Sabtu, 31 Mei 2014

GHOST V


GHOST V


Main cast  :  Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support cast  :  Kim Himchan (BAP)
Jung Daehyun (BAP)
Genre  :  Horror, romance, sad
Duration  :  Chaptered



**
Aku mencintaimu, itulah yang kurasakan saat dirimu kini menghilang dari hadapanku. Penyesalan yang ku alami kini semakin menggilaimu. Inilah takdir, aku tak mungkin mengubah takdir kita. Percayalah, bahwa aku tak pernah mengingkari janjiku untuk selalu menjagamu.

**
Flashback.
"Apa kau menyukai ku?" Seorang pria kecil dengan wajahnya yang lugu bertanya kepada seorang gadis kecil dengan rambut coklatnya yang diikat.
"Mwo?" Gadis kecil itu terlihat terkejut.
"Ne, apa kau menyukaiku?"
Gadis itu menutup wajahnya yang kini memerah, dia berlari meninggalkan pria itu.
"Hey, mengapa kau meninggalkanku."
Flashback end.

Yoo Youngjae menatap cermin kamarnya, dengan piyama birunya dan rambutnya yang sedikit berantakan.
'Siapa Hanlim? Siapa gadis kecil yang selalu muncul dalam pikiranku? Siapa mereka berdua? Mengapa aku begitu merasa sangat dekat dengan Hanlim?' Itulah yang selalu muncul dalam benak Youngjae.
"Hey!" Hanlim tiba-tiba muncul dibelakang Youngjae.
"Neo! Bisakah kau datang dengan menyapaku terlebih dahulu? Jangan selalu mengejutkanku." Youngjae terkejut namun pandangannya masih kedalam cermin dihadapannya, dia hanya melihat dirinya yang berdiri, namun Hanlim jelas tidak terlihat dicermin karena memang dia adalah makhluk astral. Youngjae menunjukkan perasaan sedihnya dicermin itu saat melihat Hanlim yang tidak nampak dicermin.
'Aku merasa kasihan terhadapnya, makhluk astral yang tersesat.' Benak Youngjae.
"Apa yang kau fikirkan?" Hanlim membuat Youngjae tersadar dari lamunannya.
"Mwo? Ah aniya, Sebaiknya kau pergi. Aku lelah dan aku ingin tidur. Besok pagi datanglah aku akan tunjukkan sesuatu padamu," ucap Youngjae.
"Kau mengusirku? Kini kau melakukannya lagi?" tanya Hanlim.
"Aniya, ayolah Hanlim aku sungguh sangat lelah."
"Baiklah." Dalam sekejap Hanlim menghilang.
Youngjae menghela nafasnya, dadanya begitu sesak. Youngjae merebahkan tubuhnya diranjang lembut miliknya.
"Hanlim, aku tahu kau selalu bersamaku, meski kau tidak menampakkan tubuh mu namun aku tidak akan semudah itu dibohongi," ucap Youngjae sebelum dia terlelap dalam tidurnya.

Hanlim POV
Dia benar, pria yang kini berada dihadapanku dengan piyama birunya sedang terlelap diranjangnya. Aku memang selalu bersamanya, selalu melihatnya. Dia benar-benar sudah mengerti arti kehadiranku selama ini. Aku selalu melihatnya saat dia tidur, saat sekolah, saat bermain bersama temannya. Yaa aku selalu berada disisinya.
Tubuhku semakin lemah, aku begitu tak berdaya. Aku merasa begitu dekat dengan Youngjae, aku begitu merasakan perasaan yang aneh saat bersamanya, aku tahu jelas ini perasaan apa, aku mulai jatuh cinta kepada pria bernama Yoo Youngjae.

**
Author POV
"Youngjae, bangunlah." Youngjae tahu jelas suara itu, suara yang begitu manis dan merdu meski terkadang bisa berubah menyeramkan, Hanlim membangunkan Youngjae yang masih terlelap.
"Waeyo?" ucap Youngjae yang masih setengah sadar dan mencoba bangkit dari tidurnya.
"Bukankah kau bilang mau menunjukkan sesuatu? Ayolah Youngjae aku sudah tidak sabar, tunjukkan padaku," ucap Hanlim dengan merengek seperti anak kecil.
"Aiishh, baiklah. Aku akan mengajakmu ke pantai hari ini, akan ku tunjukkan disana oke?" Youngjae mulai membuka kancing piyamanya satu persatu. Dengan cepat Hanlim menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Waeyo?" Tanya Youngjae dengan sedikit aneh melihat tingkah Hanlim.
"Itu, apa kau mau aku melihatnya?" ucap Hanlim sambil menunjuk ke tubuh Youngjae yang sudah terlihat sedikit.
"Mwo? Aiish. Pergilah! Kembali saat aku sudah selesai." Youngjae bertingkah tidak karuan akibat malu. Dengan cepat Hanlim menghilang dari kamar Youngjae.

Youngjae sudah rapih dengan topi hitamnya, juga sweater birunya, dengan celana hitamnya, dan dengan kacamata hitamnya, tidak lupa pula dengan kalung yang ditemukannya didepan rumah Hanlim. Youngjae menuruni tangga rumahnya dan mencium pipi eomma nya segera pamit dan keluar membawa lamborghininya.
Hanlim kini terlihat lebih cantik, tidak lagi memakai seragam Hanlim. Dia memakai sebuah gaun putih dengan corak bunga di bagian bawah gaunnya, memakai sepatu cantik berwarna putih, rambutnya tertata rapih dengan sebuah pita hitam dirambutnya. Hanlim berdiri didepan mobil Youngjae sebelum Youngjae tiba digarasinya.
'Dia,, kini dia terlihat cantik,' benak Youngjae saat melihat Hanlim berdiri dihadapannya.
Mata Youngjae tidak berkedip sedikitpun saat melihatnya.
"Kajja!" Ucap Hanlim dengan ceria.

Youngjae melajukan mobilnya dengan santai,
"Darimana kau dapat semua itu?" Tanya Youngjae.
"Mwo? Baju ini?" tanya Hanlim.
"Ne, darimana?" tanya Youngjae.
"Kulihat dikamar itu banyak baju bagus, kuambil salah satunya dari lemari itu. Kurasa tidak ada salahnya kupakai hanya untuk sehari," ucap Hanlim.
Youngjae hanya mengangguk.
"Apa ada yang salah?" Hanlim terlihat begitu mengkhawatirkan Youngjae.

Flashback
"Neo, jaga ini baik-baik. Aku... aku tak sanggup lagi. Kau harus menjaganya, maaf aku mengingkari janjiku untuk selalu menjagamu, Hyo.." Dengan kepala yang berlumuran darah, serta tangan gadis yang menopang tubuhnya, Youngjae merasakan sakit yang teramat dalam saat melihat gadis dihadapannya menangis, sebelum Youngjae tidak sadarkan diri, Youngjae melihat gadis itu menangis dengan teramat sakit. Dengan gaun putihnya dengan corak bunga dibawahnya, gadis itu menopang tubuh Youngjae dengan darah yang menempel digaunnya.
"Youngjae, bangunlah!"
Flashback end.

Youngjae menghentikan mobilnya dengan mendadak hingga Hanlim terkejut,
"Hey ada apa? Apa kau mau aku mati dua kali?" Hanlim berteriak sangat keras.
Youngjae memegang kepalanya, dia merasakan sakit dikepalanya. Nafasnya terengah-engah setelah melihat bayangan itu, bayangan dirinya berlumuran darah.
"Youngjae, ada apa?" Suara Hanlim kini terdengar lebih lembut saat melihat keadaan Youngjae. Hanlim terlihat sangat mengkhawatirkan Youngjae.
"Aniya, kepalaku begitu sakit," ucap Youngjae lirih.
"Bagaimana jika kau makan terlebih dulu, ayo cari kedai makan," ajak Hanlim.
Youngjae mulai mengendarai mobilnya kembali, dengan menahan sakitnya Youngjae berusaha melajukan mobilnya dengan tenang.


**
Hanlim POV
Aku tahu kau kesakitan, aku tidak tahu apa yang tiba-tiba membuatmu kesakitan namun saat kau merasakan itu, aku begitu kesakitan. Youngjae, bertahanlah.
Apa karena aku dia merasa kesakitan? Apa aku harus pergi darinya?
Tidak bisa, aku belum tahu siapa diriku. Aku hanya ingin tahu siapa aku, siapa Youngjae, mengapa aku merasakan kekuatan hebat saat berada disisinya. Aku terus melihat Youngjae yang sedang berusaha keras melajukan mobil ini.


Author POV.
Di kedai.
"Apa kau juga mau makan?" tanya Youngjae.
"Aniya, aku makhluk astral. Kau tahu aku tidak butuh makan." Hanlim tersenyum.
Senyum Hanlim tiba-tiba membuat Youngjae berhenti bernafas,
'Apa ini? Mengapa dia tersenyum seperti itu?' benak Youngjae.


"Himchan Hyung!" Teriak Youngjae.
Seketika pria yang dipanggil Youngjae menoleh ke arah suara itu.
"Yo...Youngjae." Himchan sedang duduk bersama seorang wanita dihadapannya. Saat Youngjae menghampiri Himchan, wanita itu segera bangkit dan pergi dari kursi itu.
"Bersama siapa kau Hyung?" tanya Youngjae yang kini sudah berdiri dihadapan Himchan.
"Aa..Itu.. dia adalah temanku. Kebetulan bertemu disini, sedang apa kau disini?" tanya Himchan dengan gugup.
"Benarkah hanya teman?" tanya Youngjae dengan penuh kecurigaan.
"Ne Youngjae, kau sedang apa disini?" tanya Himchan.
"Ahh.. aku hanya sedang refreshing Hyung, sepertinya perasaanku begitu ingin kepantai ini bersama... ah aniya,aniya. Aku hanya ingin meluruskan fikiranku." jawab Youngjae yang menutupi keberadaan Hanlim disisinya.
"Duduklah, kau ingin makan apa?" tanya Himchan.

Flashback.
Himchan POV
"Yo..Youngjae." Jantungku seakan berhenti berdetak saat seorang pria memanggil namaku. Itu Youngjae, aku begitu panik saat Youngjae datang dan menghampiriku.
"Apa? Youngjae disini?" Wanita cantik yang kini duduk dihadapanku terlihat begitu panik.
"Ya itu Youngjae, sebaiknya kau pergi sekarang. Pergi yang jauh, kemanapun dan jangan sampai Youngjae melihatmu, setelah aku selesai aku akan menelponmu dan menjemputmu." Youngjae menghampiriku perlahan.
"Ah baiklah."
"Jaga dirimu baik-baik." Sebelum Youngjae menghampiriku wanita itu sudah pergi meninggalkanku. Yaa, Youngjae tidak boleh bertemu dirinya saat ini.
Flashback end.


**
Author POV
Hanlim menatap Youngjae dan Himchan yang sedang mengobrol. Tentu saja Himchan tidak dapat melihat Hanlim karena dia tidak menampakkannya dihadapan Himchan. Selesai makan, Himchan pergi lebih dulu dengan alasan dia harus mengunjungi temannya dan Youngjae hanya mengiyakan perkataan Himchan.
"Apa kau sudah lebih baik?" Tanya Hanlim.
"Ne, ayo pergi akan ku tunjukkan sesuatu."


Youngjae POV
Kini aku berjalan bersama Hanlim, hari ini aku tidak menganggapnya sebagai makhluk astral yang tersesat karena hari ini dia terlihat begitu menawan dengan gaun putih itu. Cincin dengan nama indah didalamnya pun masih terpasang dijemarinya, namun wajahnya yang pucat tetap terlihat sekalipun dia tersenyum manis. Udara pantai yang sejuk pada sore hari, angin yang berhembus begitu lembut, aku berjalan berpegang tangan dengan Hanlim, perasaan ini begitu berbeda. Hanlim yang semula menakutkan kini selalu tersenyum dihadapanku.
"Hanlim duduklah." Aku menyuruhnya duduk disebelahku, dia menuruti permintaanku.
"Apa yang akan kau tunjukkan? Cepatlah, lama sekali." Rengekannya yang begitu lucu seperti anak kecil yang meminta permen.
"Tutup matamu dan jangan mengintip. Saat ku bilang buka matamu maka bukalah." Dia menuruti perkataanku. Matanya tertutup sangat tenang.

5 menit kemudian.
"Bukalah!" Dengan perlahan Hanlim membuka matanya. Wajah Hanlim terlihat begitu berseri sekarang, senyum simpulnya terbentuk disudut bibirnya.
"Indah bukan?" Aku masih terus menatap wajahnya yang terus tersenyum.
Hanlim terpana dengan apa yang ku tunjukkan, dia hanya terdiam. Tiba-tiba kepala ku sakit, rasa sakit yang selalu menggangguku saat sesuatu muncul dipikiranku.



