HURT
Kim Yoo Jung || Yoo Youngjae (BAP)
Shin Jimin (AOA)
G&T
Mini Series || Sad, Romance, Hurt
Author by NS. Youzza (youzza_Nisarr)
Cover by Jumpinghimes
Part 4
Disclaimer : Cast sepenuhnya milik dirinya, Tuhan, keluarga, dan agensinya. Di FF ini sepenuhnya milik author. Don't plagiat, Need Review, Typo and EYD bad sorry.
**
Summary
"Jika semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan, akan kuterima semuanya walau berat. Yang kupercaya hanyalah satu hal, semua akan indah pada waktunya."
Flashback..
Jimin POV
Apa yang kulihat? Aku melihat sesuatu yang tak semestinya terjadi. Saat aku terbangun karena mimpi buruk, kini mimpi buruk itu benar terjadi didunia nyata. Apa yang mereka lakukan? Sesaat setelah aku membasuh wajahku, kutemukan Yoo Jung tak tampak diranjangnya. Aku bangkit dan membuka tirai kamar hotel, dan aku melihat Yoo Jung bersama orang yang sangat kukenali. Youngjae, apa yang dia lakukan bersama Yoo Jung tengah malam seperti ini? Walau tak terlihat jelas namun aku tahu betul bahwa itu adalah tunanganku. Dan yang membuatku sangat terkejut adalah, Youngjae mencium Yoo Jung. Detak jantungku berdetak tak menentu, aku hampir pingsan melihat kejadian mengejutkan ini. Apa yang harus kulakukan? Apa hubungan diantara kedua orang itu? Tak mungkin, aku terus menatap mereka dengan perasaan sedih juga marah.
Author POV
Tanpa mereka sadari bahwa Jimin telah melihat semuanya, setiap hari apapun yang mereka lakukan dibelakang Jimin telah diketahui. Jimin tak tahan dengan perlakuan mereka berdua dan akhirnya Jimin menceritakan ini kepada Kim Himchan. Wajahnya sangat terkejut dengan apa yang diceritakan Jimin, sambil menangis Jimin menceritakan semuanya. Himchan mencoba menenangkan Jimin, namun terlihat jelas bahwa Jimin sangat terluka.
"Aku akan membantumu Jimin, jangan khawatir. Ini pasti ada sesuatu yang salah, jangan takut ne." Himchan menepuk pundak Jimin untuk menguatkannya.
"Oppa, aku sangat mencintai Youngjae. Tapi mengapa dia mengkhianatiku oppa, aku tahu pertunangan kami hanyalah sebatas perjanjian antar perusahaan orang tua kami tapi seiring berjalannya waktu perasaan cinta ku kepadanya begitu dalam."
"Ne, aku tahu. Bersabarlah dan aku akan mencoba membantumu."
Flashback end
"Apa maksudmu Jimin?"
"Aku tahu apa yang kalian lakukan selama di Paris, jelaskan padaku Youngjae apa yang sudah kau lakukan bersama Yoo Jung?" Jimin menangis didalam mobil Youngjae, sementara Youngjae kebingungan untuk menjelaskannya kepada Jimin.
-Dilain tempat-
"Aku.. sebenarnya aku mencintai Youngjae." Yoo Jung menyatakan isi hatinya kepada Himchan yang terus mendesaknya.
"Kau tahu bahwa Youngjae dan Jimin bertunangan, lalu mengapa kau terus mendekati Youngjae."
"Apa ini salahku? Youngjae yang memintaku untuk menunggunya. Apa aku terlihat seperti wanita murahan?" Nada bicara Yoo Jung mulai meninggi dan suaranya mulai bergetar.
"Aniya, bukan seperti itu Yoo Jung. Aku hanya-"
"Cukup! Hentikan! Terima kasih karena telah bersedia mengantarku, aku bisa pulang sendiri." Dengan cepat Yoo Jung keluar dari mobil Himchan dan membawa barang-barang miliknya, hati Himchan mulai terganggu karena sikap Yoo Jung.
"Mianhae Yoo Jung."
Yoo Jung menaiki taxi menuju rumahnya, sepanjang jalan dia hanya melamun memikirkan bagaimana setelah ini.
