyun dengan tatapan dingin dan tersenyum miris, "apa hanya ini kemampuan mu sebagai murid populer" ejek jongup.
Jung daehyun sudah hampir melayangkan tinju nya lagi namun tangannya di hentikan oleh namja berbadan tinggi dan besar itu
"Apa yang kalian lakukan? Apa kau tau siapa aku? Apa kau tau siapa yang tadi pagi ku hajar, apa kau ingin seperti dia?" tanya namja itu sambil menatap tajam mata daehyun. Daehyun melepaskan genggaman tangan namja itu "moon jongup urusan kita belum selesai aku akan kembali menghajar mu nanti" ucapnya sambil berlalu.
Namja itu mengulurkan tangan nya membantu membangunkan jongup dengan sudut bibirnya yang berdarah.
"Apa kau baik ² saja?" Tanya namja itu
"Ne, gwaenchana, gomawo" ucap jongup sambil membersihkan darah di bibirnya.
"Ahh naenun bang yongguk imnida, aku dari kelas 1-2, bangapta jongup" ucap namja itu.
"Dari mana kau tau namaku?" tanya jongup
"Bukan kah murid yang tadi meyebutkan nama mu" ucap yongguk sambil tertawa.
"Aah benar juga, naneun moon jongup imnida aku dari kelas 1-3 nado bangapta" ucap jongup
"Apa kau ingin ke kantin?" Tanya yongguk.
"Ne, apa kau juga?" tanya jongup sambil mengambil handsetnya yang rusak akibat terjatuh karena murid tadi.
"Ne, ayo kita pergi bersama" ucap yongguk.
Jongup membuang handset kesayangan nya itu,
"Jongup mengapa kau buang benda itu?" Tanya yongguk.
"Wae? Ini sudah rusak aku masih punya yang lain" ucap jongup.
"Itu masih bisa diperbaiki" ucap yongguk sambil mengambil handset jongup dan membawanya.
"Ada apa dengan nya, apa benar dia adalah orang miskin, sampai handset ku pun ingin diperbaiki olehnya" ucap jongup dalam hati.
Mereka berjalan menuju kantin, yongguk melambaikan tangan kepada youngjae dan hyun joo. Jongup yang terpaku melihat hyun joo dan youngjae duduk di bangku yang sama, hyun joo pun tersentak saat melihat yongguk dan namja itu namja yang membantunya berjalan bersama, youngjae pun heran dengan keadaan ini.
"Inilah takdir" benak jongup sambil tersenyum.


Sampai mana takdir ini dipertemukan?
>> To be continued....


^^anyeong chingudeul, aku kambek dengan cerita yang ga begitu romantis . Part 2 akan segera ku publish .. gomawo ne, tinggalkan coment  :)

@youzza_nisarr

Selasa, 11 Maret 2014

Loved you in silence



Loved You In Silence

Main Cast  : Moon Jongup (BAP)
Park Sora (Ullzang)
Support Cast : All Member BAP
Genre : Sad, Romance
Lenght : One Shoot
Author by Youzza
Cover by Youzza
(@youzza_nisarr)

..
..
..



Summary
Mencintaimu dalam diam, aku bahagia.
Menyayangimu dalam diam, aku senang.
Merindukanmu dalam diam, aku tersenyum.
Dan bersyukur masih diberi rasa ini meski dalam diam.


°°
Pagi ini saat aku membuka mataku mengapa hanya dirinya yang selalu terbayang di pikiranku, manusia itu selalu menghantui pikiran juga hatiku, sebelum aku mengenal dirinya aku tak pernah merasakan hal seperti ini, bagaimana bisa dia membuatku seperti ini, seperti manusia gila.

Aku bersiap berangkat kesekolah, satu semester lagi aku keluar dari sekolah itu, sekolah yang membuatku seperti orang yang tidak waras karena ada dia didalam sekolah itu.

"Moon Jongup, Kajja!" Setiap hari aku selalu diantar oleh kakak laki-laki ku ke sekolah karena sekolahku dan tempatnya bekerja satu arah. Dia bekerja sebagai manager salah satu boyband terkenal di Seoul, jelas dia adalah orang sibuk, tapi dia tetap membagi waktunya untukku, kami hanya tinggal berdua di apartemen, orang tuaku terlalu sibuk untuk mengurusi kami dan bahkan kakakku pun selalu sibuk mengurusi orang lain.

Aku sudah terbiasa dengan keadaan ini, saat nanti aku lulus dari sekolah menengah ini, dia berjanji akan membelikanku sebuah mobil, dengan begitu dia tidak perlu mengantar ku. Namun itulah saat yang ku benci, saat aku lulus aku akan hidup mandiri sendirian tanpa hyung tanpa siapapun.

Dan saat yang ku benci tiba, setiap kali aku menginjakan kakiku ke dalam sekolah ini, melalui pintu gerbang besar berwarna hijau bertuliskan "Seoul High Art School" sekolah yang awalnya menyenangkan untukku kini berubah menjadi menyeramkan setelah aku menemukan manusia seperti itu di dalam sekolah ini, tidak bukan di dalam sekolah lebih tepatnya di dalam kelasku.

1 tahun yang lalu manusia itu masuk ke dalam kelasku sebagai murid baru di sekolah, kenapa harus dikelasku, jika tahu akan menjadi seperti ini aku akan pindah kelas. Lebih menyeramkan lagi saat dia mengikuti ekskul yang aku ambil selama ini, terkutuklah aku jika harus lulus dengan perasaan seperti ini.

°°
Flashback ..
Pagi Seoul yang indah, aku menjalani hari-hari ku penuh dengan kesenangan bersama kakak laki-lakiku Kim Himchan, aku berangkat ke sekolah memakai baju seragam khas sekolah itu dan membawa ransel hitam ku, aku termasuk golongan murid tertampan dan terpopuler mungkin karena aku berteman dengan murid populer lainnya disekolah, aku pendiam dan tidak suka banyak bicara, begitulah pendapat mereka namun wajah ku cukup tampan untuk tergabung bersama kelompok murid populer disekolah. Earphone kesayangan ku berwarna putih dengan corak hitam biru di sekeliling nya, tertempel di telinga ku, bersama ipad ku . Aku terus mengotak-atik gadget ku di dalam mobil sepanjang perjalanan menuju sekolah ku. Sekolah ku cukup populer di Seoul, banyak artis terkenal yang berasal dari sekolah ku, namun aku tidak peduli soal populer atau tidak, aku sekolah di sini karena desak orang tua ku.

Aku sampai di sekolah ku, teman-teman populer ku sudah menanti di gerbang sekolah, mereka masing-masing membawa mobil sendiri sedangkan aku diantar kakak laki-laki ku menuju gerbang sekolah, aku tidak menyesali ini tapi aku heran mengapa aku bisa memasuki kelompok itu, Yoo Youngjae sebagai ketua kelompok ini, dia kakak kelasku dan dia terkenal sebagai murid paling pintar dan cute. Jung Daehyun dia satu kelas dengan Youngjae, dia terkenal sebagai murid paling ramah karena selalu menebarkan senyum setiap kali dia melihat murid lain. Choi Junhong terkenal sebagai Zelo, dia adik kelasku saat dia masuk ke sekolah ini dia langsung tergabung bersama kami, dia terkenal sebagai murid tertampan, bakatnya sama dengan ku, dia terkenal sebagai dancer yang memiliki gerakan yang sempurna. Aku tidak mempedulikan semua itu, aku hanya ingin sekolah, belajar dan lulus dengan nilai sempurna. Aku berjalan bersama ketiga teman populer ku, semua mata tertuju padaku saat kami berjalan memasuki gerbang sekolah, aku hanya menunduk malu saat mereka selalu menatap ku, tidak dengan ketiga teman ku mereka mengangkat dagu mereka dengan bangga nya, kita memang populer tapi kita tidak membully mereka kaum yang lemah. Aku satu-satu nya anggota yang pendiam, aku lebih suka sendiri dan mengerjakan tugas-tugas ku dibanding memamerkan kemampuan kami.

Kami duduk di kantin sekolah, tempat duduk khusus murid populer. Aku hanya mengikuti Youngjae sebagai ketua kami. Terkadang aku muak dengan tingkah mereka yang selalu menjauhi kami, terlebih dengan kelompok yang suka membully anak-anak lemah. Sekolah ku termasuk sekolah anak-anak menengah keatas, namun banyak juga yang mendapatkan beasiswa untuk masuk ke sekolah kami.

"Hyung, mengapa aku disebut sebagai anak terpopuler dan masuk kedalam kelompok ini?"

"Jongup, apa kau tidak suka? Hanya beberapa murid yang bisa masuk ke kelompok ini dan menurutku kau mempunyai bakat seperti Zelo, dance mu sempurna dan wajah mu tampan."