"Youngjae, ini sangat indah." Ucap seorang gadis yang wajahnya tidak terlihat jelas dipikiranku.
"Ya sangat indah, sunset yang sangat berbeda bukan? Itu mengapa aku mengajakmu ketempat ini."


Bayangan itu terlintas dipikiranku. Siapa gadis itu? Gadis yang sama dengan gadis yang menangis saat aku berlumuran darah. Gadis itu, apa dia Hanlim? Gaun yang dipakai Hanlim saat ini sama persis dengan gaun gadis itu, namun wajah gadis dalam pikiranku tidak terlihat jelas. Apa gadis itu adalah teman kecilku? Anak dari ahjumma didepan rumahku? Aku begitu frustasi.


Author POV
'Ada apa ini? Mengapa Youngjae tidak dapat melihatku? Mengapa Youngjae menganggapku menghilang? Aku begitu frustasi. Youngjae aku disini, aku mulai tidak bisa mengendalikan tubuhku.' Hanlim begitu frustasi saat Youngjae tidak dapat melihatnya.
"Hey Hanlim mengapa kau menghilang? Hanlim muncullah." Youngjae begitu histeris saat Hanlim menghilang tiba-tiba. Berkali-kali Youngjae memanggil Hanlim, pandangannya meluas keseleluruh pantai namun Hanlim tidak juga muncul.
"Aish, akan ku buat kau mati dua kali." Youngjae sangat kesal. Dia meninggalkan pantai dan menuju ke penginapan didekat pantai.

Dipenginapan,
Youngjae merebahkan tubuhnya diranjang kamar itu, sampai saat ini Hanlim tidak juga muncul. Semakin malam Youngjae semakin terlelap dan mulai tertidur.


**
Youngjae terbangun saat mendapat mimpi buruk, 03:00 Youngjae melihat jam biru ditangannya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, badannya bergidik dan gemetar.
'Siapa gadis itu? Mengapa kini aku melihatnya seperti Hanlim? Ahh, dimana Hanlim?' benak Youngjae. Youngjae menenangkan dirinya sendiri dan memejamkan matanya, mencoba memanggil Hanlim dengan perasaannya.
"Youngjae, apa kau melihatku?" Suara Hanlim yang selalu dikenali Youngjae kini mulai terdengar. Dengan cepat Youngjae membuka matanya dan melihat Hanlim berdiri dihadapannya dengan wajahnya yang terlihat panik.
"Ya neo! Mengapa kau menghilang begitu saja." Teriakan Youngjae membuat Hanlim terkejut hingga dia mundur beberapa langkah.
"Semalaman aku disini, hanya saja tubuhku tidak bisa kukendalikan dengan baik. Jangan khawatir, kau tahu hantu kan? Terkadang menghilang, terkadang muncul bahkan terkadang tubuhku transparan hingga tidak bisa menyentuh apapun," ucap Hanlim.
"Ah baiklah." Youngjae sedikit melihatkan kekhawatirannya.
"Mengapa kau terbangun?" Hanlim kebingungan.
"Ah, hampir lupa. Kajja! Kita harus pergi ke suatu tempat," ucap Youngjae sambil menarik lengan Hanlim.

Youngjae mengendarai lamborghini nya dengan hati-hati.
"Mau kemana kau pagi-pagi buta seperti ini?" tanya Hanlim.
"Aku harus menemui Himchan Hyung," ucap Youngjae.


Flashback.
Youngjae terbangun akibat mimpinya, mimpi yang begitu membuatnya kebingungan.
"Kajja, yang lebih dulu sampai dia pemenangnya," ucap Youngjae didalam mimpinya.
"Kajja, yang menang mendapatkan gadis itu." Ucap Himchan.
"Aku yang menentukan siapa pemenangnya." Ucap Daehyun dengan semangat.
Mereka berlari sekuat tenaga, untuk mendapatkan seorang gadis cantik dihadapannya. Gadis itu tidak sendiri, ya gadis itu bersama gadis lainnya.
"Yeeee aku menang." Youngjae memenangkan permainan itu. Youngjae berlari menghampiri kedua gadis itu.
"Jadi kau sekarang milikku." Gadis itu hanya tersenyum melihat tingkah Youngjae. Seorang gadis dengan kalung berliontin cincin yang tergantung dilehernya menunjukkan senyum simpulnya.
Flashback end.

"Apa kau tahu dimana Himchan Hyung?" tanya Hanlim.
"Ya, aku tahu jika dia ke sini pasti dia menginap dihotel itu," ucap Youngjae.
"Apa kita tidak menganggunya jika datang jam segini?" tanya Hanlim.
"Kurasa tidak, aku benar-benar ingin tahu yang sebenarnya," ucap Youngjae.
"Apa menurutmu ini ada hubungannya denganku?"
"Mungkin, aku tidak yakin."


Dihotel tempat himchan menginap.
"Yeoboseyo." Terdengar suara Himchan ditelepon genggamnya.
"Hyung, aku dibawah. Cepat turun."
"Mwo? Aish kau ini." Himchan segera turun ke lobi hotel, dia melihat Youngjae yang bergidik kedinginan.
"Waeyo?" tanya Himchan.
"Ada yang ingin ku tanyakan," jawab Youngjae
"Ayo ke kamarku."


Dikamar Himchan.
"Hyung, apa kau kenal siapa teman kecilku?" Tanpa ragu Youngjae bertanya kepada Himchan.
"Mwo? Teman kecil mu, hanya aku dan Jung Daehyun. Waeyo?" Himchan bertanya balik kepada Youngjae.
"Aku.. gadis kecil itu—" Perlahan Youngjae menceritakan apa yang dialaminya. Bayangan gadis itu, mimpi-mimpinya, tentang kalung yang ditemukannya. Tentang ahjumma itu, semua diceritakan oleh Youngjae.
Hanlim yang berdiri disamping Youngjae sama sekali tidak terlihat oleh Himchan.
Himchan hanya diam mendengar penjelasan Youngjae, sesekali wajah Himchan menunjukkan keterkejutannya.
"Lupakanlah Youngjae, mungkin itu hanya halusinasimu," ucap Himchan.
"Tapi Hyung, semua itu terlihat nyata oleh ku, bayangan itu terlihat begitu jelas. Kejadian yang dialamiku dimimpiku begitu terasa ditubuhku. Hyung katakanlah, ada apa denganku? Siapa gadis itu?" Dengan cepat Youngjae sudah memegang kerah baju Himchan dengan kesal.
"Youngjae, apa yang kau lakukan?" Hanlim berteriak saat Youngjae beraksi mengejutkan.
"Youngjae hentikan," ucap Himchan dengan tenang.
Youngjae menurunkan kerah baju Himchan, Hanlim yang masih tidak terlihat oleh Himchan begitu lega saat Youngjae menghentikan amarahnya.
"Tidurlah disini, ku yakin kau butuh istirahat." Youngjae yang mulai merasa lelah kini mulai membaringkan tubuhnya dikasur Himchan.

Himchan POV
Youngjae, dia harus kembali ke seoul. Aku tidak ingin dia kembali mengulang masa lalunya yang menyedihkan. Kini dia mulai terlelap dihadapanku, aku akan menelpon Daehyun.
"Yeoboseyo, Jung Daehyun."
"Nde, wae?" Suara Daehyun terdengar begitu serak.
"Youngjae, kini dia disini. Apa yang harus kita lakukan?"
"Mwo? Youngjae disana? Bagaimana bisa? Besok pagi aku akan menyusulmu kesana Hyung. Tunggu aku," ucap Daehyun.
"Ne, aku takut terjadi sesuatu dengan Youngjae. Cepatlah datang Daehyun sebelum semuanya terlihat." Aku segera menutup telponku dengan cepat takut Youngjae masih mendengar pembicaraanku.


Author POV
Hanlim yang masih berada dikamar Himchan terlihat bingung saat Himchan bicara dengan Daehyun ditelpin.
"Apa yang mereka sembunyikan?" Hanlim teus menatap Himchan.
Hanlim masih terjaga sementara Himchan dan Youngjae sudah tertidur pulas.


Keesokan paginya
Hanlim menatap wajah Youngjae yang masih tertidur dengan tenang.
"Youngjae, bangunlah Youngjae~" Hanlim berusaha menakuti Youngjae.
"Aish kau, aku benar-benar mengantuk jangan menggangguku." Youngjae mendesah kesal.
"Bangunlah dan lihat disebelah mu, Himchan menghilang dan pergi."
"Mwo?" Youngjae terkejut saat tahu Himchan sudah tidak lagi dikamar itu.
"Kemana Hyung?" Youngjae melanjutkan pertanyaannya.
"Kulihat pagi-pagi sekali dia sudah meninggalkan kamar ini, aku tidak mengikutinya. Namun yang ku tahu dia bertemu Daehyun di lobi."
"Apa? Daehyun? Bagaimana bisa?" Youngjae benar-benar terkejut.
"Ne, semalam kudengar Himchan menghubungi Daehyun."
"Kajja!" Youngjae segera memakai sweaternya dan langsung keluar dari hotel.


Flashback.
"Hyung, bagaimana ini? Haruskah Youngjae tahu semuanya?" Daehyun yang kini berada dihotel tempat Himchan menginap dengan wajahnya yang begitu panik.
"Aku tidak tahu, sebaiknya kita pergi sekarang," ucap Himchan.
"Tapi bagaimana dengan dia? Apa Youngjae sudah melihatnya?"
"Belum, hampir melihatnya tapi tidak sempat melihat wajahnya. Ayo pergi sebelum Youngjae bangun."
Hanlim yang sejak tadi melihat percakapan mereka terlihat sangat kebingungan.
'Aku harus membangunkan Youngjae, aku tidak bisa mengikuti mereka, aku tidak mungkin meninggalkan Youngjae sendirian. Tapi perasaanku begitu kuat dengan mereka. Kecurigaanku semakin menjadi saat mereka seperti ini,' benak Hanlim.
Himchan dan Daehyun pun meninggalkan Youngjae dengan wajah yang panik."
Flashback end.


**
'Dimana mereka, shit!' Youngjae begitu frustasi mencari keberadaan mereka.
'Mengapa mereka seolah menghindariku? Apa yang terjadi? Apa yang mereka sembunyikan.' Youngjae terus bertanya-tanya didalam dirinya.
"Youngjae, bisakah kau bersikap tenang. Coba fikirkan tempat yang paling sering kalian kunjungi saat kesini," ucap Hanlim.
"Apa kita kepantai saja?" Youngjae bertanya kepada Hanlim.
"Cobalah, mungkin mereka disana."
Youngjae mengendarai Lamborghininya menuju pantai.


Dipantai

"Youngjae, itu Himchan Hyung." Hanlim berteriak saat melihat Himchan dan Daehyun duduk disebuah kursi. Hanlim dan Youngjae segera berlari berpegang tangan menuju Himchan dan Daehyun.
"Ya kalian!" Teriak Youngjae, dalam sekejap Hanlim menghilang.
"Wooah, Yo..Youngjae." Himchan terkejut dan langsung bangun dari kursinya.
Daehyun yang juga terkejut saat melihat sosok Youngjae yang kini berada dibelakangnya.
"Apa yang kalian tutupi dari ku?" Tidak sabar Youngjae langsung bertanya.
"Duduklah, akan ku ceritakan," ucap Himchan.


Himchan POV

Mungkin inilah saatnya aku menceritakan semuanya.

"Youngjae, kau harus tahu semuanya." Aku melihat Youngjae yang sedang memperhatikan dengan serius segala ucapanku.
"Ceritakan." Sepertinya Youngjae sedikit kesal. Daehyun yang hanya diam terus menunggu apa yang akan ku ceritakan.
"Youngjae, mianhae. Aku tidak tahu akan memulainya darimana. Kalung itu, kalung yang kutemukan dirumah sakit saat kau koma, kurasa itu milik teman kecilmu."
"Teman kecilku? Nugu?"
"Kau mengalami kecelakaan 4 bulan yang lalu, disini ya tepat didaerah ini, kau memiliki teman kecil, gadis yang selalu muncul dipikiranmu kurasa itu adalah dia. Ingatanmu mulai kembali Youngjae."
"Ingatan? Jadi aku amnesia? Gadis kecil itu, siapa namanya?"
"Kurasa kalung itu milik Jeon Hyosung, teman kecilmu."