'Apa ini artinya Jimin sudah mengetahuinya? Aku tak bisa menghubungi Youngjae saat ini karena aku tahu dia pasti sedang bersama Jimin. Apa aku sudah tak bisa lagi bekerja sebagai Sekretaris Youngjae? Bagaimana ini? Bagaimana aku menjelaskan pada Jimin dan Himchan?'
Pikirannya dipenuhi banyak pertanyaan, hingga akhirnya ia tiba dirumah dan langsung menceritakan semuanya kepada ibunya.
-Kembali ketempat Youngjae dan Jimin-
Youngjae terus membujuk Jimin agar bisa memberikan penjelasan yang pasti namun sepertinya pikiran Jimin sangatlah kacau, dan Jimin pun menghubungi supirnya agar menjemputnya.
"Jimin, akan kujelaskan tapi-"
"Cukup! Aku tak ingin mendengar alasanmu lagi." Jimin keluar dari mobil Youngjae dan langsung beralih ke mobil yang sudah tiba disebelah mobil Youngjae.
Youngjae hanya mampu menatap kepergian Jimin didalam mobilnya.
"Bodoh! Bodoh! Mengapa semua begitu cepat terungkap! Apa yang harus kulakukan?" Youngjae memukul-mukul stir mobilnya untuk melampiaskan amarahnya. Dengan cepat Youngjae menghubungi Yoo Jung setelah sampai dirumahnya.
"Yeoboseyo, gwaenchana?"
"Youngjae, Himchan tahu tentang kita."
"Mwo?" Youngjae begitu terkejut, dan dia pun mulai menceritakan bahwa Jimin sudah mengetahui semuanya.
"Lalu bagaimana?" Yoo Jung tampak bingung dengan keadaan yang tak terduga ini.
"Akan ku fikirkan baik-baik permasalahan ini. Jangan khawatir Yoo Jung, kau tak perlu cemas."
"Tapi Youngjae-"
"Aku mencintaimu, sampai ketemu besok pagi dikantor. Tidurlah dengan nyenyak."
Yoo Jung masih melamun menatap langit-langit dikamarnya yang gelap. Youngjae pun melakukan hal yang sama sambil menaruh lengannya dikepalanya yang mulai berat memikirkan masalah ini. Sementara Jimin masih menangis didalam kamarnya, orang tuanya terus membujuknya agar menceritakan apa yang terjadi namun Jimin tetap mengurung diri dikamarnya sambil memeluk erat foto Youngjae yang mulanya tergantung didinding kamarnya. Dan Himchan duduk dimeja kerjanya didalam kamarnya, tangannya menumpu kepalanya yang juga berat, meski ini bukan urusannya namun karena Jimin sudah dianggap sebagai sahabat serta adiknya maka dia harus mencampuri urusan ini.
**
Youngjae POV
Mentari pagi terlihat cerah pagi ini, namun tak sependapat dengan hatiku yang sedang dilanda kegelapan. Aku terus mencoba menghubungi Jimin namun tak sekalipun dia mengangkat telepon dariku. Pikiranku kacau, pekerjaanku berantakan, Yoo Jung yang juga terlihat tak baik pagi ini membuat bebanku semakin bertambah.
"Yoo Jung, sudah kubilang jangan fikirkan masalah ini. Matamu seperti panda, tadi malam kau pasti tidak tidur dengan baik."
"Gwaenchana Youngjae." Meski dia bersikap ceria dihadapanku namun matanya tak bisa membohongiku. Aku mencoba menghubungi Himchan dan mengajaknya untuk bertemu.
"Hyung, kau sudah tahu?"
"Apa yang kau lakukan Youngjae?"
"Ya, aku mencintai Yoo Jung."
"Neo! Kau tahu bagaimana Jimin mencintaimu hah?"
"Mianhae hyung, aku juga masih mencintai Jimin."
"Lalu mengapa kau melakukan ini Youngjae!" Terlihat sekali Himchan marah karena sikap ku ini.