Itulah yang diucapkan Youngjae, entahlah dia benar atau tidak, yang terpenting aku tidak menjadi anggota grup pembully, itu mengerikan.

Aku duduk paling belakang dari teman-teman ku yang lain, sedang mengotak atik gadget ku seperti biasa. Dan guru Kim datang sambil membawa seorang gadis, aku tidak memperhatikan gadis itu, aku tetap memperhatikan gadget ku. Semua murid diam saat guru Kim memperkenalkan nya.

"Anak-anak, ini teman baru kalian. Tolong bimbing dia dengan baik."

"Annyeong, nae Park Sora Imndia. Bangapta."

Aku mulai meninggalkan gadget ku dan menatap gadis itu. Dan tak ku sangka, matanya memancarkan keindahan, senyumnya begitu manis terlihat, suaranya begitu lembut didengar.

"Sora kau boleh duduk di depan sini." Guru Kim menunjukkan salah satu bangku didepan tepat dihadapannya.

"Ah, tapi aku ingin duduk di sana." Sora menunjuk bangku kosong didepan ku. Aku menatapnya heran, banyak bangku kosong tapi mengapa dia pilih bangku di hadapan ku, biasanya para gadis lebih suka duduk di depan untuk lebih jelas mendengarkan setiap pelajaran yang di sampaikan. Dia berjalan menghampiri kursi dihadapan ku, tersenyum padaku dan mengucapkan salam, tiba-tiba saja jantungku berdegup sangat kencang.

°°
Sejak hari pertama Sora duduk di depan ku, berbincang dengan ku, entah apa yang ku rasakan, aku yakin aku sudah tidak waras sekarang. Senyumnya selalu membuat hati ku berdegup cepat, nada bicara nya menghangatkan ku. Hari ini Youngjae memanggil ku ke perpustakaan, tempat yang paling ku benci karena begitu sunyi ruangan itu.

"Ada apa Hyung?" tanya ku sambil mengotak atik ponselku.

"Moon, lihat ini." Youngjae memperlihatkan layar laptopnya.

"Park Sora?" Aku sedikit terkejut saat melihat foto Sora di laptopnya

"Ne, dia teman satu kelas mu bukan?"

"Ne."

"Apa kau tahu? Dia adalah sepupu ku."

Aku terkejut saat dia mengatakan itu, selama ini aku tak pernah tau soal Sora adalah sepupunya.

"Dia manis bukan?" lanjut Youngjae.

Yaa, dia memang manis tapi jantungku tak bisa berhenti berdegup. Aku hanya diam mendengar segala penjelasan Youngjae
.
"Aku akan menjodohkan nya dengan Jung Daehyun, bagaimana menurut mu?"

"Hmm itu ide yang bagus, mereka cocok karena sama-sama berwajah manis."

Ada apa dengan hatiku, mengapa hatiku seperti tertusuk ribuan jarum saat mengatakan itu. Arrgh aku mulai frustasi.

Aku kembali ke kelasku, memikirkan segala ribuan pertanyaan untuk gadis yang duduk dihadapan ku, aku hanya bisa melihat rambut hitamnya yang terurai begitu indah, ingin sekali aku menanyakan bagaimana kabarmu, bagaimana dengan Daehyun, apa kau ingin berpacaran dengan nya, ahh aku tak bisa mengatakan nya secepat itu.

°°
Jam pelajaran kejuruan ku dimulai, aku berjalan melewati koridor menuju ruang latihan ku, yaa aku mengikuti eskul dance, memang hanya itu kelebihan ku. Aku bersama Zelo mengikuti kelas dance. Saat ku tahu bahwa ternyata Sora juga mengikuti kelas yang sama dengan ku, dunia ku terasa sempit karna hanya dia yang ku perhatikan.

Gerakan dance nya begitu indah, aku frustasi karena mataku hanya tertuju kepadanya. Sejak saat itu aku dan Sora mulai dekat.

"Jongup, maukah kau menemani ku ke toko musik hari ini? Aku ingin membeli beberapa kaset untuk latihan."

"Ahh aku sibuk, mianhae. Lain kali aku akan menemani mu."

"Ayolah Jongup! Temani aku, kau pasti tahu dimana toko yang menjual kaset-kaset bagus." Rengek Sora sambil memegangi tangan ku.

Aku gemetar saat melihat Sora bertingkah seperti itu dihadapanku, seperti anak kecil yang berusia 5 tahun meminta dibelikan permen.

"Aahh baiklah, temui aku di halte perempatan jalan, aku akan pulang dulu, temui jam 3 sore." Rasanya aku tak bisa menolak ajakan Sora.

"Benarkah? Gomawo Moon." Sora terlihat begitu bahagia dengan senyumannya.

Aku tak bisa menahan senyuman ku saat melihat senyumannya.

°°
Aku berjalan keluar apartemen ku, meminjam mobil kakakku, tentu dia mengizinkan ku membawa mobilnya. Aku mengendarai mobil hitamnya yang berkilau, dengan kemeja putih ku, celana pendek hitam, sepatu hitam, dan menggunakan kacamata kesayanganku, dan mengalungkan handset ku dileher mungilku.

Sesampai diperempat jalan tempat aku biasa menemui Sora, rumahnya tak jauh dari apartemen ku. Aku melihat gadis itu memakai dress hijau dengan sepatu tali nya yang berwarna putih membawa tas kecil berwarna coklat dengan pita hitam di kepalanya, begitu menawan gadis itu. Aku membuang jauh-jauh pikiran ku tentang betapa manisnya Sora, aku mengendarai mobil dengan tenang, mendengarkan beberapa cerita yang di sampaikannya, sesekali aku melirik wajah cantiknya.

Sesampainya di toko itu, aku membiarkan Sora memilih beberapa kaset yang ia sukai, aku hanya melihat-lihat beberapa kaset boyband yang di bina oleh kakak ku. Entah mengapa tiba-tiba aku begitu terkejut saat melihat Sora yang sedang mendengarkan lagu di salah satu box music. Wajah yang tenang dengan matanya yang terpejamkan, sesekali bibirnya mengikuti lyrics lagu yang didengarnya, aku begitu nyaman melihat pemandangan ini, sungguh wanita itu seperti malaikat yang menghujam jantung ku.


°°
Hari berlalu semakin berlalu, ujian naik kelas tiba, Youngjae dan Daehyun bersiap untuk meninggalkan sekolah ini, sebagai perpisahan mereka ingin kita pergi ke pulau Jeju bersama-sama, tentu aku bahagia saat mereka mengajak pergi bersama. Hari itu pun tiba, Youngjae dan Daehyun memulai perpisahan nya disekolah, aku tersenyum melihat kedua orang itu lulus dengan nilai sempurna, aku dan Zelo juga bahagia saat kami terpilih menjadi perwakilan dance battle antar sekolah.

Aku bersiap membawa beberapa barang yang ku butuhkan untuk berlibur ke pulau Jeju bersama teman-teman ku, kakak ku tak melarang ku untuk pergi bersama mereka.

Aku dijemput Zelo memakai mobilnya, dia bilang Ypungjae dan Daehyun sudah pergi lebih dulu. Aku hanya mengiyakan perkataan Zelo.

Hanya butuh beberapa jam, kami sampai di pulau paling indah di Seoul. Pulau yang begitu indah dengan pohon-poho. yang hijau, air laut yang biru, hatiku sangat bahagia. Kami menghampiri villa milik Daehyun, villa yang nyaman dan indah.

Di sana sudah ada mereka yang sedang duduk meminum coffee bersama, aku terkejut saat seorang gadis datang membawakan makanan untuk mereka, Park Sora.

'Mengapa dia disini? Apa Youngjae mengajak Sora dan perasaan apa ini? Antara senang dan tidak nyaman.' Ribuan pertanyaan muncul dalam benak ku. Aku menghampiri mereka dan mengucapkan salam, Sora tersenyum, senyum itu yang selalu membuatku tenggelam dalam dunia nya. Aku bersikap biasa, berusaha menutupi perasaan ku, pada dasarnya aku memang tidak sering banyak bicara.

°°
Seminggu aku melewati hari bersama ketiga teman ku juga wanita itu. Perasaan ini semakin nyata, saat aku melihat Sora bersama Daehyun hati ku seperti tenggelam dalam lautan dan di saat aku berjalan bersama Sora, hatiku seperti melayang ke surga. Aku terus bertanya-tanya tentang perasaan yang ku rasakan setiap kali aku melihat Sora. Akhirnya tak tahan dengan perasaan ini aku mengungkapkan nya kepada kakak ku, Kim Himchan.

"Hyung, ini perasaan apa?" Tanya ku setelah aku menceritakan bagaimana perasaan ku.

"Kau pasti sedang jatuh cinta Moon," ucap hyungku sambil tertawa melihat tingkah ku.