Author POV
Himchan berusaha keras mengumpulkan tenaganya untuk memberitahu yang sebenarnya kepada Youngjae. Saat Youngjae fokus dengan cerita Himchan, seorang gadis muncul dari balik pintu itu, gadis berambut panjang memakai gaun coklat dan sepatu putih nya ingin menghampiri Himchan dan juga Youngjae yang sedang duduk, tapi dia mengurungkan niatnya saat Himchan melihat gadis itu dan memberi kode agar cepat pergi dari tempat ini. Gadis itu pun menuruti kemauan Himchan, namun Hanlim yang melihat gadis itu begitu penasaran dengannya, Hanlim pergi dan meninggalkan mereka yang sedang bercerita, saat Himchan menyebutkan siapa nama teman kecilnya Hanlim langsung pergi menyusul gadis itu. Gadis itu berjalan dengan cepat kearah pantai, Hanlim mengikuti gadis itu dibelakangnya. Gadis itu tidak bisa melihat kehadiran Hanlim, dia berhenti dan langsung terduduk lemas, Hanlim kaget karena gadis itu tiba-tiba melemah. Hanlim menengok wajahnya yang tertutup poni itu, gadis itu menangis. Tiba-tiba hati Hanlim terasa perih, jantungnya bagai tertusuk benda tajam saat melihat gadis itu menangis.
'Mengapa dia menangis? Mengapa hatiku begitu sakit saat melihatnya menangis? Siapa gadis ini.' Hanlim mencoba menghapus air mata gadis itu. Yaa, Hanlim berhasil menghapus air mata gadis itu. Dengan cepat gadis itu mengangkat wajahnya yang semula menunduk karena merasakan sebuah sentuhan dingin dipipinya.
'Wajahnya cantik, aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana ya?' Hanlim berusaha mengingat wajah cantik gadis itu. Hanlim terus memandangi wajahnya namun gadis itu hanya kebingungan karena merasakan ada sesuatu yang menyentuhnya. Tanpa sadar kini Hanlim memegang tangan gadis itu dan matanya mulai berkaca-kaca.


Hanlim POV

Aku tak mengenal siapa gadis yang kini sedang menangis dihadapanku, entah mengapa tangan ini membawaku untuk menyentuh tangannya. Dadaku mulai terasa sesak, aku tak sanggup menahan air mataku untuk terjatuh. Kusentuh tangannya perlahan, berhasil aku bisa memegangnya. Sepertinya dia bisa merasakan kehadiranku. Yaa, kini dia melihatku.
Bukankah aku ini, mengapa dia bisa melihatku, mengapa aku bisa menyentuhnya. Tatapan matanya begitu sedih saat melihatku, dia menangis semakin tersedu-sedu. Apa yang dia lakukan? Dia mencoba menyentuh kepalaku, aku tidak bisa menghindarinya. Mata kami saling terpandang saat ini dan bayangan itu kembali muncul dipikiranku.


Sekali lagi aku melihat 5 orang anak yang sedang bermain di sebuah taman. Wajah mereka selalu tak terlihat jelas olehku, aku melihat mereka dari kejauhan. Kulihat Youngjae kecil sedang bermain dengan seorang gadis kecil, wajah Youngjae terlihat jelas namun wajah gadis itu tidak terlihat jelas. Namun ada seorang gadis kecil lain yang melihat mereka berdua dengan tatapan sedih. Tunggu, aku tau siapa itu. Yaa, wajahnya sama seperti wajah anak ahjumma itu, ahjumma yang memiliki rumah itu.
Gadis itu benar nyatanya bahwa dia adalah teman kecil Youngjae, sudah kuduga. Namun, apa hubungannya dengan diriku? Mengapa mereka selalu muncul dalam pikiranku. Bahkan bayangan Youngjae kecil selalu hadir.

Bayanganku berganti lagi, aku melihat Youngjae kecil memberikan sebuah kalung, aku mengenali dengan jelas kalung itu. Kalung yang ditemukan Youngjae sebelumnya, Youngjae memberikan kalung itu kepada seorang gadis kecil yang sebelumnya muncul dibayanganku, tapi dilain sisi aku melihat seorang gadis kecil memandang mereka dari kejauhan, gadis yang selalu memperhatikan mereka, wajahnya mulai terlihat dipikiranku, namun wajahnya begitu sedih.


Lagi-lagi bayangan ku berganti, kini aku melihat Youngjae kecil sedang bermain-main dengan seorang gadis kecil, ya seperti biasa selalu ada gadis kecil lain yang melihat mereka dari kejauhan. Namun kali ini gadis itu terlihat begitu bahagia, berbeda dari bayanganku sebelumnya. Aku sungguh frustasi.

Bayanganku selanjutnya, aku melihat seorang gadis dengan rambut sebahu yang memakai gaun yang sama persis dengan gaun yang kugunakan. Kusimpulkan dia adalah teman masa kecil Youngjae yang sudah dewasa. Kulihat Youngjae datang menghampirinya dan tersenyum dengan gembira. Aku kebingungan dengan semua bayangan yang terlintas saat aku mulai memegang tangan gadis ini.

Author Pov
Gadis itu melihat Hanlim yang kini meneteskan air mata.
"Eonni~" Gadis itu bicara saat melihat Hanlim menangis.
Hanlim terkejut dan melepaskan genggamannya, dia mundur satu langkah. Gadis itu berdiri dan masih menatap Hanlim.

Dilain tempat Himchan dan Daehyun mencoba menceritakan apa yang terjadi.
"Jeon.. Jeon Hyosung?" Youngjae mencoba mengingat nama itu.
"Lalu Hyung apa hubunganku dengannya?" lanjut Youngjae.
"Yang ku tahu kau selalu bersamanya, bahkan kau sering mengacuhkan kami saat kau bersamanya." ucap Himchan.
"Sedekat itukah Hyung? Lalu bagaimana dengan kalung itu?"
"Kalung yang dia taruh dikasur rumah sakit itu milikmu, apa kau belum ingat semua? Kau lupa bahwa kau yang memberikan kalung itu."
"Kalung itu aku yang berikan? Jika dia adalah Hyosung tapi mengapa nama dicincin itu.... Tunggu dimana Hanlim?" Youngjae meluaskan pandangannya, dia tidak menemukan sosok Hanlim dimanapun.
"Hanlim? Apa dia disini?" Himchan tidak menyadari kehadiran Hanlim namun dia memang sudah tidak disana sejak tadi.
"Hyung, ayo cari dia," ucap Daehyun
"Ahh hampir saja lupa, ayo Youngjae akan kutunjukkan seseorang yang mungkin membuat mu kembali mengingat semuanya." Himchan, Daehyun dan Youngjae kini meninggalkan tempat itu.


**
"Jeo..Jeon Hyosung." Seketika Youngjae meneriakkan nama itu saat melihat Hanlim sedang bertatapan dengan seorang gadis. Seketika gadis itu dan Hanlim menoleh secara bersamaan.
"Jeon Hyosung." Youngjae menyebut nama itu sekali lagi dengan kebingungan.
Gadis itu berlari saat melihat kedatangan Youngjae, mereka semua terkejut saat melihat gadis itu berlari.
Himchan dan Daehyun begitu terkejut melihat sosok Hanlim, mereka mengejar gadis itu.
"Tunggu." Himchan berlari sambil berteriak.

Gadis itu berhenti tepat dipinggir tebing pantai, tebing yang cukup tinggi. Gadis itu menunduk dan menangis. Hanlim yang masih disana terus kebingungan.
Hanlim berdiri dihadapan gadis itu lagi, gadis itu mengangkat wajahnya menatap Hanlim.
"Eonni, mianhae."
"Eonni? Siapa kau?" ucap Hanlim.
Youngjae, Himchan dan juga Daehyun hanya menatap kedua gadis itu saling pandang.
Perlahan gadis itu menceritakan apa yang terjadi.


Flashback
"Eonni, pakailah ini dan temui dia." Seorang gadis berusia sekitar 17 tahun menghampiri kakaknya.
"Untuk apa? Sudahlah, aku tidak akan melakukannya lagi. Sampai kapanpun pria itu tidak akan menganggapku ada." Gadis itu adalah Hanlim.
"Aku sudah tau yang sebenarnya, akan kuceritakan nanti. Pergilah, temui dia dan bergayalah seperti diriku." Gadis itu adalah gadis yang kini dihadapan Hanlim.
"Tapi Hyojung, aku.."
"Ayolah~" Sebuah kalung dilingkarkan gadis itu keleher Hanlim. Yaa, gadis itu bernama Hyojung.
"Hyojung-ssi apa kau sudah siap?" Youngjae dengan wajahnya yang tampan ditambah senyumannya yang menawan menyambut kehadiran gadis yang keluar dari rumah yang berada didepan rumahnya. Mereka pergi bersenang-senang. Youngjae membawa sosok Hanlim yang dianggapnya adalah Hyojung keatap sekolahnya, yaa atap sekolah Hanlim High School.
"Hyojung, tempat ini nyaman bukan?" ucap Youngjae.
"Nde, disini sepi dan begitu tenang."
"Kita jadikan tempat ini sebagai tempat berduaan untuk kita ya?" Youngjae tersenyum.

Beberapa hari, beberapa bulan, beberapa tahun. Hanlim selalu bertingkah sebagai Hyojung. Sampai suatu ketika,
"Jeon Hyojung, cepatlah hari mulai siang." Youngjae meneriaki Hyojung dari depan rumahnya.
"Hyojung, bagaimana penampilanku?" Hanlim memakai gaun berwarna putih dengan corak bunga dibawahnya.
"Perfect." Hyojung tersenyum saat melihat kakak kembarnya bergembira.
"Aku begitu gugup, bagaimana jika dia tahu aku ini siapa. Ahh, dia akan membawaku pergi untuk beberapa hari. Aku sangat takut."
"Aku akan menyusulmu bersama Himchan oppa dan Daehyun, kau tidak usah takut. Pergilah."
Hanlim keluar dari rumahnya, datang tersenyum dan menghampiri Youngjae yang sudah menunggu sambil bersender didepan mobilnya.
"Jeon Hyojung, kau cantik sekali." Youngjae tersenyum.
"Terimakasih," ucap Hanlim.
Mereka pergi kepantai, bersenang-senang bersama.

"Jeon Hyojung, aku harus mengatakan ini, saranghaeyo." Youngjae menatap kedalam mata Hanlim yang dianggap Hyojung olehnya. Hanlim menunduk malu dan tersenyum. Terlihat pipinya sekarang berubah menjadi merah merona.
'Nado saranghae Youngjae, tapi aku bukanlah Hyojung, aku tahu kau mencintai Hyojung bukan aku.' benak Hanlim.
"Hyojung, aku tahu bahwa.."
"Ayoo kesana, sepertinya tempat itu bagus. Yang lebih dulu sampai dialah pemenangnya" Potong Hanlim.
Hanlim berlari menyebrangi jalan menuju tebing pantai yang dilihatnya begitu indah.
"Ah tunggu.... Hyojung awas!" Youngjae berteriak saat sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah Hanlim yang menyebrang.
Youngjae berlari dan mendorong Hanlim hingga kepinggir jalan. Hanlim terkejut dan terjatuh.

"YOUNGJAE....!"
Flashback end. ..


To be continue..

Hallo chingudeul, kami potong pasrt V menjadi dua bagian karena ada keterpanjangan pikiran antara kami .. tunggu part lanjutannya  :D

@jumpinghimes
@youzza_nisarr

Kamis, 15 Mei 2014

GHOST IV

GHOST IV



Main cast  :  Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support cast  :  Kim Himchan (BAP)
Jung Daehyun (BAP)
Genre  :  Horor, romance, sad
Author  : @Youzza_nisarr
@Jumpinghimes
Duration  :  Chaptered

Chapter IV


**
Hanya kau yang bisa membantuku, apapun kulakukan agar kau membantuku.
Perasaan ku selalu tertuju padamu, hati ini, jiwa ini akan selalu bersamamu.

**
"Apa kau merindukan ku?" Begitulah kalimat yang dilontarkan oleh makhluk itu.
"A..ani, tidak seperti itu." Ucapan yang keluar dari mulut Youngjae kini mulai terbata-bata.
Hanlim hanya melihatnya dengan muka yang polos.
"Yoo Youngjae." Hanlim melangkah perlahan menuju Youngjae.
"Apakah kau tau siapa aku?" Dengan waktu yang singkat kini wajah Hanlim sudah berada tepat di depan muka Youngjae, dengan menampakkan wajahnya yang menyeramkan, matanya yang merah juga bibirnya yang pucat, dengan taring yang tiba-tiba muncul, dan tangannya yang berlumuran darah.
"Aarghhhh jinjja! nan mollaseo!" Teriak Youngjae sambil memalingkan wajahnya dari wajah Hanlim yang menyeramkan.
"Hmmmm.. kalau begitu apakah kau mau membantuku?"
"Sudah kubilang aku tidak akan membantu mu!" Bentak Youngjae.
Wajah Hanlim mulai terlihat marah, lampu kamar Youngjae berkedip dengan cepat, detak jantung Youngjae pun berdetak tak menentu, Hanlim menatap Youngjae dengan tatapannya yang tajam, Hanlim ingin sekali menghancurkan benda yang yang berada didalam kamar Youngjae, angin mulai bertiup kencang didalam kamar Youngjae hingga menggetarkan seluruh barang yang ada dikamar Youngjae.
"Kalau caramu seperti ini aku tidak mau. Hajima!" Lanjut Youngjae dengan berteriak karena begitu frustasi. Youngjae tidak penakut semenjak lulus dari sekolah menengah, namun kali ini semenjak kemunculan Hanlim, Youngjae menjadi penakut lagi. Seketika angin yang bertiup kencang pun kembali normal dan Hanlim mulai meneteskan air matanya, dia menangis sambil merunduk.
"Aku sudah tau trikmu itu. Sebaiknya hentikan sekarang!". Youngjae masih memalingkan wajahnya.
"Aku benar-benar tidak tahu siapa aku. Kenapa aku selalu datang dalam hidupmu. hal itu pun aku tidak tahu. Bahkan namaku saja aku tidak tahu. Tolong bantu aku, aku janji aku tidak akan mengganggumu lagi." Hanlim tetap merunduk dan menangis seperti orang yang kehilangan arah, kini taring nya menghilang dan darah yang semula berlumuran ditangannya pun telah menghilang.
"Tapi mengapa harus aku?" Youngjae mulai melihat hanlim yang sekarang sudah terlihat tak berdaya. Rasa sesak pun tiba-tiba menyerangnya lagi.
"Kau... rasanya aku begitu dekat denganmu." Ucap Hanlim lemah.
"Apakah karena kalung ini?" Dengan cepat Youngjae menunjukan kalungnya, seketika Hanlim merasa kesakitan. Sakit yang sama dengan apa yang dirasakan youngjae saat ini.
"Tolong bantu aku." Hanlim terjatuh dan dia tidak sadarkan diri.