"Kau tahu apa yang akan terjadi jika pernikahan kalian dibatalkan? Bukan hanya Jimin yang terluka tapi akan banyak orang yang dirugikan Youngjae." Himchan benar, namun bagaimana jika hatiku tetap memilih Yoo Jung, apa yang harus ku lakukan.
"Youngjae, fikirkan baik-baik tindakan apa yang akan kau lakukan, arraseo?"
"Ne hyung, kamsha."
Wajah Yoo Jung tak seceria biasanya, aku terus mencoba menghiburnya. Rasanya tak tahan melihatnya terus murung seperti ini sepanjang waktu. Malam ini aku mengajaknya jalan-jalan ditaman yang dulu adalah tempat pertama kali kita bertemu.
**
Author POV
Langit Seoul yang gelap dengan cahaya bintang dan bulan yang indah menyinari dinginnya malam itu, hembusan angin yang sejuk, Youngjae dan Yoo Jung kini sedang duduk disebuah kursi ditaman tersebut. Youngjae mulai bercerita tentang kehidupannya yang konyol, sebelum menjadi direktur diperusaahaan ayahnya dia hanyalah seorang anak nakal disekolahnya. Yoo Jung mulai melihatkan senyum indahnya saat mendengar cerita Youngjae, dan kini wajahnya terlihat lebih ceria dari sebelumnya. Youngjae mulai merangkul Yoo Jung dan menempatkan kepalanya dibahu kanannya.
"Hey chagi, jangan lagi menampakkan wajah murungmu dihadapanku karena itu sangat menggangguku, mengerti?"
"Ne, aku hanya merasa sebagai pengganggu dihidupmu dan Jimin."
"Jangan berbicara seperti itu, karena aku juga mencintaimu. Bukankah aku sudah berjanji padamu untuk menyembuhkan setiap luka yang kubuat? Aku takkan mengingkari janjiku." Kecupan ringan dilemparkan Youngjae dikening Yoo Jung. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka jauh dibelakang mereka sambil menangis, Shin Jimin.
Jimin POV
'Aku mencintai Youngjae, tapi bagaimana bisa ini terjadi? Apa kekuranganku untuknya? Apa dia tidak tahu jika kami putus siapa saja yang dirugikan?'
Aku mengendarai mobilku menuju rumah Youngjae, jauh sebelum aku sampai rumahnya aku menghentikan laju mobilku. Sejenak hatiku ragu untuk menemuinya, hatiku masih sakit karena kejadian sebelumnya, tiba-tiba saja mobil Youngjae terlihat keluar dari kediamannya. Aku mengikuti Youngjae perlahan tanpa sepengetahuannya. Hatiku begitu sakit saat dia ternyata pergi bersama Yoo Jung, bagaimana bisa Youngjae lebih memilih menemui Yoo Jung dibanding menemui ku? Aku terus mengikuti mereka hingga berhenti disebuah taman yang indah. Taman ini, aku mengingat sesuatu tentang taman ini.
Flashback
"Chagi, apa kau lihat gadis yang berdiri ditengah jalan saat kita lewat tadi?" Aku bertanya-tanya siapa wanita yang sedari tadi memandangiku.
"Ya aku melihatnya, wae?"
"Mengapa dia terus memperhatikan kita? Apa kau mengenalnya?"
"Tidak, aku tidak mengenalnya. Abaikan saja, itu bukan masalah besar bukan?"
"Ah ne." Aku terus menempelkan lenganku ke lengan kekasihku, meski hatiku masih terganggu karena wanita yang tatapannya begitu aneh terhadapku.
Flashback end.
Aku terdiam terpaku saat turun dari mobilku dan melihat mereka bergandengan bersama dijalan yang sama dengan yang pernah kulakukan waktu itu bersama Youngjae. Dan kini aku baru menyadari siapa wanita yang membuat hatiku terganggu, ya dia adalah Yoo Jung. Dia menatapku tajam waktu pertama kali melihatnya, aku mulai merasakan sakit lagi dihatiku. Aku terus mengikuti mereka, memperhatikan mereka tertawa bersama, jantungku berdebar begitu cepat hingga ingin meledak rasanya saat melihat Youngjae dengan mesranya mencium kening Yoo Jung. Sama seperti saat di Paris, tatapan Youngjae penuh arti setiap kali menatap Yoo Jung. Air mataku sudah tak dapat kubendung lagi, aku menangis sambil memperhatikan mereka dari jauh.