"Jj..aa.. jatuh cinta?"

"Ya, apalagi memangnya? Sudah jelas kau pertama kali jatuh cinta sekarang, akuilah itu Moon." Raut wajahnya mulai mengejek ku.

"Tapi.. Bahkan aku tak tahu apa itu cinta."

"Inilah jatuh cinta Moon. Perasaan yang kau rasakan, melihatnya bersama pria lain kau cemburu, saat kau bersama nya kau begitu bahagia."

Aku terdiam mendengar penjelasannya, memang benar apa yang dia katakan.

'Apa benar aku jatuh cinta? Jatuh cinta kepada Park Sora? Park Sora sepupu Youngjae? Park Sora yang ingin dijodohkan dengan Daehyun?' Aku frustasi memikirkan itu semua.

Flasback end

°°
Aku terbangun dari mimpi indah ku, mimpi bersama Park Sora, menggenggam tangan nya. Arrgh aku gila, mana mungkin dia mencintai ku. Sudah hampir satu tahun setengah aku memendam rasa ini kepadanya, aku tak pernah berfikir untuk mengungkapkan nya, karena yang ku tahu sekarang dia sudah berpacaran dengan Jung Daehyun, kakak kelasku yang sudah lulus itu. Meski aku tidak tahu bagaimana jelasnya hubungan mereka tapi aku selalu melihat Daehyun menjemput Sora saat pulang sekolah.

Aku mulai bersiap berangkat sekolah, lemah nya kaki ku saat melangkah keluar kamarku, kaki ku bergetar, pandangan ku mulai gelap dan "BRUKK!"

Aku tak sadarkan diri, saat aku membuka mataku, aku sudah terbaring diranjang, tapi ini bukan kamarku, tanganku terpasang selang bening yang menggantung, pandangan ku mengelilingi setiap sudut ruangan itu, aku bukan dikamarku, dimana aku?

Kakakku datang dari pintu ruangan itu, menanyakan bagaimana keadaan ku, bersama pria berbaju putih, pria itu hanya berkata aku tidak boleh terlalu lelah, lalu apa yang telah terjadi padaku.

"Jongup, bagaimana perasaan mu sekarang? Apa masih pusing?" tanya kakak ku dengan lembut.

"Sedikit hyung, apa yang terjadi?"

"Kau pingsan dan terjatuh dari tangga apartemen kita. Aku ingin tanya padamu, mengapa kau bisa terjatuh?"

"Aku hanya merasakan kaki ku gemetar hingga aku tiba-tiba sudah berada disini."

"Kaki mu terkilir, sebaiknya kau istirahat lebih banyak, biar aku yang menelpon kesekolahmu."

"Baiklah hyung."

Aku terjatuh dari tangga, itu mengerikan, dan lebih mengerikan kaki ku terkilir, tidak bisa sekolah, tidak bisa latihan dance dan tidak bisa melihat Sora ..

°°
Satu minggu berlalu, aku diizinkan pulang oleh dokter. Namun aku masih tidak diizinkan untuk dance, karena dokter bilang kaki ku akan patah jika aku melakukan gerakan dance yang luar biasa, aku pasrah saja dengan yang dikatakan dokter, apa separah itu kakiku terkilir.

Aku berjalan menggunakan tongkat, ah ini menggelikan, aku seorang dancer harus menggunakan tongkat untuk berjalan.

Sesampainya di apartemen, aku hanya duduk di ranjang ku, menatap ponsel ku, aku ingin sekali menghubungi gadis itu, apa dia mencariku saat aku tidak masuk sekolah? Aah tidak mungkin dia mencariku, ku urungkan niat ku untuk menghubunginya dan ku putuskan untuk menghubungi Zelo.

"Zelo, dimana kau sekarang?"

"Ne, aku disekolah. Kemana saja kau seminggu ini? Teman mu bilang kau sakit? Apa yang terjadi?"

"Aku kecelakaan, bagaimana dengan audisi besok?"

"Kecelakaan? Aku akan ke apartemen mu setelah pulang sekolah. Tunggulah!"

Zelo menutup telpon ku sebelum menjawab pertanyaan ku.

°°
Zelo menemui ku, dia tidak datang sendiri. Dia bersama Park Sora juga Daehyun, ini membuat hatiku sakit. Zelo bilang dia bertemu mereka di depan sekolah saat menjemput Sora, jadi Zelo menceritakan apa yang terjadi padaku, dan mereka juga ingin melihat keadaan ku.

Besok adalah audisi battle dance antar sekolah, aku dan Zelo sebagai perwakilan sekolah kami, namun dengan keadaan seperti ini aku tidak bisa mengikuti audisi besok, Zelo bilang Sora yang akan menggantikan ku, perasaan sedih terpancar di wajahku, tapi aku bahagia jika dia yang menggantikan ku. Raut wajah Sora seperti orang yang merasa bersalah. Inilah takdir, dan aku tidak akan membenci kejadian ini, suatu saat nanti aku pasti bisa dance lagi.

Hari audisi dimulai, aku menyaksikan pertunjukan itu. Pertunjukan dilakukan outdoor di salah satu mall terbesar di Seoul, aku menyaksikan menggunakan kursi roda, kaki ku masih tidak bisa menopang tubuh ku, Daehyun dan Youngjae juga datang, mereka berdiri di samping ku. Aku menyaksikan setiap pertunjukan, gerakan yang mereka buat, aku begitu iri tidak bisa berdiri dipanggung megah itu. Saat nya Park Sora dan Zelo mulai menunjukkan kemampuannya, hatiku begitu terpana. Mereka membuat gerakan yang begitu sempurna dengan power yang mereka buat, Sora memang wanita cantik yang anggun namun dia bisa membuat gerakan itu begitu sempurna. Aku benar-benar terkejut dengan penampilan Sora, dan sekolah ku memenangkan juara pertama, mereka berdiri bersama medali dan piala emas yang diraihnya, aku sungguh bahagia melihat wajah Sora berseri, namun hatiku begitu sakit, harusnya aku yang berdiri disitu.

°°
Aku menjalani hari-hari ku disekolah menggunakan tongkat, namun terkadang memakai kursi roda. Aku bukan lagi anak terpopuler di sekolah, kelompok pembully selalu memgerjai ku, aku hanya bisa diam tak peduli dengan apa yang mereka ucapkan, karir ku hancur dalam seketika setelah kecelakaan yang ku buat sendiri. Meski aku bukan lagi pria tertampan di sekolah ku, Zelo dan Sora selalu membantu ku, menemani hari-hari ku disekolah. Terlebih lagi Sora, yang satu kelas dengan ku dan dia selalu membantuku. Aku semakin jatuh cinta kepada Park Sora saat dia memberikan perhatian nya kepadaku.

"Zelo, aku bukan lagi anak terpopuler mengapa kau masih berada di sisiku?" tanya ku saat sedang makan siang.

"Hyung, jangan bicara seperti itu, kau tetap pria tertampan untuk ku, meski keadaan mu seperti ini kau tetap hyung ku, saat aku pertama masuk sekolah ini, kau dan Youngjae hyung menyambutku dengan ramah. Meski sekarang mereka sudah lulus aku akan tetap bersama mu hyung. Beberapa bulan lagi kau akan lulus, kau harus bertahan dengan keadaan ini." Aku terharu dengan ucapan Zelo.

Terlebih saat Zelo bilang Park Sora juga berjanji pada Zelo bahwa dia akan membantuku sampai aku lulus.

Semua ku jalani dengan rendah hati, aku terus bersabar hingga kaki ku sembuh, aku hanya jatuh dan terkilir tapi sampai berbulan-bulan kaki ku tidak bisa menopang tubuh ku yang kecil ini.

Ujian pun dimulai, aku memakai kursi roda ku menjalani ujian kelulusan, dan seminggu berlalu ujian ku jalani dengan mudah, namun ujian praktek dance tak dapat ku ikuti. Selama ini aku selalu mendapat penghargaan saat ujian praktek namun kali ini aku tidak mendapat apapun, ujian final yang menyedihkan. Aku hanya bisa menunggu hasil.


°°

Hari kelulusan tiba, aku berdiam diri dikamarku. Aku begitu takut akan hasil final yang akan keluar hari ini, aku biarkan kakak ku menghadiri acara kelulusan ku, aku begitu berat untuk datang ke acara itu meski kakak ku terus memaksaku namun aku tetap tidak mau hadir, akhirnya dia tetap menghadiri acara itu tanpa ku.

Aku duduk diranjangku, menatap foto ku saat aku memenangkan lomba dance bersama Zelo 2 tahun lalu, aku menatap medali ku, aku menatap selca ku bersama ketiga teman-teman ku. Aku mulai menatap kaki lemahku, aku mulai menangis  meratapi apa yang terjadi. Kakak ku sudah menceritakan apa yang terjadi sebelum dia pergi menghadiri acara itu.