**
Youngjae POV

Sekarang ini dia sedang tertidur dipangkuanku. Bukan tidur, lebih tepatnya dia tidak sadarkan diri. Ini memang lucu, akupun tidak habis fikir, seorang hanlim, ahhh tidak... makhluk seperti dia bisa tertidur di pangkuanku. Awalnya aku ingin memindahkannya ke kasurku, namun tubuhnya begitu berat, aku sampai tidak sanggup untuk mengangkatnya. Ku fikir bukan karena tubuhnya yang berat, mungkin saja karena dia adalah seorang 'penggaggu' ahhh aku tidak tahu.
Dia terlelap sangat pulas, mungkin karena kejadian tadi. Aku yakin dia mengalami hal yang sama denganku. Hmmm, Dia lumayan juga, aku mulai memperhatikan wajahnya yang pucat dengan matanya yang terpejam, andai saja dia muncul dengan keadaan seperti ini, mungkin aku akan membantunya dengan senang hati tanpa harus ada kejadian seperti sebelumnya.
"Ahhh Yoo Youngjae. Apa yang kau fikirkan?! Apa kau sudah gila. Dia hanyalah makhluk...." Aku menyalahkan pemikiranku sendiri. Matanya yang terpejam kini meneteskan air mata, entah apa yang dia rasakan saat ini namun sesak didadaku begitu terasa saat aku melihat air matanya, kuhapus air mata itu dengan perlahan.
"Aaaaaarrghhhhhh." Wajah yang ingin kuhapus air matanya tiba tiba terbangun. Mata yang semula tertutup dengan tenang kini terbuka dan berwarna hitam pekat. Wajahnya yang semula terlihat begitu tenang kini berubah begitu menyeramkan, tatapan matanya yang tajam menatap ku begitu dalam, jantungku seakan berhenti berdetak akibat melihat tatapannya. Kini makhluk itu duduk dihadapan ku, dan wajahnya tepat berada didepan wajahku, dan yang ku lakukan hanyalah menghindari tatapannya yang begitu mengerikan.
"Hajima! Aish jebal!" Sudah hampir beberapa menit aku menutup mataku untuk menghindari tatapannya, aku berusaha membuka mataku dengan perlahan, aku terkejut saat makhluk itu kini tidak ada dihadapanku. Dan yang ku lihat hanyalah pria dengan celana jeans coklat juga baju birunya berdiri dihadapan ku dengan wajah yang kebingungan, Jung Daehyun kini berada dikamarku.
"Yoo Youngjae, waeyo?" Tanya Daehyun dengan menatapku heran.
"Aa.. aniya, untuk apa kau kesini?"
"Aku akan menginap disini." Dia memang selalu seperti itu, datang tiba-tiba dan langsung tidur ke kasurku tanpa permisi.
'Hanlim, kemana dia?' Itulah yang berada dipikaran ku saat ini. Mungkin aku akan coba membantunya, kuharap dengan aku membantunya, dia tidak akan melakukan hal itu lagi. Aku sangat frustasi.

Sepanjang malam yang ku fikirkan hanyalah, bagaimana caranya agar makhluk tak berwujud itu menghilang dari hidupku?.

**
Author POV

Mentari pagi memasuki kamar Youngjae, hari ini adalah hari libur. Youngjae terbangun dan langsung menghampiri eommanya dan menghiraukan Daehyun yang masih terlelap dikasurnya. Youngjae berlari dari kamarnya menghampiri eomma yang kini berada didapur sedang membuat sarapan.
"Eomma.. aku ingin bicara sesuatu." Ucap Youngjae dengan cepat.
"Wae nae adeul?" Jawab eomma.
"Siswi yang tinggal di depan rumah kita. Siapa dia?" Youngjae begitu penasaran.
"Siswi? Eomma tidak tahu. Wae?" Ucap eomma dengan tenang.
"Apakah dia sudah tinggal lama disana?"
"Kenapa kau ini Yoo Youngjae?!!" Tiba-tiba saja eomma berteriak dan membuat Youngjae sangat terkejut.
"Eomma wae?" Tanya Youngjae dengan mukanya yang begitu takut.
Eomma langsung membuka sarung tangannya dan melempar nya, eomma berjalan meninggalkan Youngjae didapur tanpa berkata apapun.
"Ada apa dengan eomma?" Youngjae hanya bisa terdiam dan kebingungan.

Keesokan harinya.
Youngjae duduk di sofa hitam yang berada di kamarnya sambil memikirkan siapa itu Hanlim. Tiba-tiba dia teringat dengan kotak putih yang terjatuh saat Hanlim mengamuk. Youngjae berusaha mencarinya dan akhirnya menemukan kotak itu. Youngjae membuka kotak itu perlahan, dan isinya hanyalah sebuah kalung tanpa liontin dan sebuah mainan anak kecil, Youngjae berpikir keras milik siapa barang-barang ini. Youngjae membereskan dirinya dan bersiap berangkat ke sekolah. Youngjae membawa kotak itu kesekolah.

Jam istirahat, Youngjae berjalan ke atap sekolahnya. Tempat itu membuatnya nyaman akhir-akhir ini, tempat yang begitu sepi dan juga tenang. Youngjae mengingat waktu pertama kali dirinya keatap sekolah dan membawa kotak yang berisi kalung berliontin cincin, dan hari ini dia kembali keatap sekolah dan membawa kotak yang berisi sebuah kalung juga. Youngjae duduk disebuah bangunan kecil, trus memandangi kotak putih yang dibawanya. 'Kotak ini apa sama dengan kotak yang kemarin ku temukan didepan rumah itu?' Pikir Youngjae.
"Aigo! Bisakah kau datang tanpa harus mengejutkanku! Untung saja wajahmu tidak menyeramkan seperti biasanya kau menampakkannya dihadapanku." Teriak Youngjae.
"Apa seperti ini?" Hanlim merubah wajahnya yang menyeramkan dihadapan Youngjae, dengan matanya yang merah menyala dan taringnya yang kini ditampakkan membuat Youngjae berteriak dan melemparkan kotak yang digenggamnya kearah Hanlim. Sebuah kertas terlempar dari dalam kotak putih itu, kertas yang sudah kusam.
"Hajima! jebal!" Youngjae menutup matanya.
"Eoh, apa itu." Hanlim berteriak seperti anak kecil saat melihat kertas itu berceceran dilantai. Dengan cepat Youngjae membuka matanya.
Ada beberapa lembar kertas yang diclip menjadi satu. Youngjae mengambil kertas-kertas tersebut dan mulai membacanya.
Lembar pertama.
"Yoo Youngjae, akankah kau pergi? Tetaplah bersamaku, ayolah atau aku akan membunuhmu!"
Lembar kedua.
"Kau akan membunuhku? Berapa umurmu itu eoh? Aku akan tetap pergi kalau seperti ini."
Lembar ketiga.
"Jeongmal? Apakah kau tega meninggalkan ku sendirian? Saat disekolah dasar bukankah kau berjanji padaku bahwa kau tidak akan meninggalkanku dan selalu menjagaku, apa semua itu hanya tipuan?"
Lembar keempat.
"Kekeke~ apa kau mempercayai omonganku yang tadi? Aku tidak akan pergi, aku akan selalu menjagamu pabo-ya!"
Lembar kelima.
"Ya! Pabo namja! Apakah kau sedang menipuku lagi? Lalu setelah lulus kau akan bersekolah dimana?"
Lembar keenam.
"Apakah aku sedang terlihat membohongimu? Aku akan selalu mengikutimu, aku akan selalu menepati janjiku, aku akan selalu menjaga gadis cantik ini chingu-ya."
Lembar terakhir.
"Apakah kau sedang merayuku? Baiklah aku akan menjadi bayanganmu, jadi walaupun kau mengingkari janjimu, aku akan selalu mengikuti mu. Aku berjanji!"
Dalam sekejap Youngjae merasakan sakit yang teramat sakit dikepalanya, pandangannya mulai kabur.
"Waeyo? Yoo Youngjae-ssi!" Hanlim terlihat begitu panik saat melihat Youngjae kesakitan.

**
Hanlim POV

Apa yang terjadi? Mengapa dia kesakitan seperti itu. Mengapa jantungku seakan berhenti berdetak saat melihatnya kesakitan. Pria dihadapanku semakin meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya, aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk membantunya. Dada ku terasa begitu sesak saat melihat pria ini meringis, aku terus mencoba menenangkannya. Beberapa menit kemudian, kini tubuhnya mulai lemah tak berdaya. Dia terlelap dipangkuanku, ini cukup aneh bukan? Aku tahu aku ini apa, semua benda yang kucoba sentuh tidak bisa kusentuh. Tapi pria ini, pria bernama Yoo Youngjae, hanya dia satu-satunya makhluk yang bisa kusentuh, hanya dia yang bisa merasakan keberadaanku. Mungkin inilah salah satu alasanku mengapa aku memilih Youngjae untuk membantuku. Aku begitu frustasi, aku begitu penasaran siapakah aku ini.

Flashback.
Aku melihat seorang siswa berseragam Hanlim sedang duduk dilantai sambil membaca buku dengan sangat tenang. Aku memang sering melihatnya ditempat ini, aku penasaran dengan namanya, ku lihat name tag nya "Yoo Youngjae" nama yang bagus. Tanpa dia sadar aku duduk disebelahnya, jantungku selalu sesak saat dia berada dihadapanku. Begitu sesak saat dia mengeluarkan sebuah kalung berliontin cincin, apa ini? Perasaanku mengapa seperti ini? Apakah dia mengangguku? Tidak, aku harus mengganggunya agar aku tahu apa yang terjadi padaku. Sepertinya dia sudah mulai merasakan kehadiranku, benarkah hanya dia yang merasakannya? Aku merasakan diriku hidup kembali. Sebuah bayangan terlintas dalam benakku, sebuah kertas kecil bertuliskan "Baiklah, yaksok." Tulisan sederhana itu membuatku sakit kepala. Rasa sesak yang ku rasakan begitu mencekam, aku melihat diriku sendiri didalam bayanganku sedang meringis tak berdaya, saat banyak orang yang panik dan berusaha menyelamatkanku, dan bayanganku hanya berteriak memanggil sebuah nama.
Flashback end

Dia belum terbangun dari tidurnya, aku menumpu kepalanya di bahuku. Sepertinya dia benar-benar kesakitan, hanya ini yang dapat kulakukan untuknya.

Author POV

Hanlim menumpu kepala Youngjae yang sedang terlelap di bahunya, dia hanya terdiam dan sesekali melihat keadaan Youngjae. Hari sudah sore Youngjae mulai tersadar. Sepertinya banyak murid yang mencari keberadaan Youngjae yang tiba-tiba menghilang, mungkin Himchan dan Daehyun pun mencari Youngjae. Tapi tak ada satupun yang tahu bahwa Youngjae berada diatap sekolah.
"Eodiyo?" Youngjae terbangun sambil memenggang kepalanya.
"Kau sudah bangun? Gwaenchanayo? Sebaiknya kau cepat pulang." Jawab Hanlim seperti tidak bersemangat.
"Tunggu dulu. Apakah kau mengenalku?" Tanya Youngjae dengan wajahnya yang kebingungan.
"Aku? Mollaseo.. aku meminta bantuanmu karena aku tidak tahu aku ini siapa? kenapa aku bisa seperti ini?" Jawab Hanlim lemah.
"Ahh... Jinjja?"