Himchan POV
Tak ku sangka malam ini aku harus melihat pemandangan yang tak menyenangkan. Tak sengaja aku melihat mereka ditaman ini, aku pergi kesini untuk menghirup udara segar malam ini, namun aku melihat Jimin yang menangis dibelakang Yoo Jung dan Youngjae yang sedang bermesraan. Haruskah aku menarik Youngjae agar menjauhi Yoo Jung? Haruskah aku menarik Yoo Jung untuk menjauhi Youngjae? Atau aku harus membawa Jimin pergi dari sana? Langkahku terhenti, aku tak mampu melakukan ketiga hal yang kubayangkan, aku tak mampu melukai ketiga orang tersebut. Aku hanya bisa menatap Jimin dengan iba.
Aku masih menatap mereka hingga akhirnya Youngjae dan Yoo Jung pergi dari taman itu dan tinggal Jimin yang sekarang duduk dikursi yang sebelumnya diduduki Youngjae. Jimin menangis dan menunduk, ku putuskan untuk menemaninya.
"Hey, gwaenchana?" Jimin tak menjawab pertanyaanku, dia terus menunduk. Rambutnya terurai hingga wajahnya tak terlihat.
"Jimin, apa kau-" Ucapanku terhenti saat aku menyentuhnya dan tubuhnya terjatuh. Jimin tidak sadarkan diri.
Dengan cepat aku membawanya ke mobilku, dan mobilnya kutinggalkan. Aku sudah menyuruh seseorang untuk membawakan mobil Jimin. Aku begitu panik saat Jimin masih juga tidak sadarkan diri, aku terus mengendarai mobilku sembari terus mencoba menyadarkan Jimin. Ku bawa Jimin kerumah sakit terdekat, dengan cepat dokter langsung menanganinya. Aku masih menunggu diruang tunggu dengan cemas.
"Yeoboseyo."
"Youngjae, cepat pergi kerumah sakit. Jimin pingsan."
"Mwo? Aku akan segera kesana."
Dengan terpaksa aku menghubungi Youngjae.
Author POV
Youngjae menuju kearah rumah Yoo Jung agar mengantarnya terlebih dulu.
"Ada apa dengan Jimin?"
"Aku tidak tahu. Aku akan segera kerumah sakit, aku akan mengantarmu pulang terlebih dulu."
"Apa aku tidak boleh ikut bersamamu? Aku mengkhawatirkan keadaannya."
"Yoo Jung, posisinya tidak sebaik yang kau kira. Kuharap kau mengerti, akan ku kabari bagaimana keadaan Jimin."
Setelah sampai dirumah Yoo Jung, dengan cepat dia mengendarai mobilnya menuju rumah sakit yang diberi tahu oleh Himchan. Youngjae begitu panik, dan Yoo Jung hanya bisa menatap kepergian Youngjae dengan sedih.
'Semoga Jimin baik-baik saja.'
Youngjae POV
Kakiku terus berlari menyusuri lorong rumah sakit ini, mencari dimana ruangan Jimin dirawat. Aku melihat Himchan yang terduduk lemas didepan sebuah kamar ICU.
"Hyung, apa yang terjadi?"
"Neo! Apa yang kau lakukan? Kau jangan berpura-pura tak mengerti! Jimin menjadi seperti ini karena dirimu." Cengkraman tangan Himchan membuat nafasku mulai tersedak.
"Hy.. hyu .. hyung-" Himchan melepaskan cengkraman nya dari leherku.
"Kau tahu apa yang terjadi?"
Aku begitu terkejut saat Himchan menceritakan bagaimana kejadian yang menyebabkan Jimin hingga memasuki ruang ICU malam ini. Rasa sesal muncul dihatiku, aku begitu menyesal melukai Jimin. Kuharap Jimin baik-baik saja, semoga.