Aku tak bisa sembuh dari kelumpuhan ini. Aku menangis dan terus menangis, aku berharap aku mati jika harus merelakan karier dan hobi ku sebagai dancer.

Aku menunggu nya kembali dari acara kelulusan ku, sambil membereskan beberapa baju dan barang-barang ku kedalam koper besar.

"Jongup, kau lulus dengan nilai paling sempurna." Dia tersenyum sambil memberikan beberapa penghargaan bertuliskan namaku.

Aku hanya tersenyum miris menanggapi perkataannya.

"Apa kau tidak bahagia Moon?"

Jelas aku tidak bahagia, aku begitu sedih dengan keadaan ku, kelumpuhan ini. Meratapi nasib, meratapi kehancuran karier ku, meratapi hancurnya impian ku. Kini aku lulus dengan nilai sempurna namun tak bisa melakukan apapun.

Hari ini aku akan terbang ke luar negeri untuk melakukan pengobatan lebih lanjut disana, aku berharap banyak soal kesembuhan ku.
Aku bersiap membawa semua barangku, Himchan Hyung membawa barang-barang ku ke dalam mobilnya, aku duduk di mobilnya dengan cemas dan sedih.

'Apa aku harus bertemu Sora terlebih dulu? Tapi sepertinya dia tidak peduli soal keadaan ku dan kepergian ku.' Aku mengurungkan niatku untuk menelponnya. Setelah sampai sana aku akan menghubungi Zelo, Youngjae dan Daehyun.

°°
Kami menunggu keberangkatan pesawat kami, Himchan Hyung mengajak makan terlebih dulu, selera makan ku sudah hilang sejak kecelakaan itu terjadi. Dia menceritakan acara kelulusan ku, aku tidak mendengarkan dengan baik, namun saat dia menyebut Park Sora, aku memperhatikan apa yang dibicarakan nya.

Dengan cepat aku membuka ponselku dan menghubungi Sora, sebelum 15 menit aku Take off. Dia bilang Sora mencariku, dan aku harus menghubungi nya.

"Yeoboseyo."

"Ne, Moon Jongup dimana kau?"

"Aku.. maafkan aku Sora." Aku tak kuat menahan getaran dari suara ku.

"Ada apa Moon, kau dimana? Mengapa kau tidak datang di acara kelulusan kita? Aku mencari mu ke seluruh ruangan di sekolah namun aku menemukan Himchan oppa, dia bilang kau sakit. Kau sakit apa Moon? Apa parah? jika nanti malam kau tidak ada acara bagaimana jika kita rayakan kelulusan kita di cafe biasa, jika kamu masih sakit--"

"Sora!" aku menghentikan ocehan nya, begitu berat aku meninggalkan nya.

"Ne Moon."

"Aku .. aku hmmm Sora akuu."

".." Sora terdiam menunggu aku bicara. aku pun terdiam, aku harus bicara soal keadaan ku.

"Hmmm Sora, aku .. aku pergi, sekarang aku dibandara Incheon, aku akan menjalani operasiku diluar negri, kelumpuhan ku cukup parah. Park Sora ada satu hal yang ingin ku sampaikan padamu, ku mohon jangan bicara sebelum aku mengakhiri ucapanku."

".." Sora masih terdiam.

"Park Sora, sejak awal kau duduk dihadapan ku, sejak itulah aku merasakan hal yang begitu dahsyat dihatiku, aku begitu pendiam sehingga tidak bisa bicara lebih awal kepadamu. Mungkin kau hanya menganggap ku sebagai sahabat mu, namun selama ini ada rasa terpendam dihatiku. Aku tak pernah mengerti arti dari perasaan ini, dan hari ini aku tahu apa yang aku rasakan selama kurang lebih 1 tahun berteman dengan mu. Menjalani hari-hari ku bersama mu, PARK SORA AKU MENCINTAI MU . Jangan bicara dulu Sora, aku belum selesai bicara. Sora, dengarkan aku." aku terdiam beberapa menit, menguatkan hatiku untuk bicara lebih jelas dan tegas, berusaha menutup suara ku yang bergetar, berusaha menahan air mataku. Sura masih terdiam menunggu ku bicara.

"Sora, rasa ini takkan hilang, mencintai mu dalam diam ibarat tanah gersang merindukan hujan yang menyuburkan nya, karena cinta yang sesungguhnya tidak harus memiliki. Mencintai mu dalam diam, izinkan aku untuk tidak mengusik ketenangan hati mu, hanya dalam untaian do'a ku sebut nama mu dan ku sapa diri mu, akan ku tutup rapat dan ku pendam rasa ini sampai saat nya nanti waktu mempertemukan kita kembali, mencintai mu dalam diam, meski itu membuatku lelah karena menunggu yang tak mungkin terjadi hanya bayangan semu semata, ingin ku sandarkan lelah ku ini di istana hatimu sambil membisikkan aku takkan pernah lelah, yaa .. lelah menyayangi mu meski dalam diam. Dan .. Sora,, aku akan mencintai mu dalam diam, selama tak ada yang menghapus cinta dalam diam ku aku akan tetap bertahan. Hmmm Park Sora,,,,, coba lihat dan rasakan aku takkan pernah berhenti, ne naneun-ui ma-eum-e jasin​​ui ileum-eul gaecheoghagi wihae gyeolko meomchuji anh-asshda" ( yaa, aku takkan pernah berhenti mengukir nama mu didalam hati ini)

Aku menutup telpon ku sebelum Sora mengatakan sesuatu kepadaku. Aku mematikan ponsel ku, Himchan Hyung terlihat terkejut saat aku dapat mengucapkan kata-kata seperti itu, entahlah aku juga tidak mengerti. Dia mendorong kursi roda ku menuju pesawat aku hanya memeluk tas ku dengan erat, menahan tangisan ku, berusaha tegar meninggalkan Seoul, teman-teman ku, dan Sora.

'Sora, mencintai mu dalam diam aku bahagia. Menyayangi mu dalam diam aku senang, merindukan mu dalam diam aku tersenyum, dan bersyukur masih bisa diberi rasa ini meski dalam diam.' Aku berusaha mengulas senyum ku, semoga kita bertemu kembali Sora, selamat tinggal ..

°°
°°
°°


Sora POV

Aku terdiam saat mendengar semua yang di ucapkan Moon Jongup, kata-kata yang begitu menyentuh, sungguh aku tak menyangka dengan apa yang dia katakan, aku terus mendengarkan penjelasan Jongup, perlahan hati ku seperti teriris pisau tajam, begitu menyakitkan, air mataku mulai mengalir, aku menangis, tak bisa berkata apapun kepadanya. Mendengar dia lumpuh, mendengar penjelasan nya bahwa dia mencintaiku, dan aku tahu saat ini lah aku akan jujur kepadanya. Aku terus menunggunya bicara, selesai bicara aku diam beberapa saat, tak bisa berkata apapun, sebelum aku mengeluarkan suara ku.
"tut..tut..tut.." Telepon nya terputus, aku panik. Aku terus mencoba menghubunginya, namun ponsel nya langsung tidak aktif, aku mengendarai mobilku dengan cepat, aku sampai di bandara Incheon. Aku berlari sambil menangis, mencari keberadaan Jongup, aku terus mengedarkan pandangan ku ke seluruh sudut bandara yang luas itu. Aku berlari dan terus berlari, aku terus mencari sosok pria yang tampan itu.

'Jongup dimana kau, ku mohon jangan pergi.'
Aku mulai menangis tersedu-sedu, apa yang harus ku lakukan? Aku terduduk lemah dilantai bandara itu, aku mulai menangis melihat satu pesawat lepas landas, aku tahu itu pesawat Jongup.

"Moon, mengapa kau pergi tanpa menunggu jawaban dariku, aku harus mencari mu kemana? Bahkan aku tak tahu kemana kau pergi, Jongup kembalilah ku mohon .. aku juga mencintai mu, mengapa kau tidak menungguku untuk menjawab segala penjelasan mu, aku akan jelaskan semua perasaan ku, namun mengapa kau tidak menunggu.. Moon Jongup kembalilah !! Aku akan menunggu mu."

Aku menangis dan meratapi kesalahan ku .. hanya menunggu Jongup kembali, itulah yang ku harapkan ..

~~|| The end ||~~


Anyeong chingudeul, gamsha for reading,, ini novpen kedua ku maaf jika tak terlalu gereget ..
Park Sora, nama yang di sarankan oleh dongsaeng tercinta ku @jumpinghimes .. dan kata-kata ini kurang lebih aku ambil dari kutipan oppa ku, gomawo , tinggalkan coment yaa  :)


@youzza_nisarr

Rabu, 05 Maret 2014

True Love Never Dies Part 3


True Love Never Dies
Cast : Moon Jongup, all member BAP, other cast
Genre : Romance, Sad
Lenght : Mini Series
Author  : Youzza (@youzza_nisarr)
..
..
..
..