Flashback

"Youngjae-ssi. Jangan tinggalkan aku!"
"Kau diam saja. Aku akan memberi kejutan untukmu."
Youngjae kecil mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
"Sekarang buka matamu."
Seorang gadis kecil membuka matanya dan dia terlihat sangat senang.
"Oppa apa itu? Yeppeuda~"
"Oppa? Sebaiknya mulai hari ini kau panggil aku oppa. Ahh ini, jaga baik baik. Anggap saja ini oppa mu. Bukankah kau berjanji akan selalu bersamaku?"
"Bukankah aku lebih tua 2hari darimu. Kau seperti oppa ku, aku menyukaimu. Aku akan menjaganya untukmu. "
"Yaksok?" Youngjae kecil menjulurkan kelingking kecilnya ke arah gadis kecil itu.
"Yaksok!" Gadis kecil itupun menjulurkan kelingking kecilnya, dan kelingking mereka melingkar dalam waktu yang singkat, senyum simpul yang terbentuk diantara kedua anak kecil itu terlihat begitu manis.
Flashback end

"Kajja! Ini sudah hampir malam, dan sudah tidak ada siswa disekolah ini, sebaiknya kita pulang. Dan kau! Jangan dekat-dekat dengan aku!" Teriak Youngjae.
"Waeyo? Aku tidak akan menakutimu lagi, bukankah kau akan membantuku." Hanlim mengikuti Youngjae dengan sedikit berlari karena tidak mau tertinggal oleh Youngjae.
'Aku bisa gila jika terus seperti ini.' Benak Youngjae.
"Aisshh!! Gerbangnya terkunci. Apa tidak ada ekskul hari ini, aarghh ini semua karenamu, mengapa kau berjalan lambat sekali eoh." Youngjae kesal.
"Lalu bagaimana kita pulang?" Tanya Hanlim dengan wajahnya yang seperti anak kecil.
'Lihat dia, mengapa dia seperti ini. Wajahnya yang seperti anak kecil itu begitu menggangguku.' Benak Youngjae.
Mereka terdiam sejenak.
"Hmm baiklah kalau begitu aku pergi lebih dulu. Jaga dirimu baik-baik Youngjae, annyeong." Ucap Hanlim yang tiba-tiba sudah berada diluar gerbang.
"Yaa neo! Kenapa kau bisa berada disana, hey cepat bantu aku keluar." Youngjae begitu terkejut.
"Apakah kau lupa aku ini siapa? Panjat saja pagar itu. Selamat tinggal." Ucap Hanlim dengan senyumannya yang menyebalkan dan dia menghilang.
"Yaa! Ahhh eottoke."

**
Youngjae POV
Bunyi alarm ku berdering begitu keras pagi ini, rasanya kepalaku masih sangat berat untuk terbangun. Aku menguatkan tubuhku untuk bangkit, hari ini aku harus pergi kerumah itu, rumah megah yang berada tepat didepan rumahku. Aku harus membantu Hanlim mencari jati dirinya. Aku sudah siap untuk keluar rumah dengan kaos hitamku juga celana pendekku yang berwarna putih. Aku memandang sejenak kamar yang ada dihadapanku, beribu pertanyaan muncul dibenakku.
'Apakah dia terbunuh dirumah itu? Apakah itu tempat tinggalnya selama ini? Mengapa aku sama sekali tak tahu bahwa aku punya tetangga yang satu sekolah denganku. Eomma pun tak pernah sekalipun menceritakan soal tetanggaku itu.'
Kepala ku begitu sakit saat berusaha mengingat masa laluku. Aku bahkan tak bisa mengingat apapun, "aaaa!!" Kepala ku begitu sakit. Terlintas bayangan dikepalaku muncul.

Bayangan Youngjae.
"Yoo Youngjae, lihatlah ini. Kalung ini sangat ajaib." Suara gadis kecil itu terdengar dipikiranku, siapa dia?
"Eoh, apakah kau baru tahu? Kalung ini sudah kau pakai selama 1tahun bukan? Mengapa kau baru menyadarinya."
"Kekeke~ mianhae. Hey apa ini inisial namamu dan—"
"Ne, ini adalah namaku Yoo Youngjae dan—"
Bayangan itu menghilang saat eomna membuka pintu dengan cepat dan masuk kekamarku dengan wajah yang panik.
"Youngjae, gwaenchanayo?" Tanya eomma.
"Gwaenchana eomma, aku harus pergi." Aku berusaha bangkit dari kesakitanku.
"Kau butuh istirahat Youngjae, eomma khawatir dengan keadaanmu."
"Eomma! Jawab aku dengan jujur. Siapa gadis kecil yang selalu bermain denganku saat aku kecil?" Aku bertanya kepada eo..a dengan nada yang sedikit membentak.
"Tidak ada gadis kecil, kau hanya bermain bersama Himchan dan juga Daehyun." Ucap eomma dengan wajah yang sedikit panik.
"Eomma, aku tahu kau sedang membohongiku, jika eomma tidak mau memberitahuku, aku akan mencarinya sendiri, maafkan aku eomma. Inilah yang terbaik, aku harus mengetahui siapa gadis kecil itu, gadis yang selalu muncul dipikiranku." Aku bangkit dan meninggalkan eomma yang masih terdiam dikamarku.
Gadis itu apa ada hubungannya dengan Hanlim? Gadis itu selalu muncul saat aku memikirkan Hanlim.

Hanlim pov
Ku lihat dia sedang berbicara dengan eommanya, aku melihatnya dikamar ini. Kamar tempat aku tinggal. Kamar yang terletak dihadapan kamar Youngjae, aku melihatnya dengan jelas, dia kesakitan. Sepertinya sakit dikepalanya itu selalu mengganggunya, dan aku pun selalu merasa kesakitan saat dia kesakitan. Dia bangkit dan pergi meninggalkan eomma nya, kulihat eomma nya tiba-tiba menangis setelah berbicara dengan Youngjae. Apa mereka bertengkar? Aku melihatnya keluar rumahnya, aniya dia masuk kerumahku, lebih tepatnya rumah yang kutinggali saat ini, rumah ini memang tidak berpenghuni, maka dari itu aku sudah menganggap tempat ini sebagai tempat tinggalku.

Flashback
Aku terbangun dari tidurku, sinar matahari yang menyengat membuatku terbangun dengan cepat.
"Tempat apa ini? Ini seperti—" Aku melihat seorang siswa berseragam Hanlim dihadapanku sedang duduk dan membaca buku.
"Hey, tempat apa ini?" Aku bertanya kepada siswa itu. Namun siswa itu seperti tidak menyadari keberadaanku. Ada apa ini? Mengapa dia tidak menyadari keberadaanku? Kini dia melihatku, ah tidak lebih tepatnya dia melihat kearahku, dan dia berlalu meninggalkanku. Dia memasuki kelasnya yang begitu berisik, aku mengikutinya tetapi dia tidak menyadari keberadaanku bahkan orang lain pun tidak menyadari kehadiranku, aku mengikutinya sampai pulang sekolah, aku terus mengikuti langkahnya berjalan menuju rumahnya. Aku berjalan dibelakangnya, dan dia berhenti disebuah rumah besar dengan interior yang indah, dia membuka gerbang rumahnya, aku mengikutinya dan masuk mengikutinya.
"Aarghh, waeyo?" Tubuhku terhempas saat mencoba memasuki rumah itu.
Aku terus mencoba melewati gerbang itu namun usahaku sia-sia. Aku berdiri didepan rumah itu sejenak, kulihat ada sebuah rumah yang besar tepat berada didepan rumah pria itu. Namun sepertinya rumah itu kosong dan tak berpenghuni, akhirnya ku putuskan untuk memasuki rumah itu. Aku melihat sekeliling dalam rumah itu, rumah yang besar dan indah. Barang-barangnya masih tertata rapih namun tertutup dengan kain-kain putih yang besar. Rumah ini nyaman, kuputuskan untuk tinggal dirumah ini.
Flashback end.

Aku ingat saat pertama aku bertemu Youngjae, ya saat itu aku baru tersadar bahwa aku adalah makhluk astral. Itu mengapa Youngjae tidak mengetahui keberadaan ku sebelumnya. Hanya itu yang ku ingat, aku tidak tahu siapa aku.
"Andwee, Youngjae datang." Aku terkejut saat pria tampan itu memasuki kediamanku.
Tok..tok..tok.
"Annyeonghaseyo, apakah ada orang didalam?"
Aku melihatnya dari atas kamarku, hauskah aku membuka pintu rumah ini agar dia bisa masuk. Ah tidak, aku tidak berhak membuka pintu rumah ini. Youngjae terus mengetuk pintu utama rumah ini, aku tidak bisa melakukan apapun. Hari ini aku benar-benar tidak ingin menampakkan diriku dihadapannya.

Author POV
Youngjae terus mengetuk pintu rumah itu, namun dia tidak menemukan apapun. Youngjae pasrah dan dia kembali kerumahnya.
'Mungkin benar ucapan eomma, tidak ada gadis dirumah ini, ini hanya rumah yang tidak berpenghuni' Pikir Youngjae.

**
Sudah beberapa hari Youngjae terus berusaha mencari tahu siapa itu Hanlim dan mengapa gadis kecil itu selalu datang dipikiran Youngjae setiap kali dia mengingat suatu hal. Youngjae duduk di sofa hitam didalam kamarnya, Hanlim terduduk di ranjang milik Youngjae.
"Apa kau menyerah?" Tanya Hanlim.
"Mianhae Hanlim, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi, sepertinya cukup sampai disini aku membantumu, dan jangan—"
"Yoo Youngjae lihat itu." Sebelum Youngjae menyelesaikan ucapannya, Hanlim berteriak dan menunjuk kearah rumah dihadapan rumah Youngjae. Dengan cepat Youngjae menoleh kearah yang ditunjuk oleh Hanlim.
"Wanita itu masuk kerumah itu, Youngjae apa kau kenal wanita itu?" Tanya Hanlim dengan nadanya yang begitu panik.
"Mollaseo, ayo kita kesana." Youngjae menarik lengan Hanlim namun dengan cepat Hanlim tiba-tiba menghilang. Youngjae hanya tersenyum melihat tingkah Hanlim, kini Youngjae berada digerbang rumahnya melihat wanita itu sedang menurunkan barang-barangnya dari taxi.
"Annyeonghaseyo ahjumma." Youngjae menyapa wanita itu tanpa ragu.
"Eoh, annyeong. Yoo Youngjae, apa kabar?" Wanita itu menyapa balik Youngjae.
"Ne? Mengapa ahjumma bisa—"
"Ahh aniya, ayo masuk. Kita bicara didalam." Wanita itu mengajak Youngjae masuk kedalam rumah itu. Youngjae masih kebingungan dengan wanita itu, mengapa dia bisa tahu nama Youngjae.

Youngjae POV
Aku melangkah melewati pintu utama rumah itu, suasananya begitu menegangkan dengan lampunya yang tidak memyala, serta banyak debu dimana-mana. Wanita itu menyalakan lampunya, dan membuka selembar kain besar yang menutupi sebuah sofa putih, dia mulai membersihkan sofa itu. Pandanganku menyebar keseluruh ruangan ini, ruang utama didalam rumah ini. Sepertinya wanita ini berusia sama dengan eomma ku, wanita cantik dengan rambutnya yang terurai panjang. Aku duduk berhadapan dengan wanita ini, kami berbincang sebentar sebagai basa-basi karena ini adalah pertemuan pertama kami. Namun aku sama sekali tidak mengingat apapun tentang masa laluku.
Dan Hanlim duduk disamping ku, sesekali aku memandangnya. Namun Hanlim terus memandang wajah wanita itu tanpa berkedip.
"Jeosonghaseyo ahjumma, apakah kau sudah tinggal lama disini?" Tanya ku kepada wanita itu.
"Aku sudah lama disini namun aku meninggalkan rumah ini setelah bercerai dari suamiku dan setelah anakku menghilang." Wanita itu terlihat sedikit marah.
"Anakmu? Apa dia seorang wanita? Apa dia seusia denganku? Dan apa kau mengenalku dengan baik?"
"Untuk apa kau tanyakan hal itu? Apakah kau sudah selesai bertamu dirumahku? Jika sudah sebaiknya kau pulang karena aku ingin membereskan rumah ini."
Aku berdiri dengan cepat setelah wanita itu berkata seperti itu. Hanlim terlihat kesakitan saat ini, aku ingin membantunya namun aku takut wanita ini curiga dengan keberadaan Hanlim. Ku putuskan untuk meminta maaf dan langsung pergi dari rumah itu.
"Maaf Hanlim, aku pergi. Aku harap kau baik-baik saja." Aku pergi meninggalkan Hanlim yang masih kesakitan ditempat itu.

Hanlim POV
Siapa wanita ini? Dan siapa gadis kecil itu?

Flashback.
"Aku sudah lama disini namun aku meninggalkan rumah ini setelah bercerai dari suamiku dan setelah anakku menghilang." Tiba-tiba sakit dikepalaku muncul lagi, rasa sesak yang kurasakan setelah wanita itu berbicara seperti itu. Aku seperti melihat kejadian di masa lalu, kulihat seorang gadis kecil yang berusia sekitar 10tahun sedang menangis dibawah meja dan menutup telinganya.
"Kau ini wanita tidak tahu diri! Kau mengacuhkan anakmu sendiri dan meminum alkohol setiap hari. Apakah kau sudah gila!" Seorang lelaki dewasa usia nya sekitar 38 tahun sedang bertengkar dengan seorang wanita cantik.
"Mwo? Aku seperti ini karena dirimu! Siapa wanita itu? Siapa wanita yang bersamamu diklub malam itu? Michigeseo." Wanita itu mulai menangis tak berdaya.
"Aku sudah tahu yang sebenarnya. Aku tahu anak itu bukanlah anakku. Aku akan pergi, sebaiknya kita berakhir sampai disini."
Gadis kecil itu terus menangis sambil memegangi sebuah kalung yang tergantung dileher mungilnya, kesakitan yang dirasakan gadis itu terlihat dengan jelas, dan kini aku juga merasakan kesakitan itu.
Flashback end.

Aku tersadar setelah Youngjae membisikkan ku bahwa dia akan pergi lebih dulu. Siapa gadis kecil itu? Beribu pertanyaan muncul dalam benakku. Wanita yang kini duduk dihadapanku menunduk dengan kesehidannya, wanita ini seperti wanita yang muncul dalam pikiranku beberapa menit lalu. Gadis kecil itu, aku seperti pernah mengenalnya.

Aku merebahkan tubuhku diatas ranjang kasur kamar ini, kamar yang selalu aku tempati. Semenjak wanita itu datang, kamar ini selalu terlihat rapih dan bersih. Sesekali aku melihatnya menangis, sepertinya wanita ini tidak menyadari kehadiranku. Wanita itu datang menghampiriku, bukan lebih tepatnya wanita itu memasuki kamar itu. Dia memasang sebuah foto gadis kecil berambut coklat dengan gaun berwarna pink yang indah, gadis kecil ini sama dengan gadis kecil yang selalu hadir dalam pikiranku, gadis itu menggunakan kalung yang sama seperti yang dipakai Youngjae saat ini. Namun foto itu seperti foto yang dipotong dengan sengaja, terlihat jelas bahwa gadis itu sedang memegang tangan mungil disebelahnya. Ku fikir gadis ini adalah teman kecil Youngjae,  jika yang disebelahnya ada Youngjae, mengapa foto ini dirobek? Siapa yang melakukannya? aku berusaha mengambil foto berbingkai itu namun aku tak bisa menyentuh benda itu. Aku berniat memberitahu Youngjae soal foto ini. Namun tubuhku semakin lama semakin tidak berdaya. Terkadang diwaktu tertentu aku tidak bisa mengendalikan tubuhku sendiri, tubuhku seperti hologram dan ini sangat menyedihkan. Tapi aku tidak akan menunjukkan kesedihanku dihadapan Youngjae, aku takut kehilangan dirinya, semakin aku jauh dari dirinya, tubuhku semakin lemah tak berdaya, bahkan bergerak pun aku tak mampu.

Author POV
Hari terus berganti, wanita itu kini sering datang mengunjungi rumah itu. Youngjae terus memperhatikan rumah itu, dia masih penasaran dengan wanita itu.
'Apa Hanlim baik-baik saja? Sudah beberapa hari ini dia tidak menampakkan dirinya dihadapanku. Tidak mungkin aku menemuinya, keberadaannya pun aku tak tahu, tapi aku mengkhawatirkan dirinya, apakah aku harus melakukan hal konyol lagi agar dia datang? Oke akan kucoba."
Youngjae berdiri di sofanya dan mulai melakukan tindakan konyol, Youngjae melirik jam dinding yang tergantung di dinding kamarnya, 23:59.
"Oke ini waktunya." Youngjae berdiri dengan mengangkat kaki kirinya dan mengangkat kedua tangannya dan mengucapkan "Hanlim .. Hanlim datanglah ~" Dia mengucapkan kalimat itu sebanyak tiga kali.
"Aiiish ini tidak berhasil." Youngjae masih berfikir bagaimana caranya memanggil makhluk astral itu. Kini Youngjae berlutut dilantai kamarnya, tangan kanannya menggenggam kalung yang dipakainya, lalu dia menunuduk dan memejamkan matanya.
"Hanlim .. Hanlim kumohon datanglah, ada yang ingin ku bicarakan denganmu." Ucap Youngjae dengan nada yang menggelikan.
"Hey apa kau fikir aku ini roh nenek moyang? Mengapa kau memanggilku dengan cara seperti ini." Hanlim kini berdiri dihadapan Youngjae yang masih berlutut.
"Wooah kau datang." Youngjae dengan cepat berdiri.
"Kau ini, konyol sekali. Tapi ini cocok untukmu, ddaebak." Ucap Hanlim sambil mengacungkan jempolnya.
"Aaiishh, apakah kau mempermainkanku? Kau menyuruhku untuk mencari tahu tentang dirimu tapi kau tiba-tiba menghilang." Youngjae sedikit membentak Hanlim.
"Jangan marah, aku menghilang karena ada sesuatu hal yang ingin ku selidiki. Aku ingin memberitahumu suatu hal." Ucap Hanlim.
Youngjae terdiam tidak mengerti apa yang diucapkan Hanlim.
"Coba lihat kalungmu, dimana kau menemukannya?" Lanjut Hanlim.
"Ini? Aku menemukannya didepan rumah itu." Jawab Youngjae sambil melepaskan kalungnya.
"Aku melihat sebuah foto dikamar itu, seorang gadis kecil yang juga memakai kalung yang sama dengan kalung ini." Ucap Hanlim sambil menunjuk kearah kamar yang berada didepan kamar Youngjae.
"Jeongmal?" Youngjae terkejut.
Tiba-tiba saja Hanlim terdiam, dia mengingat sesuatu. Setetes air mata jatuh dari matanya dan mengalir dipipi pucatnya.

Hanlim POV
Beberapa hari lalu aku melihat seorang wanita berjalan dengan langkahnya yang tak menentu, rambutnya yang berantakan memutupi wajahnya, aku tidak bisa melihat wanita itu dengan jelas, dia berjalan dengan sebuah kotak putih yang digenggamnya ditangan kanannya. Wanita itu berseragam sekolah Hanlim, aku terus mengikutinya sampai suatu tempat dia berhenti berjalan. Atap Hanlim High School, kini aku dan wanita itu berdiri ditempat itu. Dia berhenti tepat disisi pinggir tempat itu, dia membalikkan tubuhnya dan kini dia menghadap kearah ku, dia memandang kotak itu sejenak. Aku terus mencoba untuk melihat wajahnya, seketika dia memukul-mukul dadanya dengan tangan kirinya, sepertinya dia merasakab sesak. Aku berusaha untuk menghampirinya, namun setiap kali aku melangkah dia pun semakin berjalan mundur. Aku ingin menghentikannya, jika dia mundur satu langkah lagi maka ia akan terjatuh dari sini.
Baru saja aku ingin menegurnya namun dia melangkah mundur dan terjatuh. Jantungku berhenti berdetak, rasa sesak yang ku rasakan saat melihatnya terjatuh begitu hebat. Aku terdiam dan menangis.

Youngjae POV
"Hey Hanlim, gwaenchana?" Ku lihat air mata menetes dari matanya. Aku mulai khawatir dengannya. Aku mencoba menghapus air matanya dengan perlahan dan membuatnya tersadar dari lamunanya.
"Yaa! Apa yang kau lakukan?" Makhluk itu menepis tanganku dengan kasar.
Aiish aku hampir marah menghadapinya, kulihat jemarinya memakai cincin. Itu cincin yang serupa dengan cincin liontin kalung yang kutemukan.
"Jamkkanman, ini seperti liontin kalung yang kupakai, darimana kau mendapatkan ini?" Aku menarik tangannya dan mencocokkan cincin itu dengan cincin yang ku miliki.
"Aku melihat bibi dirumah itu meletakkan cincin ini didekat foto gadis kecil itu, dan kau tahu? Foto itu seperti sengaja dipotong oleh seseorang. Foto gadis kecil yang memakai kalung yang sama dengan kalung yang kau temukan." Jelas Hanlim. Aku begitu penasaran dengan semua ini. Aku terus memperhatikan cincin itu, memang benar cincin yang sama.
"Tunggu apa ini?" Aku melihat bagian dalam cincin yang semula dipegang oleh Hanlim. Sebuah nama terukir didalam cincin itu. Nama yang tidak asing untukku. Dengan cepat Hanlim merebut cincin yang ku pegang, aku benci dengan orang-orang yang merebut sesuatu yang sedang ku pegang. Seketika sebuah bayangan muncul dalam pikiranku.

Author POV
"Sekarang giliranku, kau kan anak lelaki seharusnya kau mengalah padaku." Seorang gadis kecil berteriak dan menangis.
"Tapi kau sudah main game ini lebih dari 30menit. Bukankah seharusnya ini giliranku." Youngjae kecil terus bermain game itu dengan serius.
"Tidak bisa! Sekarang giliranku." Gadis itu merebut game yang sedang dimainkan Younjae kecil dan berlari meninggalkannya.
"Hey kau !! Jeon Hyosung-ssi !"

To be continue ..
Tunggu cerita selanjutnya .. mian untuk typo yang bertebaran.
Tinggalkan jejak chingudeul~
Gomawo  :)
@jumpinghimes
@Youzza_nisarr

Minggu, 11 Mei 2014

GHOST III



GHOST III
Main Cast : Yoo Youngjae (BAP)
Jeon Hyosung (Secret)
Support Cast : Kim Himchan (BAP)
Jung Daehyun (BAP)
Genre : Horor, Romance, Sad
Author : @youzza_nisarr
@Jumpinghimes
Duration : Chaptered

Chapter III


**
"Perasaan ini terus menghantui ku, mengapa hanya dirimu yang mampu membantuku, mengapa perasaan ku begitu kuat padamu? Manusia seperti mu, manusia angkuh dan sombong, apa benar kau bisa membantu ku? Jika kau tak membantu ku, akan ku hancurkan hidup mu"

**
Flashback,
Hanlim berusaha sekuat tenaga untuk menampakkan diri dihadapan Youngjae, bukan untuk menakuti tapi untuk meminta bantuan dari Youngjae, beribu pertanyaan muncul dibenak Hanlim 'Apa benar dia bisa membantu ku? Mengapa aku begitu ingin dia membantu ku?' Benak nya. Malam ini Hanlim akan menunjukkan wajah asli nya kepada Youngjae, Hanlim berusaha semampu mungkin agar muncul dihadapan Youngjae.
Flashback end.

"Tolong.. bantu aku" Ucap Hanlim dihadapan Youngjae dengan menunjukkan wajah nya yang sedih.

Youngjae POV
"Tolong? Apa kau sudah gila?" Dia memang benar-benar gila. Untuk apa dia meminta bantuanku. Hantu seperti dia memohon kepadaku, ini hal yang sangat konyol.
"Yoo Youngjae, jebal." Hanlim, wajahnya yang begitu pucat kini berdiri dihadapan ku memohon kepada ku.
"Setelah kau mengganggu hidupku, sekarang kau memohon kepadaku? Pergilah! Aku tidak akan membantumu." Aku menolak permintaannya dengan cepat. Ya inilah kesempatan ku untuk membuat nya pergi dan tidak lagi menganggu ku, inilah satu-satu nya cara agar dia hilang dari hadapan ku selamanya.
"Benarkah kau tidak akan menolongku?" Pertama kalinya Hanlim menunjukkan wajahnya yang begitu sedih, setetes air mata jatuh dari matanya mengalir di pipi pucatnya, namun perasaan apa ini? Mengapa hati ku begitu sesak saat dia meneteskan air matanya, apa dia menyiksaku lagi dengan cara seperti ini. Hanlim melangkahkan kakinya menuju tubuh ku, rasa sesak ini begitu menyakitkan semakin sakit saat dia berdiri dihadapan ku hanya beberapa centi.
"Kk..kkau! Aa..apa yang kau lakukan?" Tanya ku sambil menahan rasa sesak ini. Wajahnya semakin dekat dengan wajahku, aku menatapnya dengan menahan rasa sakit ini. Dia mulai membisikan sesuatu ke telinga ku.
"Apakah itu sakit? aku tanya sekali lagi kepadamu. Benar kau tidak akan membantuku?" Hanlim membisikannya dengan halus dan membuatku geli mendengarnya.
"Tidak! Aku sudah muak denganmu!" Aku membentaknya dan terus menahan rasa sakit yang mampu membuatku meneteskan air mata. Aku benar-benar sudah muak dengan perlakuannya yang selalu mengganggu hidupku.
Tiba-tiba dia membalikan posisinya dengan cepat dan sekarang dia berada di depanku beberapa langkah.
"Arghhhhhhhhh."
Tiba tiba wajahnya berubah, sangat mengerikan. Wajah yang semula pucat dan mengeluarkan air mata seperti benar-benar ingin meminta pertolonganku kini berubah 180°. Wajahnya benar benar pucat ditambah bercak darah yg tiba-tiba keluar dari kulit wajahnya, matanya merah seperti api dan menatapku dengan penuh kebencian. Giginya berubah menjadi bertaring seperti ingin memakanku. Seketika lemari di kamarku bergetar tak menentu. Bukan lemari saja, bahkan semua benda tiba-tiba bergetar tak menentu. Dan sebuah kotak putih pun terjatuh dari atas lemariku. Rasa sesak di dada ini semakin ku rasakan.

**
Cahaya pagi yang begitu terang masuk kedalam kamarku melalui pintu kamar ku yang berkaca setelah ada seseorang yang membuka tirai itu. Aku membuka mataku perlahan sambil menahan rasa sakit di kepala. Pusing, sangat pusing, itulah yang kurasakan sekarang. Aku berusaha bangun dari tidurku dan berusaha melihat seseorang yang ada di depan pintu itu. Mataku begitu buram sehingga aku tidak dapat melihat dengan jelas siapa yang ada di kamarku ini.
"Youngjae-ssi. Apa kau sudah bangun?! Ahhh... akhirnya kau bangun juga. Aku khawatir dengan keadaanmu. Aku takut kau tertidur selama sebulan lebih seperti dulu! Omo.." Suara itu, Jung Daehyun. Aku mengenali suaranya dengan jelas ditambah aksen busan yang sangat kental. Tapi, apa maksudnya dengan 'tertidur selama sebulan lebih?'
"Apa maksudmu?" Tanyaku singkat. Tapi aku benar-benar ingin tau.
"Aniya~ aku hanya basa basi. Aku akan panggil eomma dulu. Kau tetaplah di kasurmu dan istirahatlah." Dia memang memanggil ibuku dengan sebutan eomma. Dia sudah dianggap Sebagai anaknya oleh ibuku, tapi ekspresinya seperti menyembunyikan sesuatu. Aku mencoba untuk tidak mempedulikannya karna sakit di kepala yang menggangguku ditambah rasa sesak ini. Setiap merasakan sesak ini, aku selalu teringat kejadian itu. Tiba-tiba aku teringat dengan kalung itu. 'Sebaiknya aku buang saja kalung pembawa sial ini'. Aku membawa kalung itu ke kamar mandi, dan membuangnya ke dalam lubang wastafel "annyeong.." aku melambaikan tangan ku ke lubang wastafel seperti mengucapkan 'selamat tinggal' untuk kalung itu. Aku memang seperti orang gila karna kejadian itu yang sudah membuatku seperti ini. Rasanya sangat lega, tetapi kenapa rasa sesak ini belum hilang juga. Apakah ini kutukan dari hanlim?
Sepertinya aku harus segera keluar dan kembali ke kasurku, atau aku akan mendengar omongan Daehyun yang cerewetnya melebihi ibuku. Dan benar saja,
"Aigo~ Yoo Youngjae! Sudah ku bilang, kau harus tetap di kasurmu dan istirahat. Kenapa kau ... aishhh!" Belum sampai ke kasur Daehyun dan eomma sudah sampai di kamarku lebih dulu dan aku pun mendengar celotehannya yang sangat mengganguku, tapi itulah yang kusuka dari temanku yang satu ini. Dia membantu untuk kembali ke kasurku layaknya seperti wanita tua yang ingin menyebrang,
"Dae, aku bisa berjalan sendiri."
"Paboya! kau itu sedang sakit. Kau tau?! Kau tertidur selama 3 hari. Aku khawatir bodoh!" Daehyun memarahiku dan memukul kepalaku yg sedang sakit ini.
"Aww! Aishhh.. baiklah baiklah. Bawa aku ke kasurku yang empuk itu sobat."

Author POV
Eomma hanya bisa tersenyum dan tertawa sesekali melihat kelakuan anaknya dan anak lelaki yang sudah ia anggap sebagai anaknya itu.
"Youngjae.. hati-hati. Jangan sampai kau membuat kepalamu terbentur." Daehyun membantu Youngjae untuk berbaring di kasurnya yang empuk itu,
"Hey sobat, kau memperlakukanku seperti yeoja chingu mu saja. Kalau aku wanita, mungkin aku sudah mendorongmu karena aku tidak mau di sentuh oleh namja playboy sepertimu." Ucap Youngjae sambil menunjukkan wajahnya yang sedang meledek Daehyun.
"Ya! Neo.." Teriak Daehyun sambil membanting tubuh Youngjae.
"Aishhhhh.." Youngjae kesakitan sambil memegang kepalanya.
"Geumanhae~ kalian ini masih saja seperti dulu." Tiba-tiba eomma berbicara dan mereka pun diam seketika.
"Nae adeul~ kenapa kau bisa pingsan?" Tanya eomma dengan wajah yang sedikit khawatir.
"Nn..Ne eomma aa..aniya .. Bukan apa apa. Aku hanya terpeleset." Jawab Youngjae dengan gugup.
"Terpeleset? Apakah kau wanita? Terpeleset pun kau pingsan." Celetuk Daehyun yang masih marah karna perlakuan Youngjae yang memanggilnya playboy. Mendengar celetukan Daehyun, Youngjae hanya bisa memasang wajah kesal seperti ingin memukul wajahnya dengan sangat keras. Sekali lagi eomma hanya bisa tertawa melihat mereka "Yasudah eomma akan kebawah mengambil makanan untuk kalian. Oh ya, dimana Himchan?" Tanya eomma sebelum dia turun.
"Himchan hyung? Dia akan kesini sebentar lagi." Jawab Daehyun dengan sopan. Berbeda sekali ketika dia berbicara dengan Youngjae.

**
"Annyeonghaseyo ahjumma." Himchan membuka pintu rumah Youngjae sambil memanggil eomma Youngjae.
"Ohhh Himchan-ssi masuklah." Eomma menyambutnya dengan hangat.
"Ne, ahjumma, Youngjae—"
"Ahjumma? panggil aku eomma, aku tidak suka dipanggil ahjumma, arraseo? Cepat kekamar, dia disana bersama Daehyun"
"Ne eomma." Himchan membungkukan badannya dan pergi ke kamar Youngjae.

"Annyeong~" Himchan membuka pintu dengan nada sedikit di permainkan.
"Oh.. hyung! Masuklah. Youngjae sedang beristirahat." Daehyun mempersilahkan hyung nya itu masuk sambil memainkan handphonenya.
"Youngjae-ssi. Wanitaku yang malang. Mengapa kau bisa terpeleset dan pingsan? Bicaralah pada oppa, hmm" Himchan meledek Youngjae sambil tertawa. Daehyun hanya pura-pura memainkan handphone nya.
"Jung Daehyun!" Youngjae berteriak karena tau itu adalah ulah dari Daehyun, Daehyun hanya tertawa bersama Himchan dan mulai meledek Youngjae hingga Youngjae marah. Mereka tertawa bersama di kamar Youngjae, membicarakan apapun yang tidak penting, membuat Youngjae melupakan kesakitan yang dirasakan nya.

**
Youngjae POV
Daehyun dan Himchan hyung pamit untuk pulang. Eomma menyuruh mereka untuk menginap disini, tapi aku suruh mereka untuk pulang saja karena jika mereka disini aku tidak bisa beristirahat karena yang mereka lakukan hanyalah tertawa dan meledek ku, memang mereka membantu ku melupakan rasa sakit ku, namun perasaan ku sedang tidak baik hari ini jadi ku suruh mereka pulang. Jam sudah menunjukan pukul 20.00, tiba-tiba saja aku ingin melihat keluar kamarku mencari sosok hantu yang selalu menggangguku setiap malam, tetapi sepertinya malam ini dia tidak akan muncul dan menggagguku lagi, karena kalung itu sudah kubuang. Akhinya aku terbebas dari semua kutukannya.

Keesokan harinya,
Pagi ini menjadi pagi yang sangat indah bagiku, semalam aku tidur dengan nyaman. Tidak terjaga saat tengah malan, tidak ada yang menggangguku lagi. Aku berangkat kesekolah menggunakan sepedaku, aku ingin menggunakan kesempatanku ini untuk bersantai menikmati jalanan menuju sekolah, awalnya eomma tidak mengizinkanku memakai sepeda karena khawatir aku akan kelelahan memakai sepeda tapi aku tetap memaksa dan ingin menggunakan sepedaku. Angin berhembus begitu sejuk, daun pepohonan bergerak sangat indah, kicauan burung mengiringi langkahku menuju sekolah, aku menghirup udara yang begitu sejuk melalui hidung ku dan masuk ke dalam paru-paru ku itu membuat dada ku tidak merasakan sesak lagi.

Di sekolah,
Aku berjalan dari parkiran khusus sepeda, entah mengapa banyak sekali orang yang melihatku. Apakah karena aku sekarang menggunakan sepedaku, atau karena mereka sudah lama tidak melihatku di sekolah,
'Ada apa dengan mereka, sepertinya aku harus bertemu Daehyun dan Himchan hyung.' 

Aku menghampiri Daehyun dan Himchan hyung yang sedang duduk di taman sekolah,
"Daehyun, Himchan hyung!"
"Yy.. Youngjae-ssi" Himchan hyung membalikkan badan nya dan memanggilku dengan gugup seperti itu dan Daehyun hanya melihatku dengan menunjukkan wajahnya yang heran.
"Waeyo? Ayo kita kekantin bersama. Ada yang aku ingin bicarakan." Aku mengajak mereka kekantin tapi entah apa yang terjadi pada mereka,
"Youngjae-ssi, kudengar ada buku baru di perpustakaan sebaiknya kau kesana, banyak orang yang mengincarnya, ayolah atau kau akan kehabisan buku itu." Begitulah ucapan Daehyun saat membujukku untuk pergi ke perpustakaan, tapi tidak bersama mereka, aku disuruh ke sana sendirian.
"Baiklah, aku akan kesana sekarang, pulang sekolah temui aku di parkiran sepeda oke?" Daehyun dan Himchan hyung langsung berbalik tanpa pamit kepadaku. 
'Ada apa dengan mereka?' Aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi.

Author POV
"Bagaimana ini hyung?" Daehyun berbisik dengan Himchan seperti menyembunyikan sesuatu.

Di perpustakaan,
'Ada apa dengan semua orang? Ada apa dengan Daehyun dan Himchan hyung? Mereka semua seperti menyembunyikan sesuatu, dan menghindari ku' benak Youngjae sambil mencari buku yang disarankan Daehyun. Setelah beberapa lama mencari Youngjae benar benar tidak menemukannya.
"Apakah Daehyun membohongiku? Jung Daehyun awas kau!" Ucap Youngjae dengan nada yang begitu kesal.
Youngjae kembali ke kelasnya dengan amarah yang begitu memuncak, dia memasuki kelasnya yang sudah ramai dengan para siswa, semua menatap nya dengan tatapan aneh, Youngjae menghiraukan semua pandangan itu. Saat guru datang,
"Yo..Youngjae." Ucap sang guru.
"Ne." Youngjae berdiri karena dipanggil sang guru.
"Apa kau baik-baik saja?" Ucap sang guru. Kini semua murid menatap Youngjae dengan tatapan aneh.
"Gwaenchana, waeyo?" Ucap Youngjae dengan kebingungan yang sangat hebat.
"Aahh tidak, duduklah." Sang guru mulai memberikan pelajaran, namun sesekali melirik Youngjae dan terus menghiraukan Youngjae.

Youngjae terus memikirkan apa yang terjadi pada nya, semua orang yang melihatnya kini menghindari nya, tidak hanya teman-teman nya, kini Daehyun dan Himchan juga menghindari nya. Youngjae pulang dan bertemu Himchan dan Daehyun di parkiran sepeda.
"Hyung, mengapa semua orang menghindariku?" Tanya Youngjae yang sudah sedikit frustasi.
"Aa..aapa? Menghindari mu? Mungkin hanya perasaan mu Youngjae." Ucap Himchan.
"Aahh hyung, bukan kah kau sudah berjanji akan menemani ku pergi ke tempat paman ku." Ucap Daehyun.
"Aah kau benar, Youngjae sebaik nya kau kembali kerumah dan beristirahatlah, dan jangan lupa untuk selalu berdoa dalam setiap langkahmu, oke?" Himchan berlalu meninggalkan Youngjae yang masih berdiri dengan sepeda nya itu. Youngjae menghela nafas dan kembali kerumah nya.

Youngjae POV
Entahlah mengapa mereka menghindari ku, akan ku lihat sampai kapan mereka menghindari ku, aku takkan bicara pada mereka, aku mengendarai sepedaku menuju rumah ku, saat di rumah aku menatap rumah didepan rumahku, rumah Hanlim. Rumah itu benar-benar tidak berpenghuni? Apa yang diinginkan Hanlim? Mengapa dia meminta bantuan ku? Mengapa harus aku? Mengapa tidak orang lain? Lamunanku terhenti saat seekor kucing melewati ku dan memasuki rumah Hanlim. 'Mengapa kucing itu kesana?' Aku berusaha menghiraukan segala pertanyaan yang muncul dalam benakku. 