Syukurlah Jimin sudah dipindahkan keruang rawat biasa, kondisi nya bisa diselamatkan dengan baik oleh dokter. Aku terus memegangi tangan mungilnya yang tertempel selang infus, terus menatap matanya yang kini terpejam, wajah pucatnya membuat hatiku sakit. Aku mengizinkan Himchan untuk pulang karena sudah larut malam.
"Bagaimana keluarga Jimin?" Himchan sepertinya sangat mempedulikan keadaan Jimin.
"Biar aku saja yang menghubungi mereka, terimakasih karena telah mengantar Jimin."
Malam semakin larut, aku sudah menghubungi keluarganya dan mengatakan jangan terlalu khawatir karena sekarang aku akan menjaganya dengan baik. Hatiku begitu sakit, aku pun mulai lelah dan mulai terlelap dikamar rawat Jimin.
Jimin POV
Sinar mentari pagi membuat mataku silau, aku mengerjapkan mataku beberapa kali agar dapat melihat dengan jelas.
'Dimana aku?' Itulah pertanyaan pertama yang muncul dibenakku.
Aku mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan ditempat ini, dan aku tersadar bahwa aku sedang berada dikamar sebuah rumah sakit dengan selang infus yang menempel ditanganku, aku terkejut saat melihat siapa yang sedang terlelap sambil menggenggam tanganku, tunanganku.
Aku membelai lembut rambutnya yang berantakan, betapa tampannya dia saat terlelap seperti ini. Perlahan aku membuka genggaman tangannya, namun dia begitu terkejut dan langsung terlonjak bangun dari tidurnya.
"Jimin, kau sudah sadar. Ah syukurlah." Dengan cepat dia memeluk tubuhku yang masih terkejut saat melihat dia bangun dengan cepat.
"Jimin, jeongmal mianhae. Aku tak bisa melihatmu seperti ini, kumohon cepatlah kembali menjadi Jimin yang manja dengan Youngjae." Aku tersenyum kecil saat Youngjae mengucapkan hal itu.
"Prince, aku begitu mencintaimu. Jangan sakiti aku lagi, kumohon."
"Baiklah, aku takkan melukaimu lagi. Yaksok." Aku membalas pelukannya yang semakin erat.
Aku diizinkan pulang oleh dokter, dia bilang aku hanya tak boleh terlalu frustasi karena itu akan membuat kepalaku seakan ingin pecah. Youngjae terus menggenggam tanganku selama diperjalanan. Aku masih tak menyangka, mengapa Yoo Jung bisa bertindak seperti ini? Mengapa dia mencintai tunangan sahabatnya sendiri? Aku harus menghancurkan Yoo Jung, aku harus menyingkirkannya.
Aku disambut sangat hangat oleh keluargaku, ibuku memelukku dengan erat. Kini aku sedang beristirahat dikamarku, aku mulai bercerita dengan ibuku atas apa yang terjadi padaku selama ini. Ibuku terlihat begitu marah dan sedih, Youngjae sedang berbincang dengan ayahku dilantai bawah.
"Eomma, aku pamit pulang." Youngjae memasuki kamarku dan meminta izin pulang. Ibuku dengan cepat keluar dari kamarku seakan dia tahu bahwa Youngjae ingin berdua denganku.
"Chagi, aku harus pulang sekarang. Maaf atas kejadian kemarin malam, akan ku turuti apa kemauan mu sekarang. Tapi berjanjilah untuk terus ceria seperti Jimin yang kucintai, arraseo?"
"Ne, apa kau yakin bisa mengabulkan segala kemauanku?"
"Katakanlah chagi."
"Pecat gadis itu dari perusahaanmu. Yoo Jung, pecat dia!" Terlihat Youngjae yang sedikit terkejut.
"T..tapi-"
"Bisa tidak?"
"Baiklah, aku akan membicarakan ini dengan ayahku. Sebaiknya kau beristirahat sekarang. Saranghae." Youngjae mencium pelan keningku sebelum meninggalkan kamarku.
'Jangan salahkan aku jika aku menjadi kejam. Karena kau yang membuat diriku menjadi seperti ini.'
Author POV
Youngjae diinterogasi oleh ayahnya sesampainya dirumah. Youngjae hanya menunduk malu dan tak bisa berkata apapun.