Chapter III

Flashback ... 
Naomi terbangun setelah beberapa bulan dia tertidur di rumah sakit, satu-satu nya manusia yang ingin di temui nya adalah kakak nya, saudara kembarnya, Keiko Ishida. Satu minggu setelah dia sadar, dia tetap tidak menemui Keiko, orang tua nya bilang Keiko masih berada di Seoul, tapi Bang Yongguk sekarang berada di Paris. "Mengapa eonni tidak ikut bersama oppa Yongguk?"

Satu bulan berlalu, jantung Naomi kini berdetak dengan sempurna. Dia begitu bahagia dengan keadaan nya yang membaik, akhirnya dia bisa berjalan keluar dengan bebas, menghirup udara luar yang begitu segar bersama kembaran nya. Dan saat Naomi di izinkan pulang dari rumah sakit, Naomi menerima sebuah surat yang di berikan ibu kepadanya, surat dari Keiko.

  Dear  :  My twin, Naomi Ishida.

Annyeong adikku, selamat atas kesembuhan mu. Aku ikut bahagia atas kesembuhan mu, akhirnya kau bisa hidup normal dan bahagia, berjalan keluar menghirup udara luar dengan bebas, aku bahagia.
Saat kau menerima ini dan membaca surat dari ku saat itulah aku .. aku sudah tidak bisa lagi menemui mu, bukan karena aku tidak menyayangi mu namun aku memberikan hidup ku untuk mu, aku rela melepaskan semua yang kumiliki agar kau bisa hidup. Ini takdir Naomi, jangan sesali takdir kita, aku sudah cukup bahagia selama ini, aku memberikan kesempatan untuk kau juga hidup bahagia. Naomi, jangan menangisi kepergian ku, aku bahagia jika kau bahagia. Temui kekasih ku Moon Jongup saat waktunya tiba dan berikan kado yang ku siapkan kepadanya setelah natal kedua kepergian ku. Naomi jaga jantung ku dengan baik, dan hidup dengan bahagia, percayalah bahwa aku akan selalu bersama mu karena organ terpenting dalam diri ku kini berada di dalam diri mu. Meski aku ingin sekali berjalan keluar bersamamu, tapi inilah takdir kita Naomi.
Saranghae.. 
 By  :  Your twin, Keiko Ishida.

Naomi terduduk lemas dan menangis memegangi jantung nya, ibunya pun ikut menangis memeluk Naomi, Bang Yongguk dan ayahnya terlihat sedih melihat Naomi.
Naomi menangis menyesali apa yang terjadi, menangis mengapa harus kakak nya yang merelakan jantung nya. Mengapa dia harus pergi meninggalkan Naomi.
"Eomma, mengapa harus Keiko eonni yang menyerahkan jantung nya, mengapa kau tidak mencegahnya!! Eomma,, mengapa eonni harus melakukan ini untuk ku?" Naomi meringis kesakitan.
Ibu hanya menangis mendengar ucapan Naomi.
"Nak, berhentilah menangis. Sudah cukup kau meratapi kepergian kembaranmu, ini kemauan Keiko, aku tidak bisa menghalangi nya, kau harus hidup sehat setelah ini Naomi, demi kakak mu." Ibu terus memeluk Naomi dan menguatkannya.
"Dimana eonni dimakam kan ma? Aku ingin kesana sekarang."
"Keiko dimakamkan di Seoul, dia yang menginginkan itu. Kita akan kembali ke Seoul minggu depan setelah itu kita akan mengunjungi makam Keiko."

Sebelum tranpalasi jantung dimulai, Keiko menulis surat untuk ibunya yang berisikan agar ibu tidak boleh terlalu lama bersedih akan kepergian nya, dan Keiko pinta agar ia dimakamkan di Seoul agar selalu merasa dekat dengan Jongup.
Sedangkan isi surat untuk Bang Yongguk, agar menjaga Naomi sama seperti ia menjaga Keiko, dan jangan biarkan Jongup tau soal ini. Sampai saat nya tiba biar Naomi yang menemui nya. Naomi terus menyesali keadaan yang membuat Keiko merelakan jantung nya.

Flashback end
..
..
..


~~~
Moon Jongup terus menanyai keberadaan makam Keiko kepada Bang Yongguk, tapi Yongguk tidak memberitahu Jongup. Yongguk bilang ada seseorang yang akan menceritakan semua kejadian ini tapi bukan dirinya. Jongup pasrah, dia bingung dengan apa yang terjadi dengan Keiko, mengapa Keiko bisa meninggal, Jongup tidak tahu soal itu. Jongup terus berusaha mencari tahu bagaimana Keiko bisa meninggal, lalu siapa wanita yang dia lihat sebagai Keiko waktu didepan apartemen nya, ribuan pertanyaan muncul di benak Jongup. Junhong baru mengetahui bahwa kekasih kakak nya sudah meninggal.
'Apa hantu yang ku lihat adalah nunna Keiko?' benak Junhong.
Junhong juga membantu Jongup mencari keberadaan Keiko dan berita tentang meninggal nya Keiko.
"Hyung, kini kesabaranku sudah tak bisa ku bendung lagi. Cepat katakan dimana makam Keiko? Dan apa yang menyebabkan Keiko meninggal?" Amarah Jongup dilampiaskannya dengan menggenggam kerah baju Yongguk. Yongguk yang diperlakukan seperti itu hanya diam, Junhong dan Youngjae berusaha menghentikan pemberontakan Jongup.
Jongup keluar dari ruang latihan dengan kesal, Junhong berlari mengikuti kakak nya dan meminta maaf kepada Yongguk.
"Hyung mengapa tidak kita beritahu soal bagaimana keadaan nunna," ucap Youngjae.
"Tidak semudah itu. Ini amanat dari Keiko, biar Naomi yang menceritakan nya, aku juga tak bisa tahan melihat kelakuan Jongup, tapi aku tak berdaya." Yongguk menghela nafasnya.
"Kapan Naomi akan kembali?"
"Kemungkinan minggu depan." Yongguk terdiam dan terlihat raut wajah penyesalan di mata nya.

~~~
Keiko menyuruh Naomi untuk bersekolah di kampusnya agar bisa di pantau selalu dengan Yongguk, Keiko ingin Naomi melanjutkan hidup nya dengan bersekolah dan bertingkah layak nya Keiko. Keiko juga menginginkan Youngjae menjaga Naomi sebelum pergi. Youngjae, teman Yongguk yang paling pintar, sejak Naomi tidak bisa keluar dengan bebas, akhirnya Yongguk meminta Youngjae untuk membantu Naomi sebagai guru privat nya. Sejak hari itu Youngjae mencintai Naomi, namun Naomi masih takut soal jatuh cinta. Sampai saat ini pun, Youngjae terus berusaha mencintai Naomi, menjaga Naomi juga berusaha mendapatkan hati Naomi. Naomi menyetujui apapun amanat peninggalan kakak nya, dia juga akan menemui Jongup dan berbicara apa yang terjadi setelah Naomi kembali dari Paris, ia sudah berjanji kepada kakak nya itu.

~~~
"Keiko aku harus mencari mu kemana sekarang? Aku sudah tahu kau sudah meninggal, apa aku tak boleh tau dimana makam mu? Keikoooo, aku begitu merindukan mu." Jerit Jongup di dalam hatinya sambil memandang selca Keiko yang tergantung di dinding kamarnya.
Jongup keluar apartemen nya, menggunakan celana pendek hitam juga kemeja putih, memakai kalung yang dipakai nya, kalung pemberian Keiko.
Jongup berusaha mencari udara segar karena dadanya begitu sesak setelah dia tahu keadaan Keiko. Jongup berhenti di sebuah taman, taman yang mengingatkan Jongup kepada Keiko.
'Taman ini tidak pernah berubah seperti cinta ku padamu yang takkan berubah Keiko.' benaknya.
Jongup duduk di salah satu bangku di sisi sungai, mengingat bagaimana dia berbincang pertama kali dengan Keiko. Jongup menunduk dan mulai memakai kan handset ke telinga nya, menyalakan sebuah lagu dan mulai memejamkan mata dan mengingat pertemuan nya dengan Keiko.

Sesosok bayangan putih duduk di samping Jongup, menatap Jongup dengan senyuman namun terpancar sinar sedih dari matanya, ya dia adalah Keiko.
Hantu Keiko akan selalu bersama Jongup dimanapun Jongup berada, hantu itu berusaha memeluk Jongup tapi mustahil, karena dia bukanlah makhluk nyata.

~~~
Naomi kembali dari Paris, dia tidak memberitahu Yongguk ataupun Youngjae karena dia pikir dia tidak mau merepotkan banyak orang. Naomi berjalan kedalam apartemen nya, membereskan semua barang-barangnya, namun orang tuanya masih sibuk di Paris, alhasil Naomi harus tinggal sendirian lagi. Setelah membereskan semuanya Naomi keluar menggunakan baju Keiko, dress putih dengan sepatu heels coklat 3 cm. Naomi berjalan keluar apartemen nya, udara musim semi yang indah setelah musim dingin berakhir.
Berjalan terus tanpa arah, sampai akhirnya ia tiba di salah satu taman, bahkan ia belum pernah ke taman itu sebelum nya namun tak terlihat asing olehnya. Naomi melihat sekeliling taman, sungai yang indah, pemandangan yang sempurna, pandangan nya terhenti saat melihat pria duduk di salah satu bangku di pinggir sungai dengan mengenakan handset nya.
"Oppa Jongup." pikirnya. Lebih terkejut saat dia melihat bayangan putih duduk di samping pria itu, di perhatikan nya wajah bayangan itu, semakin jelas dan dengan cepat Naomi mendekap mulutnya karena terkejut.
"Eonni Keik! " pikirnya. Bayangan itu memandang Naomi dan tersenyum, memberi sebuah pemberitahuan agar Naomi menghampiri Jongup dan menceritakan semua nya. Naomi masih tidak percaya dengan apa yang di lihat.
"Apa ini waktunya eonni?" Pikirnya.
Bayangan itu menganggukan kepalanya menandakan bahwa bayangan itu bisa membaca pikiran Naomi. Naomi semakin terkejut dengan jawaban itu, Naomi berusaha melangkahkan kakinya yang berat. Menghampiri Jongup dan berdiri di sebelah kiri Jongup, saat pria itu membuka matanya, dia tersentak dan terkejut dengan apa yang di lihatnya.

~~~
Moon Jongup menikmati alunan lagu di i-pad nya hingga tidak menyadari ada seseorang berdiri di sisi kirinya, saat ia membuka matanya, Jongup terkejut dengan apa yang di lihatnya, berulang kali ia mengerjap kan mata kecil nya namun bayangan itu tidak hilang, itu bukan hantu.
Jongup langsung berdiri dan melepaskan handset nya, Jongup hanya menatap wanita itu dan dia pun membalas tatapan Jongup, setelah beberapa menit mereka saling bertatapan tanpa berkata.
"Kk..ee..Keiko," ucap lirih Jongup.
"Oppa, aku Naomi Ishida dan aku bukan Keiko," ucap Naomi dengan suaranya yang begitu berat.
"Nna..Naomi?" Ucap Jongup gugup sekaligus heran.
"Ya, aku kembaran Keiko." dengan sekuat tenaga akhirnya Naomi berhasil mengucapkan kata-kata itu.
Jongup terkejut dan benar-benar terkejut,
"Kembaran? Tapi mengapa Keiko selama ini? Aahh dan dimana Keiko? Apa yang terjadi terhadap Keiko?" Ribuan pertanyaan di lontarkan Jongup kepada Naomi.
Naomi hanya bisa terdiam dan perlahan mulai menangis.

~~~
Naomi begitu berat memberitahu soal keadaan Keiko dan bagaimana Keiko bisa meninggal, Naomi dan Jongup duduk di sebuah cafe dan Naomi mulai menceritakan apa yang terjadi kepada Jongup dengan perlahan. Jongup hanya diam dan tidak berbicara satu patah kata pun, Naomi bercerita dan mulai menangis perlahan, Jongup masih tidak percaya soal apa yang diceritakan Naomi, Jongup tidak percaya bahwa Naomi adalah kembarannya. Naomi tidak bisa mengelak bahwa Jongup tidak bisa mempercayainya, pada akhirnya Naomi menghubungi Yongguk dan Youngjae sebagai saksi kehidupan Naomi dan Keiko selama ini.
Selang beberapa menit mereka datang, mereka membantu meyakinkan Jongup bahwa keadaan ini adalah nyata. Awalnya Jongup tetap tidak percaya namun saat mereka memperlihatkan surat mereka satu persatu dari Keiko, Jongup mulai mempercayai bahwa Naomi sudah meninggal. Jongup mulai menangis, Yongguk menenangkan Jongup dan Youngjae menenangkan Naomi yang begitu sesak dadanya.
"Jj..jadi jantung itu jantung Keiko?" Ucap Jongup.
Naomi hanya mengangguk, dia tak bisa mengucap kata-kata lebih banyak lagi, jantung nya seperti tertusuk benda tajam dan panas, begitu sesak, pandangan nya perlahan kabur dan dalam sekejap Naomi pingsan dalam pelukan Youngjae.

~~~
Yongguk berlari di koridor rumah sakit meminta bantuan para suster juga dokter untuk membawa Naomi kedalam ruang periksa, Youngjae meletakkan tubuh mungil Naomi di ranjang dorong. Jongup yang masih terkejut melihat Naomi tiba-tiba pingsan di hadapan nya sementara Youngjae dan Yongguk yang sedang panik menunggu hasil analisa dokter, Youngjae terlihat begitu takut, Yongguk terlihat begitu sedih.

Beberapa menit kemudian dokter keluar dan memberitahu bahwa keadaan Naomi baik-baik saja, dia hanya terkejut dan menopang beban berat selama ini. Naomi tidak boleh dibuat terkejut meski jantung nya sudah normal namun jantungnya masih butuh perawatan yang maksimal, selama 2 tahun ini Naomi menopang beban berat maka dari itu jantung Naomi masih  belum benar-benar dibilang sempurna. Jongup yang terus terkejut mendengar penjelasan dari dokter merasa frustasi, sementara Yongguk dan Youngjae memasuki ruangan dimana Naomi sedang terbaring, Jongup terduduk lemas didepan ruangan itu, memegangi kepalanya, seakan dunia ini begitu kejam terhadap nya. Jongup benar-benar frustasi dengan keadaan ini.
"Mengapa aku tidak pernah diberitahu sebelum nya soal dirimu juga kembaranmu Keiko, aku benar-benar frustasi kehilangan mu, bahkan aku tak melihat bagaimana kau akan merelakan jantung mu, apa ini benar? Apa aku tidak bermimpi?" Jongup yang begitu berat menghadapi kenyataan.

Bayangan itu, hantu Keiko berdiri dihadapan Jongup, raut wajah yang merasa bersalah namun tidak menyesali keputusan nya, hantu itu begitu sedih melihat Jongup begitu frustasi.
"Moon maaf kan aku, ini keputusan ku, semoga kau hidup bahagia setelah ini." ucap hantu itu.
Namun Jongup tidak bisa mendengarnya kali ini, dan tidak melihat keberadaan nya.

~~~
Perlahan Jongup memasuki ruangan itu, ruangan dengan bau khas rumah sakit itu begitu dingin, Naomi yang terbaring lemah di ranjang itu, melihat sosok Jongup yang datang menghampiri nya, Yongguk dan Youngjae melihat ke arah yang Naomi lihat juga. Jongup duduk di kursi sebelah kiri Naomi, mulai menggenggam tangan Naomi dan tersenyum.
"Maafkan aku Naomi, aku tidak mempercayai mu, aku bisa merasakan detak jantung Keiko sekarang. Ini adalah takdir, aku percaya Keiko punya rencana untuk mu, untuk ku juga untuk semua yang di tinggal kan oleh nya," ucap Jongup.
"Oppa, maafkan atas kehadiran ku yang membuat mu terkejut," ucap Naomi lemah.
Jantung Naomi berdegup sangat kencang saat Jongup menggenggam tangan nya. Youngjae merasa kehadiran nya tersisihkan sekarang karena Jongup, Yongguk yang melihat keadaan ini hanya bisa tersenyum.
Hanya beberapa jam Naomi di izinkan pulang ke apartemen nya, Naomi di antar Youngjae pulang ke apartemen nya dan Yongguk mengantar Jongup pulang. Sejujurnya, Jongup masih merasa asing dengan keberadaan Naomi dengan jantung Keiko. Dia masih merasa frustasi, namun dia harus menerima kenyataan dan menghargai keputusan kekasihnya. Jongup memasuki kamarnya, dan Junhong menghampirinya. Junhong begitu khawatir dengan keadaan kakak nya, beribu pertanyaan di lemparkan Junhong kepada Jongup, dan dia mulai menceritakan kenyataan nya. Junhong terkejut dengan apa yang diceritakan kakaknya,
"Benarkah? Keiko punya kembaran? Dan di dalam tubuh nya ada jantung Keiko?" Junhong penasaran masih tidak percaya.
Jongup hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan adiknya, Jongup memandang selca Keiko yang tergantung di dinding nya dengan tatapan sedih dan mulai tersenyum. Jongup merebahkan badan nya dan mulai memejamkan matanya. Junhong masih bingung dengan kenyataan ini.

~~~
Hari berlalu, beberapa hari, beberapa bulan, Jongup mulai menerima kenyataan bahwa Keiko sudah meninggal, namun diri Keiko tetap berada di sisi Jongup, cinta Jongup pun takkan pernah hilang, Naomi semakin hari semakin dekat dengan Jongup, keberadaan Jongup membuat nya semakin nyaman, berada di sisi Jongup membuat Naomi merasa aman dan tenang. Karena didalam tubuh Naomi terdapat jantung Keiko, Jongup awalnya risih dengan keberadaan Naomi yang mirip dengan Keiko, mereka kembar identik, semua sama, hanya cara bicara yang membedakan, Keiko lebih ceria dan Naomi lebih lembut. Setiap hari Jongup berusaha mengantar jemput Naomi, tidak tahu bagaimana perasaan Youngjae kepada Naomi.
Youngjae yang melihat tingkah Jongup kepada Naomi merasa begitu kesal, ditambah dengan Naomi yang memberikan respon begitu baik kepada perhatian Jongup.

"Aku takkan rela jika Baomi direbut oleh mu, aku yang diamanatkan oleh Keiko untuk menjaga Naomi, bukan dirimu." ucap Youngjae dalam hati dengan menggenggam erat kepalan tangan nya yang sedang melihat Jongup menjemput Naomi.
Yongguk yang mengetahui perasaan Youngjae kepada Naomi begitu takut akan adanya pertengkaran antara mereka, itu akan mengakibatkan hancurnya grup mereka yang akan segera debut.

Naomi duduk di sisi ranjangnya, melihat selca Keiko.
"Eonni, apa aku boleh mencintai Jongup?" Ucap Naomi.
"Aku pasti begitu bodoh karena merebut kekasih mu, aku sudah merebut jantung mu, dan sekarang kekasih mu juga, apa ini salah ku eonni?" Naomi mulai menangis. Ya Naomi jatuh cinta kepada Jongup, namun perasaan Jongup terhadapnya tak lebih hanya sekedar adik dari kekasihnya. Jongup begitu memperhatikan dengan Naomi karena dia berjanji kepada dirinya juga Keiko bahwa dia akan menjaga Naomi, menjaga organ tubuh Keiko yang berada didalam tubuh Naomi. Karena hanya dengan begitu Jongup bisa merasakan kehadiran Keiko di sisi nya.

~~~
Musim semi akan segera berakhir, angin Seoul mulai terasa dingin, Youngjae berjalan menghampiri Naomi yang duduk di kursi taman kampusnya, memakai kan mantel yang di bawa nya dan melingkarkan mantel itu ketubuh mungil Naomi, dan membawa segelas coklat hangat. Naomi sedikit terkejut dengan kehadiran Youngjae yang langsung melingkarkan mantel nya itu.
"Naomi, musim semi akan berakhir sebaiknya kau selalu memakai mantel agar tidak kedinginan." Youngjae tersenyum begitu tampan.
"Ya, terimakasih."
"Ada apa? Sepertinya kau terlihat kebingungan, apa terjadi sesuatu?" Terlihat raut wajah Youngjae yang begitu khawatir.
"Aahh tidak ada apa-apa, aku baik-baik saja."
"Ayolah Naomi, kau tidak bisa membohongi ku, aku sudah hampir setiap hari bersama mu selama bertahun-tahun, bagaimana aku tidak bisa menyadari bahwa kau sedang memikirkan sesuatu."
Naomi sedikit ragu akan menceritakan apa yang dipikirkan nya, namun dia menganggap Youngjae sudah seperti sahabat baginya.
"Youngjae, aku .. aku jatuh cinta kepada Jongup, aku merasa bersalah kepada Keiko jika aku memiliki perasaan ini kepada kekasihnya." Penjelasan Naomi seakan menusuk jantung Youngjae dengan ribuan pisau. Denyut nadinya seakan hilang, mendengar sang wanita yang dicintainya selama ini memilih untuk mencintai sahabat seperjuangannya, Youngjae seakan tenggelam dalam lautan magma yang begitu panas.
'Benarkah yang ku dengar? Apa aku berada di neraka sekarang?' Benaknya.

"Kau mencintai Jongup?" Youngjae berusaha untuk mengatakan hal itu.
Naomi hanya mengangguk dan Youngjae terdiam, mereka saling diam dalam beberapa menit.

Yongguk datang dan menghampiri Youngjae, mengajak Youngjae untuk segera latihan bersama yang lain. Dia mengikuti perintah Yongguk, dan meninggalkan Naomi yang masih ingin duduk di tempat itu, dan Naomi masih terdiam.

~~~
Youngjae kembali ke rumah nya setelah latihan, merebahkan tubuhnya di sofa, membayang kan setiap kalimat yang di ucapkan Naomi tadi siang, Youngjae mulai tenggelam dalam perasaan sedih nya.
"Apa yang harus ku lakukan untuk mencegah mereka jatuh cinta."
Youngjae lelah, mulai memejamkan matanya dan tertidur.
"Youngjae jangan menyerah mendapatkan hati Naomi bahwa sesungguhnya kamu lah yang di cintai Naomi." Sesosok bayangan putih menghampiri Youngjae dan tersenyum lalu menghilang.
Youngjae terbangun saat ada yang berbisik di sebelahnya, namun tidak ada siapa pun. Youngjae menghiraukan bisikan itu dan mulai tertidur lagi, bayangan itu hanya tersenyum melihat tingkah Youngjae.

Musim dingin tiba, Jongup mengantar Naomi ke apartemen nya setelah makan malam diluar bersama.
"Naomi istirahatlah, jangan tidur larut malam." Jongup tersenyum memandang Naomi.
"Baiklah, terimakasih." ucap Naomi.
"Besok akan ku jemput jam 09:00 untuk melihat latihan kami."
"Ya, Jongup ada yang ingin ku katakan," ucap Naomi dengan gugup.
"Apa Naomi? Katakanlah."
"Hmmm... aku tau ini gila, tapi ... aku,  aku menyukai mu." ucap Naomi sambil menunduk dan kaki nya mulai bergetar. Jongup terdiam, heran juga sekaligus terkejut dengan penjelasan Naomi.
"Lupakan Moon, selamat malam." Naomi berlalu meninggalkan Jongup.

Jongup masih terdiam, dan kembali ke apartemen nya, dia berdiri di depan cermin memandang wajah nya yang masih terkejut mendengar penjelasan Naomi.
"Ada apa dengan nya, aku hanya menganggap nya adik ku, aku hanya mencintai Keiko.. Keiko apa yang harus ku lakukan terhadap kembaran mu." ucap Jongup.

Sementara Naomi terduduk di lantai kamarnya, merasa dirinya begitu bodoh mengatakan hal itu kepada Jongup.
"Eonni, maafkan atas kebodohan ku, aku tak bisa menahan perasaan ini terlalu lama." Naomi menangis memegangi kalung pemberian Keiko.

~~~
Naomi menunggu Jongup menjemputnya namun yang datang adalah Youngjae yang menjemputnya, dia bilang Jongup dan Junhong ada urusan penting makanya tidak bisa menjemput Naomi akhirnya Youngjae yang di utus Yongguk menjemput Naomi.
Raut wajah Naomi terlihat sedih, dia tau itu hanya alibi Jongup untuk tidak menjemput nya setelah pernyataan ku semalam.
Di tempat latihan, Jongup dan Junhong sudah sampai lebih dulu, dan sedang melakukan gerakan dance berdua, Naomi duduk dan melihat setiap gerakan yang di buat Jongup. Jongup menyadari kehadiran Naomi namun dia berusaha mengabaikan nya, dan terus latihan. Beberapa bulan lagi mereka akan debut maka dari itu mereka terus berusaha dan belajar.
Naomi merasa asing saat di dekat Jongup sekarang, Jongup juga merasakan hal yang sama. Youngjae menyadari ada yang salah diantara mereka, ada sesuatu diantara Naomi dan Jongup.
"Naomi ada apa? Apa yang terjadi antara dirimu dan Jongup?" Youngjae menghampiri Naomi.
"Youngjae, aku menyatakan perasaan ku kepada Jongup beberapa hari lalu." jelas Naomi.
Lagi dan lagi jantung Youngjae seperti jatuh kedalam pusaran badai yang begitu dahsyat.
"Lalu?" Youngjae semakin penasaran.
"Tapi Jongup tidak memberikan jawaban apapun." ucap Naomi.
Perasaan Youngjae kembali normal, seakan dia di selamatkan super hero dari pusaran badai yang menimpanya.
"Maksudmu? Apa Jongup menggantungkan perasaan mu?"
Naomi hanya mengangguk, Youngjae bingung dengan perasaan nya, di sisi lain dia bahagia dengan diam nya Jongup, namun dia juga sedih dan kesal melihat wanita yang di cintai nya tersakiti.
Jongup mendengar pembicaraan mereka, Jongup terdiam dan mulai bingung.

Jongup mulai mengetik di ponsel nya, mengirim pesan kepada Naomi agar bertemu di taman, taman saat Keiko bersama Jongup beberapa tahun lalu.

~~~
"Naomi ini perasaan ku pada mu, aku menyayangi mu namun hanya sebagai adik ku, adik dari kekasih ku, kembaran dari kekasih ku, kau tahu bahwa aku begitu mencintai kembaran mu, Keiko. Ku mohon maafkan aku, dan berhentilah menyayangi ku lebih dari ini." Jongup berusaha menjelaskan perasaannya terhadap Naomi.
Naomi terdiam, ribuan pisau menusuk hatinya. Naomi berfikir sejenak.
'Aku memang bodoh, mengapa aku harus menyatakan perasaan ku' benaknya.
"Ya, maaf atas pernyataan ku." Singkat Naomi.
"Naomi, jangan seperti ini. Aku ingin menjaga mu sebagai kembaran kekasih ku bukan sebagai kekasih ku. Maafkan aku Naomi." jelas Jongup.
"Ne." Hanya itu yang di ucapkan Naomi.
Jongup berlalu meninggalkan Naomi dengan perasaan berat.
"Semoga dia baik-baik saja." benak Jongup.
Naomi masih terduduk di bangku itu, memegangi jantung nya yang berdegup begitu kencang, tiba-tiba Youngjae datang menghampiri Naomi, Jongup lah yang menyuruhnya datang. Jongup sudah mengetahui perasaan Youngjae terhadap Naomi, dia di beritahu oleh Yongguk setelah Naomi menyatakan perasaan nya.
"Naomi apa yang kau lakukan disini sendiri?"
"Aahh Youngjae mengapa kau ada disini?" Tanya Naomi heran dengan keberadaan Youngjae.
"Aku tahu kau sedang terpukul, ayo ikut bersama ku." Youngjae menarik tangan mungil Naomi dan Naomi mengikuti Youngjae.

Jongup yang masih melihat mereka, hanya bisa tersenyum, dan bayangan putih di samping Jongup pun ikut tersenyum.

~~~
Naomi tidak pernah sebahagia ini, berjalan bersama youngjae begitu menyenangkan, bermain di sebuah tempat bermain yang begitu meriah, banyak pengunjung yang datang ketempat itu, wahana di tempat itu juga begitu menyenangkan, bermain air, memakan kembang gula berwarna merah muda,  juga berfoto bersama, Naomi begitu bahagia. Senyum indahnya terpancar dari raut wajah Naomi, bergandeng tangan bersama Youngjae berjalan di kerumunan pengunjung. Naomi diajak Youngjae menaiki kincir angin raksasa, Naomi takut ketinggian namun Youngjae trus meyakinkan Naomi untuk tidak takut karena selama ada
Youngjae dia akan aman. Naomi melangkah masuk kedalam kincir angin itu, mulai berputar perlahan, Naomi memejamkan matanya dan berpegang erat dengan Youngjae. Youngjae hanya tersenyum geli melihat tingkah Naomi, dia menggenggam erat tangan Naomi, saat berada di puncak paling tinggi.
"Naomi bukalah matamu dan kau akan melihat bagaimana indahnya dunia ini". Naomi menuruti perkataan Youngjae, dan perlahan membuka matanya. Penglihatannya tertuju pada Youngjae yang berada di depan nya namun mulai melihat ke sekeliling, keindahan terpancar di mata Naomi, senyum simpul mulai terbentuk di sudut bibir Naomi, sesekali melihat Youngjae tersenyum dan mulai melihat ke sisi lain nya dan tersenyum lagi.
"Ini sungguh indah," ucap Naomi.
Youngjae hanya tersenyum mendengar Naomi mengucapkan kata-kata itu.
"Indah bukan? Sudah ku katakan Naomi, jangan pernah takut untuk melakukan hal yang belum pernah kamu lakukan karena itu akan indah pada waktunya."
"Ne, ini benar-benar indah. Aku melihat bagaimana indahnya dunia hari ini." Naomi terus tersenyum.
"Naomi, dunia ini memang indah tapi dunia ku akan lebih indah jika aku bisa memilikimu." Youngjae menggenggam tangan Naomi dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berisi cincin dengan berlian indah ditengah nya.
Naomi terkejut saat mendengar pernyataan Youngjae, namun hatinya begitu bahagia mendengar nya, terlebih saat melihat Youngjae membawa sebuah cincin untuk nya juga menyatakan perasaan nya di tengah-tengah dunia yang indah, itu membuat Naomi begitu bahagia. Naomi masih terdiam saat Youngjae melingkarkan cincin itu di jari manis Naomi.
"Aku ingin kau menjadi kekasih ku, Naomi percayalah bahwa aku akan selalu mencintai mu."
Naomi tersenyum dan mulai berkata.
"Youngjae, bantu aku untuk bisa mencintai mu."
Youngjae tersenyum dan memeluk Naomi.
"Aku akan selalu membuat mu mencintai ku Naomi, percayalah."

Dunia seakan milik mereka berdua kali ini, bukan lagi milik Jongup yang sekarang berdiam diri dikamarnya merasa bersalah dengan Naomi.

~~~
Jongup bersikap seperti biasa lagi terhadap Naomi, Yongguk bahagia melihat Youngjae dan Naomi kini sekarang saling mencintai. Junhong, Daehyun, dan Himchan juga bahagia melihat kebersamaan mereka sekarang, tidak ada lagi tangisan,  tidak ada lagi kesedihan diantara mereka. Walau mereka tidak tahu hati Jongup terus bersedih namun Jongup akan terus berusaha menampakkan kebahagiaan dan senyuman nya bukan lagi kesedihan dan tangisan nya. Mereka tersenyum dengan kebahagiaan ini, beberapa hari lagi mereka akan debut. Persiapan mereka sangat total, pembuatan video clip, persiapan nya semua sudah sempurna. Naomi bahagia melihat keadaan membaik sekarang, Naomi melihat bayangan putih itu lagi di depan nya, melihat mereka tersenyum dan bayangan itu tersenyum juga.
Naomi tau itu adalah Keiko, dia melemparkan senyum indah nya kepada Keiko.
"Terimakasih adikku." Keiko tersenyum dan perlahan menghilang.


..
..
..
..

~~~
Jongup POV
Aku berjalan diantara tumpukan tanah dengan rumput hijau di sekeliling ku, memakai baju serba putih dan membawa serangkai bunga melati.
Aku berhenti di salah satu tumpukan itu, tumpukan yang bersih dengan rumput yang tertata rapih diatasnya dan batu nisan bertuliskan "Keiko Ishida". Aku mulai mendekati tumpukan itu tersenyum dan meletakkan bunga itu di atasnya didekat batu nisan itu, memegang batu nisan itu dengan perlahan. Aku mulai mengingat bagaimana kisah ku dengan kekasih hatiku, aku tersenyum dan mulai meneteskan air mata.

"Keiko, maaf aku baru datang, aku baru bisa menemui mu selama ini. Aku merindukan mu dear, terimakasih atas kejutan yang kau berikan ini begitu membuat ku terkejut. Dear, aku akan selalu mencintai mu, percayalah bahwa aku takkan pernah berhenti mencintai mu. Aku akan selalu menjaga hatiku untuk mu, aku akan selalu menjaga semua yang kau berikan untuk ku, dan aku akan menjaga jantungmu didalam tubuh naomi. Keiko minggu depan aku akan memulai debutku, aku berharap bahwa kau lah orang yang pertama kali melihat mv kami, doakan kami selalu keiko. Aku akan selalu menjaga hati ini untuk mu. Saranghae my girl"


Author POV
Bayangan putih itu tersenyum melihat Jongup tersenyum, Jongup menghapus air mata nya dari kelopak mata indah nya, dia tersenyum dan pergi meninggalkan makam Keiko, hantu keiko menggenggam tangan Jongup seiring berjalan nya Jongup meninggalkan makam nya, Jongup menoleh dan merasakan genggaman Keiko, dia tersenyum dan Keiko pun tersenyum. Keiko akan terus berada di sisi Jongup, mereka akan selalu mencintai walau Keiko berada di alam berbeda..


>< The end ><

Author  :  percayalah, jika kamu mencintai dan menghargai orang yang mencintai mu maka cinta itu takkan pernah hilang meski maut memisahkan kalian .. :')


Thx for reading, true love never dies menjadi happy ending, ini request dari dongsaeng kesayangan guweh .. :) gomawo , tinggalkan coment chingudeul ~~~  :)


@Youzza_nisarr