Author POV
Youngjae masuk kedalam rumah nya dan mencium pipi ibunya, namun ibunya menunjukkan wajah yang begitu aneh,
"Youngjae, kau baik-baik saja?" Tanya eomma.
"Aku baik-baik saja, mengapa hari ini semua orang menatapku seperti itu, dan selalu menanyakan 'apa kau baik-baik saja Youngjae'. Mengapa semua orang menghindari ku." Ucap Youngjae.
"Beristirahatlah, kau harus segera sembuh Youngjae." Ucap eomma.
Youngjae memasuki kamar nya dan merebahkan tubuh nya yang begitu lelah. Tiga hari tidak sadarkan diri dan saat sudah sadar kini orang-orang menjauhi nya. Youngjae sedikit frustasi dengan semua ini.

**
Hari terus berlalu, Himchan dan Daehyun benar-benar menghindari Youngjae, bahkan saat bertemu Youngjae di koridor sekolah, mereka berpura-pura tidak melihat Youngjae. Saat Himchan dan Daehyun sedang makan bersama, Youngjae datang dan mereka langsung pergi, di kelas pun tempat duduk Youngjae sekarang di sudut kelas, dengan alasan teman-teman nya ingin agar Youngjae melihat pelajaran dengan jelas.
Youngjae frustasi dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Youngjae merasa kesepian sekarang, bahkan setiap kali ia pulang kerumah pun, eomma selalu menyuruh Youngjae beristirahat tanpa berbasa basi dulu. 

Youngjae berdiri di depan pintu berkaca di kamarnya, menatap keluar dan menghadap kamar Hanlim. 
'Mengapa aku sekarang merasa ada yang hilang?' Benak Youngjae.
Youngjae menatap kamar itu penuh dengan kesedihan, Youngjae merasa kehilangan dan kesepian.
'Apa aku harus melakukan nya lagi? Hanlim pergi temanku juga pergi, Hanlim selalu menggangguku namun jika dia menghilang disaat teman-temanku pergi itu lebih menyiksa diriku' Youngjae terus memikirkan Hanlim. Youngjae menguatkan hatinya, dan bergegas menuju kamar mandinya. Dia menghela nafasnya dan mulai melakukan hal konyol, Youngjae membongkar wastafel nya, tempat dia membuang kalung itu. Youngjae berharap bahwa kalung itu masih disana, Youngjae berusaha terus sekuat tenaga untuk membongkar wastafel kamar mandi nya, dia berhasil dan kalung itu memang masih disana tersangkut di sela-sela wastafel. Youngjae memegang kalung itu tepat didadanya, dan terduduk dikamar mandinya, senyum simpulnya terbentuk dibibir mungilnya.

Youngjae POV
Aku berhasil menemukan kalung itu, aku tau aku sudah gila. Ya sejak kehadiran Hanlim kini aku benar-benar merasakan hidupku berubah. Aku akan mencoba memanggil Hanlim lagi, seperti malam itu saat aku terjatuh tidak sadarkan diri akibat kesakitan yang dia buat.
Malam hari,
Aku melakukan hal yang pernah ku lakukan, duduk berhadapan ke arah kamar itu, dengan pintu berkaca yang tirainya terbuka, aku menatap dalam-dalam kedalam kamar itu, jantungku mulai berdetak tak menentu, dengan kekuatan yang penuh aku memakai kalung itu, kalung yang ku percaya dapat menghubungkanku dengan makhluk itu. 
Angin mulai berhembus ditelinga ku, tirai kamar ku mulai bergerak tak menentu, ruangan kamarku mulai gelap seperti tak ada cahaya yang menerangi, aku berusaha untuk kuat menghadapi Hanlim. Aku berpegang erat pada ranjang ku, dan saat Hanlim muncul aku akan siap.
Suasana kamarku mulai mencekam, sunyi dan sepi namun angin yang berhembus begitu terasa di tubuhku. Beberapa jam kemudian, tengah malam pun tiba. 'Ku harap dia menampakkan wajah aslinya dihadapan ku kali ini.' Itulah harapan ku. Sudah lewat tengah malam namun Hanlim tidak muncul juga, namun suasana kamarku yang mencekam tidak berhenti. Aku tetap menunggu Hanlim tiba, beberapa detik ku lalui, beberapa jam ku lewati namun Hanlim tidak juga muncul, aku begitu lelah menunggunya, mataku tidak mampu lagi untuk terjaga dan aku mulai terlelap.

Author POV
Hanlim muncul saat Youngjae sudah terlelap di ranjangnya sambil memegang kalung berliontin cincin itu. Hanlim menatap Youngjae, melihat wajah imutnya yang sedang terlelap,
"Kini kau mencariku hah? Kemarin aku di usir olehmu, dan sekarang aku membuat mu merindukan ku, kau ini manusia yang tidak punya hati." Ucap Hanlim dengan suaranya yang begitu lembut hingga Youngjae tidak dapat mendengarnya.
Hanlim masih menatap Youngjae, duduk di lantai di sisi ranjang Youngjae dengan menopang dagunya melihat Youngjae yang tertidur, senyum simpul kini terpancar dari bibir Hanlim dengan wajah pucatnya.

Keesokan paginya, 
Youngjae terbangun saat alarm dikamar nya berbunyi begitu kencang, Youngjae melihat keseluruh sudut kamarnya, apa yang dicarinya? Yaa, apalagi kalau bukan sosok Hanlim. Youngjae masih penasaran akan kehadiran sosok Hanlim di hadapan nya,
'Mengapa dia tidak muncul, ini menyebalkan.' Pikir Youngjae. Dia bergegas menuju ruang makan untuk sarapan, hari ini eomma menunjukkan wajahnya yang sedikit lega melihat keadaan Youngjae yang sudah membaik.
Youngjae pergi ke sekolah masih menggunakan sepedanya, memakai tas birunya, juga topinya yang berwarna abu-abu, memakai seragam Hanlim High School, dan tidak ketinggalan dengan kalung berliontin cincin yang tergantung di lehernya. 

**
"A..apa maksud mu?" Youngjae terkejut saat mendengar penjelasan teman-teman nya di kelas.
Youngjae tidak percaya dengan ucapan mereka, Youngjae mencari Himchan dikelasnya, dan ternyata Himchan berada di ruang latihan music bersama Daehyun.
"Hyung..!" Teriak Youngjae saat memasuki ruangan itu.
"Youngjae..!" Ucap Himchan yang terkejut melihat Youngjae tiba dengan terburu-buru.
"Apa yang terjadi? Apa aku benar terlihat aneh beberapa waktu lalu?" Tanya Youngjae membuat Daehyun dan Himchan kebingungan.
"Hyung, sebaiknya kita bicarakan sekarang." Ucap Daehyun sambil berbisik kepada Himchan.
"Hey ada apa? Apa yang kalian sembunyikan dariku?" Youngjae semakin bingung dengan apa yang terjadi.
"Youngjae ayo kita bicara di atap sekolah." Ajak Himchan.

Mereka pergi ke atap sekolah, menurut Himchan disitulah tempat yang paling nyaman untuk berbicara karena jarang sekali ada orang yang datang ke tempat itu.
"Begini, ah aku bingung harus mulai darimana." Ucap Himchan gugup.
"Ayo bicaralah." Desak Youngjae.
"Hhmm..Youngjae apa kau tidak merasakan apapun beberapa hari ini?" Tanya Daehyun.
"Aku merasakan sesuatu yang aneh pada kalian, mengapa kalian menghindari ku?" 
"Bukan pada kami Youngjae, apa yang kau rasakan pada tubuh mu atau dirimu beberapa hari ini?" Tanya Himchan.
Youngjae terdiam dan berfikir, Daehyun dan Himchan menunggu jawaban Youngjae dengan serius.
"Tidak." Singkat Youngjae. Himchan dan Daehyun menunjukkan wajah penuh rasa kesal karena jawaban singkat yang Youngjae berikan.
"Aaah.. Youngjae. Kau tau tidak selama ini.. mm .." Himchan menghentikan bicara nya karena begitu gugup.
"Ayoo beritahu aku hyung."
"Selama ini Hanlim selalu berada dibelakang mu, berjalan di belakang mu." Ucap Himchan dengan sedikit tekanan di nada bicara nya.
"Aapaaaaa?" Seketika Youngjae berteriak karena begitu terkejut mendengar penjelasan Himchan.
"Yaa, mengapa kami menjauhi mu karena Hanlim menunjukkan wajahnya yang begitu menyeramkan, matanya yang merah juga alis nya yang terangkat seakan dia menyuruh kami menjauhi mu." Ucap Himchan.
"Jj..jadi selama ini Hanlim berada di belakangku?" Himchan dan Daehyun menganggukan kepalanya. Himchan bergetar saat menjelaskan itu kepada Youngjae.
"Lalu, apa sekarang dia di sini? Mengapa aku tak merasakan apapun?" Lanjut Youngjae.
"Tidak, dia tidak di belakang mu saat ini, itu mengapa kami berani untuk bicara ini pada mu." Ucap Daehyun.
"Tapi semalam aku memakai kalung ini lagi dan aku tidak menemukan sosok Hanlim, mengapa seperti ini? Aku tidak mengerti dengan keadaan ini." Ucap Youngjae sambil menunjukkan kalung yang dipakainya, dia mulai frustasi.
"Jadi selama ini kau tidak memakai nya? Dan semalam kau baru memakai nya?" Tanya Himchan heran.
Youngjae menceritakan kejadian saat dia tidak sadarkan diri beberapa waktu lalu, penyebab nya adalah dia menantang Hanlim untuk keluar, Youngjae fikir dengan menantang Hanlim, menyuruh Hanlim pergi dari hidup nya itu akan berhasil, namun dia salah. Dan kali ini semua terjadi kebalikan nya, saat Youngjae melepaskan kalung itu Hanlim muncul dihadapan semua orang tapi tidak dihadapan Youngjae, dan saat Youngjae memakai kalung itu Hanlim tidak muncul dihadapan semua orang namun Hanlim masih juga tidak muncul dihadapan Youngjae.
"Jadi kau tidak sadarkan diri karena menolak permintaan Hanlim?" Tanya Daehyun yang sangat terkejut.
Youngjae hanya menganggukan kepalanya. Himchan juga sangat terkejut dengan pernyataan yang Youngjae ceritakan. Kini Hanlim membuat mereka bertiga kebingungan, kini bukan hanya Youngjae namun Himchan dan Daehyun juga dibuat pusing oleh Hanlim.

Sesosok bayangan melayang di dekat mereka, melihat pembicaraan mereka, dia adalah Hanlim. Hanlim menatap mereka yang sedang kebingungan.
'Kalian benar-benar konyol.'

**
Kalung itu, masih menggantung di leher Youngjae, bahkan Youngjae pun sudah merasa nyaman memakai kalung itu. Tapi entah apa yang terjadi, beberapa hari ini Hanlim tidak pernah sekali pun menampakkan dirinya dihadapan Youngjae.
"Selama ini kah dia menghilang?" Itulah yang selalu dipikirkan Youngjae setiap malam menjelang tidurnya.
"Yoo youngjae! kenapa kau ini? Biarkan saja dia menghilang dari hidupmu. Bukankah ini yg kau mau?!" Youngjae seperti orang gila yang sedang bicara dengan bayangannya di dalam cermin kamarnya, Youngjae merasa ada yang hilang dari hidupnya. Youngjae membereskan sebagian kamarnya yang berantakan. Dia membereskan sebagian barang yang berantakan di sela-sela lemarinya. Ada banyak barang disana.
"Barang siapa ini? Barangku tidak sebanyak ini. Apakah milik Daehyun? Atau Himchan hyung?" Youngjae menampakkan wajahnya yang kebingungan, saat Youngjae membereskan barang-barang dikamarnya dia menemukan sebuah kotak putih yang waktu itu jatoh dari atas lemari ketika Hanlim mengamuk. Dengan perlahan Youngjae membuka kotak tersebut, namun tiba-tiba "woaahhhh~" Youngjae mengarahkan wajahnya ke sumber suara.
"Arghhhhh! Ya! Kenapa kau selalu muncul dengan cara seperti ini?!" Youngjae berdiri dan menjauhkan tubuhnya saat dia melihat sosok Hanlim muncul di sampingnya dengan mukanya yang pucat.
"Apa kau merindukan ku?" Hanlim tersenyum sambil mendekat ke tubuh youngjae dengan wajahnya yang manis.


To be continue ~
Thanks for reading, mian untuk typo yang bertebaran. Tinggalkan jejak chingudeul~
Gamshahamnida /bungkuk/
@jumpinghimes
@youzza_nisarr