"Appa sudah memberitahumu sebelumnya, jangan macam-macam dengan keluarga Jimin. Mengapa kau melakukan ini Youngjae?"
"Mianhae appa."
"Kau, putra tunggal dikeluarga Yoo. Perusahaan kita akan berkembang jika kau menikah dengan putri tinggal keluarga Shin, arraseo?."
"Ne, arraseo."
"Sayang sekali kita harus memberhentikan Yoo Jung, padahal appa juga menyukai kinerjanya yang profesional. Tapi karena ulahmu, kau menghancurkan kedua wanita cantik ini." Youngjae hanya menunduk tak mampu menatap wajah sang presdir. Ibunya hanya memperhatikan Youngjae dengan sedih.
"Aku mencintaimu Yoo Jung. Meski sulit tapi aku akan berusaha memperjuangkanmu." Youngjae kembali kekamarnya sambil menatap foto Yoo Jung diponselnya yang tersenyum begitu ceria.
**
Yoo Jung sudah bersiap untuk berangkat kekantor pagi ini. Tak seperti biasanya, kini tak ada mobil Youngjae saat dia membuka gerbang rumahnya.
'Tak masalah jika dia tidak menjemputku pagi ini, mungkin masalahnya belum terselesaikan dengan baik.' Yoo Jung berusaha menutupi kesedihannya dengan senyumannya.
-Dikantor-
Semua karyawan memperhatikan Yoo Jung dengan tatapan sinisnya, Yoo Jung sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Sampai akhirnya Yoo Jung dipanggil keruangan presdir.
"Saya menyuruhmu dengan sopan. Berhentilah!" Presdir menyodorkan surat beramplop kehadapan Yoo Jung yang sedang duduk dihadapannya.
"Tt..Tapi presdir, wae ?" Yoo Jung menahan tangisannya, tangannya gemetar saat melihat surat pengunduran diri yang diberikan presdir untuknya.
"Saya sudah tahu apa yang terjadi padamu dan juga Youngjae." Yoo Jung menunduk.
"Baiklah, terimakasih banyak presdir." Yoo Jung meninggalkan ruangan itu dengan penuh beban dihatinya. Youngjae yang melihat Yoo Jung langsung menariknya dan masuk keruangannya.
"Mianhae Yoo Jung." Yoo Jung masih menunduk malu dihadapan Youngjae.
"Gwaenchana, ini kesalahanku." Youngjae mulai memeluk Yoo Jung, dan dia langsung menangis dipelukan Youngjae.
"Jangan khawatir, aku akan tetap selalu disampingmu. Aku sudah berjanji untuk memperjuangkan mu. Percayalah padaku." Yoo Jung mulai membereskan barang-barangnya diruangan Youngjae. Tiba-tiba saja Jimin memasuki ruangan Youngjae, tatapan sinis yang diberikan Jimin membuat hati Yoo Jung bergidik.
"Chagi." Jimin memeluk Youngjae dengan manja dihadapan Yoo Jung.
"Hey, apa kau sudah sehat? Mengapa cepat sekali keluar dari rumah?"
"Apa kau tidak merindukanku?" Jimin terus bermanja bersama Youngjae.
"Oh, aku tak tahu bahwa wanita ini masih disini. Bukankah dia sudah kau usir chagi?" Youngjae terdiam mendengar ucapan Jimin yang begitu kejam.
"Terimakasih, saya permisi."
"Yaak! Cepatlah pergi dan jangan kembali lagi." Youngjae tak mampu membela Yoo Jung didepan Jimin, dan dia hanya menatap sedih kepergian Yoo Jung sementara Jimin terlihat bahagia dan merasa kemenangan dipihaknya.
'Ayo kita bertanding Yoo Jung, aku takkan pernah memberikan my prince kepada wanita sepertimu.'
'Jimin, aku takkan pernah menyerah untuk merebut Youngjae dari dirimu. Jika seperti ini caramu, akan kuikuti caramu bermain.'
-To Be Continued-
Tinggalkan jejak, dont be silent reader :D kamshahamnida ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar